Anda di halaman 1dari 30

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Penawar : PT. KOETA RADJA

Nama Paket Pekerjaan : Rekontruksi/ Peningkatan Struktur Jalan BTS Kota Lhokseumawe-
Panton Labu / Simpang (KM 328)

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Keberhasilan suatu pelaksanaan pekerjaan sangat tergantung pada kecermatan penyusunan Metode
Pelaksanaan yang direncanakan secara sistematis dan akurasi. Ketepatan waktu pelaksanaan dapat
direalisasikan apabila adanya suatu penyusunan planning yang cermat, persiapan-persiapan yang
seksama dan koordinasi yang baik. Dukungan metode kerja, equipment, logistik, tenaga kerja dan
expertise yang kuat merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu
pelaksanaan konstruksi. Bekerja tepat waktu bukan saja untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan
kontrak tetapi lebih penting lagi adalah mencapai effisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi. Lingkup
pekerjaan sangat penting dan harus jelas batas-batasnya. Seluruh lingkup pekerjaan yang ada terlebih
dahulu diinventarisir, kemudian disusun rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai
dengan urutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang akan kita tangani. Adapun lingkup Pekerjaan
Rekontruksi/ Peningkatan Struktur Jalan BTS Kota Lhokseumawe- Panton Labu / Simpang (KM 328)
Anggaran 2015 Divisi sebagai berikut :

DIVISI 1. UMUM

1. Mobilisasi
2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
3. Pengamanan Lingkungan Hidup
4. Manajemen Mutu

DIVISI 2. DRAINASE

1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


2. Pasangan Batu dengan Mortar
3. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 75 - 85 cm
4. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 - 105 cm
5. Saluran berbentuk U Tipe DS 1
6. Pasangan Batu tanpa Adukan (Aanstamping)
7. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Biasa
2. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
3. Timbunan Biasa dari Sumber Galian
4. Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian
5. Penyiapan Badan Jalan
6. Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 – 50 cm

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A


2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
3. Lapis Resap Pengikat

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A


2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair


2. Lapis Perekat - Aspal Cair
3. Laston Lapis Aus (AC-WC)
4. Laston Lapis Antara (AC-BC)
5. Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L))
6. Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
7. Bahan Anti Penglupasan

DIVISI 7. STRUKTUR

1. Beton mutu sedang dengan fc’= 20 Mpa


2. Beton mutu rendah dengan fc’= 15 Mpa
3. Beton mutu rendah dengan fc’= 10 Mpa
4. Baja Tulangan BJ 24 Polos
5. Baja Tulangan BJ 39 Ulir
6. Pasangan Batu
7. Pembongkaran Pasangan Batu

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

1. Penanaman Pohon Jenis Mahoni.


2. Marka Jalan Termoplastik
3. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade
DIVISI 1. UMUM

MOBILISASI

Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan SPMK

Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:

a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya

c. Mendatangkan personil-personil

1. MOBILISASI PERALATAN

Mobilisasi dan instalasi peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Peralatan konstruksi
berat didatangkan ke lokasi dengan angkutan (trailer).

Peralatan minimal yang akan didatangkan adalah sebagai berikut:

 Asphalt Finisher : 1 Unit


 Motor Grader >100 HP : 3 Unit
 Wheel Loader 1.0-1.6 M3 : 1 Unit
 Tandem Roller 6-8 T : 1 Unit
 Tire Roller 8-10 T : 1 Unit
 Vibratory Roller 5-8T : 1 Unit
 Excavator 80-140 HP : 1 Unit
 Generatoe Set : 1 Unit
 Concrete Vibrator : 1 Unit
 Asphalt Sprayer/Compressor : 1 Unit
 Dump Truck 3,5 Ton : 8 Unit
 Dump Truck 10 Ton : 4 Unit
 Water Pump 10-100 mm : 1 Unit
 Water Tanker : 1 Unit
 Flat Bed Truck 3-4 m3 : 1 Unit
 Jack Hammer : 1 Unit
 Compressor 4000-6500 L/M : 1 Unit
 Concrete Mixer 0.3-0.6 M3 : 1 Unit

Dalam melakukan mobilisasi harus memperhitungkan :

- Jadwal kedatangan dan jumlah peralatan harus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
- Kondisi akses jalan / keadaan jalan dari pool alat ke lokasi proyek sehingga dapat
memperhitungkan waktu kedatangan dengan waktu pemesanan.

Waktu dan pengamanan mobilisasi alat harus diperhatikan sehingga tidak mengganggu lalu lintas yang
ada.

2. FASILITAS KONTRAKTOR, DIREKSI KEET & LABORATORIUM

Fasilitas Kontraktor, Direksi Keet & Laboratoium diharuskan mendukung pelaksanaan proyek, fasilitas
tersebut akan dibangun dengan jenis non-permanen dan dipertahankan selama pelaksanaan proyek.
Semua fasilitas ini akan ditempatkan di daerah strategis, yang dapat dicapai dari beberapa akses. Lokasi
untuk fasilitas akan ditentukan di area proyek, dimensi dari setiap fasilitas akan ditentukan kemudian oleh
persetujuan dari Engineer.

Sistem penyediaan air akan disediakan dengan kapasitas yang memadai dengan peralatan yang cocok
untuk mendukung pelaksanaan proyek, untuk kebutuhan staf, dan juga untuk kebutuhan lainnya. Kualitas
air untuk pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi spesifikasi teknis, sementara kualitas air untuk staf dan
tenaga kerja harus memenuhi standar kualitas air dari Departemen Kesehatan.

