Anda di halaman 1dari 8

Nama : Salma Hanifah

NIM : 1911070235

Rangkuman Akuntansi Keuangan Lanjutan

BAB I - Persekutuan Firma – Formasi dan Operasi

Persekutuan firma = asosiasi antara dua atau lebih individu sebagai pemilik untuk menjalankan
perusahaan dengan tujuan mendapatkan laba berdasarkan perjanjian yang telah dibuat oleh pihak –
pihak yang bersankutan.

A. Sifat Persekutuan Firma


1. Keagenan atau perwakilan bersama
Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari persekutuan firma untuk tujuan
usahanya. Tindakan yang dilakukan selalu mengikat persekutuan firma .
2. Umur terbatas
Karena persekutuan firma timbul dari perjanjian antara beberapa pihak yang bersangkutan,
maka setiap perubahan dalam hubungan ini akan mengakhiri perjanjian itu dan membubarkan
persekutuan firma tersebut. Pengunduran diri seorang sekutu atau meninggalnya seorang
sekutu, dengan sendirinya membubarkan persekutuan firma.
3. Tanggung jawab tak terbatas
Tanggung jawab seorang sekutu tidak terbatas pada jumlah investasinya. Individu yang
menandatangani perjanjian dengan sebuah “asosiasi perorangan” dapat menuntut kepada
perorangan yang tersendiri ini membayar klaim mereka jika harta benda persekutuan firma
tidak cukup untuk memenuhi klaim seperti itu. Dengan demikian, sekutu dapat bertanggung
jawab secara pribadi dan aktiva-aktiva mereka yang terpisah dapat ditahan untuk memenuhi
kewajiban persekutuan firma.
4. Pemilikan kepentingan dalam persekutuan firma
Harta benda yang diinvestasikan dalam persekutuan firma menjadi milik asosiasi milik
perorangan yang berbentuk persekutuan firma. Pihak yang menginvestasikan harta bendanya
dalam persekutuan firma menyerahkan haknya untuk manikmati dan menggunakan secara
tersendiri atas harta benda tersebut. Dengan memindahkan harta benda ini pada persekutuan
firma ia memperoleh suatu kepentingan sebagai seorang pemilik sekutu. Dalam keadaan
tertentu, seorang sekutu dapat menjaminkan, memindahtangankan, atau menjual
kepentingannya dalam harta benda yang ia tanamkan pada persekutuan firma.
5. Partisipasi (keikutsertaan) dalam laba persekutuan firma
Masing-masing sekutu ikut serta dan memperoleh pembagian laba persekutuan firma.
Seorang sekutu dapat setuju untuk menerima pembagian laba persekutuan firma sebagai
imbalan dari jasa-jasa yang diberikan atau untuk penggunaan harta benda tertentu, tetapi
persekutuan firma tidak akan terbentuk jika pihak-pihak yang bersangkutan tidak mempunyai
maksud yang tegas dalam mendirikan bentuk organisasi perusahaan seperti itu.

B. Persekutuan Firma Sebagai Asosiasi Perorangan dan Sebagai Kesatuan-Usaha yang


Terpisah
Persekutuan dapat bertanggung jawab dalam kapasitas pribadi mereka terhadap kalin yang tak
dapat dipenuhi oleh perusahaan sesuai dengan isi dari perjanjian kontraktual yang telah
disepakati sebelumnya. Akan tetapi untuk tujuan-tujuan tertentu, persekutuan firma merupakan
kesatuan-usaha yang terpisah. Misalnya, persekutuan firma memperoleh, memegang, dan
memindahtangankan harta benda atas nama persekutuan firma itu sendiri, menutup perjanjian
dengan pihak-pihak lain, dapat menuntut, dan dapat dituntut sebagai suatu kesatuan-usaha
tersendiri  atau terpisah. Jadi, persekutuan firma dipandang sebagai persekutuan orang-orang
(atau perorangan) dan sebagai kesatuan-usaha yang terpisah.

C.    Pemilihan Antara Bentuk Persekutuan Firma dan Perseroan Terbatas


Apabila beberapa individu memutuskan untuk menyatukan sumber daya mereka dalam suatu
usaha tunggal, maka mereka harus memilih antara bentuk persekutuan firma atau perseroan
terbatas. Keputusan pemilihan ini membutuhkan evaluasi yang seksama atas kerugian
(keburukan) dan keuntungan (kebaikan) relatif dari kedua bentuk ini pada keadaan-keadaan
tertentu. Posisi relatif pajak penghasilan kedua bentuk ini juga perlu dipertimbangkan. Faktor
pajak penghasilan, baik yang diterapkan dalam keadaan normal maupun merupakan ketetapan
maupun pilihan pada keadaan tertentu, yang dapat menentukan bagian-bagian penting dalam
memilih antara bentuk persekutuan firma dan bentuk perseroan terbatas. Penelaahan faktor-faktor
pajak dalam kaitannya dengan persekutuan firma dan perseroan terbatas, harus dilakukan dengan
setiap perubahan undang-undang pajak dan tarif-tarif pajak untuk menentukan apakah ada
sesuatu keuntungan dalam perubahan bentuk perusahaan yang susah ada.

D. Jenis Persekutuan Firma


1. Persekutuan firma dagang dan non-dagang
Persekutuan firma dagang = Persekutuan firma dan kegiatan-usaha utamanya adalah
memproduksi atau membeli dan menjual barang-barang disebut 
Persekutuan firma non-dagang = Persekutuan firma yang didirikan dengan tujuan untuk
memberikan jasa-jasa.
2. Persekutuan firma umum dan terbatas
Persekutuan firma umum = Persekutuan firma di mana semua sekutu boleh bertindak secara
umum atas nama perusahaan dan masing-masing sekutu dapat bertanggung jawab akan
kewajiban-kewajiban perusahaan,
Persekutuan firma terbatas = Persekutuan firma di mana kegiatan sekutu-sekutu tertentu
dibatasi dan tanggung jawab pribadi sekutu ini selanjutnya terbatas pada jumlah yang
dinyatakan atau ditetapkan, yang mungkin menyatakan jumlah yang sebenarnya
diinvestasikan.
3. Perusahaan saham patungan
Perusahaan saham patungan = Perusahaan firma yang dapat didirikan dengan struktur modal
dalam bentuk saham pindah-tangan (saham yang dapat dipindahtangankan). Pemilikan
saham biasanya dibuktikan dengan sertifikat saham dan kepada orang yang bersangkutan
diberi hak untuk ikut serta dalam mengelola perusahaan, untuk memperoleh bagian dalam
laba perusahan, dan untuk memindahtangankan kepentingannya.

E. Akte Persekutuan Firma


Akte ini harus menguraikan dengan lengkap dan jelas persetujuan yang telah dicapai seperti
berikut ini :
1. Nama persekutuan firma, pihak-pihak yang tersangkut dalam persetujuan, dan lokasi
perusahaan.
2. Tanggal mulai berdirinya firma dan jangka waktu perjanjian.
3. Sifat serta ruang lingkup perusahaan dan lokasinya.
4. Investasi oleh masing-masing sekutu dan nilai yang ditetapkan atas investasi tersebut.
5. Hak, wewenang, dan kewajiban sekutu, juga batasan-batasan berdasarkan otoritas para
sekutu.
6. Buku-buku serta perkiraan-perkiraan firma dan tahun fiskal yang digunakan.
7. Rasio pembagian laba atau rugi, yang meliputi ketentuan-ketentuan khusus untuk menentukan
selisih dalam investasi dan sumbangan jasa.
8. Beban dan kredit bunga khusus yang berkaitan dengan investasi para sekutu, dan imbalan
khusus yang diberikan atas jasa para sekutu tersebut .
9. Investasi dan pengambilan prive* sekutu-sekutu setelah firma didirikan dan penanganannya
dalam perkiraan.
10.Asuransi jiwa atas para sekutu dan penanganan premi asuransi, perolehan-kembali polis, dan
sebagainya.
11.Prosedur-prosedur khusus untuk menyelesaikan kepentingan sekutu atas pengunduran diri
atau meninggalnya sekutu.
12.Metode-metode untuk memecahkan perselisihan di antara para sekutu.
F. Kepentingan dalam Modal dan Pembagian Laba
Kepentingan sekutu dalam persekutuan firma :
- harus dipisahkan dari hak bagiannya dalam laba perusahaan.
- diikutsertakan dalam perkiraan modal dan terdiri dari investasinya yang semula, investasi
berikutnya serta pengambilan privenya, dan bagiannya dalam laba dan rugi perusahaan.
Jika pembagian rugi-laba tidak ditetapkan dalam persetujuan, maka undang-undang persekutuan
firma menetapkan pembagian yang merata; apabila yang ditetapkan dalam persetujuan hanya
menyangkut pembagian laba saja dan sama sekali tidak menyinggung rugi, maka rugi usaha
dibagi dengan rasio yang sama seperti pada laba.

G. Pencatatan Investasi Sekutu


Investasi dapat berupa uang kas atau aktiva lainnya sesuai dengan penjanjian. Apabila investasi
adalah aktiva, maka penetapan nilai untuk aktiva tersebut harus dilakukan dengan persetujuan
para sekutu. Aktiva ini dibukukan atau dicatat sesuai dengan persetujuan, dan perkiraan modal
masing-masing sekutu dikredit sebesar jumlah investasi masing-masing. Untuk memenuhi
keadilan, aktiva yang ditanamkan oleh para sekutu harus dilaporkan dengan nilai pasarnya yang
wajar. Kenaikan dan penurunan nilai aktiva tersebut yang harus ditetapkan untuk masing-masing
sekutu hanyalah kenaikan dan penurunan nilai yang berlaku selama masih berdirinya persekutuan
firma.

H. Mengubah Perusahaan Perorangan Menjadi Persekutuan Firma


Perorangan yang menjalankan perusahaan sering kali bekerja sama dengan orang-orang lain
untuk mendirikan persekutuan firma. Di sini aktiva dan pasiva (kewajiban) perusahaan
perorangan dapat dipindahkan ke persekutuan firma yang baru didirikan. Maka harus dibuka
buku-buku baru untuk persekutuan firma ini, dan harus dibuat ayat-ayat jurnal dalam buku-buku
perusahaan perorangan untuk membukukan pemindahan aktiva bersih ke persekutuan firma, dan
dibuat ayat-ayat jurnal dalam buku yang baru untuk menunjukkan saldo awal aktiva (kewajiban),
dan modal. Jika buku-buku baru dibuka untuk persekutuan firma, maka buku-buku untuk
perusahaan perorangan harus ditutup. Perkiraan aktiva, kewajiban, dan modal dapat kita tutup
dengan ayat jurnal majemuk tunggal.

I. Konsolidasi Perusahaan
Akte pendirian persekutuan firma harus menunjukkan dengan jelas bagaimana kepentingan para
sekutu ditetapkan. Penilaian yang ditetapkan untuk aktiva dan kewajiban juga memerlukan
persetujuan dari para sekutu. Buku-buku dari salah satu kesatuan usaha bersangkutan dapat
digunakan untuk firma yang baru dibentuk atau dapat pula dibuka buku-buku baru.
J. Perkiraan Sekutu
1. Perkiraan pengambilan-prive dan modal
Investasi awal dari para sekutu dicatat dalam perkiraan modal masing-masing sekutu.
Transaksi antara perusahaan firma dan masing-masing sekutu, yang ditimbulkan akibat
perubahan pada kepentingan pemilikan sekutu, dapat diikhtisarkan dalam perkiraan modal
atau perkiraan pengambilan-prive secara terpisah. Perubahan daam kepentingan sekutu timbul
dari transaksi-transaksi berikut:
(1)   Kenaikan/ penambahan
-   Investasi uang kas, barang dagangan, atau aktiva lainnya dalam persekutuan firma.
-   Penanggungan atau pembayaran kewajiban persekutuan firma oleh para sekutu.
-   Penagihan klaim atau pribadi para sekutu oleh persekutuan firma.
-   Laba dari kegiatan persekutuan firma.
(2)   Penurunan/ pengurangan
- Pengambilan-prive uang kas, barang dagangan, atau aktiva-aktiva lain dari
persekutuan firma.
- Penagihan klaim persekutuan firma oleh masing-masing sekutu.
- Penanggungan atau pembayaran kewajiban pribadi para sekutu oleh persekutuan
firma (pajak penghasilan pribadi, premi asuransi jiwa, dan sebagainya).
- Rugi dari kegiatan persekutuan firma.
2. Piutang dan hutang usaha
Pengambilan prive oleh seorang sekutu, yang dilakukan dengan asumsi akan dibayar kembali
pada akhirnya kepada perusahaan, biasanya membutuhkan suatu penetapan saldo piutang
khusus. Jumlah piutang yang masih harus diterima dari sekutu dapat dicatat dalam perkiraan
Panjar kepada Sekutu atau perkiraan Wesel Tagih dari Sekutu, mana yang lebih tepat. Panjar
kepada perusahaan oleh seorang sekutu, yang dilakukan dengan asumsi akan dibayar-kembali
oleh perusahaan pada akhirnya, biasanya membutuhkan penetapan saldo hutang khusus.
Jumlah yang terutang kepada sekutu ini dapat dicatat dengan mengkredit perkiraan pinjaman
yang terutang kepada Sekutu atau perkiraan Wesel Bayar kepada Sekutu, mana yang lebih
tepat.

K. Pembagian Laba dan Rugi


Laba dan rugi umumnya dibagi menurut salah satu dari cara-cara berikut ini:
1. Merata.
2. Dalam rasio arbitrary.
3. Dalam rasio modal para sekutu.
4. Bunga diberikan atas modal sekutu, saldonya dibagikan dengan dasar arbitrary yang disetujui.
5. Gaji atau bonus diberikan untuk jasa para sekutu, saldonya dibagikan dengan dasar arbitrary
yang disetujui.
6. Bunga diberikan atas modal sekutu, gaji diberikan untuk jasa para sekutu, saldonya dibagikan
dengan dasar arbitrary yang disetujui.

- Laba dan rugi dibagi merata


Dalam hal tidak ada persetujuan khusus yang menyangkut hal yang sebaliknya, maka baik
hukum biasa maupun undang-undang mengharuskan pembagian yang merata atas laba dan
rugi, terlepas dari penyertaan (sumbangan atau setoran) aktiva dan jasa.
Saldo yang timbul dalam perkiraan prive sekarang dapat ditutup pada perkiraan modal.

- Laba dan rugi dibagi dalam rasio arbitrary


Untuk dapat menetapkan selisih dalam setoran modal dan sumbangan jasa para sekutu, suatu
persetujuan dapat dicapai di antara para sekutu tersebut untuk membagi laba dalam rasio
arbitrary yang menetapkan selisihnya.

- Laba dan rugi dibagi dalam rasio modal sekutu


Persetujuan untuk membagi laba dalam rasio modal sekutu harus menunjukkan saldo khusus
apakah rasio modal ini harus didefenisikan menurut:
(1)   Modal awal.
(2)   Modal pada tiap awal periode fiskal.
(3)   Modal pada tiap akhir periode fiskal.
(4)   Modal rata-rata untuk tiap periode fiskal

-  Laba dan rugi dibagi dengan memberikan bunga atas modal sekutu
Para sekutu dapat setuju untuk memberikan bunga atas modal, di mana setiap laba atau rugi
setelah pemberian bunga dibagi dengan rasio tertentu yang disetujui (arbitrary). Persetujuan
pemberian bunga atas modal harus menunjukkan suku bunga yang dikenakan, dan harus
menunjukkan apakah kalkulasi disusun menurut saldo modal pada saat tertentu ataukah
berdasarkan modal rata-rata untuk periode itu.

- Laba dan rugi dibagi dengan memberikan gaji atau bonus kepada sekutu
Gaji. Untuk menetapkan perbedaan dalam sumbangan pribadi (kemampuan dan pengalaman
sekutu) dan faktor lainnya yang memungkinkan keberhasilan perusahaan, mungkin disetujui
bahwa para sekutu akan diberi gaji, dengan saldo laba atau rugi setelah gaji dibagi dengan
rasio tertentu yang sama.
Bonus. Bonus pada umumnya dinyatakan sebagai persentase dari laba, tetapi persetujuan
harus menunjukkan apakah persentase yang digunakan ini adalah dari laba yang ditetapkan
sebelum ataukah setelah dikurangi bonus.

- Laba dan rugi dibagi dengan memberikan bunga dan gaji


Apabila diberikan bunga maupun gaji, maka perkiraan ikhtisar rugi-laba dapat dibebani
(didebet) dan perkiraan prive masing-masing sekutu dikredit dengan bunga dan gaji pada tiap
akhir periode. Ayat jurnal untuk gaji, bunga dan pemindahan saldo yang tersisa dalam
perkiraan ikhtisar rugi-laba sama dengan ayat jurnal yang telah diberikan sebelumnya.

- Pembagian laba dalam perhitungan Rugi-laba


Contoh, A dan B menyetujui hal-hal berikut: gaji tiap bulan masing-masing sebesar $1.500
dan $1.250; bunga sebesar 6% atas modal rata-rata; dan setiap saldo laba/rugi dibagi rata. Hal
ini semua dapat dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba sebagai berikut:
Laba bersih untuk tahun itu  ..............................................................   $ 36.000
Laba bersih dibagi sebagai berikut:                      A                B               Total
      Jumlah yang diberikan sebagai gaji.... $18.000          $15.000      $33.000
Jumlah yang dibagikan sebagai bunga.    3.450             4.050          7.500
                                                                                         $21.450         $19.050      $40.500
Dikurangi: pengurangan yang sama
      Besarnya untuk jumlah kelebihan gaji
Dan bunga atas laba bersih  ............ 2.250                  2.250          4.500
Pembagian laba bersih  .....................$19.200                $16.800      $36.000

- Bunga untuk investasi sekutu dan gaji untuk jasa sekutu sebagai beban.
Apabila bunga dan gaji bagi sekutu dipandang sebagai beban, maka beban untuk ayat-ayat ini
ditetapkan pada perkiraan beban dan bukan pada perkiraan prive sekutu; saldo beban
kemudian ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba untuk menetapkan laba yang harus
dibagikan dengan rasio laba dan rugi yang yang telah disetujui. Pada perhitungan rugi-laba
bunga dan gaji bagi sekutu-sekutu ini dicantumkan bersama-sama dengan beban lainnya
untuk menentukan laba bersih atau rugi bersih. Baik bunga dan gaji bagi masing-masing
sekutu dimasukkan dalam perkiraan sebagai pos-pos beban maupun sebagai pembagian laba
bersih, Pembagian akhir laba persekutuan firma di antara sekutu adalah sama saja.

L. Koreksi Laba Pada Periode Sebelumnya


Apabila ditemukan kesalahan dalam menghitung laba pada periode sebelumnya, maka
persetujuan bagian laba dan rugi untuk periode fiskal di mana laba salah dihitung harus
dipertimbangkan dalm mengoreksi perkiraan modal. Laba yang tepat untuk periode sebelumnya
dan bagian laba atau rugi yang menjadi hak masing-masing sekutu harus dihitung. Untuk
menetapkan koreksi yang dibutuhkan dalam perkiraan modal, bagian laba yang sebenarnya
diterima oleh masing-masing sekutu dibandingkan dengan bagian yang seharusnya diterima.

M. Laporan Perubahan Perkiraan Modal Sekutu


        Laporan perubahan perkiraan modal sekutu dapat disusun sebagai berikut:

FIRMA A dan B
Laporan Perubahan Perkiraan Modal Sekutu
Untuk Tahun Yang Berakhir Per 31 Desember 1989
A B Total
Modal 1 Januari 1989  $50.000            $70.000   $120.000  
Investasi modal tambahan   10.000 10.000 20.000
                                                                   $60.000    $80.000    $140.000  
Dikurangi pengambilan modal  .......... 5.000 5.000
Saldo  ..................................................         $60.000    $75.000     $135.000   
Laba bersih untuk tahun itu  ............... 19.200 16.800 36.000
                                                                    $79.200      $91.800     $171.000   
Dikurangi pengambilan prive  ............ 6.000  19.000 25.000
Modal 31 Desember 1989  .................. $73.200 $72.800 $146.000

Anda mungkin juga menyukai