Anda di halaman 1dari 16

Overview and Assignments for Chapter 3

Analyzing Financing Activities

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan


Dosen Pengampu: Dr. Sansaloni Butar Butar, M.Si, Akt

Disusun Oleh:
Serafina Elsa F. S. (18.G1.0075)
Alyna Elsa Gunawan (18.G1.0078)
Fiona Sudarmana (18.G1.0100)
Phoa Cindie Permana (18.G1.0137)
Manuel Giovannie Prijanto (18.G1.0214)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2020
Overview

1. Pahami pembiayaan dari hutang dan evaluasi kegunaannya untuk analisis


Hutang / kewajiban keuangan yang mengacu pada dana, yang di mana secara
eksplisit dipinjam oleh perusahaan dari beberapa penyedia modal. Perusahaan dapat
meminjam langsung dari investor dengan menerbitkan sekuritas seperti obligasi ( utang
publik ) . Perusahaan mungkin juga meminjam dari lembaga keuangan, seperti bank,
dalam bentuk pinjaman ( hutang pribadi ). Hutang selalu memiliki biaya pinjaman yang
eksplisit, biasanya melalui pembayaran bunga, maka kewajiban keuangan disebut juga
kewajiban berbunga, yang membedakannya dari kewajiban operasi seperti hutang. Ciri
penting dari utang adalah memiliki jangka waktu tetap di mana hutang akan jatuh tempo.
Artinya, jumlah pinjaman, atau pokok, harus dilunasi pada saat jatuh tempo.
Hutang yang memiliki jangka waktu melebihi satu tahun disebut hutang jangka
panjang. Contoh : obligasi, surat utang, dan catatan yang diterbitkan untuk publik (hutang
publik), pinjaman berjangka, dan catatan jangka panjang (hutang pribadi). Perusahaan
meminjam untuk proyek jangka panjang atau untuk memenuhi kebutuhan modal yang
berkelanjutan. Di neraca, hutang jangka panjang diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak
lancar.
Perusahaan juga meminjam uang dalam jangka pendek. Selain fleksibilitasnya,
pinjaman jangka pendek menawarkan tingkat bunga yang lebih rendah daripada hutang
jangka panjang. Namun, pinjaman jangka pendek lebih berisiko karena kebutuhan
pembayaran kembali dalam waktu dekat. Contoh : revolver, discounted bills, dan
commercial paper. Utang jangka pendek terutama digunakan untuk pembiayaan modal
kerja dan kebutuhan likuiditas lainnya. Pinjaman jangka pendek diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar dan muncul di neraca sebagai item baris yang disebut pinjaman bank,
surat berharga, atau catatan jangka pendek.

2. Analisis dan interpretasikan jenis sewa dan jelaskan implikasi dan penyesuaian
untuk laporan keuangan
Terdapat 2 metode alternatif pada akuntansi sewa yang di mana mencerminkan
perbedaan dalam kontrak sewa, yaitu :
a. Sewa pendanaan merupakan sewa yang mengalihkan manfaat serta resiko
kepemilikan dengan secara substansial yang akan dicatat sebagai perolehan aset &
akan menimbulkan kewajiban bagi lesse.
b. Sewa operasi merupakan lessor yang mencatat MLP sebagai beban (pendapatan)
sewa serta tidak adanya aset / kewajiban yang diakui pada neraca.

3. Analisis pengungkapan kewajiban kontinjensi dan jelaskan resikonya


Kontinjensi adalah potensi keuntungan dan kerugian yang resolusinya tergantung
pada satu atau lebih banyak kejadian di masa depan. Sedangkan, pada rugi kontinjensi
adalah klaim potensial atas sumber daya pada perusahaan yang dikenal dengan kewajiban
kontinjensi. Kewajiban kontinjensi ini dapat timbul dari perkara hukum, ancaman
pengambilalihan, penagihan piutang, klaim yang timbul dari produk jaminan atau cacat,
jaminan kinerja, penilaian pajak, risiko pertanggungjawaban sendiri, dan bencana
kerugian harta benda.
Kerugian kontinjensi ini harus memenuhi dua kondisi agar dapat dikatakan sebagai
kerugian, yaitu yang pertama adalah ‘besar kemungkinan’ yaitu aset akan benar – benar
akan menurun dalam realisasinya, dan kondisi yang kedua yaitu ‘dapat diestimasikan
dengan memadai’ seperti contohnya piutang tak tertagih karena selalu dicatat di laporan
keuangan dengan nominalnya.
Catatan dalam mengungkapkan kontinjensi biasanya meliputi:
➔ Penjelasan mengenai kewajiban kontinjensi serta tingkat risiko.
➔ Jumlah potensi kontingensi dan bagaimana partisipasi orang lain dirawat dalam
menentukan eksposur risiko.
➔ Tuduhan, bila ada, pada pendapatan untuk perkiraan kerugian kontinjensi.
Cadangan pada kerugian di masa depan merupakan jenis kontingensi lain yang
harus diperiksa. Konservatisme dalam akuntansi mengharuskan perusahaan mengakui
kerugian saat perusahaan dapat menentukannya atau dapat meramalkannya. Akan tetapi,
perusahaan cenderung untuk mengestimasi lebih besar (overestimate) kerugian kontinjen
mereka, pada saat tahun = tahun dengan kinerja buruk yang dapat disebut “mandi besar”
merupakan istilah pencatatan kerugian pelepasan aset, relokasi, dan penutupan pabrik.
Overestimating kerugian ini akan menarik biaya masa depan ke periode sekarang dan
dapat digunakan oleh manajemen sebagai alat untuk mengatur atau meratakan laba.

4. Identifikasi pembiayaan di luar neraca dan konsekuensinya untuk analisis resiko


Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet-financing) merupakan suatu
kewajiban pendanaan yang tidak dicatat karena ada bagian tatanan yang selalu berubah.
Contoh pembiayaan di luar neraca yaitu ketika perusahaan sepakat untuk membeli aset
dengan meminta pihak luar untuk membantu dalam mendapatkannya serta juga
menyediakan dana yang cukup untuk melunasi hutangnya. Perusahaan menempatkan
transaksi tersebut sebagai investasi yang tercatat dalam ekuitas sehingga tidak
dikonsolidasi dalam laporan keuangan. Dampaknya pembiayaan tersebut tidak diakui
sebagai kewajiban, sehingga saat analisis resiko tidak terdeteksi dan menyebabkan
adanya pembiasan pada hasil analisis.

5. Jelaskan, analisis, dan interpretasikan faktor-faktor pembeda dalam modal saham


Modal Saham (Capital Stock) adalah saham yang diterbitkan kepada pemegang
saham sebagai imbalan atas aset dan jasa yang telah diberikannya. Pelaporan modal
saham menjelaskan mengenai perubahan jumlah lembar saham. Modal saham beredar
dapat mengalami kenaikan dan juga penurunan.
Sumber kenaikan modal saham yang beredar :
● Penerbitan saham
● Konversi uang dan saham preferen
● Penerbitan dividen saham dan pemecahan saham
● Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger
● Penerbitan untuk opsi saham dan waran
Sumber penurunan modal saham yang beredar :
● Pembelian dan penghentian saham
● Pembelian kembali saham
● Pemecahan saham terbaik
Salah satu aspek penting dari analisis modal adalah adanya opsi dari pihak lain, opsi
tersebut yakni :
● Saham preferen & hak konvensi utang yang menjadi saham biasa
● Waran yang bisa ditukarkan dengan saham pada kondisi tertentu
● Opsi saham untuk kompensasi serta bonus diperlukan penerbitan modal
saham selama pada periode tertentu dengan harga tetap
● Komitmen untuk menerbitkan modal saham
Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa modal saham diklasifikasikan menjadi
dua yakni :
a. Saham Preferen
➢ Saham preferen adalah salah satu bentuk saham yang memiliki fitur yang tidak
dimiliki oleh saham biasa.
➢ Karakteristik saham preferen :
a. Prioritas atas pembagian dividen daripada pemegang saham biasa, termasuk
hak partisipasi dan dividen kumulatif
● Hak partisipasi : hak untuk mendapatkan tambahan dividen apabila
masih terdapat kelebihan dividen setelah dibagi kepada pemegang
saham preferen dan bias.
● Hak kumulatif : hak untuk mendapatkan dividen setiap tahun dengan
mengabaikan kondisi perusahaan apakah dalam kondisi laba atau rugi
(memiliki jumlah dividen tetap), dan jika perusahaan memiliki hutang
dividen kepada pemegang saham preferen, maka perusahaan wajib
membayarkan dividen terutang tersebut sebelum membagikan dividen
kepada pemegang saham preferen dan pemegang saham biasa.
b. Prioritas atas likuidasi, karena sering kali selisih antara nilai nominal dan nilai
likuidasi saham preferen bisa besar.
● Dapat dikonversi menjadi saham biasa
● Tidak mempunyai hak suara pada RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham)
● Adanya harga pembelian kembali
➢ Saham preferen juga disebut dengan surat berharga hybrid, karena saham preferen
memiliki karakteristik gabungan yakni saham biasa dan obligasi. Saham preferen
dan saham biasa sama-sama tidak memiliki tanggal jatuh tempo pembayaran,
namun saham preferen memiliki jumlah dividen yang tetap (tidak dipengaruhi
kondisi perusahaan yang sedang dalam kondisi untung atau rugi), sama dengan
obligasi yang memiliki biaya bunga yang tetap dan harus dibayarkan.
b. Saham Biasa
➢ Saham biasa adalah salah satu bentuk saham yang mencerminkan hak
kepemilikan serta memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja
perusahaan.
➢ Karakteristik saham biasa :
● Tidak diprioritaskan dalam pembagian dividen, sehingga saham biasa
sering disebut dengan bunga sisa
● Terdapat suara di dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
● Memiliki nilai nominal (ditentukan pada anggaran dasar perusahaan
serta tidak adanya hubungan / kaitan khusus terkait dengan kondisi
keuangan perusahaan yang bersangkutan setelah pengeluaran saham
tersebut), jika tidak memiliki nilai nominal biasanya memiliki nilai yang
ditetapkan.
Modal saham yang ada pada laporan keuangan perlu dianalisis. Dalam melakukan
analisis terhadap modal saham, dibutuhkan informasi relevan. Informasi tersebut harus
yang berkaitan dengan komposisi ekuitas dan pembatas-pembatas yang berlaku.
Komposisi ekuitas menjadi bagian yang penting dalam analisis modal saham, sebab
komposisi ekuitas ini dapat mempengaruhi hak sisa atas saham biasa, serta hak, risiko,
dan pengembalian bagi investor ekuitas. Hak tersebut meliputi hak partisipasi dividen dan
hak konversi.

6. Jelaskan mengenai laba ditahan dan pendistribusiannya melalui dividen


Laba ditahan adalah modal yang diterima perusahaan yang mana mencerminkan
akumulasi laba yang tidak didistribusikan sejak awal oleh perusahaan. Laba ditahan
menjadi sumber utama pembagian dividen kepada para pemegang saham. Dividen yang
dibagi dapat dalam bentuk tunai (dividen tunai) maupun saham (dividen saham).
Dividen tunai adalah pembagian laba perusahaan yang dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Dividen ini merupakan dividen yang paling
umum digunakan oleh perusahaan, sedangkan dividen saham adalah pembagian laba
perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham.
Dividen saham dalam jumlah kecil, nilai saham yang akan dibagi adalah lebih kecil
dari 20%-25% dari jumlah saham beredar dan saham yang akan diterbitkan sebagai
dividen dinilai sebesar harga pasar nya, sedangkan dividen saham dalam besar biasanya
nilai saham yang akan dibagi adalah lebih besar 25% dari jumlah saham beredar dan
saham yang akan diterbitkan sebagai dividen dinilai sebesar nilai par nya.
Terdapat dua bentuk pembagian saham anak perusahaan kepada pemegang saham:
a. Spin Off
Pembagian saham dari anak perusahaan untuk pemegang saham pada perusahaan
induk. Apabila perusahaan induk mendistribusikan pada kepemilikan saham dari anak
perusahaan untuk pemegang saham, maka dengan melalui dividen saham.
b. Split Off
Pemegang saham yang membentuk perusahaan baru untuk mengambil alih anak
perusahaan dari perusahaan induk yang ada. Pemegang saham dari perusahaan induk
akan menerima saham dari anak perusahaan dengan melakukan penukaran dari saham
yang dimiliki pada perusahaan induk.

7. Analisis dan interpretasikan kewajiban dari sudut pandang ekuitas


Liabilities At The “Edge” of Equity membahas mengenai obligasi konvertibel,
saham preferen yang dapat ditarik kembali, dan kepentingan minoritas.
a. Obligasi konvertibel adalah obligasi yang dapat ditukar atau dikonversi menjadi saham
pada saat jatuh tempo. Obligasi konvertibel tergolong di dalam sekuritas hybrid karena
memiliki fitur obligasi dan ekuitas.
b. Saham preferen yang dapat ditarik kembali; Perusahaan yang sahamnya tidak
diperdagangkan tidak dapat dikenakan biaya persyaratan SEC dan dapat terus
melaporkan saham preferen sebagai ekuitas. Namun jika diperdagangkan maka
pengungkapan ketentuan penarikan kembali saham preferen untuk tiap-tiap tahun
selama lima tahun setelah tanggal neraca.
c. Kepentingan minoritas adalah pemegang saham minoritas terhadap anak perusahaan
yang akan terkonsolidasi di laporan keuangannya.

8. Analisis pengungkapan dana pasca pensiun dan nilai konsekuensi untuk valuasi
perusahaan dan resiko.
Kerangka dasar akuntansi pensiun pertama kali dinyatakan oleh GAAP dan SFAS
87. Tujuan SFAS 87 sendiri yaitu supaya ukuran biaya pensiun agar tetap stabil serta
permanen, maka dari itu beban pensiun yang termasuk dalam laba bersih merupakan
biaya pensiun periode bersih, Akuntansi pensiun terkini yang terdapat dalam SFAS 158
mengakui status pendanaan bagi program pensiun pada neraca. Status pendanaan yaitu
perbedaan antara nilai pasar terkini aset program pensiun & kewajiban pensiun. SFAS 87
serta SFAS 158 ini mengakui bahwa perataan biaya periodik pensiun bersih dalam laba,
tetapi dalam SFAS 87 tidak mengakui status pendanaan pada neraca, bahkan SFAS 87
hanya mengakui bahwa akumulasi biaya periodik pensiun bersih dalam neraca yang
sebagai akrual / biaya pensiun dibayar dimuka.
Terdapat lima prosedur analisis manfaat pasca pensiun :
a. Rekonsiliasi angka ekonomis serta angka yang dilaporkan
b. Menyesuaikan laporan laba rugi dan neraca
c. Asumsi aktuaria dan analisis sensitivitas
d. Paparan risiko pensiun
Risiko pensiun yaitu probabilitas ketidakmampuan perusahaan untuk
membayarkan kewajiban pensiun tahun berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa risiko
pensiun bergantung pada banyak sedikitnya jumlah rencana dana pensiun, semakin
banyak rencana dana pensiun, maka semakin tinggi tingkat risiko pensiunnya.
Dalam melakukan evaluasi paparan risiko pensiun perusahaan, seorang analis
perlu untuk menilai dua faktor berikut ini :
● Intensitas pensiun, yakni besar kewajiban pensiun sehubungan dengan
ukuran pos aset lain dalam perusahaan
● Sejauh mana profil risiko dari aset program yang salah dikaitkan dengan
berupa kewajiban pensiunnya
e. Implikasi arus kas atas manfaat pasca pensiun
Arus kas keluar = kontribusi yang disiapkan perusahaan untuk program tersebut.

Assignment

3.3. Apa saja bentuk umum dari financing liabilities? Mana saja yang termasuk jangka
panjang dan jangka pendek?
Bentuk umum dari financing liabilities adalah segala bentuk pembiayaan hutang
seperti surat utang dan obligasi jangka panjang, pinjaman jangka pendek, dan sewa guna
usaha. Liabilitas biasanya dilaporkan sebagai liabilitas jangka panjang atau jangka pendek.
Hal ini ditentukan berdasarkan apakah jangka waktu kewajiban tersebut lebih dari 1 tahun.
Kewajiban yang jangka waktunya lebih dari 1 tahun merupakan liabilitas jangka panjang,
sedangkan kewajiban yang jangka waktunya kurang dari 1 tahun disebut liabilitas jangka
pendek
● Contoh liabilitas jangka pendek: Utang pajak, utang dividen, utang gaji, pendapatan
diterima dimuka, penghasilan yang perlu dibayarkan, utang wesel, dan utang dagang.
● Contoh Liabilitas jangka panjang: Liabilitas pajak tangguhan, liabilitas pensiun,
liabilitas sewa, wesel bayar, dan utang obligasi

