1 PB
1 PB
2, Oktober 2020
Received: 14 Januari 2020 | Accepted: 04 September 2020 | Published: 31 Oktober 2020
Abstrak
Pencabutan pemberlakuan otonomi khusus bagi Kashmir dan Jammu pasca
disahkannya Perintah Presidensial Parlemen India tentang pencabutan pasal
370 merupakan salah satu upaya reorganisasi undang-undang Kashmir dan
Jammu pada 5 Agustus 2019. Upaya ini pula bertujuan untuk mengukuhkan
wilayah Kashmir dan Jammu kedalam satu pemerintahan Uni India.
Pemerintah India menganggap langkah ini sebagai sebuah upaya
penyelesaian konflik berkepanjangan di Kashmir dengan berdalih pemerataan
kesejahteraan, namun berbeda halnya dengan penduduk Kashmir yang
menganggap langkah ini akan mempersulit mereka baik dalam segi ekonomi,
sosial dan budaya. Hingga akhirnya konflik pun kembali pecah antara
pemerintah India dan Kashmir. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
alasan pemerintah India mencabut pasal 370 serta perkembangan perebutan
wilayah Kashmir antara India-Pakistan. Metode penelitian yang digunakan
adalah kualitatif dengan melakukan studi literatur untuk memperoleh data
yang diperlukan, sedangkan untuk jenis penelitiannya adalah eksplanatif.
Teori yang digunakan untuk menganalisis kasus ini adalah rasional aktor dari
Graham T. Allison.
Abstract
The revocation of special autonomy for Kashmir and Jammu after the
adoption of the Indian Parliament Presidental Order regarding the cancellation
of article 370 is an attempt to reorganize the Kashmir and Jammu laws on 5
August 2019. This effort also aims to strengthen Kashmir and Jammu
territories under the administration of the Indian Union. The Indian
Government considers this step to resolve the prolonged conflict in Kashmir
on the pretext of equal distribution of welfare. Still, it is different for the
Kashmir people who believe this step will complicate them economically,
socially, and culturally. Finally, the conflict broke out again between the Indian
Government and Kashmir. This writing aims to determine why the Indian
Government revoked article 370 and the development of the Kashmir struggle
Between India and Pakistan. The research method used is qualitative by
conducting literature studies to obtain the data needed, while this type of
research is explanative. The theory used to analyze this case is the rational
actor from Graham T. Allison.
alternatif dengan hasil tertinggi sebagai kualitatif karena sumber data-data dalam
usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian ini didapat dari studi pustaka.
dalam keputusan kebijakannya (Paramita, Sedangkan, metode analisa data
2013). yang dilakukan oleh peneliti melalui tiga
Lebih lanjut, dalam kasus tahapan yakni (Huberman, 1992): Reduksi
pencabutan status khusus Kashmir ini Data, diartikan sebagai proses atau
merjuk pada Perdana Menteri India yakni, tahapan pemilihan, pemusatan perhatian
Narendra Modi yang mencanangkan pada penyederhanaan, pengabstraksian,
kebijakan pencabutan pasal 370 dan transformasi data kasar yang didapat
(Wirayudha, 2019). Narendra Modi selama pengumpulan data atau data yang
merupakan seorang Hindu sekuler yang muncul dari catatan-catan tertulis. Dalam
sangat menginginkan adanya integrasi tahapan ini peneliti berusaha untuk
Kashmir dalam satu pemerintahan India mengorganisir data sehingga dapat ditarik
(Wirayudha, 2019). Dengan Modi sebuah kesimpulan final serta dapat
memberlakukan kebijakan ini, berarti tujuan diverifikasi. Penyajian data, di mana pada
utama yang ingin ia capai adalah tahapan ini telah ada sekumpulan informasi
menjadikan Kashmir dan Jammu sebagai yang tersusun, sehingga dapat menentukan
salah satu kekuasaan India dibawah tindakan selanjutnya dan penarikan
pemerintahannya, dengan sasaran kesimpulan. Menarik kesimpulan, pada
memperlebar kekuasaan India dalam tahapan ini peneliti malakukan verifikasi
daratan Asia Selatan serta kepentingan ulang tau peninjauan kembali terhadap data
ekonomi. Aternatif ini dipilih dengan alasan yang telah ada, sehingga didapat sebuah
bahwa pencabutan status istimewa kesimpulan final yang valid.