Selama periode pelaksanaan proyek, daya listrik akan dipasok dari Generator Set dengan pasokan yang
cukup dan konstan. Semua fasilitas akan siap untuk digunakan selama pelaksanaan periode proyek dari
tanggal dimulainya proyek.

3. MOBILISASI PERSONIL

Mobilisasi semua personil yang dibutuhkan, sesuai dengan cakupan pekerjaan akan dilaksanakan

Personil Inti yang minimum pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 General Superintendent :1 orang


 Highway Engineer :1 orang
 Quality Engineer :1 orang
 Quantity Engineer :1 orang

4. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PERSIAPAN

Uraian Pekerjaan

Pekerjaan Pengukuran & Persiapan :

Pekerjaan pengukuran ini meliputi pengukuran terhadap long section, cross section pengukuran awal,
rencana dan pengukuran akhir.

Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai pendukung semua pekerjaan yang
berkaitan.
Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Pengukuran

1. Pengukuran Titik Referensi / BM


2. Pengukuran Lokasi (Setting out)
- Pengukuran Longitudinal
- Pengukuran Cross section
3. Pengukuran pelaksanaan pekerjaan
4. Pengukuran akhir

ALAT
1. Theodolite
2. Waterpass
3. Meteran
4. Alat Bantu Lainnya

5. PEKERJAAN PERSIAPAN LAINNYA:

1. Pembuatan Papan Nama Proyek


2. Penyediaan Air Kerja dan Listrik Kerja
3. Pengamanan Lokasi Kerja
4. Pembuatan Shop Drawing / Gambar Kerja
5. Dokumentasi Proyek

Pekerjaan-pekerjaan persiapan diatas dimulai setelah Kontraktor mendapat izin dari Pemilik
Proyek untuk memulai pekerjaan dilapangan ( Surat Penyerahan Lapangan ). Selain itu yang
termasuk dalam lingkup Pekerjaan Persiapan dan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan sebelum penyerahan pekerjaan adalah :
 Pembuatan Foto-foto Pelaksanaan (0, 50 & 100 %) dan Laporan Pelaksanaan

 Kebersihan/Keleluasaan lapangan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)

 Penyimpanan Barang-barang, Material dan Contoh barang. Pengujian Mutu hasil pekerjaan, baik
dengan fasilitas laboratorium lapangan maupun laboratorium lain yang ditunjuk oleh Direksi
Lapangan

 Pembuatan Shop Drawing dan As Built Drawing

 Pembersihan lokasi proyek, pembongkaran kantor lapangan, barak kerja, gudang dan fasilitas
lainnya setelah selesai proyek
MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

Dalam Manajemen dan Keselamatan Lalu-Lintas Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan dan
pelayanan lalu lintas untuk mengendalikan dan melindungi karyawan Penyedia Jasa ,Direksi Pekerjaan,
dan pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute
pengangkutan, sesuai dengan seksi ini dan memenuhi detil dan lokasi yang ditunjukkan dalam denah atau
yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
Semua personil pada jam kerja dilokasi pekerjaan menggunakan baju reflektif, sepatu safety dan helm
kerja, lebih lengkap dijelaskan pada bagian Pra Rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K).
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kami akan menyampaikan Rencana Manajemen dan
Keselamatan Lalu-lintas (RMKL).

Bahan dan peralatan :


1. Rambu panah berkedip
2. Rambu suar berkedip portable
3. Rambu konstruksi dan pengalihan
4. Rambu tetap
5. Penghalang lalu-lintas
6. Marka sementara
7. Warning tape

PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP

Sebelum melaksanakan pekerjaan, pihak kontraktor menyediakan drum atau sejenis tempat penampungan
yang berfungsi untuk menampung sisa bahan atau sampah bangunan seperti cairan kimia,minyak atau
thiner cat maupun kotoran dan sampah sebelum di buang, kemudian pihak kontraktor akan membawa
seluruh smapah-sampah yang berasal dari lokasi kerja menutu tempat p[embuangn akhir yang telah di di
tetapkan oleh Pemerintah Daerah tersebut.

MANAJEMEN MUTU

1. Pengendalian Mutu Bahan


Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi
yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan
pembangunan dalam suatu proyek.Untuk menjamin bahan dengan mutu yang di inginkan, maka
sebelum kontraktor melakukan pengadaan , maka di lakukan persetujuan dari pihak konsultan pengawas,
namun jika bahan yang di sediakan berbeda, maka dilakukan uji laboratorium, Kualitas bahan dalam
pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi yang telah
direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan
pembangunan dalam suatu proyek.
Standard yang ditetapkan oleh konsultan perencana untuk standard mutu bahan, menggunakan dari
American Concrete Institute (ACI), American Standard for Testing and Material (ASTM), Standard
Nasional Indonesia (SNI).
a. Agregat
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant akan dilakukan
uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana akan meminta
hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata, untuk mengetahui pasir
tersebut bagus dengan cara menggenggam jika
menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.
b. Semen Portland
Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk
penyimpanannya tidak boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen
tetap baik maka diberi bantalan kayu sebagai tempat dibawahnya.
c. Besi
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga
perlu dijaga mutu dan kualitasnya.. Untuk mengetahui mutu besi baik maka
harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut :
1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau
mengelupas.
2. Mempunyai penampang yang sama rata.
3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering
unruk menghindari karat.
d. Beton
Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk
pengujian dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi..
Uji Slump
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan
dengan mutu beton. Pengujian dengan menggunakan kerucut Abrams, sebagai
berikut :

1. Menyiapkan kerucut abrans dengan diameter atas 10 cm, bawah 20 cm dan


tinggi 30 cm yang diletakkan pada bidang datar namun tidak menyerap air.
2. Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil ditusuk
25 kali dengan tongkat baja agar adukan menjadi padat.
3. Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil
rata-rata
4. Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil
rata-rata
5. Adukan beton yang tidak sesuai dengan nilai slump rencana akan
direject.
Uji Kuat Tekan (Crushing Test)
Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton
karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton
mengalami kehancuran). Cara pengujiannya :
1. Menyiapkan silinder berdiameter 15cm dengan tinggi 30 cm, yang telah diolesi
pelumas pada bagian dalam.
2. Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis sambil ditusuk-
tusuk hingga 30 kali.
3. Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam dan
direndam dalam air (curing) selama 7 hari. Setelah itu barulah diuji dengan
crushing test.
2. Pengendalian Mutu Peralatan
Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Peran
mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat dari kerusakan peralatan.
Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan
dikirim ke bengkel pusat.

3. Pengendalian Tenaga Kerja


Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja yang sesuai
dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek,
oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja

4. Pengendalian Waktu
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu yang
berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh
pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang
lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab
tidak semua paham akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time
schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya
pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai
dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan dapat diperkecil.

5. Pengendalian Teknis Pekerjaan


Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan tertentu.
Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol terhadap kualitas
pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai
rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan teknis maka pihak
engineering akan membuat metode repair yang kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada konsultan
perencana

6. Progress Report
Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan
permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek
dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari proyek itu.

7. Pengendalian BIAYA
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi pekerjaan.
Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak membengkak dalam
pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi biaya.Salah satu penyebab
terjadinya pembengkakan biaya adalah adanya kesalahan dalam pelaksanaan dilapangan sehingga
membutuhkan perbaikan yang tentu saja menambah biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja,
maka untuk menghindari adanya pembengkakan biaya yaitu dengan cara melakukan pelaksanaan
dilapangan dengan baik dan hati-hati.

8. Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari segala
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan
agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan pekerjaannya. Target K3 sendiri
adalah ‘zero
accident’ selama pelakasanaan di lapangan sehingga perlunya penyusunan:
a. Safety Equipment
Safety equipment dipergunakan untuk melindungi para pekerja dari segala macam
kejadian – kejadian atau kecelakan kerja yang tidak diinginkan pada lokasi
pekerjaan. Berbagai macam safety equipment
diantaranya adalah :
Safety hellmet
Safety belt
Sepatu boot
safety shoes
penutup telinga
kaca mata pengaman
masker
b. Safety Plan
Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat
pengamanan seperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi bangunan, railing
serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat kebakaran (tabung
pemadam api), dan lain-lain.
c. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah
rawan di wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.
d. House Keeping
lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan
material bekas, pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-
lain.
Pada proyek pembangunan ini, hal – hal tentang kesejahteraan dan
keselamatan kerja sudah diperhatikan, yaitu dengan adanya alat – alat,
perlengkapan, dan fasilitas yang berhubungan dengan masalah kesejahteraan dan
keselamatan kerja. Meskipun masih terjadi pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukun oleh pekerja meski telah diberi rambu peringatan.

C. PROGRAM KESELAMATAN KERJA ( K3)


1. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan :
1. pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja
dan perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko
yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3. Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, UNDANG-
UNDANG KESELAMATAN KERJA Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918) dan peraturan terkait lainnya

2. SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI


1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinam- bungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah
disetujui oleh MK.Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi
pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurangkurangnya Petugas
K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3
Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila jumlah
pekerja paling sedikit 100 orang,
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian
yang memang perlu dilakukan kaji ulang)
5. Setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung.

3. FASILITAS K3
1. FASILITAS PENCUCIAN
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas
pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut
ini:
• Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
• Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika
menggunakan air dingin;
• Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
• Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau
bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga
menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka
Pihak Kami akan menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang
memadai dengan jumlah yang memadai.
• Untuk kondisi normal, Pihak Kami akan menyediakan pancuran air
untuk mandi dengan jumlah sekurang- kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

2. AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
• Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum;
• Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang
berlaku;
• Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan
terlindungi dari kontaminasi dan panas; dikosongkan dan diisi air
minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.
3. FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
• Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di
tempat kerja.
• Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

4. PENANGANAN MATERIAL DAN KIMIA BERBAHAYA ALAT


PELINDUNG DIRI
Pihak Kami bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi
pekerjanya dengan ketentuan:
1. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara
penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan
penggunaannya.
2. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada
resiko terluka dari objek jatuh, maka Penyedia Jasa menyediakan helm
pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus
menggunakannya.
3. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata
akibat pekerjaan las, atau dari serpihan material seperti potongan gergaji kayu,
atau potongan beton.
4. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan
sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki.
5. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi
6. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
7. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada
bahaya seperti asbes, asap dan debu kimia.
Bahaya Pada Kulit
a. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit,
terutama di tangan akibat penggunaan bahan berbahaya.
b. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.
Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin.
Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.
c. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama
pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan panjang, sarung tangan dan
sepatu pelindung.
d. Pihak Kami Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan
mengganti pakaian.
e. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton
dimana debu mulai terbentuk.
Penggunaan bahan kimia
a. Pihak Kami akan mempunyai prosedur yang mengatur tata cara
menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara
penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.
b. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu
tempat yang aman dan berventilasi baik.
c. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat
berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi masalah.
5. PENGAMANAN
1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengamanan
pelaksanaan konstruksi dan harus menyediakan anggota Satuan
Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi syarat- syarat
ini. Tugas dari Satpam Penyedia adalahmenjaga ketertiban dan keamanan di
lokasi proyek, melakukan pengawalan, mengatur lalu lintas dilokasi proyek,
mencatat dan memeriksa kendaraan setiap tamu yang keluar-masuk, dan hal-hal
lain yang dianggap perlu untuk perlindungan pelaksanaan konstruksi didalam
lokasi proyek termasuk perlindungan dan penjagaan peralatan, material Penyedia,
MK dan orang-orang yang bekerja serta berhubungandenganproyek ini secara
terus menerus pada jam kerja maupun bukan jam kerja siang dan malam selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya seluruh pekerjaan dan
telah diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan telah didemobilisasi
dari lapangan yang dianggap terakhir dari kedua hal tersebut
2. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia,
perwakilan penyedia atau Subpenyedia memakai kartu tanda pengenal yang
disediakan oleh penyedia. Kartu harus memperlihatkan identitas penyedia,
subpenyedia, Nomor induk karyawan dan harus selalu dipakai dilokasi proyek.
3. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang digunakan oleh
Penyedia dan subpenyedia termasuk peralatan penyedia harus diberi label nama dari
penyedia atau subpenyedia.
6. PENYIAPAN PERALATAN STANDARD YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK
K3.
Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan perlengkapan K3 seperti
diuraikan berikut ini:
1. Helm safety dengan
2. Sepatu safety
3. Safety harness
4. Sarung tangan
5. Rompi safety
6. Ear plug
7. Masker
8. Kacamata safety
9. Baricade
10. Tali pengaman Jaring Pengaman
11. Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3
12. Tempat sampah organic dan non organic
13. Tangga scaffolding
14. Lampu Trobolight
15. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
16. Jas hujan
17. Kotak P3K
Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3.

DIVISI 2. DRAINASE

GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR

Pekerjaan Ini Mencakup Penggalian Untuk Saluran Drainase Sesuai Dengan Spesifikasi Serta Memenuhi
Garis, Ketinggian, Dan Detil Yang Ditunjukkan Pada Gambar.

Ruang Lingkup

1. Pengukuran
2. Penggalian
3. Perapihan
4. Pengangkutan hasil galian (apabila diperlukan)
Alat
 Excavator
 Dump truck (apabila diperlukan untuk membuang hasil galian)
 Theodolite, Waterpass
 Alat Bantu (untuk pekerjaan perapihan)
Prosedur Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan penggalian, surveyor melaksanakan pengukuran dan pemasangan bowplank
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan penggalian.
2. Pelaksanaan penggalian dengan alat Excavator sesuai dengan acuan/bowplank yang telah dibuat
oleh surveyor
3. Tanah hasil galian dibuang diluar lokasi penggalian, untuk bentuk dan kedalaman galian
disesuaikan dengan gambar kerja dengan acuan bowplank, Pengangkutan material galian keluar
lokasi dengan Dump Truck apabila material hasil galian tidak dapat dipakai kembali sebagai
urugan
4. Perapihan hasil galian dilaksanakan secara manual agar dimensi dan elevasi/kedalaman galian
sudah sesuai dengan rencana / gambar.

Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar saluran,
khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian) saluran
rencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok serta profil
kemiringan galian.Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum
pekerjaan drainase yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air
disekitar lokasi proyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering kemudian akan dilakukan
terhadap saluran drainase lama yang dipindahkan, sebelum pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas
saluran drainase tersebut dilaksanakan.

Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan penimbunan untuk
membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan progres
pekerjaan tersebut diatas.Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran
telah sesuai dengan dimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai lokasi
yang direncanakan akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan mortar. Untuk daerah
saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan batu kali akan dikerjakan
apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan sesetabilan.

PASANGAN BATU DENGAN MORTAR

Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase.


1 . Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
2. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
3. Prosedur pekerjaan :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
• Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan harus sesuai
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
• Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
• Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah me memenuhi
syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
4. Tahapan Pekerjaan :
• Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen.
• Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.
• Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih dengan alatn
water tank truck.
• Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.
• Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai
dengan gambar.
• Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
• membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk mengetahui
karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG, DIAMETER DALAM 75 - 85 CM dan


GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG, DIAMETER DALAM 95 - 105 CM

Setelah di lakukan galian terhadap lokasi sesuai gambar dan di reksi teknis, maka selanjutnya di kerjakan
pembuatan gorong – gorong terlebih dahulu, pada pekerjaan ini terdapat dua jenis goromg-gorong pipa
beton bertulang,yaitu bediameter 75-85 cm dan 95-105 cm,
Bahan yang di gunakan adalah :
• Semen Portland
Merk Semen Portland yang dipakai akan seragam untuk semua pekerjaan beton structural maupun beton
non struktural.Mempunyai butiran yang halus dan seragam.Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras. Semen
yang dipakai untuk semua pekerjaan struktur beton adalah Semen Portland Type I.
• Kerikil Beton
Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.Tidak mengandung lumpur lebih dari
1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.Mempunyai gradasi
atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material beton.Ukuran maksimal kerikil beton
adalah 30 mm dan ukuran minimal adalah 6 mm.Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat
merusak beton.
• Pasir Beton
Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat
kering, apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.Bersifat kekal dan
tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan
sesuai untuk campuran material beton.Ukuran maksimal pasir beton adalah 6 mm dan ukuran minimal
pasir beton adalah butiran yang tertahan pada saringan nomor 100.Pasir beton tidak mengandung zat alkali
atau zat-za lain yang dapat merusak beton.
• Tulangan Beton
Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan oleh Konsultan
Supervisi.Baja tulangan diatas diameter 8 mm adalah Baja Ulir.Baja tulangan sengkang/begel atau
dibawah diameter 10 mm adalah baja polos.Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja
minimal 4000 kg/cm2 atau 400 MPa.Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan
yang dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek.Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh
dibengkokkan lagi dalam arah yang berlawanan.
• Bekisting
Pemilihan Kayu bekesting di sesuaikan dengan spesifikasi teknis,
Pelaksanaan:
Mula-mula dilakukan perakitan tulangan sesuai bentuk gorong-gorong, kemudian di lakukan pembuatan
bekisting serta melapisi dinding bekisting dengan minyak bekisting, selanjutnya di lakukan pencampuran
antara semen, kerikil dan pasir serta air sesuai job mix menggunakan concrete mixer, dan kemudian di
lakukan penuangan secara bertahap ke dalam bekisting.

