Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKHLAK DAN AKTUALISASINYA DALAM KEHIDUPAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu: Wafiqul Anami, M.Pdi

Disusun oleh :

1. Siti Nur Alfiyana A (201905078)


2. Siti Rois Sayatun (201905079)
3. Sonia Agustina (201905080)
4. Sri Hartini (201905081)
5. Syauqi Afifatul Amiroh (201905082)
6. Syefira Salsabila (201905083)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA

KUDUS

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan
nikmat kebahagiaan dan kenikmatan yang selalu terasa dalam setiap hembusan nafas kami
sebagi khalifah dimuka bumi ini, yaitu berupa kesehatan juga kesempatan bagi kami untuk
menyelesaikan tugas makalah kami pada mata kuliah pendidikan agama islam. Tak lupa juga
shalawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari zaman kegelapan kepada zaman terang benderang ini.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
yang InsyaAllah akan membantu dalam menambah pengetahuan mahasiswa tentang Akhlak
dan Aktualisasinya dalam Kehidupan.

Tak lupa juga, kami ucapkan jazakumullah khairan katsira kepada Bapak Wafiqul
Anami, M.Pdi selaku dosen pada mata kuliah pendidikan agama islam, yang telah rela
meluangkan waktunya untuk membaca tugas makalah ini dan telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menuangkan sedikit inspirasinya juga ilmu yang kami miliki dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. Walaupun kami rasa masih banyak sekali kesalahan
didalamnya.Namun, terlepas dari itu semua, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik.

Kudus, 7 Desember 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
2.1 Pengertian Akhlak ...................................................... 3
2.2 Macam-macam Akhlak ............................................... 3
BAB III PENUTUP..................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan........................................................................ 11
3.2. Saran .................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini terwujud
dalam bebrapa hal diantaranya; Rassulullah SAW diutus kepada umatnya untuk
membawa risalah yang telah diwahyukan Allah SWT melalui Malaikat Jibril AS,
diantaranya yaitu untuk menyempurnakan Akhlak. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
dalam salah satu hadisnya; “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan keluluran
Akhlak.(HR.Malik). mendefinisikan agama sebagai akhlak yang baik. Dalam sabda
Rasulullah SAW, ketika beliau ditanya tentang makna agama, Beliu menjawab; “bahwa
agama adalah akhlak yang baik”. Rasulullah SAW juga bersabda “Timbangan yang
berat pada hari perhitungannanti adalah Takwa kepad Allah dan Akhlak yang mulia”.
Cara-cara untuk membentuk akhlak yang baik:
1. Mengetahui macam-macam akhlak yang baik dan akhlak yang buruk
2. Mengetahui dan menyadari akan pentingnya berakhlak
3. Merealisasikan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari
4. Memelihara Ma’ani-ma’ani akidah dalah diri
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.
Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang
dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan
yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya
kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah
pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap
perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup
yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran
itu.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akhlak?
2. Apa saja macam-macam akhlak?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak.
2. Untuk mengetahui macam-macam akhlak.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat,
perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan.  Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang
tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang
dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi
pekerti atau kelakuan. Sedangkan menurut para ahli, pengertian akhlak adalah sebagai
berikut:
 Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa
manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang
dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
 Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya
dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya
keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat atau
 Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:
1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan
dari luar.
4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.

2.2 Macam-macam Akhlak


1. Akhlak kepada Allah
a. Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah
melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c. Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan
inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan

3
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah
terhadap segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa
dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
2. Akhlak Kepada Rasululullah Saw
Akhlak terhadap Rasulullah adalah cara kita berinteraksi secara tidak langsung
kepada Rasulullah SAW yang meliputi tata cara bersikap kepada beliau dan tata cara
berinteraksi dengan segala sesuat yang di bawanya. Contoh akhlak terhadap
Rasulullah antara lain :
 Mencintai dan memuliakannya . Mencintai Rasulullah juga berarti mencintai
orang-orang yang di cintai oleh beliau dan membenci orang-orang yang di
bencinya.Lebih khusus mencintai keluarga dan sahabat-sahabatnya.
 Menghormati dan memuliakan Rasulullah. Bentuk penghormatan dan pemuliaan
terhadap beliau adalah tidak boleh mendahului beliau dalam mengambil keputusan
atau menjawab pertanyaan. Bentuk lain menghormati Rasulullah dapat di teruskan
oleh umatnya yaitu dengan tidak mengeraskan suara di hadapan para ulama
pewaris nabi.
 Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita. Mengikuti Rasuullah
adalah bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.
 Mengucapkan sholawat dan salam untuk Rasulullah. Perintah untuk bersholawat
menunjukkan betapa mulia dan terhormatnya kedudukan Rasulullah di sisi Allah.
Di samping bukti penghormatan kepada beliau juga untuk kebaikan kita sendiri.
3. Akhlak kepada diri sendiri
akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya
baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita,
dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa
bersifat psikis. Misalkan iri, dengki, munafik dan lain sebagainya. Itu semua dapat
membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.

4
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri :

A. Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang muslim
dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar perkataan
dan benar perbuatan. Rasulullah memerintahkan setiap muslim untuk selalu
shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan
mengantarkannya ke surga.Shidiq (benar) meliputi benar perkataan, benar
pergaulan, benar kemauan, benar janji dan benar kenyataan.
B. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah lahir
dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula
sifat amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak menyalahgunakan
jabatan untuk kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban dengan baik dan
memelihara semua nikmat yang diberikan Allah SWT.
C. Istiqamah
istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman
sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Seorang yang beriman
haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut. Dia akan selalu menjaga
kesucian hatinya, kebenaran perkataan dan kesesuaian perbuatannya dengan
ajaran Islam.
D. Iffah
Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus dapat
mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan
kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena
bertentangan dengan kehormatan dirinya..
E. Tawadhu’
Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau takabur. Orang
yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat dari orang lain. Rendah
hati berbeda dengan rendah diri.Sikap tawadhu’ adalah sifat mulia yang lahir dari
kesadaran akan Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-Nya.

5
F. Malu
Malu atau dalam bahasa Arab al-hayaa-uadalah sikap menahan segala
kecenderungan berbuat keburukan, kedzaliman, kekejian, kewenang-wenangan
dan tindak kemaksiatan lainnya. Orang yang memiliki rasa malu akan
mendapatkan banyak kebaikan. Perasaan malu juga merupakan akhlak yang
paling asli dan pokok pada Rasulullah SAW.
G. Sabar
Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena
mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang
diri dari mempertuhankan hawa nafsu.
H. Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa
harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi boleh jadi
karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau meminta maaf,
Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa permusuhan
di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.
4. Akhlak kepada sesama manusia
 Akhlak kepada Tetangga atau masyarakat
1. Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.
menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di
antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Sedangkan Islam
mengajarkan umatnya agar senantiasa bersikap murah hati terhadap para
tetangga dan memuliakannya.
Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah:
memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya
2. Memulai salam
Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati)
seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman,”…Dan berendah dirilah
kamu terhadap o-rang-orang yang beriman.” (QS. 15:88)
3. Bermuka berseri-seri (ceria)
Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para
shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Senyummu

6
kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh al-
Albani).
4. Memberikan Penghormatan yang Istimewa.
Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama
dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya,
dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi.Maka
jika anda ingin mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah pernah
mencampuri urusan-urusan pribadi mereka.
5. Menerima Udzur (permohonan maaf).
Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi
dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga.
Contohnya: Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap
seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada
manusia yang tidak pernah berbuat salah.
6. Menasehati dengan lemah lembut.
Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat
adalah menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke
jalan Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, memotivasinya agar berbuat baik, dan
memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa
sepengetahuannya
7. Menutup Aib.
Seorang mu’min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya,
menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya
selalu mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah
Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi
tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya
terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat
tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya.
8. Bersikap Ramah Tamah.
Di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap
mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan
memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang
mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya.

7
5. Akhlak  Terhadap Orang Tua
 Akhlak terhadap orang tua yang masih hidup
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal keturunan
anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan
mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya sendiri.
Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua pengorbanan yang
diberikan kepada anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi
anak yang saleh dan salehah, anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan
mendo’akan mereka setelah mereka meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain
yang menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua.
 Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal
Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini juga
mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang
sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar
kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan
do’a oaring fakir untuk orang kaya.Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita
sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab
itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.
6. Akhlak terhadap Keluarga
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut
diantaranya:
a. Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab, demikian juga
memimpin bangsa. Tanggung jawab itu pun idealnya harus ditunjang dengan
kemampuan di berbagai bidang termasuk kemampuan leadership (kepemimpinan).
b. Kerjasama, kepemimpinan suatu bangsa misalnya tidak mungkin mencapai sukses
apabila langkah-langkah pemimpin daerah tidak searah dengan kepemimpinan
pusat. Kepemimpinan di setiap daerah itu sendiri pun tidak akan berjalan mulus
jika bertentangan dengan kepemimpinan atau langkah-langkah keluarga dan
jelaslah pula bahwa keluarga merupakan tulang punggung bagi tegaknya suatu
bangsa.
c. Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh ajaran
Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan tanggung jawab terhadap

8
generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an anak disebut sebagai “buah hati yang
menyejukkan”, serta “Hiasan kehidupan dunia”.
d. Disiplin, dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting.
Untuk mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu memiliki sikap
disiplin dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan istirahat, demikian juga
seorang anak, untuk menggapai cita-citanya dia harus rela mendisiplinkan diri dan
waktunya untuk belajar, bermain, ibadah dan istirahat. Tanpa kedisiplinan,
keteraturan hidup susah tercapai.
e. Kasih sayang keajaiban dari kekuatan besar yang dinamakan cinta yang
merupakan anugrah dari Allah SWT.Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi
seluruh aspek kehidupan berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang berat
akan terasa mudah.
7. Akhlak Kepada Lingkungan Hidup
Alam adalah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya,
selain Allah. Allah melalui Al-Qur’an mewajibkan kepada manusia untuk mengenal
alam semesta beserta isinya. Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah
untuk mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi
untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu,
manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni
memakmurkan, mengelola, dan melestarikan alam, sebagaimana firman-Nya: “Dia
menciptakan kalian dari bumi dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya.” (QS.
Al-Anbiya’ 21:107).
Manusia mempunyai kewajiban untuk berakhlak kepada alam sekitarnya. Ini
didasarkan kepada hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi.
b. Bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh Al-Qur’an.
c. Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk melestarikan alam.
d. Bahwa Allah memerintahkan manusia untuk mrngambil manfaat yang sebesar-
besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi makmur.
e. Manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka bumi.

Dalam Islam ada aturan untuk mengendalikan diri dalam berinteraksi dengan
alam, yaitu ketika sedang melakukan ihram, seseorang dilarang mencabuti tumbuhan
dan berburu binatang.Pada intinya, etika Islam terhadap alam semesta hanya

9
mengajarkan satu hal saja yaitu perintah untuk tidak melakukan kerusakan di muka
bumi.Akhlak manusia terhadap alam bukan semata-mata untuk kepentingan alam,
tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan alam ini.
Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga kemakmuran, kesejahteraan, dan
keharmonisan hidup dapat terjaga. Berakhlak dengan alam sekitar dapat kita lakukan
dengan cara melestarikan alam sekitar sebagai berikut :

a. Melarang penebangan pohon-pohon secara liar


b. Melarang perburuan binatang secara liar
c. Melakukan reboisasi
d. Membuat cagar alam dan suaka margasatwa
e. Mengendalikan erosi
f. Menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai
g. Memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh lapisan
masyarakat
h. Memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya

Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia
tidak sadar, sombong, egois, rakus dan angkuh dan hal itu merupakan bentuk akhlak
yang buruk dan sangat tidak terpuji.Musibah yang menimpa manusia pada hakekatnya
adalah natijah (peringatan) dari perbuatannya sendiri. Ini sesuai dengan hukum kausal
karena manusia merusak lingkungannya sendiri, maka timbullah berbagai kesulitan
hidup dan malapetaka. Jadi, sebagai konsekuensi dari perbuatan melakukan kerusakan
itu, manusia harus bertanggungjawab. Tanggung jawab di dunia berupa:

a. Kembali sadar dan tidak mengulangi perbuatannya yang merugikan lingkungan itu
b. Memperbaiki lingkungan yang telah dirusaknya, sehingga dapat berfungsi kembali
sesuai tujuan penciptaannya.
c. Membayar ganti rugi, seorang yang merusak lingkungan harus diberi sanksi, baik
sanksi negara maupun sanksi agama.

10
Dengan demikian manusia bukan saja dituntut agar tidak alpa dan tidak
angkuh terhadap sumber daya yang dimiliknya, melainkan juga dituntut untuk
memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki oleh pemilik (Tuhan) menyangkut
apa yang berada di sekitar manusia.firman Allah: “Kami tidak menciptakan langit
dan bumi serta yang berada di antara keduanya, kecuali dengan (tujuan) yang hak
dan pada waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Ahqaf 46:3)

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang
manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Akhlak
baik terhadap Allah Swt.,terhadap Rasulullah Saw,Pribadi, Sesama Manusia dan Lingkungan
hidup perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran

Diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun


dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-
hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk
kedalam golongan kaumnya

12
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung

Elmubarok,zaim.2015.Islam Rahmatan Lil Alamin.Unnes Press; Semarang

http://pendidikanagamaislam07.blogspot.co.id/2009/12/akhlak-sesama-manusia.html

http://ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/06/makalah-akhlak-kepada-kedua-orang-
tua.html

https://sartikahinata.wordpress.com/2013/02/17/akhlak-terhadap-
keluarga/http://adezaenudin.blogspot.com/2010/06/sistem-ajaran-islam-tentang-
akhlak.html

http://nettihariani.blogspot.com/2009/11/akhlak-dalam-keluarga.html

http://darulrezki.blogspot.co.id/2012/04/akhlak-terhadap-tetangga-dan-masyarakat

13

Anda mungkin juga menyukai