Anda di halaman 1dari 2

Laporan DM

Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat

sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas,aktivitas yang

menurun, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi menduduki

peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai (WHO, 2000).

Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap

hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini

kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap

hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang

berkembang, temasuk Indonesia (WHO, 2000).

Penelitian berskala nasional dilakukan oleh perhimpunan hipertensi Indonesia

pada tahun 2002 di Jawa,Sumatra,Kalimantan,Sulawesi dan Bali. Dari 3080 subjek

dewasa umur 40 tahun atau lebih yang berobat pada praktik dokter, didapatkan

prevalensi hipertensi 58,89% dan sebanyak 37,32% pasien tanpa pengobatan

antihipertensi. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan oleh

Departemen Kesehatan tahun 2004 mendapatkan prevalensi hipertensi di Pulau Jawa

mencapai 41,9%.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, Hipertensi menjadi urutan

ke-4 dari 10 besar penyakit di Semarang pada tahun 2009. Kasus hipertensi pada

tahun 2009 dikota Semarang terjadi sebanyak 2063 kasus (12,85%). Prevalensi

hipertensi pada usia muda dikota Semarang terjadi sebanyak 164 kasus (6,01%). Dari

164 kasus tersebut, sebanyak 6-10% sudah mengalami komplikasi seperti penyakit

jantung, ginjal dan lain-lain. Meskipun prevalensinya rendah hal ini bisa saja menjadi

masalah kesehatan yang serius karena akan mengakibatkan komplikasi yang


berbahaya jika tidak terkendali dan tidak diupayakan pencegahan dini faktor-faktor

risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada remaja.

Penderita Hipertensi di Indonesia, yang diperiksa di Puskesmas secara teratut

sebanyak 22,8% sedangkan yang tidak teratur sebanyak 77,2%. Berdasarkan laporan

dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, kasus tertinggi hipertensi terdapat di

kota Semarang yaitu sebanyak 67,101 kasus (19,56%). Tertinggi kedua adalah

Kabupaten Klaten yaitu sebesar 10,49%

Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali muncul tanpa gejala, sehingga disebut sebagai
silent killer. Secara global, tingkat prevalensi hipertensi di seluruh dunia masih tinggi. Lebih
dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi. Namun sebaliknya,
tingkat kontrol tekanan darah secara umum masih rendah (Bakri, 2008). Kalau saja
hipertensi tidak mengundang segudang risiko komplikasi, barangkali permasalahannya
menjadi lebih sederhana. Masalahnya, tekanan darah di atas normal yang tidak ditangani
dengan baik akan merembet kepada komplikasi

Anda mungkin juga menyukai