Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Homepage-artikel: www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/
Kata kunci : Perencanaan sistem tata udara, beban pendingin, metode CLTD
ABSTRACT
The planning of the air system is intended to calculate the cooling load in the Hall of SMKN
1 Sekayu. So that before the AC was installed in the SMKN 1 Sekayu had an overview of the
amount of AC capacity needed to condition the air in the hall with dimensions of 18 m x 16
m x 6 m. To obtain these results, the authors used the CLTD (Cooling Load Temperature
Difference) calculation method based on ASHRAE GRP 158 Cooling Load Calculation
Manual. Which consists of calculation of Extenal and Internal cooling loads. Calculation of
cooling load based on primary and secondary data which then results are adjusted to the
type of air system. After calculating the cooling load, the maximum load results are obtained
at 237013,1917 Btu / hr, thus the AC capacity needed is 26 Pk with the Direct Refrigerant
System, AC Floor Standing system
.
77
Andriani Novi.,dkk; Perencanaan Sistem Tata Udara Gedung Aula SMK Negeri 1 Sekayu
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol.1,No. 2, hal.77-84, Desember 2018, p-ISSN: 2621-3354
78
Andriani Novi.,dkk; Perencanaan Sistem Tata Udara Gedung Aula SMK Negeri 1 Sekayu
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol.1,No. 2, hal.77-84, Desember 2018, p-ISSN: 2621-3354
79
Andriani Novi.,dkk; Perencanaan Sistem Tata Udara Gedung Aula SMK Negeri 1 Sekayu
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol.1,No. 2, hal.77-84, Desember 2018, p-ISSN: 2621-3354
80
Andriani Novi.,dkk; Perencanaan Sistem Tata Udara Gedung Aula SMK Negeri 1 Sekayu
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol.1,No. 2, hal.77-84, Desember 2018, p-ISSN: 2621-3354
Table 2. Shading Coefficients for glass without or Peralatan yang berada di dalam ruangan yang
with interior shading by venetian blind or roller tidak menghasilkan uap air, hanya menghasilkan
shades kalor sensibel saja, sedangkan bila peralatan tersebut
Glazing Glass Trans. Glass SC* menghasilkan uap air maka selain akan
Single Glass menghasilkan kalor sensibel peralatan itu juga akan
¼ in. Clear 0,80 0,95 menghasilkan kalor laten.
½ in.Clear 0,71 0,88 Beban sensibel Qs = Cs x qr x CLF
¼ in Heat Abs. 0,46 0,67 Beban laten Ql = Cs x qr
½ in.Heat Abs 0,24 0,50 Ket:
Qs = Beban sensibel peralatan (Btu/hr)
Sumber: (ASHRAE 158,1979)
Ql = Beban laten peralatan (Btu/hr)
Qr = Jumlah beban Peralatan (Btu/hr)
e. Konduksi Melalui Interior Partisi
Cs = koefisien sensibel Tabel 2.7 Koefisien
Perpindahan kalor secara konduksi melalui partisi
sensibel dan laten peralatan masak dan
dapat dihitung menggunakan persamaan perpindahan
laboratorium (ASHRAE 158,1979)
kalor secara umum, yaitu:
Cl = koefisien laten Tabel 2.7 Koefisien
Q = U × A × ∆T
sensibel dan laten peralatan masak dan
laboratorium (ASHRAE 158,1979)
Ket:
CLF = Faktor beban sensibel ( ºF ) Tabel
U = Koefisien konduktifitas partisi (BTU/h ft2 F)
Sensible Heat Cooling Load Factors for
A = Luasan partisi (ft2)
Unhooded Appliances, Motor,
∆T = Perbedaan temperatur ruangan dengan
etc (ASHRAE 158,1979)
ruangan sebelahnya (ºF)
CLF = 1 untuk mesin tata udara tidak bekerja
Jika temperatur sebelah ruangan tidak diketahui
24/hari ( ºF )
maka nilai ∆T diambil paling kecil 6ºF (14,4ºC). Bila
ruangan disebelahnya tidak kondisikan dan terdapat
Tabel 3. Koefisien sensibel dan laten peralatan
banyak peralatan yang mengeluarkan kalor, maka
masak dan laboratorium
nilai ∆T dapat lebih besar.
Cs Cl
f. Beban Pendinginan dari Penghuni Hooded-electric or 0,16 0,00
Manusia melepaskan kalor sensibel dan kalor laten steam heated
ke ruang yang dikondisikan. Bagian radiasi dari Hooded-gas heated 0,10 0,00
perolehan kalor sensibel adalah sekitar 70 % ketika Unhooded-electric or 0,33 0,17
lingkungan dalam ruangan yang dikondisikan steam heated
dipertahankan dalam zona nyaman. (Wang,2001) Unhooded-gas heated 0,33 0,16
Heat gain kalor sensibel dan laten dari penghuni Sumber: (ASHRAE 158,1979)
dapat dinyatakan dengan persamaan : (ASHRAE
158,1979) h. Pencahayaan (Lighting)
Beban pendingin yang disebabkan oleh
qs = x no. of people x CLF pencahayaan dapat dihitung dengan menggunakan
ql = x no. of people persamaan berikut : (ASHRAE 158,1979)
qs = 3,41 x qi x Fs x CLF
Ket :
qs = Sensible cooling Load (Btu/hr) Ket :
ql = Latent cooling Load (Btu/hr) qs = Sensible cooling load (Btu/hr)
qs/person = Sensible heat per person (Btu/hr) Table qi = Total lamp wattage
Rates of Heat Gain from Occupants of 3,41 = Conversion factor (Btu/hr per watt)
Conditioned Spaces (ASHRAE Fs = Special ballas allowance factor
158,1979) CLF = Cooling Load Factor
no.of people = number of people CLF = 1,0 when cooling system is operatedonly
CLF = Cooling Load Factor Table 2.15 Sensible when light are on Tabel Cooling Load
heat cooling load factor for people Factors When Lights Are on for 8 Hours
(ASHRAE 158.1979) CLF = 1,0 when lights are on more than 16 hr per
Use CLF = 1,0 if cooling system does not run 24 hr day
a day
Tabel 4. Average Values of Ballast Factor Fs tersebut. Tekanan yang disebabkan oleh kompresor
Lamp No. Of tersebut dapat membuat uap cukup panas untuk
Wattage lamps Per Fs pendingin dalam ruangan udara yang hangat.
Fixture (Daryanto,2017)
35 1 1,30 b. Kondensor
40 Pada saatuap pendingin dipompa kedalam
35 2 1,20 kondensor oleh kompresor, suhu dan tekanannya
40
meningkat. Suhu yang tinggi itu memudahkan
60 1 1,30
perambatan panas yang efektif dari permukaan
75
60 2 1,20
kondensor ke ruang disekitarnya. Sebagian dari
75 panas yang dipindahkan ke ruangan udara itu adalah
110 1 1,25 laten yang diserap zat pendingin dalam evaporator.
110 2 1,07 Pelepasan panas kedalam ruangan cukup untuk
160 1 1,15 mengembunkan uap pendingin menjadi cairan.
160 2 1,08 (Daryanto,2017).
Sumber: (ASHRAE 158,1979)
c. Pipa Kapiler
i. Infiltrasi Pipa kapiler adalah peralatan pengatur utama
Beban infiltrasi dapat dihitung dengan yang dipakai dalam sirkuit pendinginan. Biasanya
menggunakan persamaan berikut : (ASHRAE terdiri dari pipa atau tabung kecil, panjang dan lebar,
158.1979) lubangnya tergantung pada ukuran unit kondensor
qs = 1,10 x (∆t) x scfm dan jenis zat pendingin yang dipakai.
ql = 4840 x (∆W) x scfm Diameter dalam pipa kapiler pada setiap saat
dijaga pada keadaan yang normal agar tetap penuh
Ket : dengan cairan. Ukuran lubang pipa yang kecil
qs = Sensible cooling load (Btu/hr) penting untuk menjaga agar sirkuit pendinginan
ql = Latent load due to infiltration (Btu/hr) bebas dari debu, lemak dan benda asing lainnya,
1,10 = units of Btu/hr per scfm sebab benda tersebut dapat menyumbat pipa kapiler
∆t = inside-outside temperature difference (0F) sehingga sistem tidak dapat bekerja.