memang sudah menjadi pembahasan yang Jenis data dalam penelitian ini
cukup lama dan umum di meja politik India. adalah data sekunder, yang diperoleh
Sedangakan konsekuensi yang sudah melalui dokumentasi atau library research
dipertimbangkan India tentunya terkait dalam pengumpulan datanya, metode
respon Pakistan, serta rakyat Kashmir dan dokumentasi merupakan tindakan
Jammu yang akan menolak, namun hal ini pencarian data mengenai hal-hal atau
diabaikn India demi mencapai kepentingan variabel yang berupa catatan, transkrip,
yang jauh lebih menguntung yakni, buku, surat kabar, website dan lain
menaruh Kashmir dan Jammu yang kaya sebagainya yang diterbitkan oleh lembaga,
SDAnya ke dalam satu pemerintahan India. atau instansi yang memiliki korelasi dengan
Dengan kenyataan inilah yang kemudian topik yang akan diteliti oleh peneliti.
menjadikan Modi tetap teguh dalam Adapun, dalam penulisan ini
pendiriannya untuk mencabut status penulis berusaha menjelaskan alasan yang
khusus Kashmir dan Jammu untuk mendasari pemerintah India mencabut
meletakan keduanya di bawah status khusus pemerintahan otonom
kekuasaanya meski mendapat kecaman Kashmir dan Jammu. Di sisi Lain, penulis
dari Pakistan dan China (Serambinews, berusaha memberikan gambaran
2019). perkembangan wilayah Kashmir dan
jammu, terutama pasca mengudaranya
METODE kebijakan pemerintah India dalam
Jenis penelitian ini adalah mengambil alih pemerintahan Kashmir
eksplanatif, di mana penelitian eksplanatif melalui pencabutan pasal 370.
merupakan sebuah penelitian yang
berupaya untuk menjawab pertanyaan HASIL DAN PEMBAHASAN
“mengapa?”, atau lebih tepatnya upaya Perkembangan Konflik Kashmir
untuk menjelaskan atau meramalkan Konflik Kashmir yang menjadi
tingkah laku tertentu dari aktor-aktor atau perebutan India-Pakistan dimulai pertama
fenomena yang menjadi subjek penelitian kalinya pada 1947. Pada tahun ini, India
(Mas’oed, 1990). Penelitian ini dikatakan pecah menjadi dua kubu hingga
sebagai penelitian eksplanatif, dikarenakan mengakibatkan berdirinya negara baru
peneliti ingin menjelaskan alasan yakni, Pakistan dengan mayoritas muslim
Pemerintah India mencabut hak status yang menandakan pula kemerdekaan bagi
khusus otonomi Kashmir serta menjelaskan kedua negara pasca kolonial Inggris
perkembangan konflik perebutan wilayah (Armandhanu, 2016). Sementara itu,
Kashmir oleh India-Pakistan. Selain itu, Kashmir yang berada diantara kedua
penelitian ini menggunakan pendekatan negara yang baru merdeka itu merupakan
wilayah independen yang dipimpin oleh
Maharaja Singh, yang pada akhirnya memungkinkan menjadi kenyataan, hal ini
menjadi wilayah perbutan antara India- dikarenakan Rakyat di wilayah Jammu,
Pakistan (Schofield, 2003). Pada Ladakh dan Kargil yang mayoritas dalah
perekembangannya Maharaja Singh Budha dan Muslim Syiah menentang
memilih untuk bergabung dengan negara gerakan protes tersebut dan sebagain dari
Hindu Sekuler atau India, karena pada mereka (orang-orang Hindu dan Singh)
dasarnya ia beragama Hindu. Hal ini secara naluriah meganggap diri mereka
dianggap sebagai keputusan yang tidak sebagai kesatuan dari Uni India (Nasr,
bijak mengingat rakyat kashmir umumnya 2005).