SALURAN BERBENTUK U TIPE DS 1

Saluran dengan bentuk U Tipe DS 1 ini harus dipasang dengan hati-hati, lidah sambungan harus
diletakkan dibagian hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya kedalam alur sambungan dan
sesuai dengan arah serta kelandaiannya. Sebelum melanjutkan pemasangan bagian berikutnya, maka sisi
dalam dari setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat yang sama
setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus diberi adukan yang sama setelah pipa
terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, dan adukan tambahan harus diberikan
untuk membentuk selimut adukan disekeliling sambungan

Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang per segmen adalah sebagai berikut :


1. Pengukuran & Pemasangan Bowplank
2. Pemasangan Acuan/Bekisting
3. Pemasangan Beton decking
4. Pemasangan Tulangan Baja
5. Pengecoran Beton

Alat
 Concrete Mixer
 Water Tanker
 Alat Bantu

PASANGAN BATU TANPA ADUKAN (AANSTAMPING)

Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan aanstamping adalah pekerjaan penyusunan batu kosong di bawah pondasi tapak tanpa
menggunakan semen. ( tanpa menggunakan adukan semen dan pasir )aanstamping ini disusun dibawah
ponadsi tapak yang berfungsi untuk mengatasi gerakan dinamis tanah sehingga tidak merusak pondasi
dan struktur bangunan di atasnya, pasangan batu anstamping dikerjakan sebelum di kerjakan pekerjaan
pengecoran terhadap gorong-gorong maupun saluran berbentuk U.
PIPA BERLUBANG BANYAK (PERFORATED PIPE) UNTUK PEKERJAAN DRAINASE
BAWAH PERMUKAAN

Pekerjaan pemasangan pipa ini beriringan dengan pembuatan saluran, perletakan pipa berlubang banyak
di bagian bawah lapisan permukaan di maksudkan agar air di dalam lapisan tanah bawah bisa tersalurkan
ke dalam saluran, sehingga lapisan pondasi terlindung dri pada penyerapan air yang berlebih

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

GALIAN BIASA

Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk
pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah sebgai
berikut :
1. Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.
2. Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
3. Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong
dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3.
4. Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada
direksi untuk diketahui dan disetujui
• Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda
dorong.

GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE

Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa
Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada perkerasan lama.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
• Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan
alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
• Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
• Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
• Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.

TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan yang mana
diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui.
• Material dihampar dengan tenaga manusia.
•Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan
dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan
merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat Bantu.

TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN

Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan Tembok Penahan Tanah setelah
timbunan biasa terlebih dahulu sudah dilaksananakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
• Material dihampar dengan tenaga manusia.
• Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di
padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory roller atau stamper.
• Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu

PENYIAPAN BADAN JALAN

Pekerjaan ini mencakup penyiapan, perataan dan pemadatan permukaan badan jalan sebelum
penghamparan lapis pondasi agregat kelas B (sub base)

Lingkup Kerja

1. Pengukuran
2. Pembentukan & Perataan Badan Jalan
3. Pemadatan
4. Pengetesan

Uraian Kerja :
a.Penghamparan dan penyiapan badan jalan menggunakan Motor Grader
b.Vibro Roller digunakan untuk pemadatan.
c.Selanjutnya alat bantu digunakan untuk pembersihan dan penyiapan jalan untuk tahap pekerjaan
selanjutnya.
Alat
a.Motor Grader
b. Vibro Roller
c. alat bantu
d. Tenaga
e. pekerja dan
f. mandor
PEMOTONGAN POHON PILIHAN DIAMETER 30 – 50 CM

Dalam pelaksanaan penyiapan badan serta persiapan lahan, terdapat beberapa pepohonan di area lokasi
yang akan di jadikan badan jalan maupun saluran, sehingga harus di lakukan pemotongan, namun
pemotongan pepohonan tersebut harus sesuai persetujuan konsultan pengawas, serta pihak pelaksana
memerhatikan pepohonan tertentu yang di lestarikan da tidak bisa di tebang, oleh karena itu pihak
kontraktor akan melakukan penebangan pepohonan yang berdiameter 30-50 cm.

