Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nadiah Salsabilla

NPM : 1806139506
Prog. : Filsafat Hukum Reg B

Resume: Nature of Jurisprudence


tugas untuk prasyarat kelas 2 Maret 2021

Jurisprudence merupakan cabang hukum yang mempelajari mengenai bagaimana


pemahaman dasar mengenai hukum yang sedikit banyak dipengaruhi oleh ideologi.
Jurisprudence di dalamnya mengandung banyak pertanyaan teoritis umum mengenai nature of
laws dan sistem hukum, hubungan hukum dengan keadilan, hingga moralitas serta social nature
dari hukum itu sendiri. Diskusi mengenai pertanyaan-pertanyaan ini melibatkan pemahaman dan
digunakannya teori-teori filosofis maupun sosial serta penemuan-penemuan dalam
pengapilkasiannya di hukum. Pembelajaran dari jurisprudence idealnya harus bisa memunculkan
keinginan untuk mereka yang mempelajarinya, termasuk mahasiswa untuk mempertanyakan atau
melahirkan asumsi-asumsi baru untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas atas hukum
itu sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan ini bisa beragam, dalam kasus Madzimbamuto v. Lardner-Burk
misalnya, terdapat banyak pertanyaan yang bisa muncul atas kasus tersebut, mulai dari: Apa itu
sistem hukum? Apa yang dimaksud dengan “revolusi”? Apakah hal tersebut berbeda dengan
coup d’etat? Apa fungsi hakim dalam mengadili situasi tersebut? Apa hubungan dari validitas
dan efektivitas? Satu pertanyaan menghubungkan dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang
dapat lahir, hal-hal seperti inilah yang penting dan dibutuhkan.
Salah satu fungsi dari jurisprudence adalah untuk menyediakan sebuah epistomologi ata
hukum, atau sebuah teori untuk memahami ilmu hukum lebih lanjut. Namun, bagaimana
pengetahuan atau ilmu ini dapat didapatkan? Apa saja sumebernya? Apakah hal ini bisa
dibandingkan dengan ilmu pengetahuan alam? Atau termasuk ke dalam ilmu sosial? Apakah
pengeahuan objektif memungkinkan untuk dipelajari atau hal tersebut pasti akan terpengarh oleh
nilai dan bias manusia? Tidak dapat dibantah bahwa ilmu sosial tidak bisa melahirkan teori-teori
yang ada di dalam ilmu pengetahuan alam. Hal ini dikarenakan peneliti-peneliti ilmu sosial ini
ditemukan dengan dua macam masalah.
Pertama, fenomena atau hal yang diteliti sendiri antara keduanya adalah berbeda. Objek
yang dipelajari dari ilmu pengetahuan alam adalah terkait dengan suatu materi, di mana ilmu
sosial berkaitan dengan manusia. Segala tindakan dari manusia memiliki arti tersendiri bagi
mereka yang melakukannya. Pada hakikatnya, manusia mengatasi situasi yang dihadapinya dan
bertindak untuk mendapatkan akhir yang mereka kehendaki. Dalam melakukan hal tersebut,
mereka akan membuat sebuah dunia sosial. Perlu diketahui pula bahwa peneliti ilmu sosial tidak
bisa mengalami pengalaman orang lain.
Mudah untuk berpikir bahwa jurisprudence merupakan kumpulan dari
pemikiran-pemikiran masa lalu. Namun, jurisprudence merupakan ilmu disiplin. Subjek dari
jurisprudence dari banyak hal adalah termasuk di dalamnya hukum positif. Meskipun
masing-masing sistem hukum memiliki perbedaan karakteristik, terdapat banyak prinsip,
gagasan, serta hal-hal lainnya yang bisa ditemukan kesamaan antar sistem satu dengan sistem
yang lainnya dan saling terhubung satu sama lain. Menurut saya, inti dari materi nature of
jurisprudence adalah pentingnya untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan mengenai hukum,
untuk mendalami apa hukum itu sendiri. Adapun terdapat beberapa hal penting yang juga perlu
dikertahui, bahwa:
● Legalism adalah suatu sikap etis yang memegang keyakinan moral atas
peraturan-peraturan yang terkait, serta hubungan moral yang termasuk hak serta
kewajiban yang telah diatur oleh peraturan-peraturan tersebut.
● Ideologi merupakan suatu karakteristik sistem keyakinan suatu kelompok sosial
atau kelas sosial tertentu yang terbentuk atas elemen discursive maupun
non-discursive yang juga mungkin bisa diartikan sebagai suatu “world-view”
yang menggambarkan keyakinan, persepsi, serta tindakan para individual.
● Untuk pemikir seperti Karl Mannheim dan Lucien Goldmann, ideologi mungkin
mrupakan sesuatu yang menunjukkan kesatuan internal yang tinggi. Namun,
terdapat pemikir lainnya seperti Antonio Gramsci yang mungkin menganggap
ideologi sebagai sesuatu yang kompleks, hingga Pierre Macherey yang
ideologinya sangat ambigu hingga sulit untuk diidenifikasikan dan dikatakan.

Anda mungkin juga menyukai