merupakan mayoritas muslim. Pasca Lebih lanjut, pada 1989 kembali
kemerdekaan kedua negara pada tahun terjadi perang yang dipicu oleh rasa
1947, momen ini bukan digunakan masing- kebencian rakyat Muslim terhadap
masing negara sebagai momentum pemerintah India yang otoriter serta adanya
pembenahan infrastuktur pememrintahan, kecurigaan India terhadap Pakistan yang
ekonomi, maupun sosial melainkan memberikan bantuan senjata dan melatih
dihabiskan untuk berperang satu sama lain gerakan oposisi Kashmir. Sengketa yang
untuk memperebutkan kepemilikan wilayah mengarah pada konflik berpotensi perang,
Kashmir. hingga pecahnya perang yang
Perang pada 1947 yang berlarut- sesungguhnya ini, pada perkembangan di
larut akhirnya membawa permasalahan ini tahun-tahun selanjutnya banyak didasari
dilirik oleh lembaga dunia PBB. PBB oleh rasa saling curiga antara India-
melalui wewenangnya berusaha untuk Pakistan. Sentimen serta rasa saling curiga
menjadi penengah antara kedua negara inilah yang pada gilirannya menjadi
yang tengah berkonflik, dengan cara penyebab sulitnya mencari jalan tengah
mengadakan berbagai forum negosiasi dalam negosiasi atau bahkan mencapai
seperti; Tashkent 1966, Simla 1972, dan kata damai.
Lahore 1999 serta pembentukan Pengamat
Militer PBB di India-Pakistan/United Nations Pencabutan Pasal 370 Tentang Status
Military Observer Group in India and Khusus Kashmir Oleh Pemerintah India
Pakistan (UNMOGIP), sebagai upaya Kebijakan pemerintah India untuk
langsung menjaga perdamaian India- mencabut Pasal 370 yang mengatur
Pakistan ketika pada masa genjatan tentang status khusus Kahsmir dan Jammu
senjata pada 1949 (Schofield, 2003). Meski resmi telah disahkan pada tanggal 31
demikian perang kembali berlanjut pada Oktober 2019 (Hasan, 2019). Kenyataan
1965, pada perang ini PBB menegaskan pencabutan pasal 370 oleh Perdana
bahwa batasa garis genjatan senjata tetap Menteri India Narendra Modi tentang
menjadi perbatasan de facto (Schofield, kebebasan negara bagian untuk memiliki
2003). Perang kembali berlanjut pada 1971 wewenang dalam mengatur pemerintahan
dimana pada saat itu sekaligus menjadi dalam negara bagiannya sendiri, membuat
momentum berpisahnya Pakistan Timur aturan hukum secara mandiri, lagu
yang mayoritas Hindu menjadi negara kebangsaannya sendiri, simbol negaranya
Bangladesh (Kompas Internasional., 2019). sendiri serta menentukan benderanya
Pada 1989 terdapat gerakan protes sendiri (Pandey, 2019), mendapat respon
melalui senjata dari penduduk muslim penolakan dari rakyat Kashmir. Hal ini
Lembah Kashmir yang merupakan bentuk mendapat respon negatif pula dari Pakistan
penolakan mereka terhadap pemerintahan selaku negara tetangga sekaligus rival India
Uni India (Nasr, 2005). Protes ini tidak dalam memperebutkan wilyah Kashmir.
mendapat cukup respon dari pemerintah Terkait permasalahan ini, Pakistan
India, hal ini dikarenakan kurangnya bersama dengan China mengecam
kebulatan suara yang jelas dari tujuan tindakan pemerintah India (Dante, 2019).
gerakan mereka, dimana terdapat dua Pakistan bahkan mengancam akan
kubu; kubu pertama mengharapkan mengusir duta besar India di Pakistan dan
diadakannya voting untuk kemudian menarik perwakilan tertingginya di New
bersatu dengan Pakistan sedangkan kubu Delhi (CNN Indonesia, 2019)
kedua menginginkan voting bagi Perdana Menteri Pakistan, Imran
kemerdekaan seluruh negara bagian Khan menyatakan bahwa India tidak
Lembah Kashmir termasuk wilayah yang mematuhi 11 Resolusi Dewan Keamanan
dikuasai oleh India-Pakistan (Nasr, 2005). PBB tentang Kashmir 1948, serta
Namun kemerdekaan bagi seluruh negara mempertanyakan peran PBB dalam kasus
bagian nampaknya masih belum keamanan wilayah Kashmir, yang dianggap
gagal (BBC News Indonesia., 2019). Khan Pasal 370 awalnya dimasukkan kedalam
juga menyatakan siap berperang kembali konstitusi India sebagai ketentuan
jika India tidak segera menarik kebijakan sementara namun, pembahasan terkait
tersebut (Wirayudha, 2019). Lebih lanjut, pasal ini sangat sensitif hingga pada
Khan juga menyampaikan kekhawatiran akhirnya pasal ini menjadi langgeng hingga
sekaligus kecurigaan dibalik kebijakan kurang lebih 67 tahun lamanya, sehingga
pemerintah India yang kontroversi ini, pemerintah India menilai bahwa pasal ini
sebagai sebuah langkah yang dapat dalam perkembangannya menciptakan
mengarah pada pembersihan etnis. banyak masalah (Pandey, 2019).
