Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II
“JEMBATAN WHEATSTONE”

Tanggal Pengumpulan : 15 Maret 2016

Tanggal Praktikum : 8 Maret 2016

Waktu Praktikum : 13.30-16.00 WIB

Nama : Annisa Febriana

NIM : 11150163000073

Kelompok/Kloter : 4 (Lima)/2 (Satu)

Nama Anggota :

1. Nia (11150163000059)

Kelas : Pendidikan Fisika 2 B

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016
JEMBATAN WHEATSTONE

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan harga suatu hambatan dengan menggunakan metode jembatan
wheatstone.
2. Memahami konsep jembatan wheatstone.
3. Mengetahui hukum yang berlaku pada jembatan wheatstone.

B. DASAR TEORI
Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunrder Christie
pada tahun 1843. jembatan wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk
mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya. Kegunaan dari jembatan wheatstone
untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer
sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan
dengan perkalian silang. (Pratama,2010)

Jembatan wheatstone merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengukur


hambatan yang belum diketahui. Selain itu, jembatan wheatstone digunakan untuk
mengoreksi kesalahan yang terjadi dalam pengukuran hambatan menggunakan hukum ohm.
(Kamajaya,2007)

Hambatan dari sebuah pengantar (yang sering dinamakan tahanan=resistor) diantara


dua titik dengan memakaikan sebuah perbedaan potensial V diantara titik-titik tersebut, dan
dengan mengukur arus I, dan kemudian melakukan pembagian.

V
R=
I

Jika V dinyatakan didalam volt dan I dinyatakan didalam ampere, maka hambatan akan
dinyataka ndalam ohm (disingkat Ω). (Halliday.1978)

Beberapa hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan


wheatstone:

1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan bahwa “jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar maka
kekuatan arus tersebut adalah sebanding lurus dengan tegangan listrik yang terdapat
diantara kedua ujung penghantar”. Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm.
Secara matematis, dituliskan:
V =IR
Keterangan:
V= tegangan listrik yang terdapat pada ujung penghantar (volt)
I= arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (ampere)
R= hambatan yang terdapat pada suatu penghantar (ohm)
2. Hukum Kirchoff I
Hukum Kirchoff pertama menyatakan bahwa “jumlah kuat arus yang masuk dalam titik
percabangan dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Hukum ini
ditemukan oleh Crustau Robert Kirchoff (1824-1887). Untuk menentukan arus listrik
pada rangakaian bercabang.
3. Hukum Kirchoff II
Hukum Kirchoff II berbunyi: “Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL dan
jumlah penurunan potensial sama dengan nol”. Rangakaian jembatan wheatstone adalah
susunan dari 4 buah hambatan yang mana dua dari hambatan tersebut adalah variable,
dan hambatan yang belum diketahui besarnya disusun secara seri satu sama lain. Pada
2 titik diagonalnya dipasang galvanometer dan pada titik dua diagonal diberikan sumber
tegangan.
Dengan mengatur sedemikian rupa, besar hambatan variable sehingga arus yang
mengali rpada galvanometer = 0. Maka dalam keadaan ini jembatan disebut seimbang.
Sesuai dengan hokum Ohm, berlakupersamaan→ R1.R2=R3R4
Keterangan R1,2,3,4 = hambatan yang diketahui dan dicari. (Suryadi,2010)
Konduktivitas listrik adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk
menghantar arus listrik. Hambatan adalah suatu bahan untuk menentang aliran arus
listrik. Galvanometer adalah alat untuk mendeteksi atau mengukur arus listrik pada
suatu rangkaian. (Dedy,1996)

C. ALAT DAN BAHAN

NO NAMA ALAT DAN BAHAN GAMBAR

1 Rheostat

2 Galvanometer

3 Catudaya
4 Resistor

5 Penggaris

6 Capit buaya

7 Project Board

D. LANGKAH KERJA
N LANGKAH KERJA GAMBAR
O.

Susun rangkaian jembatan wheatstone


1 dengan sumber arus listrik yang
digunakan adalah 2V.

Rangkailah resistor secara seri. Geserlah


2 titik D sampai galvanometer
menunjukkan angka 0. Kemudian ukur
panjang AD an DB

Lakukan percobaan kedua dengan


disusun secara paralel dengan
3 menggunakan 3 resistor. 2 resistor sudah
diketahui nilainya sedangkan yang satu
lagi belum.
Pastikan angka di galvanometer
menunjukkan angka nol. Dan kemudian
ukur panjang AD dan DB.

E. DATA PENGAMATAN
1. Resistor Rx diserikan dengan R1

NO Panjang AD (cm) Panjang DB (cm)


1 6,7 6,3
2 6,5 6,6
Rata-rata 6,6 6,4
Nilai (6,6 ± 0) (6,4 ± 0)
2. Resistor RX , diseri paralelkan dengan resistor R1dan R2

NO Panjang AD (cm) Panjang DB (cm)


1 3,8 9,2
2 4,8 8,2
Rata-rata 4,3 8,1
Nilai (4,3 ± 0) (8,1 ± 0)

3. Nilai hambatan resistor R1berdasarkan ketig asusunan yang dihasilkan diatas

NO Keadaan Nilai Rx (Ω)


1 Rx diserikan dengan R 55,2 Ω
2 Rx diseri paralelkan dengan R 55,4 Ω

F. PENGOLAHAN DATA

1. Resistor Rx diserikan dengan resistor R1 Nilai toleransi R, yang diketahui

R1: 57 Ω = 57 x (± 10)

AD 10
Rx 1: R1 x = 57 x (± ¿
BD 100

57 Ω x 6,4 cm
Rx : = ± 5,7 Ω
6,6 cm

Rx : 55,2 Ω

Maka nilai resistansi R1 : (57 ± 5,7) Ω atau 57 + 5,7 = 62,7 Ω

57 – 5,7 = 51,3 Ω

2. Rangkaian Rx diseri paralelkan dengan resistor R1 dan R2

Panjang AD = 4,3 cm Resistor R1= 57 Ω

Panjang BD = 8,7 cm

Dit : Rx ?

Jawab :

 Mencari R3:  Mencari Rx :

1 1 1
R2 BD = R1 . AD = +
R 2 Rx R 1
AD 1 1 1
R2 = R1 ∙ = −
BD Rx R 2 R 1

57 Ω∙ 4,3 cm 1 1 1
R2 = = 28,7 Ω = −
8,7 cm Rx 28,1 57

1 57−28,1
Angka presentase kesalahan =
Rx 1601,7

1 28,9
 Percobaan 1 =¿
Rx 1601,7
57−55,2
% Kesalahan ( ¿ 100 % Rx = 55,42 Ω
57

= 3,1 %

 Percobaan 2
57−55,4
% Kesalahan ( ¿ 100 %
57

=2,8 %

G. PEMBAHASAN

Pada percobaan yang telah dilakukan, yaitu mengenai jembatan wheatstone yaitu
terdapat jembatan wheatstone yaitu terdapat empat metode didalamnya, diantaranya yaitu
menghitung resistor dengan menggunakann garis utama, dengan multimeter, rheostat, serta 3
hukum yang berlaku didalamnya yaitu hukun ohm dimana V : IR. Hukum kirchoff 1 dimana
ε tmasuk l i keluar serta Hukum kirchoff II dimana ε v=0. Jembatan Wheatstone berguna
untuk mengukur nilai sutu hambatan dengan arus listrik yang mengalir sama dengan nol.

Hukum ohm pada metode jembtan wheatstone ini yang menjelaskan hubungan antara
hambatan, tegangan, dan arus listrik. Besar arus yang mengalir pada galvanometer
diakibatkan adanya suatu hambatan pada hukum kirchoff 1 dan 2, yaitu yang berkaitan pada
metode jembatan wheatstone ketika hambatan dalam dalam kedan seimbang karena besar
arus pada kedua ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan keberadannya.