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

Setelah pekerjaan perkerasan aspal maupun perkerasan jalan beton selesai dilaksanakan, selanjutnya
dilaksanakan pekerjaan pelapisan pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan bahu jalan. Pekerjaan ini
dilaksanakan untuk meningkatkan daya dukung pada bahu jalan dan keamanan bagi pengguna jalan.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian material (Quality
control) Agregat klas B yang akan digunakan dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi
Teknik yang disyaratkan.
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
• Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel loader dengan
komposisi sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian mater agregat B dibawa ke lokasi
pekerjaan menggunakan dump truck.
• Material agregat kelas B dihampar secara manual oleh pekerja dengan lebar dan ketebalan padat
sesuai gambar rencana.
• Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan finishing dengan
Pneumatic Tyre Roller.
• Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A

Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan bahu jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas
A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan ketebalan seusia dengan
gambar rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
• Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix
design) agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik
yang disyaratkan.
• Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan
komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas A dibawa
kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
• Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai
gambar.
• Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan
dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic
tire roller.
• Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
• Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon
untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

LAPIS RESAP PENGIKAT

Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan perbaikan pondasi
agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat ini ditutup dengan menggunakan
material hotmix laston lapis pondasi (AC-Base) dimana untuk perekatan ke agregat antara lapis pondasi
agregat dengan laston lapis pondasi (AC-Base) menggunakan Lapis Resap Pengikat yang disiramkan
dengan menggunakan aspal sprayer.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
• Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor.
• Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran
aspal cair.
• Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.
• Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

Untuk pelaksanan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B ini dilaksanakan sesudah pekerjaan
penyiapan badan jalan selesai dan sudah disetujui oleh Direksi Lapangan. Lapis pondasi Agregat
kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis pondasi Agregat kelas B yang berasal dari kerikil
mempunyai 60% berat Agregat kasar dengan agnularitas 95/90
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas B dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengangkutan Material
Pengangkutan material Base B kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material
dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan
material ditempat yang lain.
b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan.Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan
c. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan PTR, Dimulai dari bagian tepi ke
bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya
dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal
pemadatan.pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuia dengan hasil trial compaction.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa harga satuan
- Asumsi :
- pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik)
- lokasi pekerjaan sepanjang jalan
- Material agregat kelas B dicampur di base Camp kontraktor
- Prosedur pelaksanan :
- Pencampuran agregat kelas B dicampurkan di base Camp dengan menggunakan alat
Wheel loader
- Pengangkutan material agregat kelas B dengan menggunakan alat Motor Grader
- Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller
- Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A


Untuk pelaksanaan pekerjaan rapis pondasi aggregal kelas A ini dilaksanakan sesudah pelaksanaan lapis
pondasi aggregat kelas B.
Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Atas untuk lapisan di bawcrh lapisan beraspar.
Lapis pondasi Agregat Kelas A mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*.
Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras A dengan prosedur sebagai berikut:

a. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan Dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakqn wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material
dilakukan pada saat tiaa dilokasi pekerjaan sebelum mqierial di stack.
Material diiurunkan dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat penghamparan
agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakqn Matar Grader dalam tahap penghamparan
ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikui :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjanghamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan.
Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai
dengan spesifikasi
c. Material iang tidak dipakai dipisahkan dqn dilempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan'

c. Pemadatan Material
Pemadalan dilakukan dengan menggunakan vibra Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


• Asumsi :
o Pelaksanaan ini menggunakan alat berat {secara mekanik)
o Lakqsi pekerjaan sepanjang jalan
o Material aggregat kelas A dicampur di Base Camp Kontraktor

• Prosedur Pelaksanaan :
o Pencampuran aggregat kelas A dicampur di Base Camp dengan menggunakan alat Wheel
Loader
o pengisian aggregat kelas A ke Dump Truck dilaksanakan dengan memakai alat Wheel Laader
o Pengangkutan material aggregat kelas A dilaksanakan dengan Dump Truck
o Penghamparan material aggregat kelas A dengan menggunakan alat Motor Grader
o Hamparan aggregat dibasahi dengan wcter Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller
o Operasi penggilasan harus aimJtai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke
arah sumbu jalan.
dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilas harus dimulai dari
bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih
tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang
dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang
telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat
harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen (misalnya Lapis
Pondasi Agregat).
Bahan Lapis Resap Pengikat diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak minyak
tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh direksi Pekerjaan. Pengambilan Lapis Resap
Pengikat pada Distributor Aspal pada saat akan dilaksanakan pekerjaan.
Lapisan Resap Pengikat hanya dikerjakan pada suatu permukaan jalan yang kering atau sedikit
lembab. Sebelum lapis resap harus dibersihkan dari segala kotoran yang tidak berguna.
Penyemprotan dilakukan dengan mempertimbangkan kelancaran arus lalu lintas.Peralatan yang
digunakan untuk pekerjaan ini adalah compressor dan alat bantu lainnya.
Segera setelah pekerjaan penyemprotan dikerjakan, pengaturan arus lalu lintas dibuat dengan
menggunakan tanda-tanda lalu lintas agar permukaan yang baru disemprotkan tidak dilalui
kenderaan.

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


Asumsi :
=> Menggunakan alat berat (secara mekanik)
=> Lokasi pekerjaan : Sepanjang Jalan
Prosedur Pelaksanaan :
=> Aspal dan minyak flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal
cair.
=> Permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor.
=> Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan
yang akan dilapis.