Sedangkan dari pihak India, Modi Pemerintah India menambahkan pula
mengatakan bahwa tindakan India bahwa adanya pasal 370 dan 35A pada
mencabut status khusus Kashmir dan praktiknya sangat menghambat dalam
Jammu sudah sesuai dengan konstitusi dan proses penghapusan terorisme di wilayah
telah mengikuti semua prosedur resmi tersebut (Bhardwaj, 2019).
ketika merealisasikannya (BBC, 2019). Hal Sebagian besar akademisi India
ini ditegaskan kembali oleh Modi bahwa beranggapan bahwa adanya pasal 370 ini
partai yang berkuasa saat ini partai BJP, malah memberi efek buruk untuk wilayah
telah lama menentang status khusus Kashmir dan Jammu itu sendiri. Hal ini
Kashmir dan kebijakan pencabutan ini telah dinyatakan oleh Brig Narender Kumar
masuk dalam agenda dari kampanye partai dalam penelitian yang berjudul Rewriting
dalam pemilu tahun 2019 ini (BBC, 2019). the New Narrative of Jammu and Kashmir.
Modi mengatakan, pertimbangan kebijakan Dalam karyanya ini, Kumar menyatakan
ini dikaitkan pula dengan bentrok yang bahwa adanya Pasal 370 hanya akan
kembali pecah di Kashmir antara membuat disjungsi antara hukum dan
perbatasan India-Pakistan, hingga negara yangmembawa pada pembusukan
menewaskan empat aparat India dan tiga sistemik, pembiakan praktik korupsi,
militan pada akhir Juli lalu. ketidak stabilan, kekerasan dan
Namun, usaha India dalam upaya collapsenya lembaga-lembaga pemerintah
reorganisasi Kashmir dan Jammu dalam (Kumar, 2020). Hal serupa dinyatakan pula
Uni India melalui pencabutan status khusus oleh Mishra, yang menyatakan bahwa
ini tidak berjalan dengan baik. Hal ini Pasal 370 hanya menguntungkan bagi para
dibuktikan dengan adanya berbagai penguasa dan bukan untuk rakyat,
pemberontakan dari kelompok oposisi sehingga tidak progresif, diskriminatif dan
Kashmir yang menolak pencabutan status dapat memberikan ancaman keamanan
khusus Kashmir. Baku hantam bahkan nasional pula (Mishra, 2015). Senada
serangan bersenjata antara aparat dengan Kumar dan Mishra, Priyadarshi dan
kepolisian India dengan kelompok oposisi Bhardwaj menyatakan pula bahwa hadirnya
pun tidak terhindarkan. Sedangkan di Pasal 370 ini digunakan Pakistan sebagai
wilayah Jammu relatif tenang karena senjata mereka untuk merebut wilayah
secara naluriah, sudah menganggap diri Kashmir dan Jammu (Bhardwaj, 2019).
mereka sebagai bagian dari Uni India. menurut hemat penulis, hadirnya Pasal 370
Semenjak disahkannya pencabutan status ini digunakan untuk memenangkan hatai
khusus Kashmir dan Jammu, pemerintah rakyat Kashmir dan Jammu agar tetap
India mulai menetapkan jam malam dan menjadi negara bagian Uni India, sehingga
membatasi pergerakan warga di Kashmir otonomi khusus yang diberikan merupakan
(Wirayudha, 2019). Begitu pula akses upaya soft diplomacy pemerintah India
terhadap internet dan telepon yang ditutup, dalam mempertahankan keutuhan
guna menangani kelompok oposisi dan wilayahnya. namun, seiring berjalannya
mengupayakan pemulihan kedamaian di konflik India-Pakistan pemberian Status
Kashmir. Selain itu, Pemerintah India Khusus ini dapat berbalik menjadi
melakukan penangkapan ke 400 politisi bumerang apabila pemerintah India tidak
Kashmir yang diduga berpihak kepada mampu pengaruhnya untuk benar-benar
kelompok oposisi (Wirayudha, 2019). memenangkan hati rakyat Kashmir dan
Hadirnya Pasal 370 pada tanggal Jammu.
26 Oktober 1947 atas prakarsa Kosntitusi Pembentukan politik di Kashmir
India melalui Instrumen Aksesi merupakan dan Jammu yang bersifat eksploitatif dalam
salah satu upaya untuk melindungi orang- hal wewenang menyebabkan kurangnya
orang Kashmir dan Jammu serta akuntabilitas dan transparansi dalam
meredakan konflik disepanjang negara pemerintahan. Kurangnya
bagian Kashmir dan Jammu (Mishra, 2015). penyelenggaraan pemerintahan inilah yang
diyakini oleh para akademisi sebagi salah mengharuskan Pemerintahan Kashmir dan
satu alasan utama ketidakpuasan rakyat Jammu mengekor pada kebijakan-
dengan pemerintah negara bagian maupun kebijakan dan peraturan-peraturan
pemerintah pusat (Kumar, 2020), meski Pemerintah Delhi, Kashmir dan Jammu
demikian terdapat pula perdebatan apakah akan dibagi menjadi 2 wilayah yakni;
Pasal 370 ini harus dihapus atau tidak. negara bagian persatuan Jammu dan
Menurut pendekatan interpretivist Kashmir, serta Ladakh. Masing-masing
menyatakan 4 argumen bahwa (Hoskote, wilyah akan dipimpin dua Gubernur Letnan
2017) 1.) Pasal 370 menciptakan yakni, Girish Chandra Murmu dan Radha
ketimpangan di India, 2.) Retensi Pasal 370 Krishna Mathur (Serambinews, 2019).
memungkinkan masalah kontroversial Sedangkan, kantor Gubernur dan otoritas
memburuk, 3.) Konsekuensi dari Pasal 370 eksekutif tertinggi akan berubah menjadi
menciptakan ketimpangan dalam Kashmir Gubernur Letnan yang akan melapor
dan Jammu, 4.) Politik Pasal 370 adalah kepada Sekretaris India di New Delhi
manifestasi dari pengaruh politik yang (Serambinews, 2019). Konsekuensi lain
terbatas. Sedangkan di sisi lain, para siswa dari dicabutnya status khusus Kashmir dan
dan pemuda Kashmir dan Jammu sebagian Jammu adalah sistem hukum serta
besar menentang pencabutan Pasal 370. pemerintahannya yang akan seragam
Mereka percaya bahwa dengan danya dengan sejumlah negara bagian di India,
pencabutan pasal ini akan meningkatkan kebebasan berkonstitusi dan perlindungan
perbedaan antara Pemerintah India dan warga lokal akan hilang. Hal ini
rakyat Kashmir dan Jammu, Hal ini dikarenakan bersamaan dengan dicabutnya
berdasarkan pada penelitian Bilal Ahmad pasal 370 maka pasal No. 35A menjadi
Bhat dengan wawancara sejumlah 400 tidak berlaku, sehingga warga luar Kashmir
siswa dan Pemuda Kashmir dan Jammu akan diizinkan berdiam dan memiliki tanah
(Bhat, 2019). di wilayah Kashmir yang sebelumnya
Kebijakan India dalam mencabut dilarang (Serambinews, 2019).
status khusus Kashmir ini selain
Lebih lanjut, tindakan Pemerintah dalam Kashmir dan Jammu sendiri, adakah
mencabut pasal 370 ini didasari dengan diskriminasi pasca penghapusan Pasal 370, dan
beberapa pertimbangan. Aspek Sosial; benarkah kesejahteraan benar-benar tercapai
Membawa kemakmuran yang merata, dengan ketika adanya penghapusan Pasal tersebut
cara pembangunan ekonomi dikawasan serta terutama pada aspek ekonomi, HAM, sosial dan
mengintegrasikannya dengan seluruh negara. budaya.
Aspek Keamanan; Mengurangi ancaman
militasi. Aspek Sovereignty; Sebagai bentuk
DAFTAR PUSTAKA
upaya diplomasi yang baik untuk menangani
Armandhanu, D. C. I. (2016). Sejarah Konflik
perselisihan wilayah serta ancaman serangan
Puluhan Tahun India dan Pakistan di
dari Pakistan, sekaligus bentuk pegukuhan
Kashmir. Retrieved November 6, 2019,
teritorial Kashmir sebagai kesatuan dari India.
from
Dari beberapa faktor tersebut, penulis
https://www.cnnindonesia.com/internasion
menyatakan bahwa, tujuan paling utama dari
al/20161003144302-113-162944/sejarah-
kebijakan pencabutan status khusus Kashmir
konflik-puluhan-tahun-india-dan-pakistan-
dan Jammu adalah terkait aspek sovereignty
di-kashmir
yang ingin ditegaskan India kepada Pakistan
Ayunda, K. M. dan A. D. R. (n.d.). Konflik India
bahwa Kashmir merupakan bagian dari wilayah
dan Pakistan Mengenai Wilayah Kashmir
India dengan cara integrasi total ke dalam satu
Beserta Dampaknya (1947-1970).
pemerintahan, yakni Uni India. Tidak lupa pula
Retrieved November 5, 2019, from
kepentingan nasional terselubung pemerintah
http://docplayer.info/83261336-Konflik-
India terkait Aspek ekonomi; tanpa Kashmir,
india-dan-pakistan-mengenai-wilayah-
India akan kehilangan pendapatan perdagangan
kashmir-beserta-dampaknya.html
di Asia Tengah, hal ini dikarenkan letak
BBC News Indonesia. (2019). Konflik Kashmir:
geografis Kashmir yang memiliki akses fisik
PM Pakistan Imran Khan Anggap PBB
secara langsung dengan Afhganistan dan
Bertanggung Jawab Jika Sampai Pecah
Xinjiang yang merupakan jantung penghidupan
Perang dengan India. Retrieved November
bagi India, potensi wisata alamnya yang sangat
5, 2019, from
menjanjikan, serta dari segi resources; Kashmir
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-
memiliki SDA yang melimpah dengan tanahnya
49313501
yang subur.
Bhardwaj, S. H. (2019). Equality in Law in
Context of Abrogation of Article 370 & 35A
SIMPULAN DAN SARAN
of Jammu & Kashmir. Journal of The
Pencabutan Pasal 370 tentang
Gujarat Reserch Society, 16–23.
pemberian hak khusus otonomi untuk Kashmir
Bhat, B. A. (2019). A study on Jammu and
dan Jammu awalnya hanya bersifat sementara
Kashmir Present, Past and Views of
dengan tujuan untuk meredahkan konflik di
Students on Article 370 Abrogation.
wilayah Kashmir dan Jammu. Namun dalam
International Journal of Latest Research in
perkembangannya rakyat Kashmir dan Jammu
Humanities and Social Science
mulai merasa bahwa memang sudah
(IJLRHSS), 1–11.
sewajarnya bahwa Pasal 370 diberikan kepadaa
CNN Indonesia. (2019). India Pilih Bersikap
mereka dan menjadi hak mereka mengingat
Netral Terkait konflik Kashmir. Retrieved
penderitaan yang mereka alami selama masa
November 7, 2019, from
konflik. Hinngga pada gilirannya pembahasan
https://www.cnnindonesia.com/internasion
terkait Pasal 370 menjadi sebuah hal yang
al/20190814123149-106-
tabuh untuk dibicarakan dan akan memancing
421206/indonesia-pilih-bersikap-netral-
sentimen dari rakyat Kashmir dan Jammu.
terkait-konflik-kashmir
Meski demikian, pemerintah India ingin
Dante, V. (2019). China dan Pakistan Kecam
mengintegrasikan Kashmir dan Jammu kedalam
India Soal Pencabutan Ststus Khusus
Uni India dengan cara mencabut Pasal 370.
Kashmir. Retrieved November 7, 2019,
Rasionalisasi Pemerintah India dalam
from https://www.alinea.id/dunia/as-desak-
melakukan integrasi tidak lain adalah aspek
india-dan-pakistan-turunkan-ketegangan-
Sovereignty. Dalam hal ini pemerintah India
soal-kashmir-b1Xld9m7L
berusaha menegaskan kembali wilayah
Hasan, A. R. (2019). India Resmi Membelah
kedaulatannya terhadap Pakistan. Penulis
dan Menurunkan Status Jammu-Kashmir.
merekomendasikan bagi peneliti selanjutnya
Retrieved November 8, 2019, from
untuk melihat perkembangan dan realisasi
https://www.liputan6.com/global/read/4099
integrasi Kashmir dan Jammu ke dalam satu
996/india-resmi-membelah-dan-
konstitusi Uni India terutama terhadap warga