Anda di halaman 1dari 12

NAMA : Aditya Putra Maulana

NIM : 061930400559
KELAS : 3KA
MK : MEKANIKA FLUIDA
TANGGAL : 18 DESEMBER 2020

DINAMIKA FLUIDA

Dalam bab ini akan menjelaskan konsep-konsep tambahan yang diperlukan dalam
pembahasan mengenai fluida yang bergerak. Aliran fluida itu rumit dan tidak selalu tunduk
pada analisis matematis yang pasti. Tidak seperti pada padatan, elemen-elemen fluida yang
mengalir biasa bergerak pada kecepatan-kecepatan yang berbeda dan bias mengalami
percepatan-percepatan yang berbeda. Tiga konsep penting dalam aliran fluida adalah:

a. Prinsip kekekalan massa, dari mana dikembangkan persamaan kontinuitas

b. Prinsip energi kinetik, dari mana diturunkan persamaan-persaman aliran tertentu


dan,

c. Prinsip-prinsip momentum, dari mana persamaan-persamaan yang menghitung


gaya-gaya dinamik yang dikerjakan oleh fluida yang mengalir bisa ditentukan.

Dinamika fluida membahas tentang gerak fluida. Aliran fluida dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu:

1) Aliran lurus (streamline) atau aliran laminar (laminair flow). Terjadi jika aliran
lancar, sehingga lapisan fluida yang saling berdekatan mengalir dengan lancar. Setiap
partikel fluida mengikuti sebuah lintasan lurus yang tidak saling menyilang.

2) Aliran turbulen (turbulent flow) atau aliran bergolak. Di atas kecepatan tertentu,
yang tergantung pada sejumlah faktor, aliran akan bergolak. Aliran ini dicirikan oleh
ketidaktentuan, kecil, melingkar-lingkar seperti pusaran air yang disebut sebagai arus eddy
atau kisaran.
Persamaan Kontiunitas

Laju Aliran Massa dan Persamaan Kontinuitas


Massa fluida yang bergerak tidak berubah ketika mengalir.

Fluida yang mengalir dalam suatu pipa memiliki kecepatan aliran υ dengan disertai densitas
fluida ρ melalui suatu luasan pipa S tertentu. Maka laju aliran fluida dalam massa per satuan
o
waktu ( m ) pada sebuah pipa dari titik A ke titik B merupakan besarnya kecepatan aliran
fluida yang dikalikan dengan densitas fluida serta dikalikan dengan luas penampang pipa.
o
m = ρ A . υ A . S A = ρB . υ B . S B

Secara umum laju aliran massa dalam pipa adalah:

o
m = ρ. υ. S = Kons tan
Persamaan ini disebut dengan Persamaan Kontinuitas (equation of continuity).
Persamaan ini berlaku baik untuk fluida mampu mampat (compresibilitas) maupun fluida
\yang tidak mampu mampat (inkompresibilitas).

Laju aliran massa total diseluruh penampang pipa adalah:

o
m = ρ∫ υ . dS
S

Contoh soal.

1. Bila 1800 liter per menit fluida mengalir melalui sebuah pipa 0,3 m yang kemudian
mengecil menjadi 0,15 m, hitunglah kecepatan rata-rata dikedua pipa tersebut.

Penyelesaian:

Q (m3/detik) = 1800/60 l/detik x 10-3m3/L = 30 x 10-3 m3/dtk

Qm 3 /dtk 30 x 10−3
v 30= = =0 . 42m/dtk
Sm2 1
π (0 .3 )2
4
3 −3
Qm /dtk 30 x 10
v 15= 2 = =1. 68 m/dtk
Sm 1 2
π (0 .15 )
4

2. Tiga puluh gallon per menit minyak bumi mentah (crude oil) dengan spesifik graviti
60oF/60oF = 0,887 mengalir melalui suatu sistem pemipaan seperti pada gambar 16. Pipa A
adalah pipa 2 inch sch.40, pipa B adalah pipa 3 inch sch.40 dan kedua pipa C masing-masing
1½ inch sch 40. Jumlah fluida yang mengalir dalam pipa C adalah sama.

Hitunglah :

a. Berapakah laju aliran massa di dalam masing-masing pipa ?


b. Berapakah kecepatan linear rata-rata didalam masing-masing pipa ?
c. Berapakah kecepatan massa di dalam masing-masing pipa ?

Gambar 16. Sistem pipa soal 2.

Penyelesian :

a. Densitas fluida ρ = 0,887 x 62,37 = 53,3 lb/ft3

Diketahui bahwa 1 ft3 = 7,48 gallon , maka 1 gallon = 1/7,48 ft3(konversi)

30 x 60
= 240 ,7 ft 3 / jam
Laju aliran minyak ( q ) adalah 30 gallon/min = 7 ,48
m = q. ρ = 240,7 x 55, 3 = 13.300 lb/jam

Laju aliran massa melalui pipa C adalah setengah dari total atau 13.300/2 = 6.650 lb/jam.

b. Dengan memperoleh luasan masing-masing pipa dari lampiran 6 (buku OTK jld 1) yaitu
pipa 1½ in = 0,01414 ft2 , pipa 2 in = 0,0233 ft2 dan pipa 3 in = 0,0513 ft2

maka :

__
240 ,7
VA = = 2 ,87 ft /det
Kecepata melalui pipa A adalah 3600 x 0 ,0233
__
240 ,7
VB = = 1,30 ft /det
Kecepata melalui pipa B adalah 3600 x 0,0513
__
240 ,7
V c= = 2, 36 ft /det
Kecepata melalui pipa C masing-masing adalah 2 x 3600 x 0,01414

c. kecepatan massa masing-masing melalui pipa adalah :

13 .300
GA = = 571.000 lb/ ft 2 − jam
Pipa A 0 ,0233

13 .300
GB = = 259. 000 lb/ft 2 − jam
Pipa B 0 , 0513

Pipa C masing-masing

13 .300
GA = = 470 .000 lb/ ft 2 − jam
0, 01414

Persamaan Bernoulli

Salah satu persamaan fundamental dalam persoalan dinamika fluida adalah persamaan
Bernoulli. Persamaan ini memberi hubungan antara tekanan, kecepatan dan ketinggian
pada titik-titik sepanjang garis alir. Penurunan persamaan Bernoulli dapat dilakukan
dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total (net-work) sama
dengan perubahan energi mekanik total yaitu perubahan energi kinetik ditambah
perubahan energi potensial. Fluida dinamika yang memenuhi hukum Bernoulli adalah
fluida ideal yang karakteristiknya; mengalir dengan garis-garis arus atau aliran tunak, tak
kompresibel dan tak kental.

Gambar 17. Aliran melalui sambungan mengecil.

Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total (net-work) sama
dengan perubahan energi mekanik total, yaitu perubahan energi kinetik ditambah
perubahan energi potensial.

1. Perubahan energi mekanik terjadi guna mendorong fluida masuk dan keluar dari
pada pipa, maka untuk pipa masuk (titik A) dan fluida keluar pipa (titk B) besarnya

PA PB
dan
energi mekanik masing-masing adalah ρA ρB

2. Adanya kecepatan fluida yang masuk menimbulkan gesekan terhadap pipa, yang
tentunya melibatkan perubahan energi kinetik baik dari titik A maupun dari titik B.

α A . v 2A α B . v 2B
dan
Perubahan tersebut masing-masing : 2 . gC 2 . gC

3. Pipa yang dipergunakan seringkali memiliki perbedaan ukuran dan alian fluida
yang ada didalam pipa dipengaruhi oleh adanya gravitasi, sehingga memungkinkan
adalnya perubahan energi potensial yang timbul pada fluida dalam alian tersebut.

βA .g. zA β . g . zB
dan B
Peubahan enrgi potensial tersebut masing-masing gC gC

Contoh Soal
1. Sebuah pipa yang mengalirkan minyak ( spgr = 0,887) berubah ukurannya dari 150 mm di
bagian A ke 450 mm dibagian B. bagian A 4 m lebih rendah dari bagian B dan tekanan
masing-masing 0,9 bar dan 0,6 bar. Jika debit aliran melalui pembuangan sebesar 0,15
m3/dtk, tentukan head turun dan arah aliran?

