Teori Akuntansi
Pokok Bahasan
Asset (Inventory,Fixed asset,
dan Intangible asset)
05
FEB S1.Akuntansi Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA
Abstract Kompetensi
Aset adalah sumber daya yang 1. Mampu menjelaskan asset
dikendalikan oleh entitas sebagai akibat 2. Mampu melakukan
peristiwa masa lalu; dan manfaat indentifikasi objek (pos) apk
ekonomi masa depan dari aset tersebut tergolong asset atau bukan
3. Mampu melakukan
diharapkan diperoleh oleh entitas. pengukuran asset dan
Akuntansi atas asset mencakup menyajikan serta
identifikasi apakah objek memenuhi pengungkapannya dalam lap
definisi asset, pengakuan dan keuangan
pengukuran asset serta penyajian / 4. Mampu Menjelaskan
pengungkapan aset dalam laporan A posisi standar akuntansi untuk
keuangan. Aset dapat dikelompok persediaan, aktiva tetap and
S aktiva tidak berwujud
menjadi lancar and tidak lancar.
Pembahasan mencakup E persediaan,
aktiva tetap, and aktiva tidak berwujud
T
ASSET
Definisi Aset
Definisi yang dirumuskan oleh IASB, yang juga diacu oleh IAI
mendifinisikan sbb:
An asset is a resource controlled by the enterprise as a result of past events and
from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.
Definisi yang telah dirumuskan IAI mengacu pada definisi IASB sebagai berikut:
Aset adalah sumber daya yang:
(a) dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu; dan
(b) manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut diharapkan diperoleh
oleh entitas.
(a) Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (future economic benefit)
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat
ekonomik di masa datang yang cukup pasti (probable). Manfaat ekonomik
tersebut terukur dan dapat dikaitkan dengan kemampuannya untuk
menghasilkan pendapatan atau aliran kas di masa datang. Manfaat ekonomik
berhubungan dengan konsep sumber ekonomik (barang ekonomik). Untuk dapat
dikatakan barang ekonomik maka harus dapat memenuhi dua kriteria yaitu
langka (scarcity) dan manfaat (utility). Kalau barang dimiiki secara umum dan
bebas maka tidak dapat dikatakan sebagai barang ekonomik. Sabagai contoh:
Bagi orang sehat oksigen bukan barang ekonomik karena bisa dinikmati dengan
bebas gratis dan bermanfaat. Bagi orang yg sakit tertentu tidak dapat menghirup
oksigen dengan leluasa dan harus dibantu dengan tabung oksigen, maka jadilah
oksigen sebagai barang ekonomik.
Karakteristik Pendukung
Di samping 3 karakteristik utama aset yang telah diuraikan sesuai definisi, terdapat
beberapa karakteristik pendukung yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi aset
(Suwarjono:2005)
(a) Melibatkan kos (acquired at cost). Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan
kos (pengeluaran sumber ekonomik, misalnya kas) sebagai penghargaan
sepakatan (measured consideration). Akan tetapi, tiadanya kos tidak
(b) Berwujud (tangible). Bila suatu sumber ekonomik secara fisis dapat diamati, tia
memang lebih kuat untuk disebut sebagai aset. Akan tetapi, keterwujudan
(tangibility) bukan kriteria untuk mendefinisi aset. Objek-objek seperti hak paten,
hak cipta, merek dagang, dan goodwill tetap dapat dimasukkan sebagai aset
meskipun tidak berwujud fisis.
(c) Tertukarkan (exchangeable). Syarat ini diajukan dengan alasan bahwa manfaat
ekonomik akan menjadi cukup pasti dan terukur kalau suatu sumber ekonomik
mempunyai daya atau nilai tukar. Dengan kata lain, manfaat ekonomik
diturunkan dari daya tukar.
(d) Terpisahkan (severable). Untuk dapat ditukarkan suatu sumber ekonomik harus
dapat dipisahkan dengan sumber ekonomik yang lain atau berdiri sendiri. Syarat
ini diajukan dengan alasan bahwa posisi keuangan harus ditentukan dengan
pengukuran nilai berbagai aset dan kewajiban secara individual.
(e) Berkekuatan hukum (legally enforceable). Penguasaan atau hak atas aset tidak
harus didukung secara yuridis formal. Memang pada umumnya, kemampuan
suatu entitas untuk menguasai manfaat ekonomik timbul akibat hak-hak hukum
(legal rights). Meskipun demikian, hak paksa yang melekat pada hak-hak hukum
bukan merupakan syarat mutlak untuk mengakui adanya aset kalau suatu entitas
dapat memperoleh dan menguasai manfaat dengan cara lain.
Pengakuan aset
Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pengakuan dilakukan
dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang
dan mencantumkannya ke dalam laporan keuangan. Pos yang memenuhi kriteria
tersebut harus diakui dalam laporan keuangan. Dalam pengertian ini menegaskan
bahwa aset harus dapat dinilai atau diukur.
Jika suatu objek (pos) telah memenuhi definisi aset maka hal yang harus
diketahui berikutnya ialah pengukurannya. Pengukuran aset adalah merupakan
penentuan jumlah satuan moneter yang harus dinyatakan atau dilekatkan pada aset.
Pengukuran merupakan syarat suatu aset dapat diakui, artinya bahwa aset dapat
diakui jika dapat diukur dengan handal (measurability). Pengukuran dilakukan
berdasarkan manfaat ekonomik masa datang.
a. Biaya historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat
sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation),
atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas
(atau setara kas)yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
b. Biaya kini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang.
Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
Harga wajar dengan pendekatan harga pasar lebih praktis karena tidak
perlu dilakukan penyesuaian apapun. Apabila harga pasar tidak tersedia,
maka diestimasi dengan harga aset dan liabilitas yang sejenis. Kalau tidak
ada harga pasar, kita perlu melakukan taksiran, berapa kalau beli atau berapa
kalau jual. Apabila harga pasar tidak dapat diperoleh dan taksiran yang ideal
tidak ada maka nilai wajar diestimasi dengan beberapa penilaian, Penilaian
dengan menggunakan kombinasi dari penghematan dan uang yang
dikeluarkan seandainya belum memiliki aset saat tersebut.
Pengakuan (recognition)
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya
transaksi, kejadian, atau keadaan tersebut. Suatu objek dapat diakui sebagai aset
jika memenuhi definisi dan beberapa kriteria lain yang diatur sesuai standar. Dengan
‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
mengutip Sterling, Belkaoui (1993) menunjukkan beberapa kondisi yang dapat
digunakan sebagai pedoman yang cukup rinci untuk mengakui aset yaitu:
1. Deteksi adanya aset (detection of existence test). Untuk mengakui aset, harus
ada transaksi yang menandai timbulnya aset.
2. Sumber ekonomik dan kewajiban (economic resources and obligation test).
Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang
langka, dibutuhkan, dan berharga.
3. Berkaitan dengan entitas (entity association test). Untuk mengakui aset,
kesatuan usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4. mengandung nilai (non-zero magnitude test). Untuk mengakui aset, suatu
objek harus mempunyai manfaat yang dapat ditentukan besarnya secara
moneter.
5. Berkaitan dengan waktu (temporal association test). Untuk mengakui aset,
semua penguji di atas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan.
6. Verifikasi (verification test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung
untuk meyakinkan bahwa kelima penguji di atas dipenuhi.
Penyajian
Prinsip akuntansi berterima umum, terutama standar akuntansi, menetapkan
penyajian dan pengungkapan tiap pos-pos aset. Walaupun aset didefinisi secara
umum sebagai manfaat ekonomik masa datang yang dikuasai kesatuan usaha dan
yang benar-benar timbul dari transaksi yang sah, tiap pos aset didefinisi lebih lanjut
atau spesifik sesuai dengan sifat pos tersebut. Pengungkapan dan penyajian pos-
pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip
akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset
sebagai berikut:
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di
bagian atas dalam neraca berformat laporan.
b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan tetap.
c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang
paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.
d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus
diungkapkan (misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian
sediaan barang.
‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
PERSEDIAAN
Menurut IAS No.2 dan PSAK No. 14 definisi persediaan adalah aset yang:
1. dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. dalam proses produksi untuk dijual, atau
3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat ditarik karakteristik dari persediaan yaitu
merupakan aset yang dimaksudkan untuk dijual kembali sebagai kegiatan utama
bisnis perusahaan, atau sebagai kegiatan utama dalam pemberian jasa. Mobil yang
dimiliki oleh dealer untuk tujuan dijual masuk kategori persediaan, namun mobil yang
digunakan manajer dealer mobil tidak bisa masuk persediaan. Perlengkapan yang
dapat dimasukkan sebagai persediaan adalah perlengkapan dalam usaha
menghasilkan produk atau pemberian jasa serta digunakan sebagai bagian yang tak
terpisah. Misal pabrik sepatu memiliki perlengkapan lem, sol sepatu, asesoris
sepatu. Sedangkan kertas dan alat tulis tidak bisa masuk persediaan suplies tapi
sebagai perlengkapan kantor.
Aset tetap diakui pada saat perolehan. Besarnya biaya perolehan aset tetap harus
diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan
aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Biaya perolehan aset terdiri dari 3 komponen utama yaitu: harga beli, biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan aset tetap dan estimasi biaya
pembongkaran aset tetap pada akhir umur manfaat, dengan komponen ketiga hanya
ada jika entitas memiliki kewajiban untuk melakukan pembongkaran.
Penyusutan
Penyusutan adalah proses pengalokasian biaya perolehan suatu aset tetap
sedemikian sehingga jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap dapat
dialokasikan secara sistematis selama umur manfaatnya. Penyusutan untuk bagian
yang signifikan dari aset tetap dilakukan secara terpisah. Entitas harus memiliki
metode penyusutan yang paling tepat yang mencerminkan pola penggunaan dari
aset.
Entitas harus melakukan estimasi residu atau sisa umur nilai manfaat, metode
penyusutan dan nilai residu aset tetap, paling tidak pada setiap akhir periode
pelaporan. Jika terdapat perubahan pada sisa umur manfaat, metode penyusutan
atau apapun nilai residu maka perubahan tersebut merupakan perubahan estimasi
dan entitas membuat penyesuaian secara prospektif.
Biaya penggantian
Biaya penggantian terjadi apabila terdapat penggantian suatu bagian dari
aset tetap, maka nilai komponen baru yang ditambahkan pada nilai tercatat aset jika
memenuhi kriteria pengakuan aset dan nilai tercatat dari komponen yang diganti
dikeluarkan dari nilai tercatat aset. Begitu pun jika terdapat inspeksi teratur, maka
nilai tercatat dari inspeksi yang dilakukan sebelumnya dikeluarkan dari nilai tercatat
aset tetap dan diakui sebagai biaya periode berjalan.