Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN


ENSEFALITIS
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pembimbing : H. Ali Hamzah, SKp., MNS

Disusun oleh :

Alma Ghina Halimah P17320118016


Sanita Amanda P17320118088
Syifa Nurul Hikmah P17320118095
Shinta Devanti P17320118098

Tingkat 2-C

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tepat waktu dengan judul “MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
PADA GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : ENSEFALITIS”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II. Dalam pembuatan makalah ini, penulis dibantu oleh beberapa
pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan
yang baik ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yaitu
Bapak H. Ali Hamzah, SKp., MNS dan juga kepada koordinator mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II Bapak Yosep Rohyadi SKp., Mkes.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
pengembangan kreatifitas dan berfikir penulis.

Bandung, 1 February 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak yang mengenai CNS
(Central Nervous System ) yang disebabkan oleh virus atau
mikroorganisme lain yang non purulent (Nanda Nic-Noc 2015 jilid 1
halaman 217). Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai sistem saraf pusat
(SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang
nonpurulen (Muttaqin,Arif , 2008. Bab 3 halaman 86). Ensefalitis bakterial
dikenal pula sebagai ensefalitis supuratif atau abses otak
(Harsono,2005,Bab IV halaman 171). Abses otak merupakan kumpulan
dari unsur-unsur infeksius dalam jaringan otak (Muttaqin,Arif , 2008. Bab
3 halaman 92) .Ensefalitis Viral adalah infeksi SSP oleh virus yang
meradang pada jaringan otak (Harsono,2005,Bab IV halaman 175).
Angka kejadian ensefalitis di dunia mencapai angka 4,3 juta orang
dan menyebabkan kematian sebanyak 150 ribu orang (2015). Di Indonesia
kejadian ensefalitis memiliki angka kejadian yang beragam. Salah satu
penelitian yang dilakukan di RSCM jakarta didapatkan hasil bahwa dari 95
penderita ensefalitis karena virus. Angka kejadian ensefalitis di Jawa
Tengah berdasarkan laporan beberapa rs pada tahun 2004, 2005, dan 2006
menunjukan bahwa kasus ensefalitis cukup tinggi. Dan angka kematianyya
mencapai 50%. Pada tahun 2006, jumlah kesakitan ensefalitis di Indonesia
berjumlah 570 orang dan jumlah kematian sejumlah 230 orang.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa kejadian ensefalitis
merupakan kejadian yang sering terjadi dan harus diketahui juga dipahami
oleh mahasiswa calon perawat masa depan demi pemberian asuhan
keperawatan yang maksimal pada berbagai bidang. Oleh karena itu kami

4
membuat makalah ini agar bisa mengetahui lebih lanjut mengenai
ensefalitis dan bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien yang mengalami ensefalitis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


“Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
persyarafan : ensefalitis ?”

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa mengetahui
dan memahami asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
yang mengalami masalah keperawatan berkaitan dengan penyakit
ensefalitis.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Ensefalitis.
b. Mengetahui dan memahami patofisiologi penyakit Ensefalitis.
c. Mengetahui dan memahami penyebab atau etiologi penyakit
Ensefalitis.
d. Mengetahui Klasifikasi dari penyakit Ensefalitis.
e. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis yang muncul
pada pasien dengan Ensefalitis.
f. Mengetahui data penunjang yang diharuskan ada dalam
pemeriksaan pasien Ensefalitis.
g. Mengetahui cara penatalaksanaan pasien dengan Ensefalitis.
h. Mengetahui komplikasi yang dapat timbul drai Ensefalitis.
i. Mengetahui, memahami , dan bisa mengimplementasikan
asuhan keperawatan pada pasien Haemoroid.
i.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak yang mengenai CNS
(Central Nervous System ) yang disebabkan oleh virus atau
mikroorganisme lain yang non purulent (Nanda Nic-Noc 2015 jilid 1
halaman 217). Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai sistem saraf pusat
(SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang
nonpurulen (Muttaqin,Arif , 2008. Bab 3 halaman 86).

2.2 PATOFISIOLOGI
Pada ensefalitis virus/ ensefalitis viral, virus masuk melalui tubuh
klien melalui kulit,saluran nafas, dan saluran cerna, setelah masuk ke
dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan secara lokal:
aliran virus terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ
tertentu, penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah,
kemudianmenyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut dan
menyebar melalui saraf: virus berkembang biak di permukaan selaput
lendir dan menyebar melalui sistem persarafan.

Setelah terjadi penyebaran di otak, timbul manifestasi klinis


ensefalitis. Masa Prodormal berlangsung selama 1-4 hari ditandai dengan
manifestasi klinis.

6
Gambar. 1 Patofisiologi Ensefalitis Virus (Muttaqin,Arif , 2008. Bab 3 halaman 87)

7
2.3 ETIOLOGI
2.3.1 Mikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaetea, dan
virus. Macam –macam enchepalitis virus menurut robin :

a. Infeksi virus yang bersifat epidemik:

- Golongan enterovirus = poliomyelitis, virus


coxsackie, virus ECHO.

- Golongan virus ARBO : western enquire


encephalitis, St.Louis encephalitis, Eastern equire
enchepalitis, Japanese B. Encephalitis, Murray
velley encephalitis.

b. Infekksi virus yang bersifat sporadic:

rabies, herpes, simplek, herpes zoster,


limfogranuloma, mumps,limphotic, choromeningitis dan
jenis lain yang dianggap sebagai virus tetapi belum jelas.

c. Enchepalitis pasca infeksio:

pasca morbili, pasca varisela, pasca rubella,pasca


vakinia, pasca mononucleosis, infeksious, dan jenis – jenis
yanh mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tampak
tidak soesifik.

2.3.2 Reaksi toxin seperti pada typoid fever, campak, chicken


pox.

2.3.3 Keracunan : arsenik,CO

2.4 KLASIFIKASI
2.4.1 Esnsefalitis Viral/ Ensefalitis virus

Ensefalitis Viral adalah infeksi SSP oleh virus yang meradang


pada jaringan otak (Harsono,2005,Bab IV halaman 175).

8
2.4.2 Ensefalitis Bakrerial

Ensefalitis bakterial dikenal pula sebagai ensefalitis supuratif atau


abses otak (Harsono,2005,Bab IV halaman 171). Abses otak merupakan
kumpulan dari unsur-unsur infeksius dalam jaringan otak (Muttaqin,Arif ,
2008. Bab 3 halaman 92).

2.5 MANIFESTASI KLINIS


2.5.1 Manifestasi klinis pada ensefalitis viral/virus

Gejala-gejala ensefalitis viral beraneka ragam.bergantung pada


masing-masing kasus epedemi,jenis virus, dan sebagainya. Pada umumnya
tedapat 4 jenis atau bentuk manifestasi klinik.

a. Bentuk asimtomatik
Umumnya gejala-gejala ringan sekali, kadang-
kadang ada nyeri kepala ringan atau demam tanpa diketahui
penyebabnya. Diplopia ,vertigo dan parestesi juga
berlangsung sepintas saja. Diagnosis hanya ditegakan atas
dasar pemeriksaan CSS.
b. Bentuk abortif
Gejala- gejala berupa nyeri kepala, demam yang
tidak tinggi dan kaku kuduk ringan. Umumnya terdapat
gejala- gejala seperti infeksi pernafasan bagian atas atau
gastrointstinal.
c. Bentuk fulminan
Bentuk ini berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari yang berakhir dengan kematian. Pada
stadium akut terdapat demam tinggi, nyeri kepala difus
yang hebat, apatis,kaku kuduk, disorientasi, sangat gelisah,
dan dalam waktu singkat masuk ke dalam koma yang

9
dalam. Kematian biasanya terjadi dalam 2-4 hari akibat
kelainan bulbar atau jantung.
d. Bentuk khas ensefalitis
Bentuk ini mulai secara bertahap dengan gejala-
gejala awal nyeri kepala ringan. Demam ,gejala- gejala
ISPA atau GI selama beberapa hari. Kemudian muncul
tanda – tanda radang SSP seperto kaku kuduk, tanda kernig
positif, gelisah,lemah, dan sukar tidur. Defisit neurologik
yang timbul bergantung pada tempat kerusakan.
Selanjutnya kesadaran mulai menurun sampai koma, dapat
terjadi kejang fokal atau umum, hemiparesis, gangguan
koordinasi, kelainan kepribadian, disorientasi, gangguan
bicara, dan gangguan mental.

2.5.2 Manifestasi klinis pada ensefalitis Bakterial

Pada permulaan terdapat gejala-gejala yang tidak khas seperti


infeksi umum,kemudian timbul tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial berupa nyeri kepala yang makin lama makin hebat, muntah-
muntah, tak ada nafsu makan,demam penglihatan kabur, kejang umum dan
fokal, dan akhirnya kesadaran menurun. Pada funduskopi tampak adanya
edema papil.

Gejala –gejala defisit neurologik bergantung pada lokasi dan luas


abses antara lain defisit nervi kraniales, hemiparesis, refleks tendon
meningkat, kaku kuduk, afasia, hemianopia, nistagmus, ataksia, dsb. Pada
abses serebri nyeri kepala terasa di daerah suboksipital dan belakang
telinga

2.6 DATA PENUNJANG


.
2.7 PENATALAKSANAAN

10
2.8 KOMPLIKASI

Daftar pustaka

- Nuratif, Amin. & Hardhi, Kusuma. 2015 Nanda Nic-Noc. Jilid 1.


Mediaction: Yogyakarta
- Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
- Harsono. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis cetakan 3. Yogyakarta : Gadjah
Mada Universitty Press
- Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes : Neurologi . Jakarta : Erlangga
- Purnomo, Agusman. 2010. Asuhan Keperawatan Pada An.A. Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP.

11

Anda mungkin juga menyukai