Penyelesaian :

Kecepatan di tiap-tiap penampang aliran dinyatakan dengan V = Q/A

Qm 3 / dtk 0 , 15
vA= = =8,5 m/ dtk
Am 2 1
π ( 0 .15 )2
4
Qm 3 / dtk 0 ,15
vB= = =0 , 94 m/ dtk
Am 2 1
π ( 0 . 45 )2
4

Dengan mengunakan bagian A yang lebih rendah sebagai Bidang Datum, maka energi ditiap
bagian adalah:

V 2

Di A
[ P
+ a
ρg 2 g
+z =] 0,9 x 105
0 , 887 x 9810
+
( 8,5 )2
2g
+0=14 , 1 j / N

V 2

Di B
[ P
+ b +z =
ρg 2 g ] 0,6 x 105
0 , 887 x 9810
+
( 0 , 94 )2
2g
+ 4=11 , 0 j / N

Aliran fluida terjadi dari arah A ke B , head turun bias didapatkan dengan menggunakan A ke
B datum A : 14.1 – head turun = 11.0 atau head turun 3,1 m.

Kerja Pompa dalam persamaan Bernoulli

Pompa digunakan dalam sistem aliran untuk meningkatkan energi mekanik, peningkatan itu
digunakan untuk mempertahankan aliran. Pada peristiwa ini persamaan Bernoulli hanya
merupakan neraca energi mekanik saja. Sedangkan pompa untuk mengalirkan fluida
membutuhkan kerja. Kerja tersebut adalah kerja pompa per satuan fluida (W P). Disamping
itu juga harus memperhitungkan gesekan yang terjadi di dalam pompa. Dalam keadaan
sebenarnya, didalam pompa semua sumber gesekan fluida itu aktif, dan juga terdapat
gesekan mekanik pada bantal pompa (bearing), pada perapat (seal) dan pada peti gasket
(stuffing box). Energi mekanik yang diberikan kepada pompa sebagai kerja poros negatif
harus dikurangi dengan rugi (kehilangan tekanan) karena gesekan, barulah didapatkan
energi mekanik bersih yang terdapat di dalam fluida yang mengalir. Umpamakan gesekan
total di dalam pompa per satuan massa adalah hfp . Jadi kerja bersih terhadap fluida itu
adalah WP – hfp. Dalam prakteknya sebagai pengganti hfp digunakan effisiensi pompa, yang
ditandai dengan η yang didefinikan dengan persamaan ;

W P−hfP
WP – hfp = η wp Atau : η = WP

Contoh soal :

Suatu larutan yang spgr nya 1,84, ditarik dari tanki penimbun dengan menggunakan sebuah
pompa, melalui pipa 3 in sch.40. Efisiensi pompa adalah 60%. Kecepatan pada pipa isap
ialah 3 ft/dt. Pompa membuang melalui pipa 2 in sch.40 ke suatu tangki yang tinggi. Ujung
pipa buang terletak pada ketinggian 50 ft diatas permukaan larutan didalam tangki umpan.
Rugi gesekan didalam keseluruhan sistem pipa adalah 10 ft-lb f/lb. Berapakah tekanan yang
harus diberikan oleh pompa ? dan berapakah daya pompa itu ?

Penyelesian :

Diketahui :
Gambar 19. rangkaian aliran untuk contoh soal

PA = PB karena tangki A dan Tanki B berada pada tekanan atmosfer.

Kecepatan pada titik A dapat diabaikan karena diameter tangki sangat besar dibandingkan
dengan diamater pipa. Untuk aliran turbulen faktor energi kinetik α dapat dianggap 1,0
tanpa terlalu besar kesalahan.

Tangki A berada didasar, dibanding tangki B, maka ZA = 0

gc = 32,17 ft/det2

hf = 10 ft-lbf/lb

Ditanya :

a). Tekanan yang diberikan pompa , PB-PA ?

b). Daya yang digunakan Pompa , P ?

jawab :

PA α A v 2A g PB α B v 2B g
+ + ZA + η.W P = + + Z + hf
a). ρA 2. gc gC ρB 2 . gc gC B

v 2B g
η .W P = + Z +hf
2 . gc g C B

Karena aliran menggunakan pipa masuk 3 in dan pipa keluar 2 in, maka digunakan ratio
antara kecepatan isap pompa dan kecepatan buang pompa dengan luas penampang pipa
isap dan pipa buang.

Dari lampiran 6 (buku OTK jld 1) :

Luas penampang pipa 3 in SA = 0,0513 ft2

Luas penampang pipa 2 in SB = 0,0233 ft2

__
3 x 0 ,0513
VB = = 6 ,61 ft /det
0 ,0233
2
6 ,61 g
0, 60 .W P = + 50 +10
2.(32, 17) gC
60 ,68
.W P = = 101.1 ft−lbf /lb
0,60

Untuk mendapatkan tekanan yang diberikan pompa dapat di tinjau seputar pompa sendiri,
dalam hal ini kedudukan pompa sebelum dan sesudah adalah sama, sehingga Z A = ZB

__ __
P B−P A V 2A − V 2B
= + W P. η
ρ 2. gC

Sehingga tekanan yang diberikan pompa

32 −6,612
PB −P A = 1,84 x 62,37
2 x 32 ,17 (
+ 60 ,68 ) = 6,902 lbf/ft2

b). Daya yang digunakan pompa, P

O
m. W P
.P = hp
550
0
m = ρ A .υ A . S A = (62, 37 x 1 , 84 ) x 3 x 0 , 0513 = 17 , 66 ft /det

17 ,66 x 101 ,1
.P = = 3 ,25 hp
550

Aliran Fluida Tak Mampu Manpat dalam Pipa

Aliran fluida dalam pipa sangat penting, oleh karena itu masalah ini akan di bahas terutama
untuk aliran yang stedi.

1. Distribusi tegangan geser dalam pipa


Untuk aliran stedi dari fluida yang viskos yang densitasnya tetap, yang berkembang
penuh dalam pipa horizontal. Aliran yang mengalir pada satu-dimensi yaitu arah x, maka
total gaya yang terjadi pada aliran adalah:

Σ F = PA.SA + PB.SB + FW + Fg

Dimana :

PA, PB = Tekanan masuk, tekanan keluar


SA, SB = Penampang masuk, penampang keluar

FW = Gaya bersih dinding saluran pada fluida

Fg = Komponen gaya gravitasi

Bayangkan elemen fluida itu berbentuk piring, kosentrik dengan sumbu tabung. Jari-jari
piring itu r, dan panjangnya dL, seperti dapat dilihat gambar 18. andaikan elemen itu
terisolasi sebagai benda bebas. Umpamakan tekanan fluida pada permukaan sebelah
hulu p dan pada permukaan hilir p + dp. Oleh karena fluida itu mempunyai viskositas,
tentulah terdapat suatu gaya geser yang melawan aliran pada tepi piring itu. Sekarang
kita terapkan persamaan momentum antara kedua permukaan piring itu. Oleh karena

aliran itu berkembang penuh,


β b =β a dan
V b=V a sehingga ∑ F=0. besaran
yang akan disubstitusikan ke dalam Pers (2-14) ialah

2 2 2
S a =Sb =πr pa = p pa S a=πr p pb Sb =(πr )( p+dp )

Aliran p -(p+dP)

rw r

dL

Gambar. 20. Elemen Fluida dalam aliran stedi melalui pipa

Faktor gesek.

Suatu parameter umum lain, yang sangat berguna dalam mempelajari aliran turbulen, ialah factor
gesek (friction factor), yang ditandai dengan lambang f, dan didefiniskan sebagai rasio antara
tegangan geser pada dinding dengan hasil-hasil antara tinggi-tekan kecepatan (velocity head) dan
densitas

2.4 Aliran Laminar dalam Pipa

Aliran laminar fluida Newton.

Dalam pembahasan mengenai hubungan-umum aliran fluida menunjukkan bahwa langkah


yang menentukan dalam penurunan hubungan-hubungan itu ialah pengkaitan antara kecepatn local
u denngan posisi dalam tabung arus. Dalam saluran bundar, oleh karena terdapat simetri terhadap
sumbu tabung, kecepatan local u hanya bergantung pada jari-jari r. demikian pula, elemen luas dS
ialah luas cincin tipis, yang jari-jarinya r dan lebar dr. luas cincin elemen ini ialah.

dS = 2πr dr

Aliran laminar fluida non-newton.

Oleh karena adanya perbedaan dalam hubungan tegangan-geser dan gradient (landaian)
kecepatan, bentuk profil kecepatan zat cair non-Newton berbeda dari profil untuk zat cair Newton.
Dalam situasi aliran Newton yang lebih rumit itu profil kecepatan harus ditentukan dengan
eksperimen.


1
/n'
 .g  r
W 
11/n
'
r
11/n
'

uW
rK
C


W. ' 1  1
/n
'

2.5 Faktor kekasaran Pipa

Kekasaran (roughness) dari suatu pipa/tabung ditandai dengan k dan disebut dengan
parameter kekasaran (roughness parameter). Dari satu analisa dimensi, f merupkan fungsi N Re dan
kekasaran relative k/D, dimana D adalah diameter pipa. Hubungan ketiga variabel itu f , N Re dan k/D
dapat dilihat pada gambar 5-9. (buku OTK, jld 1).

Rugi- rugi Gesek fluida dalam aliran Fluida

Dalam pembahasan sebelumnya dijelaskan tentang rugi gesek pada dinding pipa selain rugi
gesek tersebut beberapa rugi gesek yang ditimbulkan dalam aliran fluida adalah:

Rugi gesek karena penampang membesar dengan tiba-tiba.

Jika penampang saluran tiba-tiba membesar, arus fluida akan memisah dari dinding dan
membesar keluar sebagai jet (semprotan) ke bagian yang membesar itu. Jet itu pula hingga mengisi
seluruh penampang saluran yang lebih besar itu. Ruang diantara jet yang membesar itu dan dinding
saluran akan dipenuhi oleh fluida yang berada dalam gerakan vorteks yang merupakan ciri dari
pemisahan lapisan batas. Gesekan yang cukup besar akan terjadi di dalam ruang itu. Efek itu dapat
digambarkan pada gambar 5-13 (buku OTK, jld 1).

. Rugi gesek hfe yang diakibatkan oleh perluasan penampang secara tiba-tiba ini sebanding
dengan tinggi tekan kecepatan fluida dalam saluran yang kecil, dan dapat dituliskan sebagai

2
Va
hfe Ke
2gc

Pengaruh Pipa sambung dan katup.

Pipa-pipa sambung (fitting) dan katup (valve) bersifat menghambat aliran normal dan
menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa yang pendek-pendek yang mempunyai banyak pipa
sambung, rugi gesek yang disebabkan oleh pipa sambung itu mungkin lebih besar dari yang berasa

dari bagian pipa yang lurus. Rugi gesek hff yang disebabkan oleh pipa sambung dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus :

__2
VA
hff  Kf
2.gC

Rugi gesek bentuk dalam persamaan Bernouli.

Rugi gesek bentuk (form friction loss) sudah tercakup di dalam suku hf pada persamaan
Bernouli. Rugi ini sudah tergabung di dalam rugi gesek kulit. Perhatikan, umpamanya aliran fluida tak
mampu manfat melalui system yang terdiri dari dua pipa besar ( pipa masuk dan pipa keluar) , satu
pipa penghubung, dan sebuah katup gerbang (gate valve) yang terbuka seperti pada gambar 4-8.
Umpamakan kecepatan rata-rata dalam pipa itu ialah V, diameter pipa D dan panjang L. rugi gesek
kulit dalam pipa lurus adalah 4f(L/D)(V2/2gc); rugi kontraksi pada waktu masuk ialah Kc (V2/2gc) rugi
ekspansi Ke(V2/2gc) dan rugi sambungangan Kff (V2/2gc) , bila rugi gesek pada pipa masuk dan keluar
diabaikan, maka rugi gesek total dinyatakan.

2
 L  V

f 
h 4f 
KcK
eK
ff
D 2g
c

Anda mungkin juga menyukai