∆W = inside-outside humidity ratio difference in
(lb/lb dry air) d. Evaporator
scfm = Ԛ the infiltration or ventilation in cfm Fungsi evaporator dalam suatu alat pengkondisian
Tabel Nilai CFM Infiltrasi dan Ventilasi udara adalah untuk menyerap panas dari udara
(ASHRAE 158,1979) sekitarnya. Panas itu dilepaskan oleh banyak sumber
didalam suatu ruangan. Pada waktu cairan pendingin
j. Ventilasi meninggalkan pipa kapiler dan masuk ke pipa
Beban ventilasi dapat dihitung menggunakan evaporator yang lebih besar, diameter pipa yang
persamaan berikut (ASHRAE 158.1979): membesar dengan tiba-tiba menimbulkan suatu
Q = x no. of People daerah tekanan rendah, menyebabkan turunnya titik
didih zat pendingin, menyebabkan penyerapan yang
Ket : lebih cepat oleh heat unit. (Daryanto,2017)
Q = Outdoor ventilation rate in cfm
Q/person = Ventilation rate per person 2.5 Jenis-jenis Sistem Tata Udara
(Btu/hr) a. All-Air System
no. of people = number of people normally in All-Air System menyediakan kapasitas
conditioned space pendinginan sensibel dan laten hanya melalui
pasokan udara dingin yang dikirimkan ke ruang yang
2.4 Komponen Sistem Tata Udara terkondisi.Tidak ada pendingin tambahan yang
a. Kompresor disediakan oleh sumber pendinginandi dalam
Fungsi kompresor adalah menetapkan perbedaan ruangan dan tidak ada air dingin yang dipasok ke
tekanan dalam suatu sistem pendinginan. Oleh ruangan. Pemanasandapat dicapai dengan aliran
karenanya menyebabkan zat pendingin dalam sistem udara pasokan yang sama, dengansumber panas yang
mengalir dari suatu bagian ke bagian lain. terletak baik di peralatan sistem pusat atau
Kompresor dikategorikan sebagai suatu pompa yang diperangkat terminal yang melayani ruangan
bertugas untuk mensirkulasikan zat pendingin, tetapi (Walter,1998)
tugasnya ialah mengadakan tekanan untuk hal
82
Andriani Novi.,dkk; Perencanaan Sistem Tata Udara Gedung Aula SMK Negeri 1 Sekayu
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol.1,No. 2, hal.77-84, Desember 2018, p-ISSN: 2621-3354
All-Air System memiliki kelebihan dan ke kondensor di mana pendingin didinginkan dan
kekurangan dalam penggunaan maupun mengembun menjadi cair. Cairan kemudian masuk
pemasangannya. Berikut ini merupakan kelebihan ke katup ekspansi, alat yang mencekik di mana
dan kekurangan All-Air System. tekanan refrigeran berkurang, dan kemudian kembali
b. Air-Water System ke evaporator dan prosesnya mulai awal lagi mesin
Pengkondisian ruangan dengan sistem air-water pendingin terpisah dengan kompresor sering
akan mendistribusikan keduanya yaitu, udara yang digunakan untuk setiap evaporator dan pendinginan
terkondisi dan air ke unit terminal yang dipasang di satuan. Dalam kasus lain beberapa atau semua
ruangan.Udara dan air didinginkan dan / atau evaporator dan unit pendingin dalam suatu sistem
dipanaskan dalam mekanika sentral ruang peralatan. terhubung satu atau lebih kompresor yang
Udara yang disediakan disebut udara utama untuk ditempatkan di ruang mesin pusat. Refrigeran sering
membedakan dari udara ruangan yang diresirkulasi terjadidiangkut melalui tabung panjang,
(sekunder). berikut merupakan keuntungan dan membutuhkan muatan refrigeran yang relatif besar.
kerugian sistem air-water :
Karena panas spesifik yang lebih besar dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kerapatanair yang jauh lebih besardibandingkan
dengan udara, luas penampang perpipaan jauh lebih Tabel 5. Hasil Perhitungan Total Beban Pendingin
kecil daripada saluran kerja yang dibutuhkan untuk
memberikan pendinginan yang sama. Karena Objek Besar Beban Pendingin
sebagian besar ruang pemanasan / pendinginan (Btu/hr)
beban ditangani oleh bagian air dari sistem jenis ini, Konduksi Dinding 45.894,82
secara keseluruhanpersyaratan distribusi saluran
dalam sistem udara dan air sangat pentingdari pada Konduksi Atap 26.865,35
sistem udara yang menyimpan bangunan ruang.
c. All-Water System Konduksi Kaca 2.185,95
Dalam sistem all-water, pendingin dan / atau
pemanasan ruang disediakan oleh air dingin dan / Radiasi Kaca 16.202,88
atau panas yang disirkulasikan dari pendingin sentral
/pabrik boiler ke unit terminal yang berlokasi di, atau Pencahayaan 5.408,07
segera berdekatan dengan, berbagai ruang yang
dikondisikan. Perpindahan panas ke / dariudara Peralatan 1.548,49
ruangan terjadi melalui konveksi paksa atau alami.
Kecuali untuk sistem bercahaya, transfer panas Penghuni 70.000
pancaran biasanya nominal karenaukuran dan
pengaturan permukaan transfer panas. Sistem all- Inviltrasi 67.320
water dapat digunakan untuk pemanasan dan
pendinginan. Air pemanas disediakan baik melalui Ventilasi 1.500
jaringan perpipaan yang sama yang digunakan untuk
kedinginanair di musim panas atau melalui sistem Total 236.925,58
perpipaan independen.
d. Direct Refrigrant System Besar Kapasitas AC 26,32
Kebanyakan sistem pendingin dibangun sebagai
sistem langsung, yaitu sistem dengan langsung
expansion (DX), dimana refrigeran digunakan untuk
mengangkut panas secara langsung dari ruang yang Sehingga beban pendingin keseluruhan dari
akan didinginkan ke ruang di mana panas dilepaskan. ruangan Aula SMK Negeri 1 Sekayu adalah sebesar
Selain refrigeran, sistem langsung memiliki 236.925,5828Btu/hr sehingga didapatlah kapasitas
empatkomponen utama, evaporator, kompresor,
AC yang dibutuhkan di Gedung Aula SMK Negeri 1
katup ekspansi kondensor och. UtamaPrinsipnya
adalah bahwa panas dari objek pendingin atau Sekayu sebesar 26 Hp.
sumber panas diambil di evaporatordan dilepas di
kondensor. 4. KESIMPULAN
Refrigeran berubah dari cair menjadi uap atau gas Berdasarkan pembahasan dan perhitungan beban
di evaporator yang ditempatkan di dalamruang untuk pendingin dan data yang di peroleh di Gedung Aula
didinginkan. Tekanan dan suhu dari gas pendingin SMK Negeri 1 Sekayu, maka didapat beberapa
meningkat dalam kompresor dan gas kemudian pergi kesimpulan sebagai berikut:
83
Andriani Novi.,dkk; Perencanaan Sistem Tata Udara Gedung Aula SMK Negeri 1 Sekayu
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol.1,No. 2, hal.77-84, Desember 2018, p-ISSN: 2621-3354
DAFTAR PUSTAKA
84
Andriani Novi.,dkk; Perencanaan Sistem Tata Udara Gedung Aula SMK Negeri 1 Sekayu