Anda di halaman 1dari 4

SKILLS LAB BLOK 22

PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI BAGIAN (2)


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(rev.Oktober 2020)

MATERI PENILAIAN
INFORM CONSENT !
I PEMERIKSAAN MOTORIK
A. EKSTREMITAS ATAS
1. Inspeksi
Melakukan inspeksi untuk menilai sikap, bentuk, ukuran, gerak abnormal.
2. Palpasi
Melakukan palpasi untuk menilai tonus otot (angkat lalu jatuhkan ekstremitas.)
3. Pemeriksaan gerakan pasif
 Gerakanlah sendi bahu, siku, pergelangan tangan dan jari-jari tangan
 Rasakan adanya Rigidity, Cogwheel phenomena, spastic, flaccid
4 Pemeriksaan gerakan aktif :
Deltoid : Penderita rentangkan lengan ke samping dan tahan. Pemeriksa menekan
lengan penderita ke bawah. Lakukan pada kedua lengan.
Biseps : Fleksi lengan pada siku . Pemeriksa memberi tahanan. Lakukan pada
kedua lengan
Triseps : Ekstensi lengan bawah. Pemeriksa memberi tahanan. Lakukan pada
kedua lengan.
Wrist extension :Penderita mengepalkan tangan dalam posisi dorsofleksi.
Pemeriksa menekan ke bawah. Lakukan pada kedua tangan.
Wrist flexion : Penderita mengepalkan tangan dalam posisi plantarfleksi.
Pemeriksa berusaha ekstensi. Lakukan pada kedua tangan.
Ekstensi jari – jari : Penderita diminta mengekstensi jari – jari kedua tangan.
Pemeriksa memberi tahanan.
Fleksi jari – jari : Penderita mengepalkan tangan, taruh 2 jari pemeriksa dalam
kepalannya. Pemeriksa menarik jarinya.
B. EKSTREMITAS BAWAH
1. Inspeksi
Melakukan inspeksi untuk menilai sikap, bentuk, ukuran, gerak abnormal.
2. Palpasi
Melakukan palpasi untuk menilai tonus otot ( angkat lalu jatuhkan ekstremitas )
3. Pemeriksaan gerakan pasif
 Gerakanlah sendi paha, lutut, pergelangan kaki dan jari-jari kaki
 Rasakan adanya Rigidity, Cogwheel phenomena, spastic, flaccid
4. Pemeriksaan gerakan aktif :
Fleksi panggul: Pasien posisi duduk atau tidur. Pasien menarik lutut ke arah dada
sampai fleksi 90 derajat. Letakan tangan pemeriksa di atas lutut dan berusaha
mendorong ke arah kaki. Lakukan pada kedua tungkai.
Ekstensi panggul: Pasien posisi tidur Letakan tangan pemeriksa di bawah tumit
pasien. Pasien diminta menekan tangan pemeriksa. Lakukan pada kedua tungkai.
Abduksi panggul: Posisi duduk atau tidur Pasien melebarkan tungkai, pemeriksa
berusaha merapatkan lutut.
Adduksi panggul: Pasien merapatkan kedua lututnya.
Pemeriksa berusaha melebarkan kedua tungkai.
Fleksi lutut: Pasien mengangkat tungkai dengan posisi lutut fleksi 90 derajat.
Pemeriksa berusaha meluruskan tungkai dgn menarik pergelangan kaki. Lakukan
pada kedua tungkai.
Ekstensi Lutut: Pasien diminta fleksi lutut 90 derajat. Tangan pemeriksa pada
lutut dan pergelangan kaki. Pasien diminta meluruskan tungkai. Lakukan pada
kedua tungkai.
Dorsifleksi: Pasien menarik kakinya ke arah kepala.Berikan tahanan. Lakukan
pada kedua kaki.
Plantarfleksi: Pasien melakukan fleksi kaki ke arah bawah/plantar. Berikan
tahanan. Lakukan pada kedua kaki.
Inversi dan eversi: Posisi kaki 90 derajat pada pergelangan kaki. Pasien diminta
menggerakan kaki ke dalam (inversi) dan ke luar (eversi). Berikan tahanan.
Lakukan pada kedua kaki.
Ekstensi jari kaki: Pasien dorsifleksi jari kaki. Berikan tahanan.
II PEMERIKSAAN SENSORIK
1 Nyeri:
 Siapkan jarum yang tidak tajam.
 Demostrasikan pada pasien dengan meminta pasien untuk merasakan
disentuh dengan sisi tajam atau tumpul.
 Pada saat pemeriksaan, pasien diminta untuk menutup mata.
 Mulai pada area dengan gangguan sensibilitas, bergerak kearah area
normal.
 Perhatikan jawaban pasien ketika ditusuk dengan jarum tajam atau tumpul.
 Tentukan batasnya.
2 Raba:
 Gunakan kapas.
 Demostrasikan pada pasien dengan mata terbuka dengan menyentuh kulit
dengan kapas.
 Pasien diminta mengatakan ya bila merasa sentuhan.
 Pada saat pemeriksaan pasien diminta untuk menutup mata.
 Mulai pada area dengan gangguan sensibilitas, bergerak kearah area
normal.
 Tentukan batasnya.
3 Suhu:
 Jelaskan apa yang akan dilakukan kepada pasien.
 Dapat menggunakan garpu tala / palu refleks dari bahan logam, atau botol
air panas dan dingin.
 Demontrasikan pada pasien dengan mata terbuka.
 Sentuhkan botol air panas dan dingin.
 Pada saat pemeriksaan pasien diminta menutup mata
 Sentuhkan botol air panas dan dingin secara acak pada ekstremitas atau
area yang dicurigai dan pasien diminta apakah merasakan rasa
panas/dingin.
4 Rasa getar:
 Gunakan garpu tala 128 Hz.
 Demonstrasikan pada pasien dengan mata terbuka.
 Getarkan garpu tala dan letakan pada buku jari, tanyakan apakah merasa
getaran.
 Pada saat pemeriksaan pasien diminta untuk menutup mata.
 Getarkan garpu tala dan letakan pada buku-buku jari, maleolus, dll.
 Tanyakan apakah merasa getaran.
5 Rasa posisi:
 Demontrasikan pada pasien dengan mata terbuka.
 Pegang phalangs distal jari pasien dengan 2 jari, kemudian gerakan ke atas
dan ke bawah.
 Pada saat pemeriksaan pasien diminta untuk menutup mata.
 Gerakan jari tangan atau kaki ke atas dan ke bawah.
 Pasien diminta untuk menyebutkan arahnya.
6 Stereognosis:
 Pasien diminta menutup mata.
 Pada telapak tangan pasien diletakan benda yang harus dikenali pasien
(kunci, bolpen, dll).
 Pasien diminta untuk menyebutkan nama benda tersebut.
III PEMERIKSAAN REFLEKS
REFLEKS FISIOLOGIS
1 Refleks Biseps:
 Posisikan lengan pasien pada abdomen (tidur) / pangkuan (duduk).
 Letakan jari telunjuk pada tendon biseps.
 Ketuk palu refleks pada jari anda, perhatikan otot biseps.
2 Refleks Triseps:
 Posisikan lengan posisi fleksi 90 derajat di siku.
 Ketuk tendon triseps dengan palu reflex, perhatikan otot triceps
3 Refleks brachioradialis:
 Posisikan lengan posisi fleksi.
 Ketuk palu refleks pada jari yg diletakan pada tuberositas radialis.
 Perhatikan otot brachioradialis
4a Refleks lutut/quadriceps femoris posisi tidur:
 Pemeriksa menopang lutut pasien.
 Posisi lutut fleksi 90 derajat.
 Ketuk palu reflex di bawah patella.
 Perhatikan otot quadriceps femoris.
4b Refleks lutut/quadriceps femoris posisi duduk:
 Pasien duduk dengan tungkai dalam posisi relaks/menggantung.
 Pemeriksa meraba tendo patella.
 Ketuk tendo patella di bawah lutut dengan palu reflex
 Perhatikan otot quadriceps femoris.
5a Refleks achilles/triceps surae posisi tidur:
 Lutut fleksi dan relaks.
 Pemeriksa memegang kaki pada posisi dorsofleksi.
 Ketuk tendon Achilles dengan palu refleks
 Perhatikan otot betis
5b Refleks achilles posisi duduk:
 Pasien duduk dengan tungkai relaks.
 Pemeriksa memegang kaki pada posisi dorsofleksi, sehingga ada sedikit
ketegangan otot triceps surae.
 Ketuk tendon Achilles dengan palu refleks
 Perhatikan otot betis
REFLEKS SUPERFISIALIS
1 Refleks abdominal/dinding perut superfisialis: Gunakan spatel kayu. Gores
dinding dari lateral ke medial. Lakukan pada area di atas umbilicus dan di bawah
umbilicus ke dua sisi. Perhatikan dinding perut, tampak kontraksi pada sisi yang
sama.
2 Refleks anal: Pasien tidur posisi miring dengan lutut fleksi. Gores sekitar anus
dengan spatel kayu. Perhatikan kontraksi sfingter ani eksterna.
3 Refleks kremaster: Gores sisi dalam paha arah ke bawah dengan spatel kayu.
Perhatikan gerakan testis ke atas sesisi.
REFLEKS PATOLOGIS
1 Babinski : Dengan menggunakan alat yang runcing tidak tajam, gores sisi lateral
telapak kaki, mulai dari tumit ke arah lengkung pangkal jari – jari. Pemeriksa
menilai hasilnya.
2 Hoffmann-Tromner: Jentik kuku atau bagian volar jari tengah pasien. Perhatikan
gerakan jari lain.
REFLEKS PRIMITIF
1 Snout reflex: Pasien menutup mata. Ketuk bagian atas bibir pasien perlahan
dengan palu refleks.
2 Grasp reflex (refleks menggenggam): Letakan jari pemeriksa pada genggaman
pasien, kemudian tarik untuk menilai genggaman pasien.
3 Refleks palmomental: Gores telapak tangan pasien dengan alat yang runcing tapi
tidak tajam, perhatikan kontraksi otot dagu pasien.
4 Refleks Glabela: Ketuk glabela dengan jari/palu refleks. Perhatikan kedipan
kelopak mata.
IV PEMERIKSAAN KOORDINASI
1 Percobaan telunjuk – hidung :
Pasien diminta meluruskan lengan ke samping lalu pasien diminta menyentuh
ujung hidungnya dengan telunjuk berulang – ulang sisi kanan dan kiri.

2 Tes tumit-lutut: Pasien posisi berbaring. Angkat salah satu tungkai dan letakan
tumit pada lutut tungkai yang lain. Kemudian dengan tumit menelusuri tulang
kering sampai kaki. Lakukan pada kedua tungkai.

3 Tes Romberg : Pasien berdiri dengan kaki rapat, mata terbuka, tangan disamping
tubuh lalu pasien diminta untuk menutup mata.
4 Tes Romberg dipertajam: Pasien berdiri dengan satu kaki di depan kaki lainnya,
mata terbuka, kedua lengan dilipat di dada lalu pasien diminta untuk menutup
mata.
5 Pemeriksaan Disdiadokokinesis: Letakan kedua tangan pada paha. Bolak balikan
tangan secara bergantian telapak tangan dan punggung tangan secara cepat pada
paha.

Jakarta,
Menyetujui,

Dr. dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S, RPSGT, FICA

Anda mungkin juga menyukai