Anda di halaman 1dari 28

Makalah

“Konsep Konservasi Dan Sumberdaya


Alam”

Oleh
Mohamad Ikbal Riski A. Danial
NIM. 702520006

MAGISTER KEPENDUDUKAN DAN


LINGKUNGAN HIDUP (KLH)
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “Konsep Konservasi Dan Sumberdaya Alam”
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai macam pertimbangan dan masukkan
dari berbagai pihak yang telah membantu kami sehingga makalah observasi ini dapat
terwujud. Makalah ini disusun sedemikian rupa agar para pembaca dapat memahami
hasil kami yang telah di susun berdasarkan konsep yang telah diberikan kepada kami
yang terdapat di dalam buku sebagai acuan pembahasan kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami mohon bagi pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami untuk memperbaiki
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Gorontalo, Februari 2021

Penyususun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................5
1.3 Tujuan ..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................6
2.1 Konsep Konservasi .........................................................................6
2.1.1 Pengertian Konservasi ..................................................................6
2.1.2 Asas Konservasi ...........................................................................7
2.1.3 Tujuan Konservasi .......................................................................9
2.1.4 Landasan Hukum Konservasi ....................................................10
2.2 Sumberdaya Alam .........................................................................11
2.2.1 Penegrtian Sumberdaya Alam ....................................................11
2.2.2 Klasifikasi Sumberdaya Alam ....................................................12
2.2.3 Pemanfaatan Sumberdaya Alam ................................................15
2.3 Kawasan dan Kegiatan Konservasi Hayati ...................................17
2.4 Hubungan Manusia dan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan ...................................................................................18
2.5 Sejarah Perkembangan Konservasi ...............................................19
2.5.1 Perkembangan Konservasi Di Indonesia ...................................20
2.5.2 Perkembangan Konservasi Di Amerika .....................................21
2.5.3 Perkembangan Konservasi Di Eropa .........................................24
BAB III PENUTUP ..........................................................................................27
3.1 Kesimpulan ....................................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konservasi sumberdaya alam (KSDA) adalah tanggung jawab semua umat

manusia di muka bumi karena pengaruh ekologis yang ditimbulkan dari berbagai

kegiatan pembangunan tidak dibatasi oleh perbedaan wilayah administratif

pemerintahan negara. Oleh karena itu, upaya konservasi harus menjadi bagian

integral dari pembangunan. Pembangunan yang dilakukan di Negara manapun akan

terkait dengan kepentingan Negara lain maupun kepentingan internasional.

Sumberdaya alam yang selama ini menjadi pendukung utama pembangunan

nasional perlu diperhatikan keberlanjutan pengelolaannya agar dapat memenuhi

kepentingan generasi saat ini dan masa depan. Untuk itu, telah dilaksanakan berbagai

kebijakan, upaya, dan kegiatan yang berkesinambungan untuk mempertahankan

keberadaan sumber daya alam sebagai modal dalam pembangunan nasional dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa dengan tetap mempertahankan

daya dukung dan fungsi lingkungan hidup.

Sumberdaya Alam merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan

ini, karena tanpa ada sumber daya alam kita mustahil untuk dapat hidup di dunia ini.

Kegiatan kita sehari-hari secara tidak langsung menggunakan Sumberdaya Alam.

Sebagai contoh, untuk makan kita pasti mengambil bahan makanan dari

alam. Membangun rumah pun mengambil kayu dari hutan. Masih banyak lagi hal

yang berkaitan dengan SDA (Sumberdaya Alam).

4
Bebarapa tahun terakhir ini pemanfaatan sumber daya alam dilakukan secara

besar-besaran sehingga menimbulkan efek negative berupa kerusakan lingkungan.