LASTON LAPIS PONDASI (AC-BASE)

Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston
Lapis Pondasi (AC-Base) . Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis
pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis
Resap Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
• Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Pondasi
(AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan
densitynya.
• Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
• Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
• Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem
roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan
menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing
dengan alat tandem roller.
• Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan
alat bantu.
• Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil
untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC) DAN LASTON LAPIS ANTARA PERATA (AC-BC(L))

1. Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan lapir aus aspal beton (AC – Base)
dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan, maka di lakukan pekerjaan
Lapis Perekat - Aspal Cair, Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan laston lapis
pondasi (AC – Base) dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, penghamparan, pemadatan di atas permukaan jalan yang
telah disiapkan sesuai dengan persyaratan. Aspal dihampar pada jalan yang telah selesai dilapis
Lapis Resap Pengikat atau biasa disebut Prime Cot. Material yang digunakan mempunyai
spesifikasi yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Material Aspal diangkut dari AMP
dengan menggunakan Dump Truck. Bak Dump Truck harus terbuat dari metal dan harus bersih
dari kotoran. dan pada bagian atas Dump Truck ditutup rapat dengan terpal yang terbuat dari kain
dan lahan terhadap air, agar material tidak melekat pada bak Dump Truck dan tidak cepat turun
suhunya. Dari Dump Truck material Aspal dicurahkan ke Aspal Finisher yang dilengkapi dengan
carang curah dan ulir-ulir pendisiribusian, menempalkqn material secara merala didepan batang
perata yang dapat distel. Dalam penghamparan selalu diikuti tenaga surveyar dan Direksi
Pekerjaan, agar dapat mengontrol ketebalan dan kemiringan penghamparan. Penggilasan Aspal
yang telah dihamparkan aleh Aspal Finisher dipadatkan dengan alat Tandem Roller dan PTR.
Untuk penghubung antar lokasi penghamparqn dengan AMP digunakan radio komunikasi (HT).
pekerjaan ini dilaksanakan dengan langkah langkah yang sama dengan asphali concrete.

Peralatan yqng dipakai :


• Aspal Mixing Plant {AMP)
• Genset; yang dipakai pada AMP
• Aspal Finisher
• Dump Truck
• Tandem Roller
• PTR
• Wheel Laader
Aggregat yang digunakan adalah sesuai dengan hasil pengujian Lab. (sesuai dengan Jab Mix Design)
yang telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi leknis.setiap hasil campuran yang telah dimual kedalam
dump truck untuk dibawq ke lapangan pekerjqan terlebih dahulu ditimbang untuk mengelahui tonase
cqmpuran tersebut. Sebelum penghamparan dilaksanakan permukaan jalan harus dibersihkan dari
material lepas yang tidak dihendaki dengan menggunakan comperessar atau alat manual.untuk
memastikan lebar dan tebal hamparan Aspal, makq pada tepi-tepi jalan dipasang balok pembatas atau
benang garis atau garis pembatas.
Aspal dihampar dengan aspal finisher, serta unit-unit mesin pemadat antara lain : Tandem Roller, PTR,
penggilasan harus terdiri dari tiga aperasi yaitu : penggilasan qwal 0-10 menit, penggilasan sekunder 10-
20 menil dan penggilasan akhir 20-45 menit..

LAPIS PEREKAT - ASPAL CAIR

Sebelum laston Lapis Aus AC-WC Levelling dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan antara
permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan bahaan lapis perekat yang
disemprotkan dengan menggunakan apal spayer.
Metoda kerja :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untur disetujui
• Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air compressor.
• Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai spesifikasi dan
dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
• Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.
• Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.

LASTON LAPIS AUS (AC-WC) dan BAHAN ANTI PENGELUPASAN

Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC – BC dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka dilanjutkan
dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-
WC) dengan ketebalan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
• Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Aus
(AC-WC) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan
densitynya.
• Pencampuran maretial hotmix AC-WC di olah menggunakan AMP dan ditambahkan bahan aditif
yang berfungsi sebagai anti pengelupasan.
• Material hot mix AC-WC dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
• Material AC-WC dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem roller
dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan
menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing
dengan alat tandem roller.
• Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan
alat bantu.
• Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil
untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.
Bahan yang digunakan untuk anti pengelupasan adalah zat aditif. Aditif berguna untuk meningkatkan
pelekatan dan anti pengelupasan bila diperlukan, dapat ditambahkan ke dalam aspal sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya

Bahan Aditif Untuk Aspal :


1. Aditif kelekatan dan anti pengelupasan harus ditambahkan ke dalam bahan aspal bilamana
diperlukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
2. Persentase aditif yang diperlukan harus dicampurkan ke dalam bahan aspal sesuai dgn petunjuk
pabrik untuk menghasilkan campuran yang homogen.

DIVISI 7. STRUKTUR

BETON MUTU SEDANG DENGAN FC’= 20 MPA

Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton
bertulang dengan mutu beton fc’= 20 mpa sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

• Asumsi :
 Menggunakan alat berat {secara mekanik)
 Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
 Prasedur Pelaksanaan :
 Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
 Beton dicor kedalam perancah yang telah disiapkan
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

BETON MUTU RENDAH DENGAN FC’= 15 MPA

Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang digunakan
adalah semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan dan diaduk
dengan Concrete Mixer dan beton di car kedalam bekisting yang telah disediakan, peralatan
yang digunakan adalah molen/concrete mixer, gerobak dorong, alat tukang batu serta alat
bantu.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

• Asumsi :
 Menggunakan alat berat ( secara mekanik )
 Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan

• Prosedur Pelaksanaan
 Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
 Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

BETON MUTU RENDAH DENGAN FC’= 10 MPA

Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang digunakan
adalah semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan dan diaduk
dengan Concrete Mixer dan beton di car kedalam bekisting yang telah disediakan, peralatan
yang digunakan adalah molen/concrete mixer, gerobak dorong, alat tukang batu serta alat
bantu.

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


• Asumsi :
 Menggunakan alat berat ( secara mekanik )
 Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
• Prosedur Pelaksanaan
 Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
 Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

BAJA TULANGAN BJ 24 POLOS


Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base Camp
Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site)

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


• Asumsi :
 Pekerjaan dilakukan secara manual
 Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
• Prosedur Pelaksanaan :
 Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan.
 Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat.
BAJA TULANGAN BJ 39 ULIR
Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base Camp
Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site)

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


• Asumsi :
 Pekerjaan dilakukan secara manual
 Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
* Prosedur Pelaksanaan :
 Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan.
 Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat.

PEMBONGKARAN PASANGAN BATU

Pekerjaan pembongkaran ini dimaksudkan untuk pembongkaran pada pasangan batu lama yang sudah
rusak sehingga harus diganti.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan
kepada direksi untuk diketahui dan disetujui.
• Memilih pasangan batu yang akan dibongkar.
• Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat
bantu.
• Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi pekerjaan.

PEKERJAAN PASANGAN BATU

Membersihkan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta
kelurusannya sesuai profil yang dipasang.Mengamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan
dipadatkan sehingga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm.
Menghampar spesi talud dan memasang batu dengan rapi dengan posisi batu mendatar dan mengisi
celah-celah antara batu bagian samping sampai penuh sengan dipasang drainase air tanah dengan
menggunakan pipa pralon dengan jarak rata rata 1 meter selang seling. Setelah selesai dilakukan
pekerjaan plesteran pada bagian atas talud serta dilakukan plester siaran pada permukaan dengan rapi.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

PENANAMAN POHON JENIS MAHONI

Penanam pohon di lakukan sesuai direksi teknis, dan penanaman nya di sesuaikan dengan gambar
bestek, setelah di lakukan penanaman, maka di lakukan pembuatan pagar sementara, agar terhindar dari
ganguan binatang.
MARKA JALAN TERMOPLASTIK

Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa pengecatan Marka
Jalan dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksanakan diatas permukaan jalan AC-WC Leveling yang
telah selesai dilaksanakan.

Bahan :
• Cat marka berwarna putih atau kuning seperti gambar dan memenuhi spesifikasi menurut
AASHTO M249 – 79
• Butiran kaca (glass bead) sesuai spesifikasi AASHTO M247 - 81 (Tipe 2)
Alat
• Air Compressor
• Pick Up
• Mesin Cat Marka
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Penyiapan permukaan perkerasan sebelum penandaan marka
2. Pembersihan lokasi pekerjaan/permukaan perkerasan dari debu dan bahan yang bergemuk.
3. Bahan cat thermoplastic dipanaskan terlebih dahulu
4. Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru dicor kurang dari 3 bulan
setelah pelaksanaan lapis permukaan kecuali diperintahkan lain oleh Owner
5. Pangaturan dan penandaan semua marka pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan
penempatan yang presisi sebelum pengecatan marka
6. Pengecatan marka jalan dilaksab]nakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross
7. Pengecatan marka dilakukan dengan mesin pengecat marka/mesin marka yang bergerak sendiri,
jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat
garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi).
8. Ketebalan cat ketika digelar, yaitu tebal basah minimum 1,50 mm, belum termasuk butiran kaca
(glass bled)
9. Pengecatan dilakukan dengan kondisi temperatur 204 - 218 °C
10. Selanjutnya dilakukan penaburan butiran kaca (glass bead) yang dilaksanakan diatas permukaan
cat segera setelah penyemprotan. Butiran kaca (glass bead) ditaburkan dengan kadar 450
gram/m².

RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL ENGINEER GRADE

Pemasangan rambu jalan di sesuai kan dengan lokasi penempatan yang telah di tetapkan pada
gambae bestek, jenis rambu pemantul engineer grade sesuai dengan spesifikasi teknis
PEKERJAAN LAIN – LAIN

PEKERJAAN FINISING

Pekerjaan finishing adalah menyelesaikan seluruh jenis pekerjaan yang ada dalam gambar
dengan rapi serta memasang semua kunci-kunci dan membersihkan semua bekas bahan – bahan/
material yang tidak dipergunakan lagi serta membuat foto-foto kegiatan 100 %
Metode dan rencana kerja, syarat-syarat ini menjadi pedoman bagi kontraktor
pelaksana pekerjaan dilapangan demi tefcapainya sasaran yang diginkan oleh pemilik pekerjaan.
Kontraktor pelaksana Akan melaksanakan, Membuat papan nama proyek dengan ukuran yang
disetujui direksi. Dan membersihkan
seluruh lokasi pekerjaan/Finishing serta memasang kembali komponen- komponen yang masih
dapat dipergunakan.

PEMBERSIHAN AKHIR

Setelah semua item pekerjaan selesai dilakukan maka selanjutnya dilakukan pembersihan akhir,
yaitu pembersihan lokasi pekerjaan dari sisa – sisa material yang tidak terpakai, perapihan
perkerjaan dan juga pembongkaran utilitas – utilitas pekerjaan yang tidak terpakai.

DEMOBILISASI

Setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan maka peralatan dan tenaga


kerja akan dikembalikan seluruhnya ke tempat asalnya.
Demikian lah metode Pelaksanaan ini dibuat sebagai suatu acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
nanti

ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI


Setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibuktikan dengan foto-foto pelaksanaan pekerjaan dari
awal sebelum kerja (0%), sedang kerja (50%) dan selesai kerja
(100%) dari sudut pandang yang sama. Pekerjaan ini akan menjadi bukti acuan pembayaran
angsuran pekerjaan

Aceh Utara, 6 Januari 2014


PT. KOETA RADJA

TEUKU AMMUSRI, SE
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai