Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

“EKSTRAKSI CAIR-CAIR”

Disusun Oleh:

EVA TAIDA MANULLANG

19506022

PENDIDIKAN KIMIA

KELAS A

SEMESTER IV

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

TAHUN 2020/202
KATAPENGANTAR

Segala puji syukur kepasa TYME yang telah menolong hamba-


N y a menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-
Nyamungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
agar kami dan pembaca dapat mengetahui secara rincitentang materi Ekstraksi cair-cair .
Makalah ini memuat definisi kromatografilapis tipis beserta keuntungannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
dan dapat mengetahui secara rinci akan materi yang telah kami susun. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekstraksi Cair-cair………………………………………………………………


2.2 Metode Ekstraksi Cair-cair ……………………………………………………………
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………

3.2 Saran…………………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I

PNDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ekstrasksi merupakan pemisahan satu atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan
bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen pemisahan atas dasar kemampuan
larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut atau sering disebut
ekstraksi airmerupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya
dalam air) dengan menggunakn pelarut lain (biasanya organik).

Berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut merupakan metode pemisahan yang paling
baik dan populer. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan
tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzena, karbon tetraklorida atau
kloroform. Teknik ini dapat digunakan untuk preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta
analisis pada semua skala kerja.

Ekstraksi pelarut sering digunakan pada kimia analitik, tidak hanya untuk pemisahan tetapi juga
untuk analisis kuantitatif. Untuk analisis kuantitatif memerlukan pengkhelat (ligan) sebagai ekstraktan
yang menghasilakan kompleks berwarna pada fase organik dan dapat langsung diukur. Berdasarkan
teori di atas maka dilakukan percobaan ekstraksi pelarut cair-cair untuk mengetahui metode pemisahan
dengan cara ekstraksi pelarut dan dapat menentukan nilai koefisien distribusi (KD) iod untuk sistem
organik atau air.

1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1.    Bagaimana metode pemisahan ekstraksi kulit manggis?

2.    Bagaimana menentukan nilai koefisien distribusi (KD) untuk sistem organik/air?

1.4 Tujuan

Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:

1.    Mengetahui metode pemisahan ekstraksi kulit manggis.

2.    Menentukan nilai Kd untuk sistem organik/air.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ekstraksi cair-cair

Ekstraksi cair-cair adalah suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dengan suatu
pelarut kedua (biasanya organik), yang tidak dapat saling bercampur dan menimbulkan perpindahan
satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam fase yang kedua. Pemisahan yang dapat dilakukan, bersifat
sederhana, cepat dan mudah. 

Prinsip yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair adalah pada perbedaan koefisien
distribusi zat terlarut dalma dua larutan yang berbeda fase dan tidak saling bercampur. Bila suatu zat
terlarut terdistribusi antara dua larutan yang saling bercampur, berlaku hukum mengenai konsen zat
terlarut dalam kedua fase pada kesetimbangan. Peristiwa ekstraksi cair-cair atau disebut ekstraksi saja
adalah pemisahan komponen suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain. Sehingga
disebut juga ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extract). Prinsip kerjanya adalah pemisahan
berdasarkan perbedaan kelarutan.

Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara lain
menggunakan corong pisah. Ada sutau jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fase dapat berulang-
ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut
air dan pelarut organik dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet ini
merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan pelarut cair secara continu.

Berdasarkan proses pelaksanaannya ekstraksi dibedakan menjadi:

1.    Ekstraksi kontinyu, pada ekstraksi kontinyu pelarut yang sama digunakan secara berulang-ulang
sampai proses ekstraksi selesai. Tersedia berbagai alat dari jenis ekstraksi seperti alat soxhlet.

2.      Ekstraksi bertahap, pada ekstrasi bertahap setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut yang baru
sampai proses ekstraksi selesai. Alat yang biasanya digunakan adalah berupa corong pemisah.

Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair
dan ekstraksi cair-cair.

1.    Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk padatan.
Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung di dalam
bahan alam seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.
2.    Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi
cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau
logam-logam tertentu dalam larutan air.

2.2 metode ekstraksi cair-cair

Metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap atau dengan cara
kontinyu. Cara paling sederhanadan banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup
dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercmpur yang tidak tercampur dengan pelarut
pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan
konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan
lapisan yang berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan analisis
selanjutnya.

Memahami prinsip-prinsip dasar ekstraksi, ada berbagai istilah yang digunakan untuk
menyatakan keefektifan pemisahan, untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua fase tidak
tercampurkan a dan b, hukum distribusi atau partisi Nernst bahwa, asal keadaan molekulnya sama
dalam kedua cairan dan temperatur adalah konstan:

=   = KD .............................(1)

KD adalah sebuah tetapan yang dikenal sebagai koefisien distribusi atau koefisien partisi. Hukum ini
dalam bentuknya yang sederhana, tidak berlaku jika spesi yang didistribusikan itu mengalami asosiasi
atau disosiasi dalam salah satu fase tersebut.

Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur
dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian
kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan pelarut air. Dalam praktek solut akan
terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah diaduk dan dibiarkan terpisah.
Pada keadaan setimbang perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan
merupakan suatu tetapan pada suhu tetap.

Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi (Kd). Koefisien distribusi dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:

Kd =  atau Kd =   ..............................................................................(2)

Kd = koefisien distribusi dan C1, C2, Co, dan Ca masing-masing adalah konsentrasi solut pada pelarut 1,
2, organik dan air. Dari rumus tersebut jika nilai Kd besar, solut secara kuantitatif akan cenderung
terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organik, begitu pula terjadi sebaliknya.

Efisiensi dalam proses ekstraksi dapat dinyatakan dengan persen solut yang terekstrak yang dapat
diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
E =   x 100%...........................................................................................(3)

E adalah efisiensi ekstraksi (%), C2 adalah konsentrasi solut dalam fasa organik, dan F adalah konsentrasi
umpan untuk ekstraksi.

Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas yang
menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air.
Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga
disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap
meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan, untuk membedakan antara pelarut dengan zat yang
dilarutkan pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar. Ekstraksi pelarut biasanya
digunakan pelarut yang sesuai untuk mengambil zat terlarut yang diinginkan dalam larutan. Agar
diperoleh hasil yang baik, pemilihan pelarut untuk ekstraksi ditentukan oleh beberapa pertimbangan
sebagai berikut:[

1.    Kelarutannya rendah dalam fase air.

2.    Viskositasnya cukup rendah dan mempunyai perbedaan rapatan yang cukup besar dari fase airnya
untuk mencegah terbentuknya emulsi.

3.    Tingkat keberacunan (toksisitas) yang rendah dan tidak mudah terbakar.

4.    Mempunyai harga KD yang besar untuk zat-zat  terlarut sedangkan unutk zat-zat pengotor yang
tidak diinginkan KDnya kecil.

5.    Mudah mengambil kembali zat terlarut dari pelarut tersebut untuk proses analisis berikutnya, dalam
hal ini perlu diperhatikan titik didih pelarut atau kemungkinan penggunaan pelarut campuran.

Ekstraksi mempunyai peranan penting dalam laboratorium dan teknik. Di dalam laboratorium ekstraksi
pelarut digunakan untuk mengambil zat-zat terlarut dalam air dengan menggunakan pelarut organik
yang tidak bercampur dengan fase air seperti: eter, kloroform (CHCl3), karbon tetraklorida (CCl4),
karbon disulfida (CS2) dan benzena. Ekstraksi pelarut juga digunakan untuk memekatkan suatu spesi
yang dalam larutan air terlalu encer untuk dianalisa.

Umumnya dalam industri, ekstraksi pelarut digunakan dalam analisis untuk memurnikan zat-zat dari
pengotor yang tidak diinginkan dalam hasil. Suatu proses ekstraksi yang digunakan secara industri
dengan skala besar adalah pemurnian NaOH yang dipakai untuk pembuatan rayon. Jika larutan pekat
NaOH dalam air diekstraksi dengan pelarut amonia cair, maka NaCl dan NaClO3 akan cenderung terbagi
kedalam fase amonia dibandingkan kedalam fase air. Tekniknya fase air yang lebih berat ditambahkan ke
atas bejana ekstraksi yang diisi amonia dan kesetimbangan terjadi jika butiran-butiran dari larutan NaOH
turun perlaha-lahan melewati fasa amonia. Proses ini dapat menurunkan konsentrasi pengotor dalam
NaOH sampai kira-kira 0,08% NaCl dan 0,0002% NaClO3.
BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1.      Metode pemisahan ini membuktikan bahwa pemisahan terjadi karena adanya perbedaan berat
jenis suatu zat.

2.      Nilai koefisien distribusi (KD) yang didapatkan adalah 0,97.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada percobaan selanjutnya adalah sebaiknya menggunakan bahan lain
seperti buah naga dengan pelarut kloroform (CHCH3) untuk mengetahui perbedaan warna dari sampel
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Besset. Textbook Of Macro and Semimicro Qualitative Inorganik Analysis. Terj.Setiono dan


Hadyana Pudjaatmaka. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman media
pusaka,1990.

Biyantoro, Dwi dan M.V. Purwani.“Optimasi Pemisahan Zr – Hf Dengan Cara Ekstraksi Memakai
Solven Topo” J.Tek. Bhn. Nukl. Vol.9, No.1 (Yogyakarta: 2013), h. 1-54.

Chadijah, Sitti. Pemisahan Kimia. Makassar : UIN Press, 2014.

Khopkar. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 2010.

Yazid, Estien. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi, 2005

Anda mungkin juga menyukai