Anda di halaman 1dari 12

FORMAT PENGKAJIAN PADA USIA ANAK

Tempat Praktek :-
Nama Mahasiswa : Imelda Yuniken Sari
NIM : 191401031
Tanggal Pengkajian : 27 Maret 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. Z
Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/ Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan : SD
Alamat : Dsn.Pucangrejo,Ds.Wonosalam,Kec.Wonosalam,Kab.Jombang
No. Register :-
Tanggal MRS :-
Diagnosa Medis : BronkoPneumonia
Penanggung Jawab : ASKES/ASTEK/JAMSOSTEK/JPS/SENDIRI

II. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Pasien mengatakan sesak, batuk,nyeri dada, kesulitan bernafas, demam,
terjadinya kelemahan.
Riwayat MRS : -
Upaya yang telah dilakukan : Melakukan pengobatan dengan periksa ke rumah sakit
terdekat.
Terapi / operasi yang pernah dilakukan : Tidak pernah melakukan terapi/operasi

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit yang pernah diderita : -
Obat-obat yang biasa dikonsumsi : -
Kebiasaan berobat : Orang tua pasien mengatakan memeriksakan diri ke dokter terdekat
apabila sesak tak kunjung reda.
Alergi : Pasien alergi dengan debu dan udang
Kebiasaan merokok / alkohol : Tidak ada
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit yang sama dengan klien, seperti :
penyakit TB, asma, atau penyakit menular lainnya.
4. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien dan orang tua mengatakan bahwa lingkungan rumahnya bersih namun tempat
tinggalnya dekat dengan jalan raya.
5. Riwayat Kesehatan Lainnya
Pasien ibu / keluarga berencana
Alat Bantu yang dipakai:
Gigi Palsu Kacamata Alat Pendengaran Lainnya
Pasien tidak Pasien tidak Pasien tidak -
menggunakan gigi menggunakan menggunakan alat
palsu, gigi pasien kacamata. pendengaran, telinga
terlihat lengkap. pasien mampu
mendengar dengan
baik dan jelas

III. PENGKAJIAN 11 POLA GORDON


Perbandingan keadaan psien sebelum sakit dengan saat sakit :

Uraian Sebelum Sakit Saat Sakit


Pola Persepsi
1. Penggunaan obat: Tidak mengonsumsi obat Mengonsumsi berbagai jenis
bebas/resep obat-obatan
2. Rekreasi Tidak mengalami gejala Tidak bisa berpergian kemana-
apapun dan bisa berekreasi. mana
3. Gosok gigi Pasien menggosok gigi Pasien tetap menggosok gigi
sebanyak 3x sehari. 3x sehari.
4. Cuci rambut Pasien mencuci rambut Pasien mencuci rambut
seminggu 3 kali. seminggu sekali.
5. Merokok/ alkohol Pasien tidak merokok/minum- Pasien tidak merokok/minum-
minuman beralkohol. minuman beralkohol.
6. Alergi obat Pasien tidak mengalami alergi Pasien tidak mengalami alergi
pada obat-obatan, namun obat-obatan, namun alergi
alergi dengan debu dan udang. dengan debu dan udang.
Pola nutrisi metabolisme
1. Diet khusus Pasien tidak melakukan diet Pasien dibatasi makanan/
khusus. minuman yang bisa membuat
penyakit pasien kambuh.
2. Makanan/minuman Pasien menyukai semua Pasien menyukai semua
kesukaan makanan/minuman. makanan/minuman.
3. Nafsu makan Pasien memiliki nafsu makan Pasien kurang nafsu makan.
yang normal pada umumnya.
4. Cara menyimpan Disimpan diatas meja dan Disimpan didalam lemari
ditutup menggunakan tudung makan dan menjaga kebersihan
saji. makanannya.
5. Keluhan Pasien tidak mengalami keluhan Pasien mengeluh sesak,
sama sekali. batuk,nyeri dada, kesulitan
bernafas, demam, dan lemah.
6. Pengetahuan klien Pasien sedikit mengetahui Pasien lebih mengetahui
tentang nutrisi tentang nutrisi. tentang nutrisi.
7. Berat badan Pasien mengalami kenaikan Pasien mengalami penurunan
berat badan namun masih berat badan akibat tidak nafsu
stabil kenaikannya. makan.
8. Riwayat penyakit kulit Pasien tidak mengalami .Pasien tidak mengalami
penyakit kulit yang sulit penyakit kulit yang tidak bisa
disembuhkan/menular. disembuhkan/menular.
Pola eliminasi
1. BAK Urine kuning jernih, frekuensi Urine kuning jernih, frekuensi
5-7x sehari 5-7x sehari
2. BAB 1x sehari setiap pagi, tidak Seminggu 3x tidak keras dan
keras, tidak cair, dan tidak tidak cair, agak lembek dan
berdarah. tidak berdarah.
3. Penggunaan alat bantu Pasien tidak menggunakan Pasien tidak menggunakan
kateter kateter kateter
Pola aktivitas dan latihan
1. Jenis aktivitas sehari- Pasien melakukan aktivitas Pasien sedikit mengurangi
hari sehari-hari seperti biasanya. aktivitasnya.
2. Aktivitas diwaktu Pasien melakukan aktivitas Pasien tidak melakukan
senggang senggang seperti biasanya. aktivitas senggang karena
pasien lemah.
3. Kebiasaan latihan Tidak melakukan latihan Tidak melakukan latihan
apapun. apapun.
4. Upaya pergerakan Pasien selalu bermain sepedah Pasien tidak bermain sepedah.
sendi setiap hari.
5. Kesulitan yang Pasien tidak mengalamai Pasien mengalami kesulitan
dihadapi dan upaya kesulitan sama sekali. bernafas dan berbicara akibat
untuk mengatasi sakitnya.

Pola istirahat tidur


1. Lamanya tidur Tidur siang: 2 jam Tidur siang: 1 Jam
Tidur malam: 8 jam Tidur malam: 4 jam
2. Suasana lingkungan Sangat mendukung, pasien Sangat mendukung, tetapi
yang mendukung tidur dengan nyaman pasien sering mengeluh sesak,
untuk tidur batuk,nyeri dada, kesulitan
bernafas, demam, dan lemah.
3. Keluhan Tidak ada keluhan Pasien mengeluh sulit tidur
4. Upaya untuk Tidak ada Pasien tidur dengan posisi
mengatasi setengah duduk (kepala lebih
tinggi dari pada kaki) agar
tidak sesak dan tidak kesulitan
untuk bernafas
Pola sensori dan kognitif
Sensori
1. Fungsi penciuman Berfungsi dengan baik Kurang berfungsi dengan baik
2. Fungsi pendengaran Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik
3. Fungsi penglihatan Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik
4. Fungsi pengecapan Berfungsi dengan baik Kurang berfungsi dengan baik
5. Fungsi perabaan Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik

Kognitif
1. Bicara Lancar, jelas, tidak terpotong- Sedikit tidak lancar, tidak
potong begitu jelas, dan terpotong-
potong
2. Bahasa Jawa Jawa
3. Isi pikir Mudah dimengerti Mudah dimengerti
Pola persepsi dan konsep
diri
 Gambaran diri Pasien mengatakan tidak ada Pasien mengatakan tidak ada
bagian tubuh yang dibenci bagian tubuh yang dibenci
karena semua yang ada pada karena semua yang ada pada
dirinya adalah anugrah dari dirinya adalah anugrah dari
Tuhan YME. Tuhan YME.
 Ideal diri
Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak
mengalami emosi yang tidak mengalami emosi yang tidak
reponsif ,dapat mengontrol diri reponsif ,dapat mengontrol diri
dan tidak menarik diri dari dan tidak menarik diri dari
pergaulan. pergaulan.
 Identitas diri Pasien adalah seorang anak Pasien adalah seorang anak
perempuan Pasien tinggal perempuan, pasien tinggal
dengan kedua orang tua. bersama kedua orangtua.
 Harga diri Pasien mengatakan dirinya Pasien mengatakan dirinya
bahagia karena dikelilingi oleh bahagia karena dikelilingi oleh
keluarga, dan mengatakan keluarga, dan mengatakan
bahwa dirinya berproses untuk bahwa dirinya berproses untuk
pertumbuhan dan pertumbuhan dan
perkembangan. perkembangan.
Sebelum sakit pasien selalu Selama sakit pasien tidak dapat
 Peran diri
bermain dan kegiatan lainnya bermain dan kegiatan lainnya
Pola hubungan-peran
 Hubungan dengan Dapat berkomunikasi dengan Dapat berkomunikasi dengan
keluarga baik baik
 Hubungan dengan Dapat berkomunikasi dengan Dapat berkomunikasi tetapi
teman sebaya baik komunikasinya terbatas.
 Peran
- Sekolah Dapat berperan dengan baik. Tidak dapat berperan dengan
baik.
- Rumah Dapat berperan dengan baik. Tidak dapat berperan dengan
baik.
- Masyarakat Dapat berperan dengan baik. Tidak dapat berperan dengan
baik.
Pola seksualitas Pasien masih anak-anak Pasien masih anak-anak
Pola penanganan masalah Pasien mengatakan dirinya Pasien mengatakan dirinya
stres tidak mengalami stres. tidak mengalami stres
Pola keyakinan-nilai Pasien mengatakan bahwa Pasien tidak menjalankan
jarang menjalankan ibadah di ibadah di karenakan tubuh
karena kan masih anak-anak pasien lemas.
masih dalam proses belajar
dan belum begitu mengerti.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Tanda Vital
Suhu : 37,5 CO
Pernapasan : 40x/m
Nadi : 100x/m
TD : 90/60 mmHg
Head to Toe
Kepala
 Rambut Distribusi rambut lurus, kekuatan rambut baik ( tidak mudah
di cabut), tidak ada nyeri tekan pada kepala, rambut bersih
tidak ada ketombe, tidak ada lesi.
 Mata Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera ikhterik,
pupil isokor 2mm/3 mm, fungsi penglihatan klien baik, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
 Hidung Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada sekret,
tidak ada peradangan pada hidung, tidak ada cuping hidung.
 Mulut dan Gigi Mukosa bibir kering, tidak terdapat sariawan, tidak
memakai gigi palsu, tidak ada perdarahan pada gusi.
Leher Tidak tampak pembembesaran vena jugularis dan kelenjar
tyroid.
Thorak
 Paru-Paru I : Pergerakan dinding dada tidak sama, menggunakan alat
bantu pernapasan ( mengangkat bahu saat bernapas ), tidak
simetris kiri dan
kanan.
P : tidak ada nyeri tekan, vremitus traktil dalam intensitas
getaran yang sama antara paru kanan dan paru kiri.
P : Sonor
A : Suara nafas wheezing

 Jantung I : Simetris kiri dan kanan, ictus cordis tidak tampak


P : Ictus cordis teraba, di intercostal ke V ( lima ) sebelah
mid
klavikularis sinistra, irama jantung teratur.
P : Redup
A : Bunyi Jantung 1 : Lup, Bunyi Jantung 2 : Dup ( Norma),
tidak ada bunyi tambahan : gallop/mur
 Abdomen I : Simetris kiri dan kanan, bentuk perut cekung
P : Hepar dan lien tidak teraba
P : Tympani
A : Bising usus normal 5x/m
( bising usus normal 5-16x/menit )
Punggung Simetris, tidak ada pembengkakan pada punggung dan tidak
ada bekas luka pada punggung.
Ekstremitas
 Atas Tidak terdapat luka atau oedema ditangan klien.
 Bawah Tidak terdapat luka atau oedema di kaki klien.
 Kekuatan otot 44 44
44 44
44 44
44 44
Genetalia Klien tidak terpasang kateter, dan tidak ada kelainan pada
genetalia.
Integumen Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kapilary refil 3
detik, tidak terdapat adanya lesi.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. X- Foto Dada