Dengan metode hukum ohm yang berbunyi : “Bila suatu penghantar diberikan
potensial yang berbeda antar kedua ujungnya , maka penghantar tersebut akan timbul arus
listrik” dapat dibuktikan ketika kabel kabel penghubung dipasangkn sesuai langkah kerja dan
diberikan tegangan maka akan terlihat bahwa dalam kejadian tersebut terdapat arus yang
mengalir dapat kitaa lihat pada jarum di multimeter. Pengukuran dengan galvanometer dapat
menghasilkan pengukuran yang tepat maka dari itu disebut presisi. Dalam percobaan dapat
dilihat, jika hambatan disusun secara seri atau paralel maka nilai hambatan ekuivalen yang
didapatkan bernilai kecil.

H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM

1. Hitunglah hambatan resistor yang dihasilkan pada langkah 1,2,3,4!


Percobaan langkah 1 (Rx diserikan dengan R1)
Rx . AD = R1 ∙ BD
R 1 ∙ AD
Rx =
BD
57 Ω x 6,7
= = 60,6 Ω
6,3

Percobaan langkah II (Rx diserikan dengan R1)

Rx . AD = R1 . BD
R 1 ∙ AD
Rx =
BD
57 Ω∙ 6,4
= = 55,3 Ω
6,6
Percobaan langkah III (Rx diseri paralelkan R1 dan R2)
R2 . BD = R2 ∙ AD
R 1 ∙ AD
R2 =
BD
57 Ω∙ 3,8
R2 = = 26,4 Ω
8,2
Percobaan langkah 4
R 1 ∙ AD 57 Ω∙ 4,8
R2 = = = 33,3 Ω
BD 8,2
Maka Rx

1 1 1
= +
R 2 Rx R 1

1 1 1
= +
Rx 33,3 57

1 23,7
= =¿ 56,32 Ω
Rx 1898,1

2. Bandingkan nilai hambatan resistor yang dihasilkan!

Pada percobaan 1, resistor Rx diserikan dengn resistor R1 = 55,2 Ω

Pada percobaan 2, resistor diserikan paralelkan dengan resistor R1 dn R2= 55,42 Ω

Nilai resistansi Rx padaa kedua percobaan mempunyai nilai yang hampir sama
dengan resistor yang diketahui ( 57 ± 5,7 ) Ω

3. Pembuktian rumus

Persamaan 1

 Kirchoff I : I 2 I + 19=0 I 3=I 4


I −I 2+19=0 I 1=I 2
Persamaan II

 Kirchoff 2 : ( I 3 ∙ R3 ) −( I 9 ∙ R 9 )−( I 1 ∙ R3 ) =0
( I 2 ∙ R2 )−( I 2 ∙ R2 ) + ( I 9 ∙ R 9 )=0
Persamaan III

 Jembatan Seimbang I 9=0


R 2 ∙ I 2 ∙ I 3 ∙ R3
R x=
R1 ∙ I 1∙ I x
R 2−I 2−I 3 ∙ R3
Rx=
R 1∙ I 1 ∙ I x
R2∙ R3
R x=
R1

I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum ini tentang jembatan wheatstone dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Mahasiswa bisa lebih memahami dan mempelajaari kegunaan dari jembatan
wheatstone.
2. Mahaasiswa dapat mempraktikan dan merakit secara jelas pada jembatan wheatstone.
3. Mahasiswa dapat menghitung hambatan yang dihasilkan melalui jembatan wheatstone

J. KOMENTAR

1. Lebih berhati-hati dalam menggunakan alat yang terhubung listrik.


2. Pastikan semua rangkain tersusun dengan baik
3. Saat mengukur panjang AD dan DB lihatlah lebih teliti agar tidak salah dalam
perhitungan nantinya.

K. DAFTAR PUSTAKA

Dedi, Murnawan. 1996. Fisika dasar dalam praktikum. Surabaya; Bumi Aksara

Halliday, David dkk. 1978. Fisika Edisi ke 3 jilid 2. Jakarta; Erlangga

Suryadi, Muhammad. 2010. Fisika Dasar untuk Teknik. Jakarta; Gramedia

Suryatmo. 1986. Teknik Listrik Pengukuran . Jakarta; Bina Aksara

Elektronika Dasar.2012. Jembatan Wheatstone. www.elektronika-dasar.web.id


(Diakses pada 26 Maret 2016 pukul 08.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai