Anda di halaman 1dari 6

NAMA: NOVIA DWI NUR ROHMAH

KELAS/NIM: TK. 1 D-III KEBIDANAN/192018

PEMERIKSAAN KEPALA PADA BAYI

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir termasuk pemeriksaan kepala. Bidan akan mengecek bentuk
kepala bayi, mata, hidung, dan telinga untuk melihat apakah terdapat kelainan bentuk kepala
bayi. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan kepala bayi:

1. Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm.

2. Kepala

 Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan
fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa
hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang
teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi
karena adanya trisomi 21.

 Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma,


perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.

 Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali,


kraniotabes dan sebagainya.

3. Wajah
 Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri.

 Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin.

 Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

4. Mata

 Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

 Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata

 Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

 Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran


kemudian sebagai kekeruhan pada kornea

 Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina

 Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan

 Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom


down.

5. Hidung

 Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari
2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.

 Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital.
 Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan.

6. Mulut

 Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut.

 Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan


bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan
mikrognatia.

 Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal
dari dasar mulut)

 Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum


keras dan lunak.

 Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
akibat Epistein’s pearl atau gigi.

 Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak
atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda
foote).

7. Telinga

 Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya

 Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.

 Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia
atas.

 Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)
terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).

 Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan
dengan abnormalitas ginjal.
 Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya
baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan terjadi gangguan
pendengaran.

REFLEKS PADA BAYI

Refleks pada bayi merupakan gerakan primitif yang tak terkontrol terhadap rangsangan dari luar.
Reflek primitif merupakan gerakan yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh
bayi namun secara neurologis tidak lengkap seperti orang dewasa dalam menanggapi rangsang
tertentu.

MACAM-MACAM REFLEKS PADA BAYI BARU LAHIR

1. REFLEKS MORO

Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan mendadak atau seperti memeluk bila ada rangsangan,
cahaya atau posisi secara mendadak, seluruh tubuhnya bereaksi dengan gerakan kaget, yaitu
gerakan mengayunkan/merentangkan lengan dan kaki seolah ia akan meraih sesuatu dan
menariknya dengan cepat kearah dada dengan posisi tubuh meringkuk seperti berpegangan
dengan erat, mendorong kepala ke belakang, membuka mata dan mungkin menangis. Terjadi pada
usia 1-2 minggu dan akan menghilang ketika berusia 6 bulan.

2. REFLEKS ROOTING

Jika seseorang mengusapkan sesuatu di pipi bayi, ia akan memutar kepala ke arah benda itu dan
membuka mulutnya. Reflex inii terus berlangsung selama bayi menyusu.

3. REFLEKS MENGISAP (SUCKING)

Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika anda menyentuhkan puting susu ke ujung
mulut bayi.

4. REFLEKS SWALLOWING

Muncul ketika benda-benda yang dimasukkan kedalam mulut, seperti puting susu ibu dan bayi
akan berusaha menghisap lalu menelan. Proses menelan ini yang disebut reflex

swallowing. Reflex ini tidak akan hilang.

5. REFLEKS BERKEDIP (REFLEKS CORNEAL)

Bayi berkedip pada permunculan sinar yang tiba-tiba atau pada pandel atau obyek kearah
kornea, harus menetap sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan
pada saraf cranial.

6. REFLEKS PUPIL

Pupil kontriksi jika sinar terang diarahkan padanya, reflex ini ada sepanjang hidup

7. REFLEKS GLABELA
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup
dengan rapat.

8. REFLEKS TONIC NECK

Ketika kedua tangan bayi diangkat, bayi akan berusaha mengangkat kepalanya. Jika bayi baru lahir
tidak mampu untuk melakukan posisi ini, atau jika refleks ini terus menetap hingga lewat usia
6 bulan, kemungkinan bayi mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian,
refleks tonic neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan
menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.

9. REFLEKS TONIC LABYRINTHINE / LABIRIN

Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan mengangkat tungkai bayi beberapa
saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat, kemudian jatuh. Reflek ini
akan hilang pada usia 6 bulan.

10. REFLEKS PALMAR GRASPING

Bayi baru lahir menggenggam atau merenggut jari ibu jika ibu menyentuh telapak tangannya.
Genggaman tangan ini sangat kuat hingga ia bisa menopang seluruh berat badan jika ibu
mengangkatnya dengan satu jari tergenggam dalam setiap tangannya. Gerakan refleks ini juga
terdapat di telapak kaki yang melengkung saat disentuh. Gerakan refleks ini hilang setelah
beberapa bulan. Ia harus belajar menggenggam dengan sengaja. Menurun setelah 10 hari dan
biasanya menghilang setelah 1 bulan. Untuk gerakan kaki berlanjut hingga 8 bulan.

11. REFLEKS CRAWLING

Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi yang baru lahir, ia membentuk posisi merangkak
karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.

12. REFLEKS STEPPING (BERJALAN & MELANGKAH)

Jika bayi digendong dengan posisi bediri dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang
keras, akan ada refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang
keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi benda
tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan berbeda dengan gerakan berjalan normal, yang ia
kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan

13. REFLEKS BABINSKI

Jari-jari mencengkeram/hyperekstensi ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi saraf


berkembang dengan normal.Hilang di usia 4 bulan.

14. REFLEKS BLINKING

Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin matanya akan menutup atau bayi akan
mengerjapkan matanya.

15. REFLEKS YAWNING

Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanya kemudian disertai dengan tangisan.

16.REFLEKS PLANTAR (PLANTAR GRASP)


Muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar ini dapat
diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapak kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk
secara erat.

17. REFLEK SWIMMING

Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisi air, ia akan mulai
mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Reflek ini akan menghilang pada usia 4-6
bulan.

18. REFLEK EKSTRUSI

Bila lidah bayi disentuh atau ditekan, bayi merespon dengan mendorongnya keluar. Akan
menghilang pada usia 4 bulan.

19. REFLEK STARTLE

Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam.

20. INKURVASI BATANG TUBUH (GALLANT)

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak
ke arah sisi yang terstimulasi.

Anda mungkin juga menyukai