Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENGARUH TINGKAT REDAMAN SHOCK UPSIDE DOWN PADA KENDARAAN

BERMOTOR YAMAHA BYSON 150 CC


Dedy Muji Prasetyo, Eko Prasetyo
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unversitas Pancasila
dedymuji@gmail.com, eko170424@gmail.com

ABSTRAK
Sistem suspensi merupakan salah satu komponen yang penting pada setiap kendaraan bermotor.
Jika sistem suspensi terganggu, maka akan mempengaruhi kenyamanan dan keamanan berkendara si
pengguna. Pemakaian shock upside down dipilih oleh beberapa pengguna kendaraan bermotor besar untuk
menunjang kenyaman berkendara mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh
tingkat redaman shock upside down pada kendaraan bermotor Yamaha Byson 150 cc. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah tingkat redaman, sedangkan variabel dependennya adalah shock upside down.
Peneliti menggunakan kendaraan bermotor Yamaha Byson 150 cc sebagai sampel penelitian.
Katakunci : sistem suspensi, tingkat redaman, getaran mekanik, shock upside down

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perkembangan dunia industri dan teknologi terus mengalami kemajuan yang sangat pesat, salah
satunya dibidang otomotif. Perkembangan yang terjadi berasal dari permintaan konsumen yang
menginginkan kendaraan yang lebih baik. Berbagai macam teknologi otomotif telah ditemukan dan
dikembangkan dalam upaya memberikan kondisi terbaik bagi masyarakat dalam berkendara
Untuk mengatasi hal tersebut tentunya perlu dilakukan pengembangan terhadap spare part sepeda
motor agar didapatkan hasil yang lebih efisien namun tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan saat
berkendara. Salah satunya adalah sistem suspensi pada sepeda motor. Sistem tersebut memiliki fungsi
sebagai penghubung badan kendaraan dengan roda, dengan tujuan untuk melindungi dari kejutan-kejutan
yang timbul pada kendaraan. Dalam hal ini sering ditemukan suatu permasalahan yang timbul pada saat
berkendara yaitu getaran yang berlebih. Getaran ini apabila tidak diantisipasi maka akan menyebabkan
kegagalan pada mesin, berkurangnya tingkat keamanan pada kendaraan bermotor serta perasaan tidak
nyaman pada penumpang.
Oleh karena itu modifikasi kendaraan di anggap perlu jika pengguna kendaraan khusunya roda dua
mengalami ketidak nyamana ketika berkendara dan ingin memaksimalkan kerja mesin motor nya. Tujuan
peneliti adalah mencarikan solusi agar pengendara merasakan kenyamanan ketika memacu kendaraannya
dengan mengati salah satu komponen yang bisa meredam getaran.
Komponen kendaraan untuk meredam getaran adalah shock absorber, oleh karena itu pada
penelitian ini fokus pada analisa tingkat redaman shock absorber pada kendaraan bermotor roda dua. Di
bawah ini shock absorber yang digunakan untuk penelitian yaitu jenis shock absobear upside down pada
kendaraan Yamaha byson 150 cc.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem suspensi
Suspensi pada dasarnya merupakan bagian dari chasis yang dipasangkan di antara body atau rangka
dengan roda-roda yang berfungsi untuk meredam getaran- getaran atau kejutan-kejutan (beban dinamis)
yang ditimbulkan oleh keadaan jalan dan juga berfungsi sebagai tumpuan atau penahan berat kendaraan
(beban statis). Kontruksi suspensi dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat berjalan dengan nyaman
dan aman. Maka dari itu suspensi harus dapat:
1. Menyerap bantingan dan goncangan akibat kondisi jalan.
2. Meneruskan gaya pengereman dan pengemudian.
3. Memungkinkan roda tetap pada jalan.
4. Mengatar gerak roda.

Gambar 1 Shock Upside Down


Sistem suspensi ditujukan untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi pengemudi maupun
penumpang kendaraan. Sistem suspensi dirancang untuk menahan getaran akibat benturan roda dengan
kondisi jalan. Selain itu, sistem suspensi diharapkan mampu untuk membuat lembut saat sepeda motor
menikung, sehingga mudah dikendalikan. Dengan sistem suspensi juga, getaran akibat kerja mesin dapat
diredam. Semua kegunaan sistem suspensi tadi, pada akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
bekerjanya sistem suspensi,

B. Sistem peredam
Jika sistem suspensi hanya dilengkapi dengan sebuah pegas saja,maka setiap kendaraan yang
menghantam bump akan mengalami pantulan yang naik turun selama beberapa kali pada frekuensi natural
pegasnya Sistem suspensi bekerja dalam dua siklus yaitu siklus kompresi dan siklus rebound
a. Siklus Kompresi
Saat shock absorber ditekan karena gaya osilasi dari pegas suspensi, maka gerakan shock absorber
memendek. Siklus kompresi terjadi ketika piston bergerak ke bawah, menekan fluida hidrolik di
dalam ruang bawah piston. Minyak shock absorber yang berada di bawah piston akan naik ke ruang
atas piston melalui lubang yang ada pada piston. Sementara lubang kecil (orifice) pada piston
tertutup karena katup menutup saluran orifice tersebut.
b. Siklus rebound
Pada saat rebound, piston di dalam tabung akan bergerak dari bawah naik ke atas. Gerakan naik
piston ini membuat minyak shock absorber yang sudah berada di atas menjadi tertekan. Minyak
shock absorber ini akan mencari jalan keluar agar tidak tertekan oleh piston, maka minyak ini akan
mendorong katup pada saluran orifice untuk membuka dan minyak akan keluar atau turun ke bawah
melalui saluran orifice.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi penelitian
Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui dan menganalisa respon berupa perpindahan dan
kecepatan pada shock upside dwon. Dalam proses analisis dialakukang langkah sebagai pedoman penelitian,
berikut adalah diagram alir pada gambar 2.

