Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRATEGI PELAKSANAAN PENERAPAN KOMUNIKASI

PADA KELUARGA

DI SUSUN OLEH :

ADINDA PERMATA PUTRI 201447202


ALVIN MULYA PUTRA 201447206
IRNA YULINDA 201447216
JESSY RESKY JUNAIDI 201447218
NURFIANDA 201447222
PINKA KYNASTI 201447223
TRY MEIRITA YOANDA 201447232
WAHYU WIRANDA 201447234
YENI 201447236

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

PRODI D III KEPERAWATAN BELITUNG

MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya pula kami dapat
menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Komunikasi tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas kelompok dari Bapak Amiruddin, S.Kep,.Ners.,M.Kep di Poltekkes
Kemenkes Pangkal Pinang. Selainitu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi kami dan pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Amiruddin ,S.Kep,.


Ners.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Komunikasi. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Kami juga
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

TanjungPandan, 30 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1

1.3 Tujuan.....................................................................................................................1

1.4 Manfaat...................................................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2

2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Pada Keluarga..........................................2

2.2 Peran dan Fungsi Keluarga..................................................................................2

2.3 Prinsip Keperawatan Keluarga............................................................................3

BAB 3 STRATEGI PELAKSANAAN ...........................................................................5

BAB 4 PENUTUP...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam
keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Salah satu aspek terpenting dari
keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan
individu, kelompok, dan komunitas adalah klien keperawatan. Secara empiris disadari bahwa
kesehatan para anggota  keluarga sudah ditanggulangi secara tepat tetapi keluarga belum
dianggap sebagai klien dari keperawatan. Keluarga sangat memiliki pengaruh yang besar
terhadap individu dan kelompok.
Menurut Burgess dan kawan–kawan (1963) bahwa (1) keluarga terdiri dari orang-orang yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi, (2) para anggota sebuah keluarga
biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau jika hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai  rumah mereka, (3) anggota keluarga berinteraksi
dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya dalam peran sosial. Keluarga seperti suami dan
istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari, (4) keluarga sama-
sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan
beberapa ciri unik tersendiri.
Oleh karena itu, penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan keperawatan adalah
hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang berapa banyak anggotanya, tetapi
kesatuannya yang unik dalam menghadapi masalah. Keunikan dilihat dari cara berkomunikasi,
mengambil keputusan, sikap, nilai, cita-cita, hubungan dengan masyarakat luas, dan gaya hidup
yang tidak sama atar satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan, zaman, dan geografis ; keluarga di desa sangat berbeda dengan
keluarga di kota dalam besarnya anggota keluarga, struktur, nilai, dan juga gaya hidupnya.
Keluarga mempunyai siklus perkembangan sebagaimana layaknya individu. Perkembangan
itu terutama dalam hal besarnya keluarga dan kemampuannya, mulai dari pasangan yang baru
menikah, baru memiliki anak , memiliki anak remaja, memiliki anak dewasa, sampai keluarga
yang salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia. Menurut tapia, perkembangan
keluarga juga mengikuti tahap-tahap seperti tahap bayi, tahap kanak-kanak, tahap remaja, tahap
dewasa, keluarga dewasa. Keluarga dewasa adalah keluarga sendiri yang sanggup memikul
tanggung jawab dan menentukan perannya yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengetahui pengertian keluarga ?
2. Mengetahui ciri-ciri keluarga ?
3. Mengetahui bagaimana peran keluarga ?
4. Mengetahui fungsi keluarga ?
5. Mengetahui langkah-langkah perawatan kesehatan Keluarga ?

1.3 Tujuan
1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui pengertian keluarga.
2. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri keluarga.
3. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui peran keluarga.
4. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui fungsi keluarga.
5. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah perawatan
kesehatan Keluarga.

1.4 Manfaat
Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk dijadikan sebagai bahan referensi dan
acuan mengenai komunikasi terapeutik terhadap keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keluarga


      Di bawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga :
1. Duval (1972). Duval menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari
interaksi yang reguler dan ditandai adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum.
2. Departemen Kesehatan RI (1988). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam kadaan saling tergantung.
3. Bailon dan Maglaya (1989). Bailon dan Maglaya mengatakan keluarga adalah dua tau
lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adobsi dalam
satu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya.
4. Menurut Burgess dan kawan–kawan (1963) bahwa (1) keluarga terdiri dari orang-orang
yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi, (2) para anggota
sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau jika hidup secara
terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai  rumah mereka, (3)
anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya dalam peran
sosial. Keluarga seperti suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak
perempuan, saudara dan saudari, (4) keluarga sama-sama menggunakan kultur yang
sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2.2 Ciri - ciri Keluarga


            Robert Maclver dan Charles Morton Page menjelaskan ciri-ciri keluarga sebagai berikut :
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Keluarga berbentuk seperti kelembagaan yang berhubungan dengan perkawinan yang
sengaja dibentuk atau dibuat.
3. Keluarga mempunyai sistem tata nama (nomenclatur), termasuk hitungan garis
keturunan.
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk anggota-anggotanya berkaitan
dengan kemampuan untuk mencapai keturunan dan membesarkan anak.
5. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.
Ciri-ciri keluarga di setiap negara berbeda-beda bergantung pada anggota kebudayaanya,
falsafah hidup, dan ideologi negaranya. Negara di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat dilandasi oleh semangat kegotongroyongan.
2. Merupakan satu kesatuan yang utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang kental
dan mempunyai rasa tanggung jawab besar.
3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam
mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui musyawara mufakat.
4. Sedikit berbeda dengan anggota keluarga yang tinggal di perkotaan dan di pedesaan.
Keluarga yang tinggal di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, dan saling
menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.

2.3 Peran Keluarga


Peran dalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota keluarga mempunya peran masing-
masing. Ayah sebagai pemimpin keluaga, pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, dan
pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu anggota masyarakat/kelompok social
tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga,
dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat.
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik mental, social, dan
spiritual.

2.4 Fungsi Keluarga


Menurut Friedman dan Undang-Undang No.10 tahun 1992, membagi fungsi keluarga
menjadi 5, yaitu:
1. Fungsi efektif, berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar
kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif, peran dijalankan dengan
baiak, dan penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi sosialisai. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi social, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam
lingkungan social. Keluarga merupakan tempet individu melaksanakan sosialisai dengan
anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi
dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi. Fungsi unruk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,
perumahan, dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan
asuhan kesehatan/keperawatan.

2.5 Langkah-Langkah Perawatan Kesehatan Keluarga


            Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada beberapa langkah yang harus
dilakukan oleh perawat, sebagai berikut:
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga, dengan cara;
a. Mengadakan kontak dengan keluarga
b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta mint untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan mereka
c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan
yang dirasakan keluarga
d. Membina komunikasi du arah dengan lembaga
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan perawatan
keluarga
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah kesehatan
keluarga;
a. Ancaman kesehatan
b. Keadaan sakit atau kurang sehat
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan
tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
6. Menentukan/menyusun skala proiritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
dengan mempertimbangkan;
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
c. Potensi menghindari masalah
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan keluarga  seseuai
dengan urutan prioritas
a. Menentukan tujuan yang realistis
b. Merencanakan pendekatan dan tindakan
c. Menyususn standard an criteria evaluasi
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang
disusun
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan
10. Meninjau kembali maslah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan
merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
BAB III
PENERAPAN STRATEGI PELAKSANAAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KELUARGA TENTANG PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KLIEN DENGAN
PENYAKIT MAAG

I. PRA INTERAKSI
a. Mempersiapkan
 Topik : Pertolongan pada klien dengan penyakit maag
 Subtopik   : Pertolongan pertama pada klien dengan penyakit maag
 Tujuan jangka panjang : setelah melakukan komunikasi terapeutik diharapkan
keluarga klien dapat melakukan pertolongan pertama pada anggota keluarganya yang
terkena penyakit maag.
 Tujuan jangka pendek        :
1. Dapat menyebutkan depinisi maag dengan benar
2. Dapat menyebutkan penyebab maag dengan benar
3. Dapat menyebutkan 4 cara pencegahan penyakit maag dengan benar
4. Mengetahui cara pencegahan penyakit maag dengan benar
5. Dapat membuat resep pengobatan penyakit maag dengan benar
 Sasaran  : Keluarga pasien yang anggota keluarganya sering menderita penyakit maag

 Tempat       : Ruang Cempaka RSUD dr. Haryoto


 Waktu        : 20 menit

Memahami buku sumber : materi terlampir


b. Karakteristik Klien
 Nama                      : Ny.Nurfianda
 Umur                      : 26 tahun
 Jenis kelamin          : Perempuan
 Riwayat penyakit   : klien sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit dengan
penyakit yang sama dan sekarang harus dirawat lagi di RSUD dr.H Marsidi Judono
 Keadaan umum      : klien masuk RSUD dr.H Marsidi Judono dengan keadaan
penyakit maag dengan ditemukan tanda-tanda (nafas cepat, muka pucat, keadaan
menurun).

II. ORIENTASI

Perawat 1 : Selamat sore , perkenalkan saya perawat Wahyu. saya adalah perawat
yang jaga sore ini dari jam 3 sampai jam 8 malam, apakah bapak
suamin dari ibu yang di rawat ini ?
Keluarga klien : Benar, saya suaminya mas.
Perawat 1 : Nama bapak siapa ?
Keluarga Klien : Bapak Alvin Mulya
Perawat 1 : Bapak suka di panggil, dengan panggilan apa ?
Keluarga Klien : Panggil saja saya pak Alvin
Perawat 1 : Baik pak, oh ya sudah berapa kali istri bapak masuk RS dengan
penyakit seperti ini ?
Keluarga klien : Istri saya ini masuk RS dengan kasus penyakit maag adalah yang ke-2
kalinya mas.
Perawat 1 : Begini saya ingin mengajak bapak untuk berdiskusi tentang cara
pertolongan pada orang menderita maag. Lama waktunya kurang lebih
20 menit. Apakah bapak bersedia ?
Keluarga klien : Ya, saya bersedia mas
Perawat 1 : Apakah bisa kita mulai sekarang ?
Keluarga klien : Ya, silahkan.

III. TAHAP KERJA

Perawat 1 : Bapak tahukah penyakit maag, kalau tahu apakah bapak bisa jelaskan
penyakit maag itu apa ?
Keluarga klien : Setahu saya penyakit maag adalah penyakit pada lambung yang
disebabkan karena telat makan.
Perawat 1 : Bapak benar, tapi ada yang perlu saya tambahkan bahwa penyakit
maag adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh
sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu hal dengan gejala
yang dapat sembuh sendiri.
Keluarga klien : Oh begitu.
Perawat 1 : Apakah bapak tahu penyebab dari maag.
Keluarga klien : Setahu saya penyebab maag karena telat makan bukan begitu mas?
Perawat 1 : Ya, pak 
Penyebab maag adalah  :
o      Waktu makan yang tidak teratur
o     Kalau makan tidak dikunyah dengan lembut
o   Bekerja terlalu keras dan kurang istirahat
o   Pikiran yang terlalu tegang atau stres psikologis
Keluarga klien : Oh, begitu. Lalu bagaimana cara menghindari penyakit maag itu. ?
Perawat 1 o:    Biasakan untuk makan secara teratur
o   Jangan terlalu berlebihan mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas
dan asam. Hindari segala faktor yang dapat mengakibatkan stres dan
tekanan batin
Keluarga klien : Baru saya  mengerti sekarang
Perawat 1 : Pada waktu istri bapak menderita maag apa yang bapak lakukan ?
Keluarga klien : Memberi obat maag mas.
Perawat 1 : Sebenarnya tindakan bapak itu benar, tetapi bukan itu saja dan perlu
diperhatikan karena dalam memberi obat maag bila kurang tepat dosis
obat ataupun jenis obat yang sesuai dengan penyebab maag bukannya
akan menghentikan atau mengobati maag tetapi bisa menyebabkan
penyakitnya bertambah parah, sehingga jika belum mengerti betul
jangan coba-coba mengobati sendiri sebaiknya dibawa berobat ke
puskesmas, RS, atau dokter praktek. Untuk tahap pertolongan pertama
yang bisa ibu lakukan selain memberikan obat anti maag agar
penyakitnya tidak semakin parah sambil menunggu di bawa ke
puskesmas atau rumah sakit berikan obat terlebih dahulu. Apakah
bapak tahu apa obat yang perlu diberikan pada penderita maag ?
Keluarga klien : Setahu saya obat anti maag mas.
Perawat 1 : Bapak memang benar tetapi ada resep yang lebih bisa mengobati
penyakit maag agar rasa nyerinya berkurang.
Perawat 1 : Apakah bapak tau apa resep itu ?
Keluarga Klien : saya tidak pernah denger tentang resep penyakit maag.
Bagaimana cara membuat itu mas ?
Perawat 1 : Jadi cara membuat dan memberikan resep pada pengobatan penyakit
maag adalah
a.       Bahan-bahannya :
    Beberapa buah bengkuang dan Seujung sendok teh garam
b.   Proses pembuatannya
Buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan di
peras usahakan sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc,
selanjutnya tambahkan garam kemudian aduk sampai rata
c.   Dosis
Dua kali satu gelas (pagi dan sore) sesudah makan
Keluarga klien : Oh, begitu cara membuat dan memberikannya.?
Perawat 1 : Benar, bapak sudah mengerti atau ada yang perlu ditanyakan lagi
tentang pengobatan penyakit maag ini ?
Keluarga klien : Saya sudah mengerti dan untuk saat ini tidak ada lagi pertanyaan.

4.      TAHAP TERMINASI

Perawat 1 : Kalau begitu tolong bapak jelaskan kembali pengertian dari penyakit
maag ?
Keluarga klien : Penyakit maag adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang
disebabkan oleh sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu
hal dengan gejala yang dapat sembuh sendiri.
Perawat 1 : Tolong bapak ulang 4 penyebab maag yang seperti saya sampaikan
Keluarga klien : Penyebab maag adalah  :
o   Waktu makan yang tidak teratur
o   Kalau makan tidak dikunyah dengan lembut
o   Bekerja terlalu keras dan kurang istirahat
o   Pikiran yang terlalu tegang atau stres psikologis
Perawat 1 : Bapak masih ingat cara membuat resep obat maag ?
Keluarga klien : Masih ingat mas.
Caranya adalah, siapkan bahan :
          Beberapa buah bengkuang
          Seujung sendok teh garam
Proses pembuatannya
Buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan dii
peras  usahakan sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc,
selanjutnya tambahkan garam kemudian aduk sampai rata
Perawat 1 : Karena bapak sudah mengerti cara pertolongan pada penderita maag
dan tidak ada lagi yang ditanyakan serta saya harus mengerjakan tugas
yang lain, maka diskusi kita akhiri sampai disini.
Keluarga klien : Terima kasih mas,  jika lain waktu saya ada masalah yang belum
dimengerti tentang perawatan suami saya apakah boleh kita berdiskusi
lagi ?
Perawat 1 : Oh tentu, saya dengan senang hati akan membantu bapak, selamat sore
pak !. (tersenyum). Baik pak nanti kalau perlu bantuan bisa cari atau
hubungi saya atau perawat lain di ruang perawat. Ya sudah pak trima
kasih saya doakan supayaa cepat sembuh istrinya pak.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
     Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam kadaan saling
tergantung. Tujuan dari komunikasi terapeutik yaitu supaya setiap anggota keluarga menjalankan
peran dan fungsinya secara mandiri ataupun bersama dengan anggota keluarga yang lain secara
maksimal.

4.2 Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun manusia tidaklah
ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan guna memperbaiki
makalah ini.
      

DAFTAR PUSTAKA

http://arippenky.blogspot.com/2015/04/komunikasi-terapeutik-pada-keluarga.html

https://www.halodoc.com/kesehatan/sakit-maag

Anda mungkin juga menyukai