Disusun oleh :
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 3
C. Tujuan Pembahasan ....................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Omnibus Law …………………………....... 4
B. Penerapan Omnibus Law di Indonesia ........................... 5
1. Tujuan Penerapan Omnibus Law ............................. 5
2. Rencana Penerapan Omnibus Law ........................... 5
C. Manfaat Penyusunan Omnibus Law ............................... 9
1. Manfaat Bagi Pemerintah ......................................... 9
2. Manfaat Bagi Investor .............................................. 9
3. Manfaat Bagi Masyarakat ......................................... 10
D. Kelemahan dan Risiko yang Timbul dari Penerapan Omnibus
Law.................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden Joko Widodo mengeluhkan tentang banyaknya peraturan di
Indonesia yang jumlahnya mencapai angka 42.000 (empat puluh dua ribu)
aturan yang di antaranya ada yang bertentangan satu sama lain. Banyaknya
peraturan tersebut mengakibatkan sikap pemerintah dalam mengambil
keputusan menjadi lambat. Dalam penerapannya pun, peraturan-peraturan di
Indonesia banyak yang saling tumpang tindih atau mengalami disharmonisasi
antar peraturan perundang-undangannya.
Permasalahan dalam perundang-undangan ini mengharuskan pemerintah
untuk mengambil suatu upaya untuk memperbaiki konflik regulasi. Tuntutan
perbaikan dan pembenahan tumpang tindih peraturan perundang-undangan di
Indonesia sudah sangat mendesak untuk dilakukan. Maka dari itu, regulasi
Omnibus Law dinilai menjadi salah satu jalan keluar untuk menyelesaikan
persoalan tersebut asalkan diberi ruang dan fondasi hukum yang kuat.
Gagasan mengenai regulasi Omnibus Law di Indonesia ini pertama kali
disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pidato pertamanya ketika
beliau dilantik sebagai presiden untuk periode kedua (2019 – 2024), pada
Sidang Parpurna MPR. Dalam pidato resminya sebagai presiden terpilih,
beliau mengkonfirmasi kembali rencana dan keperluan pemerintah membuat
Omnibus Law. “Segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan,
harus kita potong, harus kita pangkas. Pemerintah akan mengajak DPR RI
untuk menerbitkan dua undang-undang besar. Yang pertama UU Cipta
Lapangan Kerja, dan yang kedua, UU Perpajakan. Masing-Masing UU
tersebut akan menjadi Omnibus Law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisi
beberapa UU”. Begitulah kira-kira kutipan pidato Presiden Jokowi pada
tanggal 20 Oktober 2019.
Menurut Presiden Jokowi, Omnibus Law akan mampu menyederhanakan
dan memperbaiki kendala regulasi di Indonesia yang saat ini berbelit dan
1
2
saling berbenturan baik secara vertikal juga horizontal. Dengan kata lain,
sejumlah peraturan yang dinilai menghambat ekosistem investasi akan
dipangkas. Kedua RUU Omnibus Law ini disiapkan untuk memperkuat
perekonomian nasional melalui perbaikan ekosistem investasi dan daya saing
Indonesia, khususnya dalam menghadapi ketidakpastian dan perlambatan
ekonomi global. Omnibus Law mencakup kurang lebih 79 Undang-Undang
dengan 1.244 pasal yang akan direvisi sekaligus.
Selain itu, latar belakang munculnya gagasan Omnibus Law ini adalah
kerumitan untuk berinvestasi di Indonesia. Kerumitan tersebut timbul dalam
hal-hal seperti perijinan perpajakan, pengadaan tanah, dan aspek-aspek
lainnya. Dengan gagasan Omnibus Law tersebut, diharapkan dapat
memudahkan investor untuk berinvestasi. Investasi adalah salah satu upaya
dan aspek yang memiliki peran penting dalam pembangunan nasional.
Semakin tinggi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara,
biasanya diikuti dengan angka investasi yang tinggi pula.
Omnibus Law bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia ilmu hukum secara
global. Hanya saja di Indonesia, regulasi ini sudah sangat diperlukan untuk
mengatasi tumpang tindih peraturan perundang-undangan. Bagi sebagian
besar kalangan masyarakat, Omnibus Law masih terdengar asing di telinga
mereka. Bahkan beberapa kalangan akademisi hukum masih memperdebatkan
bahwa konsep regulasi Omnibus Law bila diterapkan di Indonesia
berkemungkinan akan mengganggu sistem ketatanegaraan Indonesia karena
sistem hukum yang dominan dianut di Indonesia adalah Civil Law, yaitu
sistem hukum yang menempatkan konstitusi tertulis pada urutan tertinggi
dalam hirarki peraturan perundang-undangan. Besar harapan jika benar
dengan adanya upaya Omnibus Law ini bisa membawa kebaikan bagi kita
bersama, bukan sebaliknya. Karena dengan konsep regulasi ini, maka
peraturan yang dianggap tidak relevan atau bermasalah dapat diselesaikan
secara cepat dan tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang dan tujuan penerapan Omnibus Law di
Indonesia?
2. Bagaimana manfaat penerapan Omnibus Law untuk pemerintah, investor,
dan masyarakat?
3. Bagaimana kelemahan dan risiko yang dapat muncul dari penerapan
Omnibus Law?
4. Bagaimana saran Anda untuk menghilangkan atau mengurangi gap antara
manfaat dengan kelemahan atau risiko terhadap penerapan Omnibus Law?
5. Bagaimana kesimpulan Anda terhadap penerapan Omnibus Law di
Indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan poin-poin penting Revisi Undang-Undang Omnibus Law.
2. Menganalisa kelemahan dan cara menghindari risiko yang timbul akibat
penerapan Omnibus Law di Indonesia.
3. Membahas pro dan kontra yang terjadi di masyarakat tentang rencana
perubahan regulasi hukum di Indonesia
4. Menganalisa keefektifan penerapan regulasi Omnibus Law di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Undang satu per satu diperkirakan akan memakan waktu lebih dari 50 tahun.
Dengan begitu, pemerintah memprediksi bahwa regulasi Omnibus Law adalah
satu-satunya jalan yang dapat menyederhanakan regulasi di Indonesia dengan
cepat.
A. Kesimpulan
Omnibus Law merupakan metode pembuatan regulasi yang
menggabungkan beberapa aturan menjadi satu peraturan dan berada di dalam
satu naungan payung hukum. Di Indonesia penyusunan Omnibus Law ini
bertujuan untuk membenahi banyaknya peraturan perundang-undangan yang
bertentangan satu sama lain. Sehingga dalam penerapan regulasi hukum di
Indonesia selama ini, antar undang-undang mengalami tumpang tindih dan
disharmonisasi. Gagasan Omnibus Law ini dipercaya menjadi satu-satunya
jalan untuk menyelesaikan persoalan ini.
Namun, mengingat Omnibus Law merupakan sebuah istilah dan metode
dalam pembentukan UU di Indonesia, maka harus dipertimbangkan sejauh
mana kesesuaian metode tesebut untuk diterapkan dalam pembentukan UU di
Indonesia. Sebagai negara demokrasi, di Indonesia Omnibus Law
sesungguhnya telah melukai prinsip demokatif yang ada. Penyusunan UU
Omnibus Law yang tergesa-gesa dan diusahakan selesai secepat mungkin,
menyebabkan ruang partisipasi publik menjadi kecil dan tidak lagi terbuka.
Bahkan melihat respon dan perspektif masyarakat, Omnibus Law ini sudah
mendapat penolakan dari sejumlah kalangan.
Walaupun demikian, Omnibus Law juga mendorong dan memperkuat
kondisi ekonomi di Indonesia dengan memperbaiki dan menciptakan
ekosistem investasi yang kondusif. Bahkan, adanya RUU Omnibus Law Cipta
Lapangan Kerja juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama
para pengangguran yang ada. Regulasi Omnibus Law yang akan disusun
terdiri dari RUU Cipta Lapangan Kerja dan RUU Perpajakan tersebut
merupakan RUU yang substansinya dapat menggantikan sebagian atau seluruh
UU yang telah ada. Sementara itu, pembentukan UU Omnibus Law tetap harus
13
14
B. Saran
1. Tujuan utama dari penyusunan RUU Omnibus Law ini adalah memberikan
kepastian hukum. Jangan sampai dengan dihapuskan atau direvisinya
beberapa pasal UU sebelumnya justru memberikan kesalahan dalam
norma-norma hukum. RUU Omnibus Law tentu tidak boleh bertentangan
dengan sumber hukum yang lebih tinggi.
2. Rakyat harus diberikan kebebasan untuk memberikan kritik dan masukan
terhadap regulasi baru ini. Informasi dalam RUU Omnibus Law haruslah
cukup diterima oleh masyarakat dan pemerintah harus secara terbuka
menggarisbawahi pasal-pasal yang bisa mengubah sebuah tatanan yang
saat ini berlaku di masyarakat.
3. RUU Omnibus Law haruslah menjadi payung hukum yang berdampak adil
bagi semua pihak. Jika RUU ini hanya berfokus pada kemudahan investasi
dengan lebih mengakomodir kepentingan satu pihak dan akhirnya
mengabaikan hak rakyat lain, maka RUU Omnibus Law ini berlawanan
dengan prinsip demokrasi.
4. Memperhatikan sistem administrasi yang ada, jangan sampai dengan
adanya Omnibus Law malah mengesampingkan atau mengkualifir
keberadaan otonomi daerah. Dengan menarik setiap kebijakan di dalam
otonomi daerah menjadi ketentuan umum, akan membatasi ruang gerak
pemerintah daerah. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi kultural budaya
setiap daerah yang tidak dapat dipaksa keberlakuannya secara nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arham, S., & Saleh, A. 2019. Omnibus Law Dalam Perspektif Hukum
Indonesia. PETITUM, 7(2 Oktober), 72-81.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Keuntungan Berinvestasi di
Indonesia bagi Investor Asing.
https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/keuntungan-
berinvestasi-di-indonesia-bagi-investor-asing. Diakses pada 27 Maret
2020. Pukul 02.34 WIB.
Fitryantica, A. 2019. Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Indonesia
melalui Konsep Omnibus Law. Gema Keadilan, 6(3), 300-316.
Goesniadhie, Kusnu. 2010. Harmonisasi Sistem Hukum: Mewujudkan Tata
Pemerintahan Yang Baik. Malang: Nasa Media.
Herlambang, Adib Auliawan. 2020. Pro Kontra Omnibus Law.
https://www.ayosemarang.com/read/2020/03/12/53549/pro-kontra-
omnibus-law. Diakses pada 7 April 2020, Pukul 20.47 WIB.
Masyud, B. U. 2020. Omnibus Law, Aturan “Sapu Jagat”?. Arsip Publikasi
Ilmiah Biro Administrasi Akademik.
Prabowo, A. S., Triputra, A. N., & Junaidi, Y. 2020. Politik Hukum Omnibus Law
di Indonesia. Jurnal Pamator: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo, 13(1).
Zsazya. 2020. Omnibus Law dan Rencana Penerapannya di Indonesia.
https://www.online-pajak.com/omnibus-law. Diakses pada 28 Maret 2020,
Pukul 12.32 WIB.
15