Mulai

Perumusan materi Studi pembahasan

Tujuan

Perhitungan

Analisa

Kesimpulan

selesai

Gambar 2 Diagram alir metodelogi


Metodologi penelitian ini secara umum ditunjukkan pada gambar 2, dimulai dari perumusan materi untuk
mengumpulkan data mengenai shock upside down, kemudian merumuskan tujan penelitian, setelah data
didapatakan dan tujuan telah rumuskan maka langkah selanjutnya ialah melakukan perhitungan sepesifikasi
shock upside down sehingga di peroleh data berupa respon shock upside dwon, dari hasil perhitungan yang
didapat baru menjelaskan kesimpulan dari data yang di peroleh.

BAB IV
Perhitungan Dan Analisis Getaran Pada Shock Upside Down

A. Perhitungan Getaran Pada Shock Upside Down

Gamabar 3 Dastpot
Konstanta redaman dastpot dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan tegangan geser untuk
aliran kental /kekentalan aliran dan tingkat persamaan aliran fluida.
Pada gambar 3.1(a) diketahui:
D = 20 mm = 3,14 p= mm
= 24 mm dy = 4 mm
= 10x-6 y = 2 mm
Caiaran viskositas = (1,24 atau 1,32) d = 2 mm
 Tegangan geser
pascal
 Gaya pada piston

 Tekanan pada ujung elemen

N/m2

 Asumsi kecepatan rata-rata seragam dengan gerakan fluida maka


m/s

 Dengan melakukan itergrasi persamaan ini dua kali dan menggunakan kondisi batas
v = vo pada y = 0 dan v = 0 pada y = d, kita peroleh
( ) ( )

( ) ( )

 Laju aliran yang melintasi ruang sisa antara ring dan dinding silinder

[ ] [ ]

* + m3/s

 Volume dari cairan yang melintasi ruang sisa pembakaran per detik tergeser oleh piston

cm3
( ) ( )

 Redaman

[ ( )] [ ( )]

* ( )+ [ ] = 0,305 m/s2
 Kekuatan pegas

( ) ( )
( )
N/m

 Persamaan matematika sistem getaran masa shock upside down

⏟ ̈ ⏟ ̇ ⏟ ⏟ ( )

 t (waktu) dari TMA diperoleh:


( ) ( )

 Maka sistem getaran paksa 1-DOF

̈ ̇ ( )
( )

 Sistem getaran 2-DOF

̈ ̇ ( )

Dari tabel 4.1 -ISO2631 ditetapkan bahwa:

Grafik 4-1 percepatan terhadap frekunsi

Grafik percepatan terhadap


frekuensi
6,28

3,14
2,09
1,57 1,25
0,6 0,3 0,3 0,3 0,3
1 2 3 4 5
Percepatan m/s2 Frekuesi Hz
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan pengujian gaya redam shock upside down diketahuai hasil melalui FFT
line/Spectrum dan RMS (Root Mean Square) dan peak peak, untuk (displacement, Velocity, acceleration),
pengukuran dan pengujian dilakukan dalam selang waktu 30 Detik, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 berdasarkan perhitungan di lakukan dapat diketahui bahwa karakterristik getaran frekuensinya


, redaman 0,305 m/s2 , tegangan geser pascal , gaya pada piston
, asumsi kecepatan rata-rata m/s, laju aliran m3/s,
3
volume yang melintasi ruang bakar cm , Maka sistem getaran paksa 1-DOF ,
Sistem getaran 2-Dof
 Dari tabel ISO 2631 diperoleh hasil jika kendaraan nyaman maka a(getaran) <0,315=kendaraan
nyaman atau tidak ada keluhan,,jika redaman maka di kategorikan kendaraan nyaman.
5.2 Keterbatasan Dan Saran
Dari penelitian ini :

 Penelitian ini hanya melakukan satu jenis tipe shock absobear saja, saran untuk penelitian
berikutnya untuk menggunakan berbagai jenis tipe shock.
 Penelitian ini hanaya melakukan satu jenis tipe kendaraan yaitu Yamaha Byson 150 cc, sehingga
penelitian selanjutnya melakukan berbagai jenis kendaraan sehingga didapat farina hasil yang dapat
di bandingkan lebih banyak.
 Penelitian hanya melakukan satu hasil uji saja yaitu uji redaman,sehingga kedepannya penelitian
bisa melakukan pengujian lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, A. (2015). Estimasi getaranmekanik pada telescopic shock absorber motor yamaha Jupiter.
Aburass et al. (2014). Investigation of the Effect of biodiesel blends on Fule Injection Pump based on
Vibration and Pressure Measurements.
Bhushan B, ed. (1999) Handbook of Micro/Nano Tribology.
Budio Sugeng P. (2010). Buku Ajar Dinamika Struktur .
Carlucci, J. (2005). Block Vibration AS Indicator Of Combustion Behaviour In A direct Injection diesel
Engine.
Headdquaters. (2010). Sound and Vibration Measurement Technical Documention.
Ishihama, et al. (2010). Camshaft Drive Torque Meansureing Device Built in a Chain Sprocet.
Khovakh, M.(1979). Motor Vhicle Engine.

Anda mungkin juga menyukai