3.8. Jelaskan manfaat dan persoalan berkaitan dengan pelaporan hutang jangka panjang
menggunakan metode:
a. Face value
Teori akuntansi menunjukkan bahwa menggunakan nilai sekarang adalah
langkah yang lebih tepat untuk mengukur kas di kemudian hari. Beberapa analis kredit
yang menggunakan nilai nominal utang ketika menentukan utang-ekuitas / cakupan rasio
perusahaan untuk mengukur terkait dengan utang komitmen perusahaan. Selain itu,
seorang analis harus mempertimbangkan nilai nominal saat jatuh tempo ketika
mempersiapkan perkiraan arus kas.
Selama nilai nominal tidak menyimpang secara signifikan dari biaya diamortisasi
maka tingkat kupon dan suku bunga efektif adalah sama. Selama tingkat suku bunga
rendah, perusahaan menerbitkan utang dengan tingkat kupon yang hampir sama dengan
suku bunga yang berlaku. Namun, jika tingkat suku bunga tinggi, perusahaan bisa
mengeluarkan utang dengan pembayaran kupon secara substansial lebih rendah (kadang-
kadang, bahkan zero coupon).
b. Amortized cost
Hutang biasanya dilaporkan pada neraca sebesar biaya perolehan diamortisasi
sehingga dapat berbeda dari jumlah kewajiban pada saat jatuh tempo (nilai nominal).
c. Fair values
Nilai wajar mencerminkan nilai hutang kini. Nilai wajar yang menyimpang dari
biaya perolehan diamortisasi mencerminkan tingkat suku bunga saat ini, tidak seperti
biaya perolehan diamortisasi, yang mencerminkan tingkat suku bunga pada saat
diterbitkan. Selain itu dalam kondisi normal, nilai wajar mengukur nilai likuidasi hutang
namun kekurangannya yaitu nilai wajar kurang berguna sebagai pengukur utang yang
dimiliki hingga jatuh tempo.

3.9. Apa saja bentuk perlindungan yang dimasukkan para pemberi pinjaman dalam
kontrak hutang mereka?
Pemberi pinjaman kadangkala memiliki kontrak eksplisit dengan perusahaan
peminjam yang membantu pemberi pinjaman untuk melindungi uang yang mereka
pinjamkan. Biasanya, ada tiga cara pemberi pinjaman melindungi diri mereka sendiri: (1)
senioritas, (2) jaminan, dan (3) perjanjian. Informasi. Dalam catatan untuk laporan tahunan
memberikan rincian tentang perlindungan ini. Memahami sifat dari perlindungan ini dan
implikasinya penting dalam analisis, terutama untuk perusahaan yang kesehatan
keuangannya buruk.
1. Senioritas
Senioritas mengacu kepada urutan yang di mana berbagai pihak akan dibayar
ketika perusahaan bisnis tersebut dibubarkan. Klaim senior akan dibayar sebelum
klaim junior. Senioritas klaim tertentu ditentukan sebelumnya oleh hukum. Misalnya
iuran pemerintah, seperti pajak hutang, dan iuran karyawan, seperti gaji yang belum
dibayar, perlu diselesaikan sebelum klaim lainnya ditangani. Selain itu, pemegang
ekuitas hanya dapat dibayar setelah semua klaim lainnya dilunasi dibayar, dan ekuitas
umum adalah yang paling junior dari semua klaim.
2. Jaminan
Keamanan atau agunan mengacu pada aset yang dipisahkan selama
pembubaran secara khusus memenuhi klaim tertentu. Klaim yang didukung oleh
agunan disebut terjamin. Apabila perusahaan tersebut dibubarkan, maka dari itu
pemilik klaim dapat menjualkan aset yang diidentifikasi agar bisa untuk memenuhi
klaim mereka. Beberapa jenis aset tertentu yang ditawarkan merupakan sebagai
sebuah jaminan ditetapkan dalam kontrak pinjaman.
3. Perjanjian
Pemberi pinjaman membuat perjanjian untuk melindungi investasi mereka.
Perjanjian bisa berupa afirmatif atau negatif. Perjanjian afirmatif menentukan
tindakan yang perlu dilakukan oleh manajemen mengambil untuk menjaga hutang
dalam performa yang baik.

3.13. Jelaskan margin of safety pada kontrak hutang dan jelaskan bagaimana margin of
safety berpengaruh terhadap penilaian relatif risiko perusahaan
Margin keamanan (margin of safety) berguna untuk memprediksikan masalah pada
masa pinjaman. Margin keamanan (margin of safety) ini mengacu kepada sejauh mana
ketaatan di masa sekarang yang melampaui pembatasan minimum. Ada beberapa hal yang
penting harus terlampir di dalam kontrak utang yaitu ketentuan hutang itu sendiri berupa
jumlah pinjaman, tanggal pembayaran dan jatuh tempo, serta tingkat bunganya. Lalu
pembatasan pemakaian sumber daya milik perusahaan dan pelaksanaan aktivitas bisnis,
fleksibilitas serta kemampuan perusahaan untuk mendapat pendanaan selanjutnya.
Larangan pembayaran dividen yang dialihkan dengan laba ditahan

3.18. Diskusikan penerapan akuntansi sewa untuk analisis dalam laporan keuangan
Perbedaan pencatatan akuntansi bagi lessor dan lessee terletak pada bagaimana lessor
mencatat jenis sewa, apakah sebagai operating lease atau capital lease. Apabila sewa
dicatat sebagai operating lease maka aset yang bersangkutan tetap berada di neraca
pemilik, kemudian pemilik mencatat pembayaran sewa sebagai pendapatan, depresiasi aset
sebagai beban penyusutan, dan selisih antara pendapatan dan beban tersebut sebagai laba
bagi pemilik.
Sedangkan jika dicatat sebagai capital lease, maka aset yang disewakan akan
dipindah ke neraca lessee, kemudian lessor akan mencatat piutang sebesar pembayaran
yang diharapkan. Selisih antara piutang dan aset yang dipindahkan ke neraca lessee dicatat
sebagai kewajiban berupa pendapatan diterima dimuka yang diakui menjadi pendapatan
sewa secara bertahap selama masa sewa berlangsung.

3.19. Ketika sebuah sewa termasuk jenis sewa operasi baik di pihak lessor maupun lessee,
jelaskan jumlah apa yang akan ditemukan dalam neraca keduanya terkait dengan
sewa obligasi dan aset yang disewakan.
Neraca pada lessee tidak mengakui adanya aset / kewajiban terkait dengan sewa serta
lessee akan mengakui (mencatat) pembayaran sewa (minimum lease payment-MLP)
sebagai beban sewa. Sedangkan pada lessor, pada neracanya akan mencatat aset sewa
dengan beban penyusutan aset tersebut serta mengakui pembayaran sewa sebagai
pendapatan ketika pembayaran telah diterima.

3.20. Ketika sebuah sewa termasuk jenis sewa pendanaan baik di pihak lessor maupun
lessee, jelaskan jumlah apa yang akan ditemukan dalam neraca keduanya terkait
dengan sewa obligasi dan aset yang disewakan.
Neraca lessor dan lessee akan menunjukkan angka yang sama pada saat sewa dimulai
dan berakhir. Sementara selama tahun sewa berjalan akan muncul perbedaan pada neraca
kedua pihak dimana aset sewa akan lebih rendah dari kewajiban sewa, hal tersebut
disebabkan oleh:
- Penurunan aset sebesar penyusutan yang terjadi
- Penurunan kewajiban sebesar amortisasi pokok
- Penurunan ekuitas periode sebelumnya yang merupakan akumulasi penyusutan dan
beban bunga periode bersangkutan.

3.27. Definisikan off-balance-sheet financing dan berikan 3 contoh


Pembiayaan di luar laporan posisi keuangan (off-balance-sheet) merupakan salah satu
metode akuntansi yang dimana perusahaan tidak mencatat aset serta kewajibannya ke
dalam laporan posisi keuangan. Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk meminjam
tanpa mempengaruhi perhitungan rasio hutang serta posisi likuiditas perusahaan.
3 contoh yang paling umum dari off-balance-sheet financing adalah :
- Sewa Operasi (leasing)
- Pengembangan Kemitraan
- Joint Venture

3.34. Jelaskan perbedaan macam-macam kredit yang ditangguhkan dalam neraca.


Diskusikan bagaimana cara menganalisis akun-akun tersebut.
● Beban dibayar dimuka
Merupakan beban yang diperkirakan dapat memberi manfaat jangka pendek.
Akun ini dicantumkan dalam kelompok aset lancar pada neraca. Misalnya: bunga
dibayar dimuka, iklan dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, dll.
● Pendapatan diterima dimuka
Akun ini disajikan dalam neraca pada bagian kewajiban. Sebuah pendapatan
ditangguhkan apabila perusahaan sudah menerima pembayaran atas barang/ jasa yang
akan diserahkan/ dilaksanakan di masa mendatang.

3.35. Identifikasi poin-poin dalam klasifikasi dan pengungkapan ekuitas dalam neraca.
Jelaskan relevansi pengungkapan tersebut dengan analisis laporan keuangan.
Tujuan dari klasifikasi : yaitu saham preferen adalah saham kelas khusus yang
mempunyai fitur / preferensi yang tidak dinikmati oleh saham biasa. Sedangkan saham
biasa adalah kelas saham yang mewakili kepentingan kepemilikan dan menanggung risiko
akhir dan penghargaan atas kinerja perusahaan.
Pengungkapan ekuitas dalam laporan posisi keuangan :
Analisis ekuitas harus mempertimbangkan beberapa pengukuran serta pelaporan standar
untuk ekuitas pemegang saham. Analisis tersebut akan mencakup:
1. Klasifikasi dan perbedaan antara sumber utama pembiayaan ekuitas.
2. Temuan hak golongan pemegang saham dan prioritasnya dalam likuidasi.
3. Evaluasi batasan hukum untuk distribusi ekuitas.
4. Tinjauan pembatasan kontraktual, hukum, dan lainnya tentang distribusi laba
ditahan.
5. Nilai syarat dan ketentuan sekuritas konversi, opsi saham, dan pengaturan lainnya
yang melibatkan potensi penerbitan saham.
Relevansi pengungkapan dan analisis laporan keuangan :

Komponen dari ekuitas pemegang saham biasanya tidak memiliki pengaruh yang
nyata pada penentuan pendapatan, maka hal ini tidak berdampak serius pada analisis
pendapatan. Informasi yang relevan untuk menganalisis berkaitan dengan komposisi akun
modal serta batasan yang berlaku. Komposisi ekuitas menjadi penting karena ketentuan
yang dapat mempengaruhi hak sisa saham biasa, hak, risiko, dan pengembalian ekuitas
investor. Ketentuan tersebut mencakup hak partisipasi dividen, hak konversi, dan berbagai
opsi dan kondisi yang menjadi ciri sekuritas kompleks yang sering diterbitkan berdasarkan
perjanjian merger, yang sebagian besar melemahkan ekuitas bersama. Hal ini penting
untuk merekonstruksi dan menjelaskan perubahan dalam akun modal ini.

3.38. Jelaskan mengapa akuntansi untuk dividen saham dengan nominal kecil harus
menggunakan nilai pasar, bukan nilai pari.
Akuntansi untuk saham dividen kecil (biasa) mengharuskan bahwa nilai pasar dari
saham yang didistribusikan akan dikenakan biaya atas saldo laba, hal ini dikarenakan oleh
saldo laba / retained earnings dipengaruhi secara langsung oleh pembagian saham dividen
kecil. Pembagian dividen di masa mendatang akan diambil dari saldo laba perusahaan
yang berupa biaya distribusi saham yang pernah dibayarkan sebelumnya yaitu sebesar
nilai pasar pada tanggal pengumuman. Pemegang saham akan menerima saham tambahan
berupa imbal hasil untuk realokasi saldo laba ke akun modal.

3.41. Definisikan dengan sudut pandang ekonomi:


a. Pension obligation
Merupakan face value kewajiban manfaat pensiun di masa mendatang
berdasarkan kompensasi dan jasa sampai saat ini
b. Pension Plan Assets
Menunjukkan status pendanaan atas program yang mempresentasikan posisi
ekonomi bersihnya. Apabila nilai aset pensiun > PBO maka disebut “didanai lebih”
dan sebaliknya disebut “didanai kurang”.
c. Net economic position of the pension plan
Posisi ekonomi bersih dari program pensiun harus dapat menunjukkan posisi
keuangan yang signifikan dan berpotensi memperoleh keuntungan apabila program
pensiun diterapkan.
d. Economic pension cost
Merupakan biaya bersih yang muncul akibat perubahan status pendanaan selama
periode yang bersangkutan. Biaya pensiun ekonomi meliputi komponen normal
(recurring) dan abnormal (non-recurring). Biaya pensiun ekonomi bersih diperoleh
dari pengembalian atas aset program pensiun yang digunakan untuk menutup biaya-
biaya tersebut.