VI. ANALISA DATA


NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. Ds : ketidakefektifan jalan Faktor fisiologis :
- Klien mengeluh batuk sejak 1 nafas bronko pneumonia
minggu yang lalu (Peningkatan produksi
- Klien mengatakan dahak susah untuk sputum)
di keluarkan
- Klien mengeluh sesak sejak 5
hari yang lalu
- Klien mengatakan sesaknyA hilang
timbul
Do :
- Bunyi nafas wheezing
- Dahak klien tampak banyak
- Tampak menggunakan otot bantu
pernafasan
- Klien tampak sesak
- RR 40x/menit
2. Ds : Ketidakefektifan pola Deformitas dinding
- Klien mengatakan sesaknya nafas dada
di rasakan hilang timbul
- Klien mengatakan sesaknya
datang di malam hari
Do :
- Klien tampak menggunakan
otot bantu pernafasan
- Pergerakan dinding dada
klien tidak simetris
- RR40x/menit
3. Ds : Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan
- Klien mengatakan sesak saat suplai 02
beraktifitas ke tubuh
- Klien mengatakan sesaknya
hilang timbul
- Klien mengatakan badannya
letih
Do :
- Klien tampak menggunakan
otot bantu pernafasan
- Klien tampak lemah
- RR 40x/menit
4. Ds : Gangguan pola tidur Kurang kontrol tidur
- Klien mengatakan tidurnya
kurang karena sering
terbangun karena batuk
- Klien mengatakan
istirahatnya kurang
Do :
- Klien tampak tidur di siang
hari,karena pada malam hari
hanya bisa tidur 4 jam
- Mata klien tampak cekung
5. Ds : Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
- Keluarga klien mengatakan nutrisi kurang dari menelan
makan klien kurang kebutuhan tubuh makanan
- Klien hanya makan sedikit dari
porsi yang diberikan
- Keluarga klien mengatakan klien
susah menelan
- Klien mengatakan berat badan
menurun 2 kg 1 bulan yang lalu
Do :
- Makanan yang disajikan tampak
tidak habis ½ porsi
- Mukosa bibir klien kering
- Badan klien tampak kurus
- Klien tampak lemah dan lesu

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan jalan nafas b/d faktor fisiologis : BronkoPneumuonia(Peningkatan produksi
sputum) (SDKI Edisi 1,2017 hal 18)

2. Ketidakefektifan pola nafas b/d deformitas dinding dada (SDKI Edisi 1,2017hal 26)

3. Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan suplai O2 ke tubuh (SDKI Edisi 1, 2017 hal 128)

4. Gangguan pola tidur b/d kurang kontrol tidur (SDKI Edisi 1, 2017 hal 126)

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan


menelan makanan (SDKI Edisi 1, 2017 hal 56)

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d faktok fisiologi : BronkoPneumonia (peningkatan
produksi sputum)
Intervensi Utama Intervensi Pendukung
 Latihan batuk efektif 1. Dukungan kepatuhan program
Tindakan : pengobatan
Observasi 2. Edukasi fisioterapi dada
1. Identifikasi kemapuan batuk 3. Edukasi pengukuran respirasi
2. Monitor adanya retensi sputum 4. Fisioterapi dada
3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran 5. Konsultasi via telepon
nafas 6. Manajemen asma manajemen alergi
4. Monitor input dan output cairan 7. Manajemen anafilaksis
Terapeutik 8. Manajemen isolasi
5. Atur posisi semi fowler/fowler 9. Manajemen ventilasi mekanik
6. Pasang perlak di pangkuan pasien 10. Manajemen jalan nafas buatan
7. Buang sekret pada tempat sputum 11. Pemberian obat inhalasi
Edukasi 12. Pemberian obat interpleura
8. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk 13. Pemberian obat intradermal
efektif 14. Pemberian obat nassal
9. Anjurkan tarik nafas dalam melalui 15. Pencegahan aspirasi
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 16. Pengaturan posisi
detik, kemudian keluarkan dari mulut 17. Penghisapan jalan nafas
dengan bibir mencucu selama 8 detik 18. Penyapihan ventilasi mekanik
10. Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam 19. Perawatan trakeostomi
hingga 3 kali 20. Skrining tuberkulosis
11. Anjurkan batuk dengan kuat langsung 21. Stabilisasi jalan nafas
setelah tarik nafas dalam yang ke-3 22. Terapi oksigen
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
 Manajemen jalan nafas
Tindakan :
Observasi
1. Monitor pola nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor bunyi nafas tambahan
3. Monitor sputum
Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
dengan head-tilt dan chin -lift
5. Posisikan semi fowler/fowler
6. Berikan minum hangat
7. Lakukan fisioterapi dada
8. Lakukan penghisapan lendir kurang dari
15 detik
9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
10. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
11. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
12. Anjurkan asupan cairan 2.000 ml/ hari,
jika tidak kontraindikasi
13. Ajarkan teknik batuk efektif
 Pemantauan respirasi
Tindakan :
Observasi
1.Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya nafas
2.Monitor pola nafas
3.Monitor kemampuan batuk efektif
4.Monitor adanya produksi sputum
5.Monitor adanya sumbatan jalan nafas
6.Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7.Auskultasi bunyi nafas
8.Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
11. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
12. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
13. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
14. Informasikan hasil pemantauan

2. . Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan suplai O2 ke tubuh


Intervensi Utama Intervensi Pendukung
 Manajemen energi 1. Dukungan kepatuhan program
Tindakan : pengobatan
Observasi 2. Dukungan pemeliharaan rumah
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang 3. Dukungan perawatan
mengakibatkan kelelahan 4. Dukungan tidur
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 5. Edukasi latihan fisik
3. Monitor pola dan jam tidur 6. Manajemen program latihan
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan 7. Terapi aktifitas
selama melakukan aktivitas
Terapeutik
5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus
6. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
atau gerak aktif
7. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
8. Fasilitasi duduk di sisi tempat tdur, jika
tidak dpaat berpindah atau berjalan
Edukasi
9. Anjurkan tirah baring
10. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
 Terapi Aktivitas
Tindakan :
Observasi
1. Identifikasi defistit tingkat aktifitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi
dalam aktifitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktifitas
yang diinginkan
4. Identifikasi strategi meningkatkan
partisipasi dalam aktifitas
5. Identifikasi makna aktifitas rutin dan
waktu luang
6. Monitor respons emosional, fisik, sosial,
dan spiritual terhadap aktifitas
Terapeutik
7.Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan
defisit yang dialami
Edukasi
8. Ajarkan cara melakukan aktifitas yang
dipilih
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
menelan makanan
Intervensi Utama Intervensi Pendukung
 Menejeman Nutrisi 1. Dukungan kepatuhan program
Tindakan : pengobatan
Observasi 2. Konseling laktasi
1. Identifikasi status nutrisi 3. Konseling nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan 4. Konsultasi
3. Identifikasi makanan yang disukai 5. Manajemen cairan
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis 6. Manajemen reaksi alergi
nutrien 7. Pemantauan cairan
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang 8. Pemantauan nutrisi
nasogastrik 9. Pemantauan tanda vital
6. Monitor asupan makanan 10. Pemberian makanan
7. Monitor berat badan 11. Pemberian makanan enteral
Terapeutik 12. Pemberian makanan parental
8. Lakukan oral hygiene sebelum makan 13. Terapi menelan
9. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
10. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
11. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
12. Berikan suplemen makanan
Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
 Promosi berat badan
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB
kurang
2. Monitor adanya mual dan muntah
3. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi
sehari-hari
4. Monitor berat badan
Terapeutik
5. Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan, jika perlu
6. Sediakan makanan yang tepat sesuai
kondisi pasien
7. Hidangkan makanan secara menarik
8. Berikan suplemen, jika perlu
9. Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
Edukasi
10. Jelaskan jenis makanan yang bergizi
tinggi, namun tetap terjangkau
11. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan

IX. IMPLEMENTASI

NO Diagnosa Keperawatan Implementasi


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d mengobservasi klien batuk efektif,
faktok fisiologi : BronkoPneumonia menganjurkan klien minum air hangat,
(peningkatan produksi sputum) menganjurkan klien banyak istirahat,
memberikan nebu ventolin
2. Intoleransi aktifitas b/d Anjurkan lakukan latihan rentang gerak
ketidakseimbangan suplai O2 ke tubuh pasif dan atau gerak aktif,
Ajarkan cara melakukan aktifitas yang
dipilih
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Mengobservasi adanya alergi makanan,
kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan Menganjurkan klien untuk
menelan makanan meningkatkan makan sayuran dan buah-
buahan,
Memganjurkan pasien makan sedikit
tapi sering,
Memberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
klien,
Mengobservasi kemampuan klien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

X. EVALUASI
Melakukan asuhan keperawatan belum mencapai perkembangan yang diharapkan, dikarenakan
waktu yang singkat oleh karena itu diharapkan kepada orang tua untuk melanjutkan
intervensi yang telah rencanakan. Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil
yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara perawat, klien, dan orang tua klien.
a. ketidakefektifan bersihan jalan nafas, hasil yang dapatkan adalah klien mengatakan batuk-batuk
dan dahak susah untuk dikeluarkan.
b. ketidakefektifan pola napas, hasil yang dapatkan adalah klien mengatakan masih sesak dan
sesak yang di rasakan hilang timbul
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, hasil yang dapatkan adalah Keluarga
klien mengatakan makan klien sudah sedikit lebih banyak dari pada sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai