FK. BID. 24-16 Dam F-Min
FK. BID. 24-16 Dam F-Min
SKRIPSI
FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERDARAHAN
ANTEPARTUM DENGAN SEBAB PLASENTA PREVIA
DI RSUD SUNGAILIAT
BANGKA
Oleh
Ernesty Dameyana
011411223046
SUNGAILIAT BANGKA”
MOTTO
“Jika kamu berbuat baik (berarti ) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu
untuk dirimu sendiri pula”
(QS. Al-Isra’: 7)
Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep
moving
- Albert Enstein
vii
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
Sungailiat Bangka”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana kebidanan (S. Keb) pada program Studi Pendidikan Bidan Fakultas
Airlangga
3. Dr. Sri Umijati, dr. MS, selaku pembimbing I dan penguji III yang telah
4. Jimmy Yanuar Annas dr., S.p.OG (K), selaku pembimbing II dan penguji II
5. Netti Herlina, S.Pd., M.Kes, selaku penguji I/ketua penguji yang telah
viii
pendidikan bidan.
8. Para dosen / pengajar dan staff sekretariat Program Studi Pendidikan Bidan
10. Kedua Saudariku yang selalu memberikan motivasi dan dukungan serta doa.
11. Sahabat dan rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Bidan yang telah
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
ini. Kami sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna tapi kami berharap
Penulis
ix
RINGKASAN
ABSTRACT
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM ......................................................................................... i
PRASYARAT GELAR .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi
MOTTO ......................................................................................................... vii
UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................. viii
RINGKASAN .................................................................................................. x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, DAN ARTI LAMBANG ...................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
1.4.1 Bagi RSUD Sungailiat Bangka ......................................... 3
1.4.2 Bagi Masyarakat ............................................................... 3
1.4.3 Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan ........................... 4
1.5 Risiko Penelitian ......................................................................... 4
xii
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Hubungan Usia dan Kejadian Perdarahan Antepartum
dengan Sebab Plasenta Previa..................................................... 29
6.2 Hubungan Paritas dan Kejadian Perdarahan Antepartum
dengan Sebab Plasenta Previa..................................................... 30
6.3 Hubungan Riwayat Bedah Cesar dan Kejadian
Perdarahan Antepartum dengan Sebab Plasenta Previa ............. 31
6.4 Hubungan Riwayat Kuretase dan Kejadian Perdarahan
Antepartum dengan Sebab Plasenta Previa.................................. 33
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvii
Daftar Singkatan
USG : Ultrasonografi
Arti Lambang
- = sampai dengan
/ = per
% = persen
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
berkembang dan merupakan penyebab (50%) dari 500.000 kematian ibu di dunia
peringkat ketiga sebanyak 12,4% dari seluruh kematian ibu pada tahun 2005-2007
merupakan penyebab peningkatan angka kejadian kesakitan dan kematian ibu dan
bulan Oktober 2015, diperoleh data kejadian perdarahan antepartum dari tahun
dengan sebab plasenta previa sebesar 2,2%, 2,1%, 2,9%. Terjadi penuruna angka
kejadian perdarahan antepartum dengan sebab plasenta previa dari tahun 2012
hingga 2013 namun terjadi peningkatan pada tahun 2014 (RSUD Sungailiat, 2012,
2013, 2014).
1
SKRIPSI FAKTOR RISIKO KEJADIAN ... ERNESTY DAMEYANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
meningkatnya usia dan paritas ibu, dimana usia ibu berisiko adalah ibu dengan
usia diatas 30 tahun dan ibu dengan paritas tinggi. Penelitian Wasnik (2015)
previa adalah ibu dengan usia diatas 30 tahun, multigravida, dan dengan riwayat
previa pada ibu dengan usia kurang 20 tahun atau lebih dari 35 tahun 5,75 kali
yang masih tinggi yaitu sebesar 2-3% dan angka kejadian 1: 34 dari seluruh
Sungailiat Bangka.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko
Sungailiat Bangka.
Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan masukan bagi Rumah Sakit
risiko perdarahan dengan sebab plasenta previa melalui pendekatan faktor resiko
sejak dini pada saat pelayanan ANC dan USG sehingga dapat memberikan
perhatian lebih lanjut untuk mengurangi risiko pada ibu dan bayi.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dan informasi dalam
faktor risiko saat ibu melakukan pemeriksaan ANC untuk mengurangi angka
terhadap informan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa data
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
perdarahan dari jalan lahir setelah usia kehamilan 28 minggu hingga sebelum
plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa), kelainan insesrsi tali pusat atau
pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan lepasnya plasenta sebelum
dan janin. Perdarahan pada trimester ketiga masih menjadi penyebab utama
2.2.1 Pengertian
rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Gejala
perdarahan awal plasenta previa pada umumnya hanya berupa perdarahan bercak
atau perdarahan ringan dan umumnya akan berhenti secara spontan. Jumlah
perdarahan yang terjadi sangat tergantung dari jenis plasenta previa. Perdarahan
5
SKRIPSI FAKTOR RISIKO KEJADIAN ... ERNESTY DAMEYANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
dapat terjadi pada saat uterus merenggang dan tumbuh, tidak terasa nyeri dan
yang lebih lanjut saat kekuatan retraksi segmen bawah uteri buruk setelah terjadi
2.2.2 Epidemiologi
seperti pada ibu dengan paritas tinggi, dan usia diatas 30 tahun, uterus yang cacat
serta ibu dengan kehamilan ganda. Pada beberapa rumah sakit, insiden plasenta
previa berkisar 1,7 % sampai dengan 2,9%. Insiden di negara maju lebih rendah
yakni sekitar 0,3-0,6 % dari seluruh persalinan atau kurang dari 1% yang
disebabkan berkurangnya jumlah ibu dengan paritas tinggi atau risiko tinggi.
meningkatkan deteksi dini plasenta previa. Kejadian plasenta previa adalah 1 dari
2.2.3 Etiologi
bawah rahim dan berpindah mengikuti perluasan segmen rahim seolah plasenta
tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas
dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas permukaan serviks yang tertutup
oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada tingkatan atau klasifikasi dari
plasenta previa ketika pemeriksaan dalam masa anternatal maupun dalam masa
internatal, baik dengan USG maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu,
pemeriksaan USG perlu diulang secara berkala dalam asuhan antenatal maupun
pada segmen bawah rahim namun belum diketahui secara pasti. Mungkin secara
kebetulan saja blastokista menimpa desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa
latar belakang lain yang lain. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu
terjadi pada akhir trimester II hingga trimester III atau sebelum persalinan,
perdarahan uterus keluar tanpa disertai rasa nyeri. Perdarahan pertama biasanya
sedikit kemudian berhenti sendiri, namun perdarahan berulng tanpa sebab yang
jelas akan timbul kembali. Pada plasenta letak rendah, perdarahan baru terjadi
pada saat mulai persalinan, bisa sedikit sampai banyak mirip dengan solusio
serviks dan segmen bawah rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah
Prawiroharjo (2010) adalah paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misal bekas
bedah cesar atau miomektomi, perokok, cacat bekas bedah cesar, plasenta yang
terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritoblastosis fetalis bisa yang
merupakan faktor risiko plasenta previa adalah usia ibu > 35 tahun, Multiparitas,
ibu dengan riwayat bedah cesar, infertilitas buatan, perokok, Alpha Feloprotein
(AFP), ibu dengan kehamilan kembar, Jarak kehamilan yang terlalu dekat serta
riwayat ibu dengan kuretase. Manuaba (2012) menambahkan bahwa mioma uteri
adalah usia ibu > 35 tahun, paritas banyak, endometrium cacat oleh karena bekas
cesar atau bekas kuretase, jarak persalinan yang dekat yaitu kurang dari 2 tahun,
mioma uteri, polip endometrium, kehamilan kembar, ibu yang merokok, riwayat
plasenta previa sebelumnya serta adanya luka jaringan parut sehingga dapat
kejadian plasenta previa adalah usia ibu. Ibu dengan usia yang muda lebih
kurang subur begitu juga ibu dengan umur diatas 35 tahun karena pertumbuhan
menemukan bahwa semakin tua usia ibu maka kemungkinan untuk mengalami
plasenta previa menjadi semakin besar. Ibu dengan usia > 30 tahun beresiko 2,6
kali lipat untuk mengalami plasenta previa. Resiko plasenta previa berkembang 3
kali lebih besar pada wanita yang berusia diatas usia 30 tahun dibandingkan pada
wanita yang berusia dibawah 20 tahun. Pada ibu dengan usia > 30 tahun aliran
2.4.2 Paritas
Pada ibu dengan paritas tinggi kejadian plasenta previa makin meningkat
multiparitas dan pada usia antara 30-35 tahun. Resiko terjadinya plasenta previa
kejadian plasenta previa cukup besar. Hal ini disebabkan adanya respon inflamasi
endometrium yang cacat, dimana terdapat bekas operasi dan menurut penelitian
yang dilakukan oleh Getahun dkk (2006) menunjukkaan bahwa riwayat bedah
ketiga sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan wanita yang melahirkan
previa ini diperkirakan diakibatkan oleh perubahan patologis yang terjadi pada
infiltrasi limfosit, dilatasi kapiler, dan infiltrasi sel darah merah bebas ke dalam
jaringan disekitar jaringan parut. Selain itu adanya jaringan parut bekas bedah
Kehamilan kedua yang hanya berjarak satu tahun setelah bedah cesar pada
previa.
dengan jarak yang pendek, bekas operasi seperti bekas kuretase/ plasenta manual,
perubahan pada endometrium pada mioma atau polip serta pada malnutrisi.
meluas dan mendekati atau menutupi ostium uteri internum. Kondisi endometrium
yang kurang baik juga menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang baik
seperti ostium uteri internum. Ttindakan operatif yang dilakukan baik vacum
BAB 3
Terapi Infertilitas
Trauma pada bagian
Mioma uteri/polip basalis
Perdarahan Antepartum
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Faktor Risiko Kejadian Perdarahan Antepartum dengan Sebab Plasenta Previa
di RSUD Sungailiat Bangka
12
adalah tindakan medis seperti bedah cesar dan kuretase kuretase sebelumnya.
Sedangkan faktor risiko lain adalah usia ibu, paritas, riwayat bedah cesar, riwayat
sebelumnya.
Trauma pada bagian basalis dinding endomertium pada ibu dengan riwayat
bedah cesar dan riwayat kuretase dapat menyebabkan hipoplasia pada dinding
Endometrium yang kurang subur dan adanya atrofi desidua juga dapat
melebar pada daerah segmen bawah rahim atau ostium uteri internum terjadi
Usia, paritas, riwayat bedah cesar, dan riwayat kuretase merupakan faktor
Bangka
BAB 4
METODE PENELITIAN
Paritas
Usia
Perdarahan
Antepartum +/-
Riwayat bedah sesar
Riwayat kuretase
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dan ibu bersalin
yang dirawat di ruang bersalian RSUD Sungailiat dari 1 Juli 2014- 1 Juli 2015
14
4.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil dan ibu bersalin yang dirawat
di ruang bersalian RSUD Sungailiat yang diambil pada tanggal 1 Juli 2014 - 1 Juli
( )
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
diinginkan (0,1)
( )
99,93
Maka besar sampel sebanyak 100 orang, dengan kriteria sampel terdiri dari
Kriteria inklusi :
(2) Memiliki catatan rekam medis lengkap di RSUD Sungailiat tahun 2014-
2015.
Kriteria eksklusi :
(1) Ibu hamil dan bersalin dengan perdarahan antepartum atas indikasi solusio
plasenta
sebab plasenta previa dipilih dengan simple random sampling kemudian data
previa seperti usia, paritas, riwayat bedah cesar, dan riwayat kuretase.
sebagai berikut :
2) Pengkodean data dengan cara mengubah data dalam bentuk kalimat atau
definisi operasional.
dalam master tabel atau data base komputer untuk dibuat distribusi frekuensi
koreksi/perbaikan .
bantuan program statistik SPSS versi 17. Data disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan dideskripsikan dalam bentuk narasi. Uji Chi-Square pada
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dan bersalin yang dirawat
di RSUD Sungailiat tahun 2014-2015 sebanyak 994.
Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil dan ibu bersalin yang dirawat di
ruang bersalian RSUD Sungailiat yang diambil pada tanggal 1 Juli 2014 - 1 Juli
2015 sebanyak 100 orang, dipilih menggunakan simple random sampling
Pengumpulan data menggunakan data skunder yang diambil dari rekam medis
RSUD Sungailiat Bangka
Laporan Penelitian
identitas pasien tidak dicantumkan. Peneliti hanya menulis nomer dan kode pada
4.9.3 Perijinan
BAB 5
Kabupaten Bangka. Pada awal peresmian pada tanggal 12 November 1970 Rumah
Sakit ini merupakan Sakit Paru dan Rumah Sakit Kelas D dengan nama Rumah
Pada tahun 1996 Kelas Rumah Sakit ditingkatkan menjadi Kelas C berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 539/ Menkes SK/
VI/ 1996 dan pelaksanaan operasionalnya disahkan pada tanggal 24 Januari 1997
melalui Surat Keputusan Bupati Bangka Nomor : 180/ 02/ VI/ 1997 kemudian
keputusan Bupati Bangka Nomor ; 188. 45/ 797/ Kes/ 2011 tanggal 16 Desember
rumah sakit yang dikeluarkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit untuk
pelayanan kehamilan dan dan gangguan pada kandungan di Ruang Bersalin yang
memiliki 3 VK kamar bersalin dan 18 kamar rawat inap untuk ibu postpartum dan
gangguan ginekologi. Tenaga yang ada diruang bersalin terdiri dari 18 bidan dan 4
DSOG.
21
USIA
27 orang 27orang
30 27 % 27 % 21 orang
25
21 %
20 13 orang
15 7 orang 13 %
10 7%
4 orang
5
4 % 1 orang
0
1%
15-19 20-24
25-29 30-34
35-39 40-44 45-49
29 tahun, namun dalam penelitian ini masih terdapat ibu hamil dengan usia risiko
tinggi yaitu ibu dengan usia > 35 tahun dan < 20 tahun.
Paritas
27 orang
27 % 25 orang 24 orang
30 25 % 24 %
25
20 11 orang
10 orang
15 11 %
10 %
3 orang
10
3%
5
0
1 2 3 4 5 6
namun masih terdapat sebagian ibu yang memiliki paritas lebih dari dua yang
Tabel 5.1 Distribusi dan Frekuensi Responden Dalam Persen Berdasarkan Usia
dan Paritas di RSUD Sungailiat Bangka Tahun 2014-2015
Paritas
Usia 1 2 3 4 5 6
% % % % % %
15-19 22,2 0 0 9,1 0 0
20-24 25,9 16 4,2 9,1 0 0
25-29 33,3 40 33,3 0 0 0
30-34 14,8 32 29,2 54,5 20 0
35-39 3,7 8 33,3 18,2 50 100
40-44 0 4 0 9,1 20 0
45-50 0 0 0 0 10 0
Jumlah 100 100 100 100 100 100
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden paling banyak terdapat pada usia
25-34 tahun dengan paritas 2, dimana usia tersebut merupakan usia reproduktif.
80
12 orang
60 12 %
40
20
0
Ya Tidak
tidak memiliki riwayat bedah sesar. Sebagian besar ibu dengan riwayat bedah
sesar memiliki riwayat bedah sesar atas indikasi komplikasi pada ibu dan janin.
Tabel 5.2 Distribusi dan Frekuensi Responden Dalam Persen Berdasarkan Usia
dan Riwayat Bedah Sesar di RSUD Sungailiat Bangka Tahun 2014-
2015
sesar paling banyak pada ibu dengan usia 30-34 tahun, dimana usia tersebut
Tabel 5.3 Distribusi dan Frekuensi Responden Dalam Persen Berdasarkan Paritas
dan Riwayat Bedah Sesar di RSUD Sungailiat Bangka Tahun 2014-
2015
sesar paling banyak terjadi pada ibu yang memiliki paritas 2. Pada tabel distribusi
usia dan paritas terdapat ibu dengan yang memiliki paritas 2 adalah ibu dengan
Riwayat Kuretase
85 orang
85 %
100
80
60 15 orang
40 15 %
20
0
Ya Tidak
tidak memiliki riwayat kuretase. Sebagian besar ibu yang memiliki riwayat
Tabel 5.4 Distribusi dan Frekuensi Responden Dalam Persen Berdasarkan Usia
dan Riwayat Kuretase di RSUD Sungailiat Bangka Tahun 2014-2015
Riwayat kuretase
Usia Ya Tidak
% %
15-19 6,7 7,1
20-24 13,3 12,9
25-29 13,3 29,4
30-34 6,7 30,6
35-39 33,3 18,8
40-44 26,7 0
45-50 0 1,2
Jumlah 100 100
kuretase paling banyak ditemukan pada ibu dengan usia 35-44 tahun.
Riwayat kuretase
Paritas Ya Tidak
% %
1 0 31,7
2 13,3 27,1
3 40 21,2
4 20 9,4
5 26,7 7,1
6 0 3,5
Jumlah 100 100
perdarahan paling banyak 33,3%terjadi pada usia lebih dari 30 tahun. Berdasarkan
hasil analisis chi- square, didapatkan nilai p = 0,037 artinya ada hubungan yang
perdarahan paling banyak 29,2% terjadi pada ibu dengan paritas 3. Berdasarkan
hasil analisis chi- square, didapatkan nilai p = 0,018 artinya terdapat hubungan
riwayat bedah cesar. Berdasarkan hasil analisis chi- square, didapatkan nilai p =
0,035 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat bedah sesar
0,008 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara kuretase dengan kejadian
perdarahan antepartum.
BAB 6
PEMBAHASAN
Plasenta Previa
33,3%terjadi pada usia lebih dari 30 tahun. Hasil uji statistik antar usia dan
0,037, hal ini menunjukkan ada hubungan antara usia dan kejadian perdarahan
(2008) di RSUP Dr. M. Djamil Padang yang menyebutkan bahwa risiko untuk
mengalami plasenta previa meningkat seiring meningkatnya umur ibu, dimana ibu
dengan usia lebih dari 30 tahun berisiko mengalami plasenta previa 2,6 kali lipat
dan berkembang 3 kali lebih besar dibandingkan pada ibu yang berusia dibawah
20 tahun. Hal ini disebabkan kondisi endometrium yang kurang subur sehingga
meningkatnya usia ibu akan menyebabkan perfurasi dan infrak pada plasenta
bagian segmen bawah rahim serta menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum.
Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2012) yang menyebutkan bahwa ibu
yang berisiko mengalami plasenta previa adaah ibu dengan umur diatas 35 tahun
29
meningkat, hal ini dipengaruhi oleh penurunan kulaitas dan kematanga dinding
antepartum.
Penelitian yang tidak sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Choden (2011) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara usia dan kejadian perdarahan antepartum yang disebakan
oleh plasenta previa. Perbedaan dengan penelitian ini adalah klasifikasi umur yang
terjadi pada ibu dengan paritas 3. Hasil uji antara usia dan kejadian perdarahan
dengan sebab plasenta previa didaptakan nilai p sebesar 0,018, hal ini
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdat (2010) di Rumah Sakit
Dr. Moewardi Surakarta yang menemukan bahwa dari 80 orang responden yang
mengalami plasenta previa sebagian besar adalah ibu multipara. Risiko plasenta
(2015) di Rumah Sakit Umum Cut Mutia juga menemukan bahwa ibu dengan
paritas ≥ 3 memiliki risiko 7 kali lebih besar untuk mengalami plasenta previa.
Pengaruh paritas dengan kejadian plasenta previa cukup besar, hal ini
disebabkan kondisi endometrium masih belum sempat tumbuh. Pada ibu dengan
endometrium tidak adekuat sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan tumbuh
lebih luas untuk mencari suplai bagi janin. Perubahan pembuluh darah pada
plasenta sehingga hal ini meningkatkan risiko plasenta previa pada kehamilan
dilakukan oleh Choden (2011) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara paritas dan kejadian plasenta previa. Perbedaan dengan penelitian ini
anteparum dengan sebab plasenta previa sebanyak 50% memiliki riwayat bedah
cesar. Hasil uji antara riwayat bedah cesar dan kejadian perdarahan dengan sebab
plasenta previa didaptakan nilai p sebesar 0,035, hal ini menunjukkan ada
hubungan antara riwayat bedah sesar dan kejadian perdarahan antepartum dengan
kali lipat pada kehamilan ketiga dibandingkan ibu yang melahirkan pervaginam
endometrium selama kehamilan karena adanya jaringan parut bekas bedah pada
dinding rahim meliputi pembentukan polip, infiltrasi limfosit, dilatasi kapiler, dan
infiltrasi sel darah merah bebas ke dalam jaringan disekitar jaringan parut. Selain
itu adanya jaringan parut bekas bedah sesar juga menyebabkan implantasi
Prawirohardjo (2010) yang menyebutkan bahwa pada ibu yang memiliki cacat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki riwayat bedah
sehingga ibu yang memiliki riwayat bedah sesar berisiko mengalami plasenta
previa.
Penelitian ini tidak didukung penelitian yang dilakukan oleh Choen (2011)
yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat
bedah sesar dan kejadian plasenta previa. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
kuretase. Hasil uji antara riwayat bedah cesar dan kejadian perdarahan dengan
sebab plasenta previa didaptakan nilai p sebesar 0,008, hal ini menunjukkan ada
Penelitian yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Kaur (2015)
yang menyebutkan bahwa riwayat kuretase merupkan salah satu faktor risiko
Tuzovic (2003) dan Bajwa (2013) dalam Kaur (2015) dilatasi dan kuretase
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya plasenta previa hal tersebut
kuretase dan kejadian plasenta previa. Faktor risiko plasenta previa adalah
endometrium yang cacat bekas operasi seperti bekas kuretase/ plasenta manual.
meluas untuk memenuhi kebutuhan janin, sehingga plasenta tumbuh meluas dan
Martaadisoebroto, 2013).
endometrium tidak subur akibat dari tindakan kuretase yang meningkat seiring
BAB 7
7.1 Kesimpulan
ibu dengan usia lebih dari 30 tahun, ibu yang memiliki paritas sebanyak 3
kali kehamilan, ibu dengan riwayat bedah sesar, dan ibu dengan
riwayat kuretase
7.2 Saran
pendekatan faktor risiko seperti usia, paritas, riwayat bedah sesar, dan riwayat
kuretase pada saat ibu melakukan pemeriksaan ANC sehingga ibu bisa
medapatkan penanganan yang tepat pada saat terjadi perdarahan antepartum untuk
kehamilan sejak dini untuk mengetahui berbagai faktor risiko yang dapat
35
pemeriksaan USG.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dalam mengenali faktor
risiko perdarahan antepartum sejak dini dengan pendekatan faktor risiko saat ibu
antepartum dan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji spesifitas dan uji
perdarahan antepartum.
DAFTAR PUSTAKA
Abdat AU. 2010. “Hubungan antara Paritas Ibu dengan Kejadian Plasenta Previa
di RS dr. Moewardi Surakarta”. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Boyle, M. 2008. Kedaruratan dalam Persalinan: Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC
Getahun, Yinka Oyelese, Salihu, dan Ananth. 2006. Previous Cesarean Delivery
and Risks of Placenta Previa and Placental Abruption, Obstetrics &
Ginecology edition April 2006-Volume 107-Issue 4 pp 771-778
Kaur B, Dhar T, Sotui I. 2015. Incidence, Risk Factor and Neonatal outcomes of
Placenta Previa Presenting as Antepartum Hemorrhage In Tertiary Care
Centre of North India. International Journal of Basic and Applied Medical
Scienes 5(3); 58-61
Leveno, K. 2013. Obtetri Williams: Panduan Ringkas, Ed. 25. Jakarta: EGC
37
Medforth J, et al. Walker A. 2012. Kebidanan Oxford : Dari Bidan untuk Bidan.
Jakarta: EGC
Runiari N. 2014. Usia dan Paritas dengan Plasenta Previa pada Ibu Bersalin.
Jurnal Gema Keperawatan 7 (1).
Rambei I. 2008. “Gambaran Faktor Resiko pada Kasus Plasenta Previa di RSUP
Dr.M. Djamil Padang periode Januari 2005-Desember 2006”. Tesis.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang
Bulan
No Kegiatan JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
PERSIAPAN
1 Mengindentifikasi masalah
2 Studi kepustakaan /Pengambilan judul
3 Penyusunan proposal
Mengurus perizinan studi pendahuluan
4
dan menyusun instrument penelitian
5 Seminar proposal
6 Revisi proposal
PELAKSANAAN
1 Perizinan penelitian dan administrasi
2 Pengumpulan data
3 Pengolahan data
4 Analisis Data
5 Pembuatan laporan
6 Konsul dan bimbingan laporan
7 Seminar hasil penelitian/skripsi
TAHAP AKHIR
1 Revisi
2 Penyusunan Artikel
3 Penyerahan laporan akhir
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKUL「 rAS KEDOKTERAN
PROGltAM STUDIPENDIDIKAN BIDAN
Jl Ma卜 」cn prOfDr MOcstOpo・ 17 Surabaヽ a60131 rd,031‐ 5020251,5030152‐ 3 ,161
ps、 、 Fax:031‐ 5022472
23 Novcmbcr 2015
Kcpadi.: -r'iir.
Direktur
RSUD Sungailiat
Kab. Bangka
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya kegiatan penelitran nrahasi srva Program Studi
Pendidikan Bidan Fakultas Ke.lokreraq Universrtas Airlangga. rnaka karni mohon untuk
mahasisrva karni :
dapat diberikan ijin urrtuk melakukar sii'di pendahuluan di ternpat saudara pada llulan
November- Desember l,l 1 _5.
Program Studi
, dr, Sp.OG(K)
NIP_:19540930198111 1001
PENELI「 IUTAMA:
Surabaya, 5 Apri12016
Dasar : 1. Peraturan Menteri Iralam Negeri Nomor 41 tahrrn 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kcmenter,an dalam \-legeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor ]]6), scbagai marra telah diubah dt,ngan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomc'r 14'Iahun 20'l rentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negen Nomor 4l tahun 2010 rentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Dalam Negerr (Berita Negara Rt:publik Indonesia'fahun 2011 Nomor 168);
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri \omor 7 Tahun 2r)14 tentang Pedoman Penerbitan
Rek'mendasi Penelitran.
KANTOR KESATU A,N BAN(}SA l)AN P()I ITIK KABUPA'IEN BANGKA, Memberikan
rekomendasi kepada
3. Waktu,'lama penelitiar, : 3 (riga r bulan, Mulai Bulan Maret 2016 s/d Mei 2016
鯰
FIRDAUS,SE
鎌 TINGKAT 1/1V I
95911151980031003
SKRIPSI
Tembusan disampaikan kepa,lu :
1. Yth. Bupati Bangka dr Sungaili.rt ( Sebar{ai Laporar t
Nim 1011411223046
Judul :Faktor risiko kaadian perdarahan antepartum di RSUD
Sungailiat Bangka
勁 Кk‐ 激
胤 :刺
Frequencies
Statistics
RIWAYAT RIWAYAT
PERDARAHAN USIA PARITAS BEDAH SESAR KURETASE
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
PERDARAHAN
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PARITAS
RIWAYAT KURETASE
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
USIA * PERDARAHAN
Crosstab
PERDARAHAN
TIDAK
PERDARAHAN PERDARAHAN Total
USIA Count 13 58 71
BERISIKO
Expected Count 17.0 54.0 71.0
RENDAH
% within USIA 18.3% 81.7% 100.0%
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.96.
Symmetric Measures
PARITAS * PERDARAHAN
Crosstab
PERDARAHAN
TIDAK
PERDARAHAN PERDARAHAN Total
PRIMIPARA Count 2 25 27
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.48.
Symmetric Measures
PERDARAHAN
TIDAK
PERDARAHAN PERDARAHAN Total
TIDAK Count 18 70 88
ADA
Expected Count 21.1 66.9 88.0
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.88.
Symmetric Measures
PERDARAHAN
TIDAK
PERDARAHAN PERDARAHAN Total
TIDAK Count 16 69 85
ADA
Expected Count 20.4 64.6 85.0
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.60.
Symmetric Measures
LEMBAR KONSULTASI
LS AIL/tNGGA
KEDOKTI)RAN
IPENDIDIICtN BIDAN
Jl Ma■ lcⅢ prOfDr卜 Est,Po l Surabaya 6011:Tclp 031‐
1‐
5020251.50302523 psw 161 Fax:"卜 5022472
LEMBAR KONSULTASI
TTD
Pcmbilnbing
Sen■ 1,22 Perbaikan BAB V― VⅡ - ACC seminar skripsi
Mei 2016
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAPISTUDIPENDⅡ)IKAN BIDAN
Л:レ 崎 jen prOfDI Moぃ topo 47 S‐ attya 60131 Tclp 031-5020251,5030252-3 psw 161 Fax1031‐ 5022472
LEPIBAR KONSULTASI
Nallla lⅣ 〔
ahasis● a :Erllcsty Dameyana
NIM :011411223046
Judul :Faktor Risiko Kaadian Perdarahan Antepartllm di RSの
Sungallitt Bangka
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDlPENDIDllG岨 ドBIDAN
Jl- M4yja profDr. Moestopo 47 Surabaya 6013I Telp.031-5ff)0251,5030252-3 psw 16l For :031-5A22472
Emestv Damevana
Nコ P。 19770120200801 1001 .011411223046
NIⅣ〔