3.44. Apa yang diakui dalam neraca untuk current pension accounting menurut SFAS 158?
Apa bedanya dengan SFAS 87?
Status yang diakui pada neraca akuntansi pensiun sekarang (SFAS 158) yaitu
mengakui status pendanaan untuk program pensiun pada neraca. Terciptanya mekanisme
perataan, yang dimana pengakuan komponen mempunyai volatilitas serta sifatnya yang
tidak berulang ditunda dengan penangguhan yang kemudian diamortisasi. Neraca serta
laporan laba rugi (L/R) mengakui perbedaan antara biaya pensiun ekonomi &
komprehensif lainnya, sebagai lawannya (counterpart) dalam proses perataan (yaitu
termasuk dalam komponen laba bersih).
SFAS 87 bertujuan untuk mengurangi volatilitas yang tidak perlu atas biaya pensiun
yang dilaporkan, dengan menyarankan proses perataan yang meliputi penundaan biaya (dan
penghasilan) ekonomi tertentu yang dianggap tidak biasa serta tidak berulang yang
kemudian mengamortisasikannya selama periode jasa yang diharapkan. Tujuan utama dari
SFAS 87 adalah tercapainya ukuran biaya pensiun yang stabil serta permanen, dan maka
dari itu beban pensiun yang termasuk dalam laba bersih disebut biaya pensiun periode
bersih.
3.45. Bagaimana akuntansi untuk dana pensiun saat ini (SFAS 158) menyelaraskan net
economic position (funded status) yang diakui dalam neraca dengan smoothed net
periodic pension cost yang diakui dalam laporan laba rugi?
Karena tidak semua penyebab perubahan dalam funded status (yang diakui dalam
neraca) dimasukkan dalam biaya pensiun yang diakui dalam laporan laba rugi, maka
dampaknya adalah komponen pensiun dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi tidak
selaras. Sehingga untuk menyelaraskan keduanya, penangguhan bersih untuk periode yang
bersangkutan (yang mana merupakan jumlah yang ditangguhkan dikurangi jumlah yang
diamortisasi) dimasukkan dalam bagian pendapatan komprehensif lain untuk periode yang
bersangkutan, sedangkan penangguhan bersih kumulatif dimasukkan dalam bagian
akumulasi pendapatan komprehensif lain, yang merupakan komponen dari ekuitas
pemegang saham di neraca. Oleh karena itu, proses smoothing yang diadopsi oleh
akuntansi dana pensiun saat ini memungkinkan komponen yang mudah berfluktuasi
(seperti keuntungan/kerugian aktuarial, biaya jasa lalu, dan actual return) dari beban
pensiun secara langsung dipindahkan ke ekuitas pemegang saham tanpa mempengaruhi
laba bersih periode yang bersangkutan.

3.46. Apa saja bentuk other postretirement employee benefits (OPEBs)? Apa perbedaan
utama antara dana pensiun dan OPEBs?
Manfaat karyawan pasca pensiun lainnya (other postretirement employee benefits-
OPEBs), yaitu pemberi kerja memberikan manfaat di bidang perawatan kesehatan seperti
asuransi jiwa bahkan dapat juga berupa penyediaan bantuan perumahan kepada para
karyawan pensiun beserta anggota keluarganya.
Perbedaan utama antara OPEBs dengan dana pensiun :
Pendanaan untuk OPEBs, karena tidak adanya landasan hukum yang secara khusus
mengatur pendanaan OPEBs contohnya seperti pensiun. Hal tersebut dibutuhkan untuk
mengontrol pendanaan dengan jumlah yang pas, pendanaan yang terlalu tinggi (over fund)
/ sebaliknya (underfund) melalui hukum pajak yang menjamin keamanan manfaat pensiun
tersebut, serta pendanaan OPEBs tidak dapat mengurangi pajak. Berbentuk non-moneter
(bukan uang) / jasa dimana membuat kesulitan dalam melakukan estimasi.

Anda mungkin juga menyukai