Anda di halaman 1dari 35

REKAYASA GEMPA

• Taranath (2010) menjelaskan, “analisis yang mendetail dari suatu


struktur pun tidak secara langsung menjamin struktur tersebut tahan
gempa. Persyaratan tambahan diperlukan untuk menyediakan derajat
konsistensi yang cukup untuk memastikan ketahanan gempa suatu
struktur. Harus selalu diingat bahwa respon aktual suatu struktur
terhadap gempa sering kali tidak merefleksikan konsep asli
si engineer atau pemodelan struktur seperti “diatas kertas”. Apa yang
menjadi refleksi asli suatu struktur adalah ketika struktur tersebut
selesai dibangun.
definisi gempa
• Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik (Wikipedia)

• Gempa bumi adalah salah satu fenomena alam yang ditandai dengan
bergetarnya bumi dan dapat menimbulkan korban manusia serta
merusak lingkungan (Sugeng wiyanto P.hd)

• gempa bumi adalah suatu peristiwa pelepasan energi gelombang seismic


yang terjadi secara tiba-tiba (Evi Rine Hartuti. 2009)
JENIS GEMPA
Berdasarkan Penyebab :
• Gempa bumi tektonik
Gempa bumi ini di sebabkan oleh aktivitas tektonik
• Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau
asteroid yang jatuh ke Bumi
• Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi lokal yang di sebabkan runtuhnya bebatuan
biasanya banyak terjadi pada daerah kapur
• Gempa bumi buatan
Gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas manusia seperti
peledakan dinamit/nuklir
• Gempa bumi vulkanik
Gempa ini terjadi akibat aktifitas magma biasanya terjadi
pada gunung berapi
• Bumi terdiri dari 7 (tujuh) lempengan tektonik yang secara terus
menerus bergerak. Pergerakan dari lempengan tersebut
menimbulkan akumulasi energi pada pertemuannya.

• Suatu saat, energi tersebut dilepaskan dan berubah menjadi


getaran yang terpencar melalui tanah dan batuan kesegala
penjuru.

• Getaran yang kita rasakan tersebut kita kenal sebagai Gempa


Bumi Tektonik.
(Sugeng Wijanto, Ph.D.)
• Ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi, SEISMOLOGI
• Alat yang digunakan untuk mendeteksi getaran gempa,
SEISMOGRAPH / SEISMOMETER
• Hasil catatan gempa /rekaman , SEISMOGRAM

• Dari hasil getaran yang tercatat oleh Seismograph didapat :


• Jarak dari alat pencatat ke pusat gempa
• Besarnya gempa menurut skala Richter
• Skala Untuk Mengukur Besaran Gempa Bumi

1. Skala Richter [Charles F. Richter 1935] menunjukkan besarnya jumlah


energi yang dilepaskan dari suatu gempa di sumbernya Dari Seismogram
orang dengan cepat dapat membaca berapa kekuatan gempa, berapa
jarak dari pesawat tersebut ke episentrum dan berapa besarnya amplitudo
getaran gempa.

2. Skala Intensitas Modified Mercalli (=MMI) [Giuseppe Mercalli, 1902]


Skala MMI (I sampai XII) : menyatakan besarnya intensitas (relatif) getaran
dari permukaan bumi “disuatu” lokasi. (Terlalu subyektif)

3. Skala Intensitas Gempa bumi BMKG


Skala Richter dibagi menjadi beberapa klasifikasi :
• 8 - lebih Bencana nasional (National disaster)
(dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah dalam radius seratus kilometer
dari wilayah gempa).
• 7 - 8 Gempa besar (Major earthquake)
(Tanah longsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan hancur. Beberapa bangunan tetap,
keretakan besar di tanah, rel kereta api rusak. Terjadi kerusakan total di daerah gempa)
• 6 - 7 Gempa destruktif (Destructive earthquake)
(Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi, rubuhnya bangunan
lemah, retakan dalam tanah)
• 5 - 6 Gempa merusak (Damaging earthquake)
(orang sangat sulit untuk berdiri tegak, porselen dan kaca pecah, dinding yg lemah runtuh,
permukaan air di daratan terbentuk gelombang air)
• 4 - 5 Gempa keras (strongly felt quake)
(Terasa sekali getarannya, jendela bergetar, permukaan air beriak-riak, daun pintu terbuka-
tutup sendiri)
• 3 - 4 Gempa kecil (small quake)
(dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa, lampu gantung mulai goyang)
• 0 - 3 Goncangan kecil (small shock quake)
(Tidak diberi label oleh manusia)
• Skala MMI
I , Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh
beberapa orang.
II. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda benda ringan yang
digantung bergoyang.
III. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-
akan ada truk lewat.
IV. Dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa
orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding
berbunyi
V. Getaran dirasakan oleh hamper semua penduduk, orang banyak
terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang
dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat
berhenti.
VI. Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua
terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap
pada pabrik rusak, kerusakan ringin.
VII. Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan rungan pada rumah-rumah
dengan bangunan dan kostruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan
yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur,
cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII. Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-
retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat
lepas dari rangka rumah. Cerobong asap pabrik dan monument-
monument roboh, air menjadi keruh.
IX. Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak
lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondasinya.
Pipa-pipa dalam rumah putus.
X. Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari
pondasinya. Tanah terbelah, rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap
sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI. Bangunan=bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri, jembatan rusak,
terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah
terbelah, rel melengkung sekali.
XII. Hancur sama sekali, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
Skala Intensitas Gempabumi (SIG) BMKG
• SIG adalah Skala Intensitas Gempabumi. Skala ini menyatakan
dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya gempabumi. Skala
Intensitas Gempabumi (SIG-BMKG) digagas dan disusun dengan
mengakomodir keterangan dampak gempabumi berdasarkan
tipikal budaya atau bangunan di Indonesia. Skala ini disusun
lebih sederhana dengan hanya memiliki lima tingkatan yaitu I-V.
SIG-BMKG diharapkan bermanfaat untuk digunakan dalam
penyampaian informasi terkait mitigasi gempabumi dan atau
respon cepat pada kejadian gempabumi merusak. Skala ini dapat
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat
memahami tingkatan dampak yang terjadi akibat gempabumi
dengan lebih baik dan akurat.
JENIS GEMPA
Berdasarkan Gelombang/Getaran
• Gelombang primer
Biasa di sebut Gelombang longitodinal gempa ini memiliki
kecepatan merambat 7-14 km/dtk
• Gelombang Sekunder
Biasa disebut Gelombang Transversal gempa ini memiliki
kecepatan merambat sebesar 4-7 km/dtk
JENIS GEMPA
Berdasarkan Kedalaman :
• Gempa Bumi Dalam
Gempa ini hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah
permukaan bumi
• Gempa Bumi menengah
Gempa ini hiposentrumnya berada antara 60 km-300 km di
bawah permukaan bumi
• Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi ini hiposentrumnya berada kurang dari 60 km di
bawah permukaan bumi
PETA GEMPA DUNIA
HIGHLIGHT MAP
• Indonesia terletak di pertemuan 2 lempeng
dunia yaitu Lempeng Eurasia dan Australia
• Hampir 50 % wilayah Indonesia terletak pada
jalur ‘ring of fire’
• Dari 2 kondisi di atas wilayah Indonesia sangat
rentan terkena gempa baik tektonik maupun
vulkanik
• Oleh karena itu desain bangunan di Indonesia
harus memperhitungkan ketahanan terhadap
gempa
BAHAYA GEMPA BAGI BANGUNAN
HIGHLIGHT PICTURE
• Gelombang gempa berbahaya bagi bangunan karena
memberi gaya horisontal secara bolak-balik pada
bangunan
• Jika bangunan tidak dipersiapkan untuk menerima
gaya horisontal ini maka keruntuhan akibat geser
akan terjadi
• Bisa dilihat dari pola retak kolom pada gambar, pola
retak yang terjadi adalah retak transversal, pola ini
terjadi akibat kegagalan geser
• Salah satu upaya untuk menghindari kegagalan
geser pada bangunan ialah menggunakan tulangan
transversal (bangunan beton) dan sambungan
elastis (bangunan baja)
PRINSIP DASAR
• Penyebab Kerusakan yang terjadi pada struktur bangunan akibat
gempa:
- Sistem bangunan yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat
kerawanan daerah setempat terhadap gempa.
- Rancangan struktur dan detail penulangan yang diaplikasikan
pada dasarnya kurang memadai.
- Kualitas material dan praktik konstruksinya kurang baik.
- Pengawasan dan kontrol pelaksanaan pembangunan kurang
memadai.
Prinsip dasar berikut perlu diperhatikan dalam perencanaan,
perancangan, dan pelaksanaan struktur bangunan tahan gempa:
• Sistem struktur yang digunakan harus sesuai dengan tingkat
kerawanan (resiko) daerah tempat struktur bangunan tersebut berada
terhadap gempa.
• Aspek kontinuitas dan integritas struktur bangunan perlu
diperhatikan:
- Detail tulangan dan sambungan: unsur struktur bangunan
harus terikat secara efektif menjadi kesatuan untuk
meningkatkan integritas struktur secara menyeluruh.
• Konsistensi sistem struktur yang diasumsikan dalam disain dengan
sistem struktur yang dilaksanakan harus terjaga.
• Material beton dan baja yang digunakan harus memenuhi
persyaratan material konstruksi untuk struktur bangunan tahan
gempa.
• Unsur-unsur arsitektural yang memiliki massa yang besar harus
terikat dengan kuat pada sistem portal utama dan harus
diperhitungkan pengaruhnya terhadap sistem struktur.
• Metode pelaksanaan, sistem quality control dan quality assurance
dalam tahapan konstruksi harus dilaksanakan dengan baik dan harus
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Kriteria bangunan tahan gempa adalah sebagai
berikut :
• Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak mengalami kerusakan baik
secara struktural maupun non struktural
• Bila terjadi gempa sedang, komponen bangunan non struktural boleh
rusak tetapi komponen struktural nya tetap utuh.
• Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan pada
komponen non struktural maupun struktural, tetapi tersedia selang
waktu bagi evakuasi penghuni bangunan tersebut keluar sebelum
bangunan runtuh. Maka bangunan yang dirancang secara
konvensional harus mampu berdeformasi inelastik, dengan kata lain
bangunan harus berprilaku daktail.
Mengidentifikasi kerusakan bangunan akibat
gempa
1. Kerusakan ringan non-struktur
Ciri-cirinya adalah :
• Adanya retak halus (lebar celah lebih kecil dari 0.075 cm) pada
plesteran
• Serpihan plesteran berjatuhan
• Kerusakan hanya mencakup luasan yang terbatas.

Perbaikan dapat dilakukan secara arsitektur tanpa mengosongkan


bangunan
2. Kerusakan ringan struktur
Ciri-cirinya adalah :
• Adanya retak kecil (lebar celah antara 0.075 cm hingga 0,6 cm) pada
dinding
• Plester berjatuhan
• Kerusakan mencakup luasan yang besar
• Terjadi kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti lisplang dan talang
• Kemampuan struktur utama untuk memikul beban tidak banyak berkurang
• Masih layak huni

Perbaikan dapat dilakukan secara arsitektur tanpa mengosongkan bangunan.


3. Kerusakan struktur tingkat sedang
Ciri-cirinya adalah :
• Adanya retak besar ( lebar celah lebih besar dari 0,6 cm )
• Retakan menyebar luas di banyak tempat termasuk kolom dan balok
• Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang
sebagian
• Masih layak huni
Perbaikan dilakukan secara arsitektur dan perkuatan bagian struktur
untuk menahan beban. Bangunanpun perlu dikosongkan dan dihuni
kembali setelah proses perbaikan selesai.
4. Kerusakan struktur tingkat berat
Ciri-cirinya adalah :
• Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh
• Bangunan terpisah akibat kegagalan unsure-unsur pengikat
• Sekitar 50% struktur utama mengalami kerusakan
• Sudah tidak layak huni

Pada keadaan ini bangunan harus dirubuhkan dan diperbaiki secara


menyeluruh.
5. Kerusakan Total
Ciri-cirinya adalah :
• Bangunan roboh seluruhnya ( > 65% )
• Sebagian besar komponen utama struktur rusak
• Tidak layak huni

Bangunan ini harus dirubuhkan. Lokasi dibersihkan dari puing


bangunan dan selanjutnya dibangun bangunan baru
Gedung Bapeda Padang
Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Padang
Structural Failures In Jogya EQ - 2006

Stirrup Spacing ??
LIWA EARTHQUAKE
Pandeglang 1999
Feb 15, 1994 6,3 RS

Bengkulu 2000
Kerinci 1995
Lombok 2018
Palu

Anda mungkin juga menyukai