Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lebih dari separuh kematian karena trauma kepala disebabkan oleh
hipertensi intrakranial. Kenaikan tekanan intrakranial (TIK) dihubungkan
dengan penurunan tekanan perfusi dan aliran darah serebral (CBF) dibawah
tingkat kritis (60 mmHg) à berakibat kerusakan otak iskemik. Pengendalian
TIK yang berhasil mampu meningkatkan outcome yang signifikan.
Telah dikembangkan pemantauan TIK tapi belum ditemukan metode
yang lebih akurat dan non invasive. Semoga dengan adanya makalah ini, dapat
membantu perawat dalam melakukan pengamatan penting karena otak
letaknya terkurung dalam kerangka yang kaku, penekanan tekanan dalam
rongga tengkorak dapat menghambat aliran darah otak yang bisa berakibat
gangguan fungsi otak yang permanen. Tengkorak bayi, yang belum kaku,
merupakan kekecualian dan penekanan tekanan intrakranial dapat diamati
sebagai penonjolan fontanel. Pemantauan TIK yang berkesinambungan bisa
menunjukkan indikasi yang tepat untuk mulai terapi dan mengefektifkan
terapi, serta menentukan prognosis.
Pressure (Tekanan Intracranial) adalah tekanan yang ada di dalam tulang
kranium yang mana berisi otak, sistem vaskuler cerebral dan cairan
cerebrospinal. Tekanan biasanya diukur melalui caioran otak dengan tekanan
normal antara 5 - 15 mmHg atau antara 60 - 180 mmH2O. Tekanan diatas 250
mmH2O disebut peningkatan tekanan intracranial dan gejala-gejala serius dari
gangguan penyakit yang menyertai akan muncul. TIK yang diukur melalui
lumbal fungsi biasanya tidak terlalu akurat karena apabila ada sumbatan pada
jalur kortikospinal akan mendapatkan hasil yang kurang akurat. Contoh ada
obstruksi antara otak dan medulla spinalis, tekanan pada lumbal mungkin
normal dan pada cranial atau otak akan terjadi tekanan sangat tinggi sehingga
dalam monitoring TIK sering dipakai fungsi cisterna (fungsi tulang kranium).
Seperti telah disebutkan terdahulu dalam tulang kranium terdapat tiga
kompartemen yang mengisi intracranial yang mana akan memberikan

1
2

kontribusi terhadap TIK. Kompartemen tersebut adalah parenkim otak, sistem


pembuluh darah otak dan system cairan serebrospinal. Berat otak orang
dewasa berkisar antara 1,3 - 1,5 kg atau 2 % dari berat badan dan 70 – 80
%nya adalah cairan intra dan ekstraseluler. Massa ini secara anatomi dipisah
oleh lapisan duramater. Pemisah yang paling penting adalah Falk cerebri yang
mana memisahkan hemisfer di atasnya, tentorial serebelum pemisah lobus
oksipital inferior dengan serebelum. Tentorium serebelum berisi kira-kira
kumpulan batang otak atas dan disebut incisura tentorial notch. Pada dasarnya
otak mempunyai viskositas yang tidak mudah tertekan, namun bila ada
tekanan yang berlebihan akan menimbulkan pemindahan jaringan otak dan
terjadi disfungsi serebral. Penekanan jaringan kedalam incisura (herniasi) akan
menimbulkan terganggunya pusat vital di batang otak dan disertai adanya
gangguan berbagai saraf cranial yang tergantung pada seberapa besar tekanan
yang dialaminya. Disamping itu jaringan otak ini dapat juga mengalami
kerusakan atau nekrosis bila mengalami benturan langsung atau iskemia yang
menimbulkan gangguan metabolisme otak. Kompartemen yang kedua adalah
cairan serebrospinal yang diproduksi setiap hari. Akan tetapi sebagian besar
dari produksi tersebut diserap kembali. CSF ini diproduksi di ventrikel empat
otak dan disalurkan ke saluran kortikospinal dan berada di ruangn
subarachnoid. Jumlah cairan otak dalam keadaan normal + 135 mL ditambah
dengan cairan serosa yang berada pada ruanng lainnya (epidural dan subdural)
sekitar 15 mL.bila ada gangguan baik pada produksi, salurannya ataupun
absorpsinya maka akan terjadi akumulasi cairan tersebut di otak dan
menimbulkan peniongkatan TIK. Hal ini mungkin juga terjadi akibat adanya
kerusakan pada sistem penyerapan di vili-vili arachnoid. Kompartemen ketiga
adalah sistem pembuluh darah otak. Darah yang berada di otak baik vena
maupun arteri adalah sekitar 150 mL. Pembuluh darah ini pun dapat terganggu
dengan berbagai cara. Seperti oklusi atau dilatasi sehingga akan
mempengaruhi besarnya aliran darah dan pada akhirnya dapat mempengaruhi
TIK.
Akibat penurunan dan peningkatan aliran darah adalah sebagai berikut :
Tekanan darah meningkat secara akut à Meningkatkan volume darah serebral
3

(tekanan, ekstravasasi, edema) à Tekanan intracranial meningkat à Tekanan


darah menurun secara akut à Volume darah serebral menurun à Tekanan
perfusi serebral menurun à Hipoksia, hiperkarbia, asidosis à Tekanan
intracranial meningkat. Prosentase dari masing-masing komponen volume
intracranial adalah sebagian otak paling besar yaitu 87 %, volume darah 3 – 4
% dan CSF berkisar 9 – 10 %.
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini


adalah

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar ini, mahasiswa mampu memahami dan
mengerti asuhan keperawatan pada pasien yang menderita tekenen intra
cranial
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi peningkatan tekanan intra kranial (TIK)
b. Untuk mengetahui etiologi dari peningkatan TIK
c. Untuk menjelaskan patofisiologi dari peningkatan TIK
d. Utnuk menjelaskan manifestasi klinis dari peningkatan TIK
e. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan
untuk peningkatan TIK
f. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada peningkatan TIK
g. Untuk menjelaskan penatalaksanaan dari peningkatan TIK
h. Untuk menjelaskan askep pada peningkatan tekanan intra cranial

1.2 Manfaat Penulisan


Agar bisa menegakkan Asuhan Keperawatan Kritis TIK yang professional.

Anda mungkin juga menyukai