Anda di halaman 1dari 19

Overview and Assignments for Chapter 5

Analyzing Investing Activities: Intercorporate Investments

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan


Dosen Pengampu: Dr. Sansaloni Butar Butar, M.Si, Akt

Disusun Oleh:
Serafina Elsa F. S. (18.G1.0075)
Alyna Elsa Gunawan (18.G1.0078)
Fiona Sudarmana (18.G1.0100)
Phoa Cindie Permana (18.G1.0137)
Manuel Giovannie Prijanto (18.G1.0214)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2020
Overview
1. Analisiskan pelaporan keuangan untuk investasi antarperusahaan !
Perusahaan menginvestasikan aset dalam sekuritas (efek). Investasi sekuritas
dapat berbentuk hutang maupun ekuitas. Efek hutang adalah sekuritas yang menunjukkan
hubungan kreditur dengan entitas lain, contohnya obligasi. Sedangkan efek ekuitas adalah
sekuritas yang menunjukkan kepemilikan di entitas lain, contohnya saham. Analisis atas
investasi sekuritas memiliki setidaknya dua tujuan utama: (1) untuk memisahkan kinerja
operasi dari kinerja investasi (dan pembiayaan), serta (2) menganalisis distorsi akuntansi
yang disebabkan oleh kebijakan akuntansi dan/atau manajemen laba yang melibatkan
investasi sekuritas.
Kinerja operasi dan investasi perusahaan harus dianalisis secara terpisah karena
kinerja investasi perusahaan dapat mendistorsi kinerja operasi sebenarnya. Untuk tujuan
ini, penting bagi seorang analis ketika mengevaluasi kinerja operasi untuk
menghilangkan semua keuntungan (kerugian) yang berkaitan dengan aktivitas investasi—
termasuk dividen, pendapatan bunga, dan keuntungan dan kerugian yang direalisasi
maupun yang belum direalisasi. Seorang analis juga perlu memisahkan aset operasi dan
nonoperasi saat menghitung return on net operating assets (RNOA).
Sedangkan untuk analisis distorsi akuntansi, analis harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a. Peluang untuk mendapatkan keuntungan dari trading; perusahaan menjual
sekuritas dalam kondisi untung (unrealized gains) dan menahannya dalam
kondisi rugi (unrealized losses). Maka dari itu, analis harus memeriksa
pengungkapan pendapatan komprehensif untuk memastikan kerugian yang
belum direalisasi (jika ada) pada sekuritas available for sale (AFS) yang
belum terjual.
b. Liabilitas diakui pada harga perolehan; investasi sekuritas (aset) dilaporkan
pada nilai wajarnya, sedangkan liabilitas tidak demikian sehingga adanya
unrealized gains dan losses akan menyebabkan laba perusahaan menjadi
naik-turun. Akibatnya banyak perusahaan yang cenderung menghilangkan
unrealized gains dan losses tersebut dari laporan laba ruginya.
c. Definisi dari sekuritas ekuitas yang tidak konsisten; seperti obligasi konversi
yang dikecualikan dari sekuritas ekuitas padahal obligasi konversi seringkali
memperoleh sebagian besar nilainya dari fitur konversi (menjadi saham) dan

2
lebih mirip dengan sekuritas ekuitas daripada hutang. Ini berarti seorang
analis harus mempertanyakan pengecualian sekuritas konversi dari ekuitas.
d. Klasifikasi sekuritas berdasarkan tujuan manajemen; dapat mengakibatkan
sekuritas hutang yang identik diklasifikasikan secara terpisah ke dalam satu
atau kombinasi dari ketiga kelas: trading, held-to-maturity, dan AFS. Analis
harus menilai kredibilitas tujuan dari manajemen dengan meninjau
penjualan dini (lebih cepat dari jatuh tempo) atas sekuritas held-to-maturity.

2. Analisiskan pengungkapan laporan keuangan untuk investasi sekuritas !


ASC 320 dan ASC 825 (US GAAP) dan IAS 39 (IFRS) mengatur tentang
investasi sekuritas. Dampak investasi yang dilaporkan di neraca sebesar nilai wajar atau
harga perolehan, tergantung pada jenis sekuritas dan tingkat pengaruh atau kendali yang
dimiliki perusahaan investor atas perusahaan investee. Nilai wajar diartikan sebagai
jumlah yang dapat ditukar dalam transaksi normal saat ini antara pihak-pihak yang
berkeinginan. Ketika aset diperdagangkan secara teratur, maka nilai wajarnya dapat
ditentukan dengan mudah dari harga pasar yang dipublikasikan. Nilai wajar ditentukan
dengan menggunakan biaya historis jika tidak ada harga pasar yang dipublikasikan untuk
suatu aset.
Investasi sekuritas dikelompokkan menjadi dua, yaitu investasi pada sekuritas
hutang dan sekuritas ekuitas. Sekuritas hutang, lalu diklasifikasikan secara rinci
berdasarkan tujuannya. Sedangkan sekuritas ekuitas diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kepemilikan.
Berikut adalah klasifikasi dan pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
investasi pada sekuritas hutang:

Kategori Neraca Laporan Laba/ Rugi

Held-to-maturity Diungkapkan sebesar biaya Tidak diakui baik dalam


amortisasinya other comprehensive
income maupun net income

Trading Diungkapkan sebesar nilai Gains and losses diakui


wajar dalam net income

3
Available for sale Diungkapkan sebesar nilai Gains and losses diakui
wajar dalam other comprehensive
income

Sedangkan pengungkapan investasi pada sekuritas hutang diklasifikasikan


berdasarkan kepemilikannya:

Kepemilikan Neraca Laporan Laba/Rugi

< 20% Dicatat sebesar nilai Jika digunakan untuk


wajarnya trading, maka keuntungan
diakui pada net income.
Jika kondisi sekuritas
available-for-sale maka
diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif.

20% - 50% Dicatat sebesar nilai Tidak diakui dalam laporan


wajarnya laba rugi.

> 50% Dicatat sebesar biaya Tidak diakui dalam laporan


akuisisi yang disesuaikan laba rugi.
secara proporsional dari
laba ditahan investee dan
amortisasi yang sesuai

3. Interpretasikan laporan keuangan konsolidasian !


a. Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi adalah kondisi keuangan dan hasil operasi
induk perusahaan serta anak perusahaannya dalam suatu laporan keuangan. Bukti
kepemilikan saham dalam anak perusahaan berupa akun investasi yang terdapat
pada laporan keuangan induk perusahaan.
b. Teknik Dasar Konsolidasi
Konsolidasi terdiri dari eliminasi dan agregasi. Langkah pertama, laporan
keuangan konsolidasi menyertakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
milik anak perusahaan ke dalam akun-akun terkait dalam laporan keuangan induk
perusahaan. Langkah Kedua yaitu mengeliminasi "transaksi antarperusahaan."
untuk menghindari pengakuan laba terlalu cepat atau pencatatan ganda. Sebagai

4
contoh, piutang milik anak perusahaan terhadap induk perusahaan dan utang milik
induk perusahaan pada anak perusahaannya akan dieliminasi ketika neraca
konsolidasi disiapkan.
c. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Ada dua kondisi di mana anak perusahaan seharusnya tidak
dikonsolidasikan:
● Pengendalian tidak lengkap atau sementara. Induk perusahaan wajib
memiliki kepemilikan atas anak perusahaan atau secara efektif mengontrol
manajemen anak perusahaan untuk mengkonsolidasikan perusahaan.
Konsolidasi umumnya mensyaratkan kepemilikan saham lebih dari 50%.
Konsolidasi tidak tepat jika pengendalian bersifat tidak lengkap atau
sementara dan jika anak perusahaan akan dihapuskan, serta pengendalian
tidak berada di tangan pemilik mayoritas.
● Laba tidak pasti. Konsolidasi bukanlah hal yang tepat, jika ada ketidakpastian
yang tinggi terkait peningkatan ekuitas dari anak perusahaan yang telah
dicatat sebagai akrual pada induk perusahaan. Saat terdapat batasan-batasan
konversi atas penerimaan laba dari luar negeri atau atas mata uang asing
maka akan menimbulkan ketidakpastian yang tinggi terutama pada anak
perusahaan internasional.
d. Draf eksposur atas konsolidasi
Draf eksposur mengasumsikan adanya pengendalian jika perusahaan
memenuhi satu atau lebih kondisi sebagai berikut:
● Memiliki hak suara mayoritas dalam kepengurusan perusahaan lain atau
memiliki hak untuk menunjuk mayoritas kepengurusan perusahaan lain.
● Memiliki hak suara minoritas dalam jumlah besar dan tidak terdapat pihak
atau organisasi lain yang memiliki hak suara signifikan.
● Memiliki kemampuan unilateral untuk mendapatkan hak dalam menunjuk
mayoritas kepengurusan perusahaan lain melalui kepemilikan efek yang
dapat dikonversi atau mendapatkan hak suara mayoritas dalam kepengurusan
perusahaan lain atau hak lainnya yang saat ini dapat dipilih untuk dijalankan

5
oleh pemegang efek dan manfaat yang diharapkan dari konversi efek tersebut
atau pelaksanaan hak tersebut melebihi biaya yang diharapkan.
● Apakah hanya partner umum (general partner) dalam persekutuan
terbatas(limited partnership) dan tidak ada partner atau kelompok partner lain
yang memiliki kemampuan untuk menghentikan persekutuan terbatas atau
sebaliknya memindahkan partner umum.

4. Analisiskan implikasi dari purchase dan pooling of interest method untuk akuntansi
kombinasi bisnis !
Penggabungan usaha (business combination) merupakan merger, akuisisi,
restrukturisasi, atau reorganisasi atas dua atau lebih perusahaan dengan tujuan untuk
membentuk sebuah perusahaan lain. Penggabungan usaha mengubah pengendalian dan
kepemilikan perusahaan yang diakuisisi.
Financial Accounting Standards Board (FASB) belum lama ini mengeluarkan dua
standar penting yaitu SFAS 141 tentang "Business Combination" dan SFAS 142 tentang
"Goodwill and Other Intangible Assets". Standar tersebut menciptakan perubahan besar
dalam pelaporan keuangan:
● Akuntansi dengan purchase method diwajibkan untuk semua penggabungan
usaha, sehingga di masa depan pooling accounting dilarang untuk digunakan.
Akan tetapi, penggabungan usaha terdahulu yang memenuhi perlakuan pooling
akan terus dicatat sebagai pooling dalam laporan keuangan konsolidasi.
● Tidak dilakukan amortisasi pada goodwill, melainkan diuji setiap tahun untuk
penurunan nilai (impairment ).
● Sebelum mencatat goodwill, perusahaan wajib mencatat nilai wajar aktiva tak
berwujud yang dibeli dan yang tidak diakui sebelumnya..
● Standar mewajibkan pengungkapan alasan utama dari penggabungan usaha dan
memperluas informasi alokasi harga beli

5. Interpretasikan goodwill yang muncul dari hasil kombinasi bisnis !


Goodwill yang tercatat dalam proses konsolidasi tidak diamortisasi. Namun
penurunan nilai akan ditinjau setiap tahunnya. Peninjauan ini terdiri atas dua langkah.

6
Pertama, membandingkan nilai pasar dengan nilai buku dari akun investasi terkait. Nilai
pasar sendiri dapat ditentukan dengan menggunakan sejumlah metode alternatif, seperti
mengutip harga pasar dari bisnis yang sebanding, atau menggunakan metode penilaian
arus kas bebas yang didiskontokan. Jika nilai pasar saat ini kurang dari saldo investasi,
goodwill akan mengalami penurunan nilai dan hal ini harus dicatat dalam laporan laba
rugi konsolidasi.
Sebagai contoh, diasumsikan bahwa goodwill Micron pada awal tahun 2020
sebesar $100.000, nilai pasar Micron diperkirakan $700.000 pada 31 Desember 2020, dan
nilai pasar dari aset berwujud bersih dan tidak berwujud yang dapat diidentifikasi adalah
$660.000. Kerugian penurunan nilai sebesar $ 60.000 akan dilaporkan sebagai item baris
terpisah di bagian pengoperasian, dan dijurnal sebagai rugi penurunan goodwill pada
investasi di Micron.
Pengungkapan diwajibkan untuk merinci fakta dan keadaan yang mengakibatkan
penurunan nilai, dan metode yang digunakan dalam menentukan nilai wajar perusahaan
yang melakukan kombinasi bisnis.

6. Jelaskan derivative securities dan implikasinya untuk analisis !


Derivatif merupakan instrumen keuangan yang nilainya diturunkan dari aset lain,
kelas aset, atau variabel ekonomi seperti saham, obligasi, komoditas harga, suku bunga,
atau nilai tukar mata uang. Namun, derivatif yang dikontrak sebagai lindung nilai dapat
membuat perusahaan menghadapi risiko yang cukup besar. Hal ini terjadi karena sulit
bagi suatu perusahaan untuk menemukan derivatif yang bisa sepenuhnya melindungi
paparan risiko, disebabkan oleh para pihak dalam kontrak derivatif yang gagal dalam
memahami potensi risiko dari instrumen tersebut, atau karena rekanan (entitas lain dalam
lindung nilai) tidak kuat secara finansial.Perusahaan juga telah diketahui menggunakan
derivatif untuk berspekulasi.
Analisis Derivatif
a. Mengidentifikasi tujuan penggunaan derivatif
Mengidentifikasi tujuan penggunaan derivatif oleh perusahaan menjadi
sangatlah penting, karena risiko yang terkait dengan derivatif jauh lebih tinggi

7
untuk spekulasi dibandingkan untuk hedging. Dalam kasus hedging, risiko tidak
muncul melalui pilihan strategis, namun risiko muncul dari masalah dengan
instrumen lindung nilai, baik karena lindung nilai tidak sempurna atau karena
adanya kejadian yang tidak terduga. Sedangkan pada kasus spekulasi, perusahaan
membuat pilihan strategis untuk menanggung risiko pergerakan pasar. Beberapa
perusahaan mengambil risiko tersebut karena mereka berada dalam posisi yang
tepat untuk mendiversifikasi risiko. Seringkali manajer berspekulasi karena
"firasat informasi" tentang pergerakan pasar. Analis harus mengetahui bahwa
banyak perusahaan (secara implisit) berspekulasi bahkan ketika mereka
menyarankan derivatif digunakan untuk lindung nilai. Salah satu alasannya adalah
bahwa ketika perusahaan melakukan lindung nilai terhadap eksposur tertentu,
perusahaan tidak selalu melindungi risiko perusahaan secara keseluruhan.
b. Mengevaluasi risiko dan efektivitas strategi lindung nilai
Setelah analis menyimpulkan bahwa perusahaan menggunakan derivatif
untuk lindung nilai, maka kemudian analis harus mengevaluasi efektivitas operasi
lindung nilai, aktivitas lindung nilai, strategi manajemen risiko perusahaan, dan
risiko yang mendasari perusahaan.
c. Mengevaluasi transaksi yang bersifat spesifik dan risiko perusahaan
Analis harus mengevaluasi efek derivatif di perusahaan secara keseluruhan
dan menyadari bahwa lindung nilai atas eksposur risiko tertentu tidak selalu
memastikan lindung nilai dari risiko seluruh perusahaan.
d. Memeriksa pencantuman instrumen derivatif dalam laba operasi atau nonoperasi
Analis harus melihat semua keuntungan dan kerugian spekulatif (dan nilai
wajar) sebagai bagian dari pendapatan operasi (dan aset atau liabilitas operasi).

7. Analisiskan fair value option untuk aset dan liabilitas keuangan !


US GAAP mengizinkan perusahaan untuk melaporkan berbagai aset dan liabilitas
keuangan pada nilai wajarnya. Hal ini termasuk investasi dalam sekuritas hutang dan
ekuitas, instrumen keuangan, derivatif, dan berbagai jenis liabilitas keuangan. Akan
tetapi, hal-hal berikut ini tidak boleh dilaporkan atas dasar nilai wajar (meskipun secara
sifat merupakan aset atau kewajiban keuangan): (1) investasi pada entitas anak yang perlu

8
dikonsolidasi, (2) aset dan liabilitas imbalan pasca kerja, (3) aset dan liabilitas sewa, (4)
jenis kontrak asuransi tertentu, (5) komitmen pinjaman, dan (6) investasi yang
menggunakan metode ekuitas dalam kondisi tertentu.
Implikasi dari adanya opsi penggunaan nilai wajar ini adalah diperlukannya
analisis dan evaluasi atas reliabilitas (keandalan) pengukuran nilai wajar dan dampaknya
terhadap laporan keuangan. Input yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar dibagi
menjadi tiga level, yakni level 1 berdasarkan harga kuotasian di pasar aktif (tanpa
penyesuaian) untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses oleh entitas pada
tanggal pengukuran (paling andal). Level 2 berdasarkan harga kuotasian untuk sekuritas
serupa atau dari pasar yang tidak aktif, sedangkan level 3 berdasarkan input yang tidak
dapat diobservasi dengan menggunakan asumsi perusahaan (paling tidak andal).
Sehingga jika banyak aset atau liabilitas keuangan yang dinilai menggunakan input nilai
wajar level 2 atau 3, maka analis harus waspada karena nilainya tidak dapat diandalkan.
Implikasi berikutnya yang harus diperhatikan oleh analis adalah peluang
manajemen untuk mempercantik (window-dressing) laporan keuangan karena standar
yang memungkinkan keleluasaan bagi perusahaan dalam memilih aset atau liabilitas
tertentu yang akan mereka gunakan untuk opsi nilai wajar. Dengan demikian, manajemen
berkesempatan untuk menggunakan opsi nilai wajar pada aset atau liabilitas keuangan
yang dinilai memiliki unrealized gains lebih besar daripada unrealized losses-nya.

8. Jelaskan konsolidasi anak perusahaan asing dan translasi mata uang asing
(Appendix 5A)!

Consolidation of foreign subsidiaries


Standar akuntansi saat ini menetapkan dua pendekatan terjemahan, arus rate
method (paling umum digunakan) dan metode temporal. Jika anak perusahaan relatif
independen, maka metode yang digunakan adalah metode tarif saat ini. Jika anak
perusahaan terintegrasi erat dengan induk, metode yang digunakan adalah metode
temporal. Dan jika anak perusahaan yang berlokasi di negara yang ekonominya
mengalami inflasi yang sangat tinggi (inflasi tiga tahun kumulatif tarif lebih dari 100%),
maka diperlukan untuk menggunakan metode temporal.

9
Ada implikasi penting dari pemilihan metode penerjemahan. Jika menggunakan metode
tarif saat ini, penyesuaian translasi dilaporkan dalam pendapatan komprehensif lain (OCI)
dan tidak mempengaruhi pendapatan saat ini. Namun jika menggunakan metode
temporal, penyesuaian dilaporkan sebagai keuntungan pengukuran ulang dan kerugian
dalam laporan laba rugi. Mayoritas perusahaan multinasional menggunakan metode tarif
saat ini dan menunda keuntungan dan kerugian translasi ini selama mereka tetap memiliki
anak perusahaan asing.
Terjemahan laporan keuangan melibatkan empat nilai tukar, yaitu :
1. Historis — nilai tukar yang berlaku saat transaksi pertama kali terjadi.
2. Saat ini — nilai tukar yang berlaku pada akhir periode akuntansi.
3. Spesifik — nilai tukar yang berlaku saat transaksi tertentu terjadi.
4. Rata-rata tertimbang — nilai tukar rata-rata tertimbang yang berlaku selama
periode akuntansi.
Dengan metode kini, semua aset dan liabilitas dijabarkan dengan kurs kini, atau
kurs spot, berlaku sejak tanggal pernyataan. Akun ekuitas pemegang saham
diterjemahkan dengan kurs historis dengan dividen yang diterjemahkan pada kurs tertentu
yang berlaku saat dividen diumumkan. Item laporan laba rugi yang dianggap terjadi
secara merata selama periode tersebut dijabarkan dengan nilai tukar rata-rata tertimbang,
dengan spesifik nilai tukar untuk item yang tidak berulang seperti keuntungan atau
kerugian dari penjualan aset. Terakhir, terjemahan data kumulatif penyesuaian dilaporkan
dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak tidak mempengaruhi profitabilitas saat ini.

Foreign currency translation


Analisis penerjemahan mata uang asing memerlukan pemahaman tentang fondasi
ekonomi dan mekanisme akuntansi untuk mengevaluasi dan memprediksi efek perubahan
nilai mata uang pada posisi keuangan perusahaan.
Metode penerjemahan temporal paling tepat dan konsisten adalah dengan model
akuntansi biaya historis. Dengan metode ini, item non moneter seperti properti, pabrik,
peralatan, dan persediaan disajikan dalam jumlah pengeluaran yang diterjemahkan pada
tanggal akuisisi. Demikian pula, perusahaan menerjemahkan depresiasi dan harga pokok
penjualan dengan biaya historis ini. Karena fluktuasi nilai tukar tidak mempengaruhi

10
jumlah yang dilaporkan dari aset non moneter ini, eksposur keuntungan dan kerugian
translasi neraca diukur dengan kelebihan aset moneter atas kewajiban moneter.
Praktik saat ini tidak mengikuti metode temporal kecuali ketika :
1. Ketika entitas asing hanyalah perpanjangan dari induknya.
2. Ketika hiperinflasi menyebabkan translasi aset nonmoneter menjadi tidak
realistis, dan nilai yang dilaporkan rendah karena menggunakan tarif saat ini.
Dengan demikian, mata uang asing kehilangan kegunaannya dan mata uang yang
lebih stabil digunakan.
Praktik saat ini umumnya menggunakan metode saat ini. Pendekatan ini secara
selektif memperkenalkan akuntansi nilai kini. Ini menghapus arus operasi efek risiko
tertentu dari kegiatan internasional dan risiko perubahan nilai tukar. Namun, sementara
mengisolasi pendapatan dari keuntungan dan kerugian translasi neraca, metode tarif saat
ini memperkenalkan eksposur terjemahan yang berbeda. Yaitu, sementara eksposur
translasi untuk metode temporal diukur dengan perbedaan antara aset moneter dan
kewajiban moneter, eksposur translasi untuk mata uang fungsional. pendekatan diukur
dengan ukuran investasi bersih. Ini karena semua item di neraca, kecuali ekuitas,
dijabarkan dengan kurs saat ini.

9. Jelaskan analisis pengembalian investasi (Appendix 5B)!

Penyesuaian untuk Keuangan Pernyataan


Laba ekonomi mencakup semua perubahan kekayaan pemegang saham, yang
berarti semua komponen pendapatan investasi (bunga, dividen, dan keuntungan dan
kerugian yang direalisasi dan belum direalisasi) untuk semua kelas investasi sekuritas
harus disertakan saat menentukan pendapatan ekonomi. Karena pendapatan komprehensif
mencakup keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi hanya dari perdagangan dan
sekuritas yang tersedia untuk dijual, analis harus menyesuaikan pendapatan komprehensif
untuk memasukkan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari sekuritas
dimiliki hingga jatuh tempo.
Menentukan pendapatan permanen lebih terlibat dan dihitung sebagai berikut:

11
Pengembalian investasi (ROI) yang diharapkan untuk portofolio sekuritas yang
dimiliki oleh perusahaan dihitung dengan : ROI yang diharapkan = ROI yang diperlukan
+ Penyimpangan historis dari ROI yang Disadari - ROI yang Dibutuhkan. ROI yang
dibutuhkan adalah biaya rata-rata tertimbang modal untuk portofolio investasi perusahaan
mengingat risiko dan komposisi asetnya. Komponen penyimpangan historis
mencerminkan kinerja investasi perusahaan.
Sekuritas yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dilaporkan pada nilai
wajar, sedangkan sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo dilaporkan sebesar biayanya. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa penyesuaian offset ekuitas harus dibuat untuk
mencerminkan penyesuaian apapun terhadap nilai wajar.

Evaluasi Performa Investasi


Mengevaluasi kinerja investasi adalah tugas analisis yang penting. Tugas ini
penting bagi perusahaan di mana pendapatan investasi merupakan sebagian besar dari
pendapatan mereka. Kinerja sekuritas investasi dievaluasi menggunakan metrik
pengembalian investasi (ROI), yang didefinisikan sebagai pendapatan investasi yang
direalisasikan untuk periode dibagi dengan dasar investasi rata-rata:

Pendapatan investasi, terdiri dari tiga bagian, yaitu : Pendapatan bunga (dan
dividen) + Keuntungan dan kerugian yang direalisasi + Keuntungan dan kerugian yang
belum direalisasi. ROI untuk sekuritas investasi didasarkan pada nilai wajar, baik untuk
penentuan investasi pendapatan (dengan memasukkan keuntungan dan kerugian yang
belum direalisasi) dan untuk mengukur dasar investasi rata-rata (dengan menggunakan
nilai wajar investasi). Ini berarti evaluasi investasi kinerja tidak terbatas pada analisis
hanya jumlah yang direalisasikan.

12
Assignment

5.1. Jelaskan prosedur akuntansi yang mengatur penilaian dan penyajian investasi tidak
lancar (noncurrent). Bedakan antara akuntansi untuk investasi dalam sekuritas
ekuitas pada investee, ketika kepemilikan: (a) kurang dari 20% dari hak suara saham
beredar dan (b) 20% atau lebih dari hak suara saham yang beredar.
Penilaian dan penyajian investasi tidak lancar tergantung pada tingkat pengaruh yang
dimiliki perusahaan investor atas perusahaan investee. Tanpa pengaruh, investasi hutang
selain dari obligasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan investasi ekuitas akan dicatat pada
nilai pasar. Setelah pengaruh didirikan, investasi ekuitas dicatat di bawah metode ekuitas
atau dikonsolidasikan dengan laporan perusahaan investor. Sekuritas ekuitas merupakan
cerminan dari bagian kepemilikan kepada entitas lain. Contohnya, berupa saham biasa, &
saham preferen & hak untuk memperoleh / menjual bagian kepemilikan, seperti waran,
stock right, serta opsi beli (call option) & opsi jual (put option). Akuntansi dalam hal
investasi dalam sekuritas ekuitas kepada perusahaan yang diinvestasikan, bila berupa
penyertaan :
a. Dengan tidak adanya bukti sebaliknya, investasi (langsung atau tidak langsung) pada
20% atau lebih dari hak suara investee memiliki asumsi kemampuan untuk memiliki
pengaruh signifikan atas investee. Sebaliknya, investasi kurang dari 20% dalam hak
suara investee mengarah ke praduga kekurangan pengaruh tersebut kecuali kemampuan
untuk mempengaruhi dapat dibuktikan. Sekuritas ekuitas yang bentuknya saham
preferen kurang dari 20% dari seluruh saham hak suara perusahaan yang diinvestasi,
maka sekuritas tersebut akan dianggap tidak berpengaruh. Hal ini investor disebut
mempunyai pengaruh yang minimal kepada aktivitas perusahaan yang akan diinvestasi.
Akuntansi persyaratannya adalah: Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dilaporkan
sebesar biaya perolehan diamortisasi. Sekuritas tidak lancar yang tersedia untuk dijual

13
dilaporkan sebesar nilai wajar. Sekuritas yang berpengaruh dicatat dengan metode
ekuitas.
b. Standar menunjukkan bahwa kepemilikan lebih dari 20% dari hak suara mungkin
memberi kemampuan investor untuk menjalankan pengaruh signifikan atas operasi dan
kebijakan keuangan investee. Saat kemampuan untuk melatih pengaruh itu terbukti,
investasi harus dicatat dengan metode ekuitas. Bukti dari kemampuan seorang investor
untuk memiliki pengaruh signifikan atas kebijakan operasi dan keuangan perusahaan
investee tercermin dalam beberapa cara seperti representasi manajemen dan partisipasi.
Sedangkan kelayakan untuk menggunakan metode ekuitas didasarkan pada persentase
saham pemungutan suara yang beredar, yang dapat mencakup, misalnya, saham preferen
yang dapat dikonversi, persentase pendapatan yang dapat diambil dengan metode ekuitas
bergantung pada kepemilikan saham biasa saja.
Metode ekuitas ini mewajibkan bagi para investor mencatat investasi awal dengan
sejumlah biaya perolehan & yang kemudian disesuaikan dengan akun investasi dengan
bagian proporsi investor pada L/R perusahaan yang diinvestasi tersebut sejak akuisisi &
mengurangi akun investasi sebanyak jumlah dividen yang diterima dari perusahaan yang
diinvestasikan tersebut.

5.3. Jelaskan kelemahan dan inkonsistensi dalam akuntansi untuk investasi sekuritas tidak
lancar yang relevan untuk tujuan analisis !
Kelemahan serta inkonsistensi pada akuntansi untuk sekuritas tidak lancar adalah :
● Klasifikasi sekuritas sebagai investasi tidak lancar didasarkan pada manajemen niat,
gagasan subjektif.
● Terjadinya cherry picking, dimana pada saat pasar bagus, sekuritas investasi
dikelompokkan dalam FVTPL, sehingga selisihnya masuk ke dalam laba rugi. Namun
sebaliknya pada saat pasar tidak bagus, sekuritas investasi dikelompokkan dalam AFS,
sehingga selisihnya masuk ke OCI. Dalam hal ini menimbulkan inkonsistensi dalam
penyajian laporan keuangan.
● Perubahan nilai wajar sekuritas tidak lancar yang tersedia untuk dijual melewati laba
bersih.

14
● Efek ekuitas perusahaan di mana perusahaan tersebut memiliki bunga 20 persen atau
lebih, dan dalam beberapa kasus bunga yang lebih kecil dari 20 persen, tidak perlu
disesuaikan dengan pasar. Sebaliknya, ini dilaporkan dengan menggunakan metode
ekuitas, yang mungkin menghasilkan nilai jauh di bawah dan pada waktu lain di atas
pasar.
● Berkenaan dengan blok sekuritas yang relatif substansial, nilai di mana mereka dicatat di
neraca mungkin secara substansial berbeda dari realisasi nilai-nilai mereka.

5.5. Bedakan antara aktivitas lindung nilai dan spekulasi yang terkait dengan derivatif !
Lindung Nilai (Hedging) adalah salah satu bentuk manajemen risiko yang
menggunakan derivatif / instrumen hedging lainnya agar dapat mengkompensasi (offset)
baik dalam hal perubahan nilai wajar ataupun perubahan arus kas terkait aset, kewajiban,
serta berbagai transaksi lainnya di masa mendatang. Tujuan dari hedging adalah melindungi
perusahaan dari fluktuasi instrumen pasar. Tidak ada keharusan bagi entitas dalam
menerapkan ketentuan perlakuan akuntansi mengenai hedging karena hal ini bersifat
opsional. Hedge accounting sangat berpengaruh pada pengakuan keuntungan / kerugian atas
instrumen hedging serta item-item yang dilindunginya pada periode yang sama, yang di
mana keuntungan & kerugian saling ditandingkan. Berikut adalah dua unsur dalam aktivitas
hedging :
1) Instrumen hedging dapat berupa derivatif, seperti kewajiban keuangan non-derivatif &
aset keuangan non-derivatif. Aset dan kewajiban non-derivatif hanya bisa digunakan
sebagai instrumen hedging atas risiko mata uang asing. Untuk menjadikan suatu item
instrumen hedging, diperlukan kompensasi terhadap perubahan nilai wajar atau arus kas
aset, kewajiban, atau transaksi yang dilindungi. Perlu diingat bahwa hanya instrumen
yang berkaitan dengan pihak eksternal saja yang boleh digunakan sebagai instrumen
hedging (kecuali written options).
2) Item yang dilindungi, (hedged item) mencakup aset, kewajiban, komitmen perusahaan,
transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi neto dalam operasi luar negeri.
Item yang perlu dilindungi merupakan item yang berisiko bagi perusahaan, seperti
diperkirakan mempunyai nilai wajar atau arus kas masa mendatang yang fluktuatif dan
mempengaruhi laba perusahaan.

15
IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging :
1) Fair value hedges (lindung nilai wajar)
2) Cash flow hedges (lindung arus kas)
3) Lindung investasi neto pada operasi luar negeri
Derivatif merupakan perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau
berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau “underlying product”; tujuannya
adalah membuat kesepakatan untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai di
suatu masa mendatang dengan mengacu pada aset tertentu yang dijadikan acuan pokok.
Derivatif dipakai oleh lembaga keuangan, manajer investasi perusahaan, serta investor
perorangan untuk dapat menilai posisi mereka saat ini terhadap resiko dari pergerakan harga
saham & komoditas, suku bunga, serta nilai tukar valuta asing yang "tanpa" mempengaruhi
posisi fisik underlying product yang dipakai sebagai acuan. Instrumen derivatif memiliki 3
karakteristik yaitu :
1) Nilainya yang berubah sebagai akibat dari perubahan underlying variable yang telah
ditentukan, contohnya : harga instrumen keuangan, suku bunga, harga komoditas, nilai
tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks
kredit, serta variabel lainnya. Dalam hal variabel non-keuangan, variabel tersebut tidak
berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak.
2) Investasi awal neto yang dibutuhkan jumlahnya lebih kecil, atau bahkan terkadang tidak
diperlukan jika dibandingkan dengan nominal investasi awal yang diperlukan untuk
kontrak serupa lainnya yang diharapkan dapat menghasilkan dampak serupa sebagai
akibat perubahan faktor pasar; dan
3) Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang.

Ketiga karakteristik tersebut saling bergantung satu sama lain. Jadi, untuk bisa
menyatakan suatu instrumen keuangan bersifat derivatif, maka harus memenuhi ketiga
karakteristik tersebut. Pada intinya Aktivitas Lindung Nilai dirancang untuk melindungi
perusahaan dari fluktuasi instrumen pasar. Sedangkan, Aktivitas Spekulatif mencari
keuntungan dari fluktuasi instrumen pasar.
5.7. Jelaskan kontrak swap ! Bagaimana swap biasanya digunakan oleh perusahaan?

16
Kontrak swap merupakan pengaturan diantara 2 pihak / lebih untuk menukar arus
kas masa depan. Swap biasanya digunakan untuk melindungi nilai risiko seperti risiko suku
bunga dan risiko mata uang asing. Pada perusahaan, kontrak ini mencakup transaksi
pembelian atau penjualan valas dengan spot rate yang digabungkan dengan pembelian atau
penjualan valas yang sama dengan forward rate.

5.9. Apa itu transaksi lindung nilai ?


Transaksi lindung nilai adalah transaksi yang dilakukan dalam upaya melindungi
perusahaan dari risiko pasar tertentu. Transaksi lindung nilai dilakukan ketika perusahaan
mengalami adanya ancaman dari berbagai risiko pasar. Hal tersebut terjadi karena laba yang
didapat dari hasil operasi sangat rawan terhadap naik turunnya tingkat suku bunga, harga
komoditas, dan tingkat pertukaran mata uang asing. Lindung nilai dilakukan dengan cara
dimana perusahaan melakukan kontrak yang memastikan adanya imbal hasil pasti tanpa
dipengaruhi kekuatan pasar. Option, swap, dan “kontrak masa depan” sering kali digunakan
sebagai lindung nilai.

5.18. Jelaskan bagaimana menentukan penilaian aset yang diperoleh dalam pembelian
ketika :
a. Aset diperoleh dengan menimbulkan kewajiban
Biaya total aset adalah nilai sekarang dari jumlah yang harus dibayar di masa
depan. Jika kewajiban diterbitkan pada tingkat bunga yang secara substansial di atas
atau di bawah tingkat efektif saat ini untuk sekuritas yang serupa, jumlah premi atau
diskonto yang sesuai harus dicatat.
b. Aset diperoleh dalam pertukaran saham biasa
Aturan umum untuk menentukan total biaya aset yang diperoleh untuk saham
adalah menilai aset yang diperoleh pada nilai wajar saham yang diberikan (seperti
yang diperdagangkan di pasar) atau nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih
jelas terlihat. Jika tidak ada pasar yang siap untuk saham atau aset yang diakuisisi,
penilaian harus didasarkan pada cara estimasi terbaik, termasuk tinjauan rinci
negosiasi yang mengarah ke pembelian dan penggunaan penilai independen.

17
5.24. Tunjukkan faktor-faktor yang dapat mengubah estimasi untuk masa manfaat dari
aset tidak berwujud !
Umumnya masa manfaat dari suatu aset tak berwujud tidak lebih dari 20 tahun sejak
tanggal pertama kali aset tersebut siap digunakan, kecuali jika terdapat bukti yang
meyakinkan bahwa masa manfaat dari aset takberwujud tersebut lebih dari 20 tahun.
Faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan masa manfaat dari aset
takberwujud yakni
- Perkiraan dari pemakaian aset serta efisiensi pengelolaannya yang dilakukan oleh tim
manajemen lain
- Siklus hidup dan informasi tentang estimasi masa manfaat aset sejenis dan digunakan
dengan cara yang sama;
- Stabilitas industri dimana aset tersebut beroperasi serta perubahan dalam permintaan
pasar atas produk dan jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut.
- Perkiraan tindakan oleh pesaing atau calon pesaing;
- Keusangan teknis, teknologi, atau jenis-jenis keuangan lainnya;
- Jumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk pemeliharaan demi mendapatkan manfaat
ekonomi di masa depan dari aset dan kemampuan, serta maksud perusahaan dalam
untuk mencapai tingkat tersebut.;
- Periode pengendalian aset dan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya yang
muncul karena penggunaan aset tersebut dan ;
- Ketergantungan masa manfaat dari suatu aset tertentu atas masa manfaat aset lainnya
pada suatu perusahaan.
Semua faktor yang mendukung estimasi masa manfaat harus dikaji ulang dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini. Beberapa keadaan yang dapat
mempengaruhi estimasi tersebut adalah:
➔ Adanya penemuan baru sehingga perangkat yang telah dipatenkan menjadi usang
➔ Perubahan signifikan dalam preferensi pelanggan.
➔ Sanksi regulasi terhadap segmen bisnis.
➔ Potensi pasar berkurang karena meningkatnya jumlah pesaing.

18
5.25. Identifikasi dan diskusikan ketentuan utama akuntansi untuk translasi mata uang
asing !
Ketentuan akuntansi untuk translasi mata uang asing menyatakan bahwa sebelum
melakukan proses translasi, mata uang fungsional entitas harus diidentifikasi terlebih
dahulu yang mana umumnya menggunakan mata uang yang berlaku di tempat berdirinya
perusahaan. Lalu, semua elemen pada LK entitas asing harus diukur dalam mata uang
fungsional tersebut sesuai dengan ketentuan GAAP.
Berdasar metode kurs saat ini, translasi dari mata uang fungsional menjadi mata
uang pelaporan, jika berbeda, maka harus menggunakan kurs saat ini, kecuali jika
pendapatan & pengeluaran kas harus ditranslasikan pada kurs rata-rata yang berlaku
selama periode tersebut. Metode tersebut lebih mempertimbangkan pengaruh perubahan
nilai tukar pada investasi bersih pada entitas asing.
Penyesuaian translasi diungkapkan & diakumulasikan dalam bagian Penghasilan
Komprehensif Lain, sebagai komponen terpisah dari ekuitas pemegang saham hingga tiba
saatnya investasi bersih dalam entitas asing dijual / dilikuidasi. Selama penjualan /
likuidasi mewakili realisasi, jumlah yang relevan harus disingkirkan dari komponen
ekuitas yang terpisah & diakui sebagai gain / loss dalam penentuan laba bersih pada
periode di mana penjualan atau likuidasi tersebut terjadi.

19

Anda mungkin juga menyukai