Food Agriculture Organization (FAO) merupakan badan internasional yang

menangani masalah pangan, menyuguhkan data laju kerusakan hutan di Indonesia

dari tahun 2000-2005. FAO menyatakan bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia

rata-rata 2% dari luas tanah atau sebesar 1.871 juta hektar per tahun. Serta masih

banyak lagi kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia karena terlalu

mengeksploitasi alam secara besar-besaran tanpa disertai penanggulangannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Konservasi?

2. Apa yang dimaksud dengan Sumberdaya Alam, Jenis Sumberdaya Alam dan

Sifat-sifatnya?

3. Bagaimana Hubungan Manusia dengan Sumberdaya Alam dan Lingkungan?

4. Bagaimana Sejarah Perkembangan Konservasi?

1.3 Tujuan

1. Dapat Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Konsep Konservasi.

2. Dapat Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Sumberdaya Alam, Jenis

Sumberdaya Alam dan Sifat-sifatnya.

3. Dapat Mengetahui Hubungan Manusia dengan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan.

4. Dapat Mengetahui Sejarah Perkembangan Konservasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Konservasi

2.1.1 Pengertian Konservasi

Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together)

dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa

yang kita punya (keep/save what you have).

Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap

memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap

mempertahankan keberadaan setiap komponen-komponen lingkungan untuk

pemanfaatan di masa yang akan datang. Atau konservasi adalah suatu upaya yang

dilakukan oleh manusia untuk dapat melestarikan flora dan fauna, konservasi bisa

juga disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan. Jika secara harfiah

konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “Conservation” yang berate

pelestarian atau perlindungan.

Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau

melindungi alam. Konservasi (conservation) adalah pelestarian atau perlindungan.

Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris conservation, yang artinya

pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi

dapat diartikan adalah sebagai berikut:

6
1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi

yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak

menyediakan jasa yang sama tingkatannya;

2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan

sumber daya alam (fisik);

3. Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia

atau transformasi fisik;

4. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan;

5. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola,

sementara keanekaragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan

mempertahankan lingkungan alaminya.

2.1.2 Asas Konservasi

Kegiatan konservasi dan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya berasaskan

pelestarian dan kemampuan, serta pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya secara serasi dan seimbang. Asas tersebut merupakan landasan untuk

mencapai tujuan, yaitu mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam

hayati serta ekosistemnya dan selanjutnya dapat mendukung peningkatan

kesejahteraan serta mutu kehidupan manusia. Kegiatan pokok konservasi sumber

daya alam hayati dan ekosistemnya mencakup tiga hal, yakni:

1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan.

Perlindungan sistem penyangga kehidupan meliputi usaha-usaha dan tindakan-

tindakan yang berkaitan dengan perlindungan mata air, tebing, tepian sungai, danau,

7
dan jurang, pemeliharaan fungsi hidrologi hutan, perlindungan pantai, pengelolaan

daerah aliran sungai, perlindungan terhadap gejala keunikan dan keindahan alam,

dan lain-lain. Perlindungan sistem penyangga kehidupan dilaksanakan dengan cara

menetapkan wilayah yang dilindungi. Pada dasarnya area yang dilindungi dapat

dilakukan upaya pemanfaatan, tetapi harus mematuhi ketentuan yang ditetapkan

pemerintah.

2. Pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna beserta ekosistemnya.

Pengawetan merupakan usaha dan tindakan konservasi untuk menjamin

keanekaragaman jenis meliputi penjagaan agar unsur-unsur tersebut tidak punah

dengan tujuan agar masing-masing unsur tersebut dapat berfungsi dalam alam dan

senantiasa siap untuk sewaktu-waktu dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.

3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Pemanfataan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya pada

hakikatnya merupakan usaha pengendalian/pembatasan dalam pemanfaatan

sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya sehingga pemanfaatan tersebut dapat

dilakukan secara terus menerus pada masa mendatang. Kegiatan yang dilakukan

adalah pemanfaatan kondisi lingkugan kawasan pelestarian alam dengan tetap

menjaga kelestarian fungsi kawasan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar

dengan tetap memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung dan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.

8
2.1.3 Tujuan Konservasi

Secara umum, konservasi, mempunyai arti pelestarian yaitu

melestarikan/mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan

lingkungan secara seimbang (MIPL, 2010; Anugrah, 2008; Wahyudi dan DYP

Sugiharto (ed), 2010).

Adapun tujuan konservasi ; (1) mewujudkan kelestarian sumberdaya alam

hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya

peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia, (2) melestarikan

kemampuan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secara

serasi dan seimbang. Selain itu, konservasi meruapakan salah satu upaya untuk

mempertahankan kelestarian satwa. Tanpa konservasi akan menyebabkan rusaknya

habitat alami satwa. Rusaknya habitat alami ini telah menyebabkan konflik manusia

dan satwa. Konflik antara manusia dan satwa akan merugikan kedua belah pihak;

manusia rugi karena kehilangan satwa bahkan nyawa sedangkan satwa rugi karena

akan menjadi sasaran balas dendan manusia (Siregar, 2009).

9
Gambar 2.1 Contoh Kegiatan Konservasi Mangrove

2.1.3 Landasan Hukum Konservasi

Sementara berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, konservasi

sumberdaya alam adalah pengelolaan sumberdaya alam untuk menjamin

pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas nilaiserta keanekaragamannya. Berdasarkan

Undang – Undang No. 5 Tahun 1990 terdapat 3 hal utama yang ada dalamkonservasi

yaitu :

1. Perlindungan proses-proses ekologis yang penting atau pokok dalam sistem–

sistem penyangga kehidupan.

2. Pengawetan keanekaragaman hayati dan plasma nutfah

3. Pemanfaatan sumber daya alam hayati secara lestari beserta ekosistemnya

10
2.2 Sumberdaya Alam

2.2.1 Pengertian Sumberdaya Alam

Sumber daya alam adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi

atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi

juga non fisik. Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk

berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang

ada di sekitar alam lingkungan hidup kita.

Sumberdaya adalah sesuatu yang memiliki nilai guna. Sumberdaya Alam

(SDA) adalah keseluruhan faktor fisik, kimia, biologi dan sosial yang membentuk

lingkungan sekitar kita. Hunker dkk menyatakan bahwa sumber daya alam adalah

semua yang berasal dari bumi, biosfer, dan atmosfer, yang keberadaannya

tergantung pada aktivitas manusia. Semua bagian lingkungan alam kita (biji-bijian,

pepohonan, tanah, air, udara, matahari, sungai) adalah sumber daya alam.

Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-lain

merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia.

Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak

sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. Tanpa udara

dan air misalnya, manusia tidak dapat hidup.Demikian pula sumberdaya alam yang

lain seperti hutan, ikan dan lainnya merupakan sumber daya yang tidak saja

mencukupi kebutuhan hidup manusia, namun juga memberikan kontribusi yang

cukup besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumberdaya alam yang

11
baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, dan sebaliknya pengelolaan

sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak buruk.

2.2.2 Klasifikasi Sumberdaya Alam

Herman Haeruman Js (Kaligis, 1986) menyatakan bahwa: Sumberdaya Alam

adalah sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alami misalnya tanah, air dan

perairan, biodata, udara dan ruang, mineral, bentang alam (landscape), panas bumi

dan gas bumi, angin, pasang surut dan arus laut. Jadi sumber daya alam adalah

segala sesuatu yang ada di sekeliling manusia yang bukan dibuat manusia, dan yang

terdapat di permukaan bumi, baik itu berada di dalam tanah, laut ataupun air dan di

udara, yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia maupun

organisme lain secara langsung maupun tidak langsung.

Sumberdaya Alam dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut ini

akan disajikan beberapa penggolongan SDA berdasarkan pada sifat, potensi dan

jenisnya (Pratiwi dkk, 2000).

A. Berdasarkan Sifat

Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :

a. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable), misalnya :

Hewan, tumbuhan, mikroba, air dan tanah. Disebut terbarukan karena

dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih

kembali).

12
Gambar 2.2 Contoh Sumberdaya Alam yang dapat Diperbaharui yaitu Tumbuhan

b. Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable),

misalnya: minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.

Gambar 2.3 Contoh Sumberdaya Alam yang tidak dapat Diperbaharui yaitu Batu Bara
c. Sumberdaya alam yang tidak habis, misalnya udara, matahari, energi

pasang surut, energi laut dan air dalam siklus hidrologi.

B. Berdasarkan Potensi

Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam,

antara lain sebagai berikut.

13
a. Sumberdaya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan

dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, kaca,

dan rosela.

b. Sumberdaya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan

sebagai sumber energi. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air

terjun, sinar matahari, energi pasang surut air laut, dan kincir angin. Contoh

SDA yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber enegri (air terjun ).

Gambar 2.4 Air Terjun merupakan sumber daya energi yang


potensial untuk pembangkit listrik

14
c. Sumberdaya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang

atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.

Gambar 2.5 Hamparan tanah merupakan sumber daya ruang

C. Berdasarkan Jenis

Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :

a. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam

fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya :

bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.

b. Sumber daya alam hayati (biotik); disebut juga sumber daya alam yang

berupa mahkluk hidup. Misalnya : hewan, tumbuhan, mikroba, dan

manusia.

2.2.3 Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Contoh SDA yang dapat dimanfaatkan antara lain (Kaligis, 1986) :

1. Sumber Makanan dan Obat-obatan

Banyak SDA yang sudah Anda ketahui yang dapat dimanfaatkan oleh

manusia, baik yang berasal dari SDA hayati maupun nabati. Misalnya SDA

15
hayati dan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, contoh

untuk sumber makanan antara lain hewan – hewan ternak, berbagai umbi –

umbian, berbagai jenis biji – bijian dan sebagainya. Sedangkan untuk sumber

obat – obatan antara lain jahe, lempuyang, pasak bumi, laos, dan sebagainya.

2. Sumber Energi

Energi dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk

memasak, menjemur pakaian, penerangan dan sebagainya. Energi yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari sumber energi. Sumber

energi merupakan SDA yang dapat dimanfaatkan energinya, antara lain:

a. Yang berasal dari tanah contohnya minyak bumi, gas bumi, batu bara;

b. Yang berasal dari udara contohnya matahari, angin;

c. Air dapat dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik;

d. Yang berasal dari biomas misalnya kayu, ranting, zat-zat pati, gula dan

getah-getahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

3. Sebagai Sumber Plasma Nutfah

Nilai biologis yang penting adalah hutan sebagai gudang plasma nutfah.

Plasma nutfah adalah sifat - sifat unggul yang diwariskan secara turun

temurun. Dahulu ada beberapa tanaman yang masih belum memiliki peranan

yang sangat penting, tapi pada saat ini diketahui memiliki manfaat yang bisa

digunakan oleh manusia, contohnya buah pace (mengkudu) yang semula tidak

dimanfaatkan sekarang memiliki khasiat meningkatkan kebugaran tubuh,

mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah tinggi, tanaman mamba

16
(Azadirakhta indica) dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar

tetapi saat ini diketahui mengandung zat azadirakhtin yang memiliki peranan

sebagai anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis gangga yang memiliki

kandungan protein tinggi, yang digunakan sebagai sumber makanan masa

depan misalnya Chlorella (Syamsuri, 2002).

2.3 Kawasan dan Kegiatan Konservasi Hayati

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990, Kawasan Suaka Alam

adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang

mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan

dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga

kehidupan. Kawasan Suaka Alam terdiri dari:

1. cagar alam;

2. suaka margasatwa;

3. hutan wisata;

4. daerah perlindungan plasma nutfah;

5. daerah pengungsian satwa.

Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di

darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga

kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta

pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam

kegiatan pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam

kawasan (konservasi insitu) ataupun di luar kawasan (konservasi eksitu).

17
Konservasi insitu adalah konservasi jenis flora dan fauna yang dilakukan di habitat

aslinya baik di hutan, di laut, di danau, di pantai, dan sebagainya. Konservasi eksitu

adalah konservasi jenis flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat aslinya.

2.4 Hubungan Manusia dan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Sumberdaya alam merupakan semua kekayaan berupa benda mati maupun

benda hidup yang terdapat di bumi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia. Tekanan terhadap sumberdaya alam sangat besar seiring

dengan tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Upaya-upaya

untuk memenuhi kebutuhan hidup ini akan terus menerus dilakukan seiring dengan

pertumbuhan manusia yang juga terus meningkat. Dalam proses pembangunan

manusia sangat berperan aktif dalam proses pemanfaatan sumberdaya alam.

Manusia sangat bergantung pada sumberdaya alam dan kelestarian sumberdaya

alam sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia.

Dalam suatu lingkungan hidup yang baik, terjalin suatu interaksi yang harmonis

dan seimbang antar komponen-komponen lingkungan hidup. Stabilitas

keseimbangan dan keserasian interaksi antar komponen lingkungan tersebut

tergantung pada usaha manusia. Karena manusia adalah komponen lingkungan

hidup yang paling dominan dalam mempengaruhi lingkungan. Begitu juga

sebaliknya, lingkungan pun mempengaruhi manusia. Sehingga terdapat hubungan

yang saling mempengaruhi antar manusia dan lingkungan hidupnya. Inilah yang

merupakan interaksi antara manusia dan lingkungan (Husein, 1995).

18
Salah satu bentuk hubungan dan interaksi antara manusia dengan lingkungan

adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk yang pada akhirnya akan

meningkatkan pula penggunaan ruang oleh manusia, baik itu untuk tempat tinggal

maupun untuk mencari nafkah berupa pemanfaatan lahan untuk pertanian dan

ladang. Seiring dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan yang semakin

meningkat, maka tekanan terhadap sumberdaya lahan dan perubahan penggunaan

lahan juga akan semakin meningkat di kawasan lindung. Areal pertanian di

sepanjang bantaran sungai dan pada areal-areal terjal semakin banyak dijumpai.

Bahkan kawasan lindung juga diperuntukkan oleh masyarakat untuk areal

permukiman. Akibatnya areal pertanian dan permukiman semakin meluas

sedangkan kawasan lindung akan semakin berkurang.

2.5 Sejarah Perkembangan Konservasi.

Konservasi lahir akibat adanya semacam kebutuhan untuk melestarikan sumber

daya alam yang diketahui mengalami degradasi mutu secara tajam. Dampak

degradasi tersebut, menimbulkan kekhawatiran dan kalau tidak diantisipasi akan

membahayakan umat manusia, terutama berimbas pada kehidupan generasi

mendatang pewaris alam ini.

Kegiatan konservasi di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh kegiatan

konservasi di Amerika, Belanda, dan Inggris. Untuk mendapatkan gambaran

tentang kegiatan konservasi maka kita melihat perkembangan konservasi yang ada

di Amerika, gerakan konservasinya dimulai pada awal abad ke-20 (Alikodra, 1990).

19
2.5.1 Perkembangan Konservasi Di Indonesia

Sejarah kegiatan konservasi Indonesia telah dimulai sejak lama, bahkan

sebelum Indonesia berada dalam pendudukan Belanda. Masyarakat Indonesia sudah

secara turun temurun secara arif memanfaatkan sumberdaya alam sekitar. Banyak

bukti di masyarakat tentang pemanfaatan lestari sumberdaya alam ini, seperti

adanya panglima laot di Aceh, lubuk larangan di Sumatera, kelong di Batam,

mane'e di Sulawesi Utara, sasi di Maluku dan Papua, awig-awig di Lombok.

Di jaman pendudukan Belanda, sejarah konservasi dimulai pada tahun 1714

ketika Chastelein mendonasikan 6 ha tanah di daerah Banten untuk dijadikan cagar

alam. Setelah itu, suaka alam pertama di Cibodas dideklarasikan secara resmi oleh

Direktur Kebun Raya Bogor pada tahun 1889 dalam rangka melindungi hutan serta

flora dan fauna yang terdapat di dalamnya.

Pada tahun 1913, dibawah pimpinan Dr. S.H. Koorders, Perkumpulan

Perlindungan Alam Hindia Belanda mengajukan 12 kawasan perlindungan, yaitu

Pulau Krakatau, Gunung Papandayan, Ujung Kulon, Gunung Bromo, Nusa Barung,

Alas Purwo, Kawah Ijen beserta dataran tingginya, dan beberapa situs di daerah

Banten. Dalam bidang konservasi perairan, pada tahun 1920 keluar Staatsblad No.

396 dalam rangka melindungi sumberdaya perikanan dan melarang penangkapan

ikan dengan bahan beracun, obat bius, dan bahan peledak. Setelah itu keluar

staatsblad No. 167 Tahun 1941 tentang penataan cagar alam dan suaka margasatwa.

Sejak saat itu, sampai masa pendudukan Jepang, dan dua puluh tahun setelah

merdeka, Indonesia masih mewarisi langkah-langkah konservasi dari pemerintah

20
Hindia Belanda. Beberapa perkembangan yang signifikan di era ini diantaranya

kemudahan kegiatan penelitian laut, riset kelautan melalui operasi Baruna dan

Cenderawasih, dan konsep Wawasan Nusantara melalui Deklarasi Juanda 13

Desember 1957 yang diperkuat dengan UU No. 4 tahun 1960.

Langkah besar dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan

Pelesatrian Alam (PHPA) Departemen Kehutanan pada tahun 1984, yaitu merilis

Sistem Kawasan Pelestarian Bahari Nasional yang berisi kerangka kerja bagi

berbagai aktifitas perlindungan perairan, dasar-dasar pemilihan dan penetapanya,

serta daerah-daerah prioritas pengembangan daerah konservasi laut.

Nilai penting sumberdaya perairan dalam pembangunan nasional mulai

dimasukkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1998. Dalam

dokumen tersebut dijelaskan bahwa wilayah pesisir, laut, daerah aliran sungai, dan

udara harus dikelola dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan

sumberdaya alamnya. Pengelolaan areal laut secara khusus harus ditingkatkan

supaya berdaya guna dan berkelanjutan.

2.5.2 Perkembangan Konservasi Di Amerika

Perkembangan kegiatan konservasi sumber daya alam pada garis besarnya dapat

dikelompokkan ke dalam 3 periode.

a. Periode I, yaitu pada tahun 1901-1909, di bawah kepemimpinan Theodore

Roosevelt.

b. Periode II, yaitu pada tahun 1933-1941, di bawah kepemimpinan Franklin D.

Roosevelt.

21
c. Periode III, yaitu antara tahun 1962-sekarang, yang dipelopori oleh

kepemimpinan John F. Kennedy.

a. Periode 1 (1901-1909)

Pada tahun 1908, diadakan Konferensi Gedung Putih yang dihadiri oleh

para Gubernur, ilmuwan, olahragawan dan pakar yang membahas masalah

kelestarian sumber daya alam. Hasilnya dibentuk suatu Komisi Konservasi

Nasional (National Conservation Commission) yang diketuai oleh Giffort

Pinchot. Komisi ini bertugas untuk melakukan kegiatan inventarisasi sumber

daya alam secara terperinci. Berdasarkan hasil konferensi sumber daya alam

tersebut, T. Roosevelt dapat melakukan langkah-langkah konkret antara lain

melakukan alokasi penggunaan sumber daya alam yang lebih tepat. Mulai

saat itu tumbuh kelompok-kelompok masyarakat pencinta alam, terutama

dari golongan masyarakat yang bekerja di bidang kehutanan. Mereka bekerja

sama mencari berbagai upaya untuk melindungi dan melestarikan

sumberdaya alam.

Pada Periode I ini diterbitkan peraturan perundangan yang menyangkut

pengelolaan sumber daya alam. Dan pada periode ini pertama kali

dikembangkan teori sumber daya alam yang dapat dipulihkan (Renewable

Resources) dan mengembangkan pola pengelolaan untuk mendapatkan hasil

yang lestari. Kemudian, ditetapkan sistem perlindungan sumber daya alam

dan lingkungan nasional, salah satunya menetapkan luas hutan nasional di

22
Amerika Serikat yang berkembang dari 17 juta ha pada tahun 1902 menjadi

70 juta ha pada tahun 1909.

b. Periode II (1933-1941)

Pada masa kepemimpinan, Franklin D. Roosevelt menciptakan

pekerjaan dan memecahkan sejumlah masalah sumber daya alam dibentuk

Public Work Administration (PWA) pada tahun 1933 yang bertujuan untuk

mengembangkan sumber daya alam.

Salah satu program yang diprakarsai oleh PWA pada tahun 1934 adalah

Prairie State Forestry Project, yang bertugas untuk membina shelter belt

(pelindung) yang terdiri dari pohon-pohon dan alang-alang yang ditanam

mulai dari Texas Pan Handle ke perbatasan dengan Kanada, yaitu Dakota

Utara. Proyek ini berguna untuk mengurangi pengaruh angin yang merusak

dataran pertanian. Pada tahun 1934, juga diselesaikan inventarisasi sumber

daya alam nasional II dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan sumber

daya alam yang mengikutsertakan + 2,5 juta anak muda dalam pekerjaan

proyek-proyek konservasi. Dibuat barak-barak menempati hutan untuk

bekerja membangun alat untuk mencegah timbul dan meluasnya kebakaran

hutan, pengendalian hama dan menanam pohon-pohonan. Mereka juga

melakukan perbaikan-perbaikan terhadap danau, sungai dan pengendalian

banjir. Program ini berdampak positif bagi kelestarian sumber daya alam dan

dapat memperbaiki persepsi masyarakat terhadap hutan dan sumber daya

alam lainnya.

23
c. Periode III (1962-Sekarang)

Periode ini diawali oleh kepemimpinan John F. Kennedy (1961). Pada tahun

1962 diadakan Konferensi Gedung Putih yang dihadiri oleh 500 pakar/ahli dari

berbagai negara. Dalam konferensi itu dikemukakan mengenai program konservasi

sumber daya alam yang meliputi:

1) pengawetan daerah hutan rimba;

2) pengembangan sumber daya kelautan;

3) pencadangan pantai yang digunakan untuk umum;

4) perluasan daerah rekreasi;

5) peningkatan penyediaan air tawar melalui desalinisasi;

6) melakukan program tata ruang daerah metropolis;

7) merumuskan rencana pengembangan sumber daya air dari seluruh daerah

aliran sungai;

8) meningkatkan pencegahan semua bentuk pencemaran;

9) mengorganisasi perkumpulan konservasi untuk dapat melakukan berbagai

program.

Program konservasi tersebut dilanjutkan oleh pengganti John F. Kennedy,

antara lain oleh Lyndon B. Johnson, Februari 1965. Johnson mengusulkan kepada

kongres untuk melakukan pencegahan lebih lanjut terhadap memburuknya

lingkungan, antara lain:

1) program peningkatan sumber daya manusia;

2) pengawasan pencemaran udara dan air;

24
3) pengawetan daerah-daerah hutan rimba beserta lingkungan.

2.5.3 Perkembangan Konservasi Di Eropa


Pusat Konservasi Alam Eropa (ECNC) adalah pusat keahlian

keanekaragaman hayati Eropa independen untuk pembangunan

berkelanjutan, berdasarkan struktur fondasi. Misi yang dinyatakan ECNC

adalah Eropa yang indah berdasarkan keanekaragaman hayati yang kaya,

ekosistem yang sehat, dan pembangunan berkelanjutan. Organisasi ini

mempromosikan pendekatan terintegrasi untuk darat dan laut dan

merangsang interaksi antara sains, masyarakat, dan kebijakan.

Pada tahun 1993 Pusat Konservasi Alam Eropa secara resmi

diluncurkan pada konferensi 'Melestarikan Warisan Alam Eropa - menuju

Jaringan Ekologi Eropa' yang diadakan di Maastricht, Belanda. 267 Peserta

dari 31 Negara Eropa dan 26 organisasi internasional membahas penurunan

keanekaragaman hayati dan lanskap Eropa , terutama hilangnya dan

fragmentasi habitat dan penurunan kualitas lingkungan, diperburuk oleh

perubahan iklim.

HRH Pangeran Bernhard dari Belanda membuka konferensi dan

Sekretaris Negara untuk Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Belanda , Mr.

J. Dzsingisz Gabor, secara resmi mengumumkan pendirian ECNC: “Untuk

kerjasama Eropa, pertukaran informasi dan keahlian sangat penting. Masih

banyak celah yang harus dijembatani dalam menghubungkan berbagai

fragmen informasi dan keahlian. Ada banyak jaringan yang harus dibangun

25
atau diperkuat di Eropa. Untuk memenuhi persyaratan ini, yayasan swasta

dan jaringan internasional lembaga mapan telah mengambil inisiatif untuk

mendirikan Pusat Konservasi Alam Eropa (ECNC) di Tilburg, Belanda.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konservasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai pengelolaan

sumber daya alam yangdapat menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan

menjamin kesinambungan persediaannyadengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas keanekaragamannya.

Kawasan Konservasi di Indonesia adalah bagian dari wilayah daratan

atau lautan yang perlu dansecara sengaja disisihkan dari segala bentuk

eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya alamhayati sehingga terjamin

keberadaannya secara lestari.

Upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam antara lain :

penetapan kawasankonservasi, penetapan peraturan perundangan yang

berhubungan dengan konservasi, keterlibatanmasyarakat dalam konservasi,

pengendalian perburuan dan perdagangan satwa, pengembanganekonomi

alternatif, menghindari introduksi spesies eksotik, penetapan kawasan lindung

dengan pendekatan spesies, pemanfaatan sains dan teknologi, pemanfaatan

energi terbarukan (waste forenergy, biodisel, biogas, solar cell, mass

transportation, organic for agriculture).

27
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H.A. (1990). Pengelolaan Satwa Liar.

Conserving Europe's Natural Heritage: Towards a European Ecological Network, G.


Bennett, ed. 1994

Husein, M. H. (1995). Lingkungan Hidup. Masalah Pengelolaan dan Penegakan


Hukumnya. Bumi Aksara. Jakarta

Kaligis, Jenny, 1986. Buku Materi Pokok Pendidikan Kependudukan dan


Lingkungan Hidup. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

MIPL. 2010. Konservasi. Purwokerto: STMIK AMIKOM.

Pratiwi, D.A. dkk. (2000). Biologi untuk SMU Kelas I. Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Siregar, Parpen. 2009. Konservasi sebagai Upaya Mencegah Konflik ManusiaSatwa.


Jurnal Urip Santoso. http:// uripsantoso.wordpress.com.

Syamsuri,I. dkk. (2002). Biologi SMU Kelas I Semester 2. Jakarta: Erlangga

Setiwan, A. (2020). Modul Ilmu Alamiah Dasar (Sumber Daya Alam, Sifat dan
Klasifikasinya). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.

http://repository.ut.ac.id/4311/1/PWKL4220-M1.pdf

https://jdih.esdm.go.id/storage/document/UU%2032%20Tahun%202009%20(P
PLH).pdf

28

Anda mungkin juga menyukai