S1 keperawatan VA
Gejala strain:
nyeri
spasme otot
kelemahan otot
bengkak
kram
sulit menggerakkan otot
KANKER TULANG
Kanker tulang adalah jenis kanker yang menyerang tulang. Kondisi ini dapat dialami oleh anak-anak
hingga orang dewasa. Kanker tulang dapat menyerang tulang mana pun di dalam tubuh, namun
umumnya terjadi di tungkai, lengan, dan panggul.
Nyeri. Penderita kanker tulang akan merasakan nyeri pada area tulang yang terkena.
Awalnya, nyeri hanya terasa sesekali, namun akan menjadi makin sering seiring pertumbuhan
kanker. Nyeri akan makin terasa saat bergerak, dan biasanya memburuk di malam hari.
Pembengkakan. Pembengkakan dan peradangan muncul di area sekitar tulang yang terkena
kanker. Apabila pembengkakan terjadi di tulang dekat persendian, penderita akan sulit
menggerakkan sendi.
Tulang rapuh. Kanker tulang menyebabkan tulang menjadi rapuh. Bila semakin parah, cedera
ringan saja dapat menyebabkan patah tulang.
Penyebab pasti kanker tulang belum diketahui. Akan tetapi, kondisi ini diduga dipicu oleh perubahan
atau mutasi pada gen pengendali pertumbuhan sel. Mutasi tersebut menjadikan sel tumbuh secara
tidak terkendali, dan membentuk tumor di tulang.
Kanker yang terbentuk di tulang dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah atau aliran
getah bening.
Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang, yaitu:
Diagnosis Kanker Tulang
Dokter dapat menduga pasien menderita kanker tulang, bila terdapat sejumlah gejala yang telah
dijelaskan sebelumnya. Namun untuk memastikannya, dokter dapat melakukan pemeriksaan lanjutan,
seperti:
Pemeriksaan di atas juga digunakan untuk menentukan stadium atau tingkat keparahan kanker. Ada
empat stadium dalam kasus kanker tulang, yaitu:
Pengobatan Kanker Tulang
Pilihan pengobatan kanker tulang tergantung kepada tingkat keparahan, lokasi, dan jenis kanker.
Penanganan kanker tulang dapat dilakukan dengan operasi, kemoterapi, atau radioterapi.
AMPUTASI
Amputasi adalah hilang atau putusnya bagian tubuh, seperti jari, lengan, atau tungkai. Amputasi bisa
terjadi akibat kecelakaan atau prosedur pemotongan bagian tubuh tertentu untuk mengatasi suatu
kondisi atau penyakit.
Penyebab Amputasi
Amputasi dapat terjadi akibat cedera parah yang tidak disengaja, atau bisa juga direncanakan oleh
dokter untuk menangani sejumlah penyakit. Berikut ini adalah penjelasannya:
Banyak penyakit yang dapat membuat seseorang harus menjalani prosedur amputasi, antara lain:
Gejala Amputasi
Gejala amputasi yang dapat dialami, terutama pada amputasi akibat cedera, antara lain:
Rasa sakit, yang tingkat rasa sakitnya tidak selalu sebanding dengan tingkat keparahan cedera
atau perdarahan
Perdarahan, yang tingkat keparahannya tergantung pada lokasi dan jenis cedera yang dialami
Jaringan tubuh rusak atau remuk, tetapi sebagian jaringan masih terhubung dengan otot,
tulang, sendi, atau kulit
Penanganan Amputasi
Pada beberapa kasus, bagian tubuh yang terpotong dapat disatukan lagi dengan prosedur replantasi.
Namun sebelumnya, dokter akan terlebih dahulu menentukan tingkat keparahan cedera dan kondisi
psikologis pasien.
Replantasi dilakukan bila bagian tubuh yang akan disambungkan kembali tidak rusak parah dan
diperkirakan dapat berfungsi dengan baik setelah replantasi dilakukan. Tetapi jika dua faktor tersebut
tidak terpenuhi, maka replantasi tidak akan dilakukan.
Bagi pasien yang tidak bisa menjalani replantasi, pasien akan disarankan untuk menggunakan
prostesis atau organ palsu. Di beberapa kasus, prostesis bisa menggantikan fungsi bagian tubuh yang
hilang dengan baik.
Kehilangan anggota tubuh secara permanen akibat amputasi dapat mengurangi rasa percaya diri dan
tentunya kemampuan pasien dalam beraktivitas. Untuk menangani masalah tersebut, dokter akan
menganjurkan pasien menjalani rehabilitasi fisik secara rutin.
Komplikasi Amputasi
Nyeri
Perdarahan
Infeksi
Sulit menggerakkan sendi di dekat organ tubuh yang hilang
Phantom limb, yaitu sensasi nyeri yang muncul di organ tubuh yang hilang
Gangguan mental, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD), mudah marah, depresi, dan
ingin bunuh diri
Deep vein thrombosis (DVT)
Pencegahan Amputasi
Amputasi akibat cedera biasanya terjadi secara tiba-tiba tanpa terduga, sehingga sulit untuk dicegah.
Sedangkan cara mencegah amputasi akibat penyakit adalah dengan mencegah terjadinya penyakit
tersebut.
Cegah borok di kaki bila Anda menderita diabetes, karena borok dapat meningkatkan risiko
amputasi.
Gunakan alat pelindung diri, baik saat berkendara maupun bekerja, terutama bila pekerjaan
Anda melibatkan penggunaan alat-alat berat.