Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Teori Akuntansi
Pokok Bahasan
Asset (Inventory,Fixed asset,
dan Intangible asset)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
FEB S1.Akuntansi Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA

Abstract Kompetensi
Aset adalah sumber daya yang 1. Mampu menjelaskan asset
dikendalikan oleh entitas sebagai akibat 2. Mampu melakukan
peristiwa masa lalu; dan manfaat indentifikasi objek (pos) apk
ekonomi masa depan dari aset tersebut tergolong asset atau bukan
3. Mampu melakukan
diharapkan diperoleh oleh entitas. pengukuran asset dan
Akuntansi atas asset mencakup menyajikan serta
identifikasi apakah objek memenuhi pengungkapannya dalam lap
definisi asset, pengakuan dan keuangan
pengukuran asset serta penyajian / 4. Mampu Menjelaskan
pengungkapan aset dalam laporan A posisi standar akuntansi untuk
keuangan. Aset dapat dikelompok persediaan, aktiva tetap and
S aktiva tidak berwujud
menjadi lancar and tidak lancar.
Pembahasan mencakup E persediaan,
aktiva tetap, and aktiva tidak berwujud
T
ASSET

Definisi Aset

Pada kerangka konseptual dirumuskan definisi masing masing elemen


laporan keuangan. FASB (SFAC No. 6, prg.25) mendefinisi aset sebagai berikut:
Assets are probable future economic benefits obtained or controllled by a
particular entity as a result of past transactions or events.
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa
lalu.)

Definisi yang dirumuskan oleh IASB, yang juga diacu oleh IAI
mendifinisikan sbb:
An asset is a resource controlled by the enterprise as a result of past events and
from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.
Definisi yang telah dirumuskan IAI mengacu pada definisi IASB sebagai berikut:
Aset adalah sumber daya yang:
(a) dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu; dan
(b) manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut diharapkan diperoleh
oleh entitas.

Australian Accounting Standards Board (AASB) dalam Statement of


Accounting Concepts No. 4, mendefinisi aset sebagai berikut:
Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting
entity as a result of past transaction or other past events.
Sedangkan pengertian Aset Menurut pendapat beberapa ahli, yaitu :
1. Paton : Kekayaan adalah sesuatu dalam bentuk barang atau lainnya yang
dimiliki perusahaan tertentu yang mempunyai nilai bagi perusahaan.
2. Sprague : Aset merupakan sekumpulan jasa yang akan diterima, berkaitan
untuk memperoleh laba.
3. Canning : Aset merupakan sejumlah jasa yang terpisah (dapat berdiri sendiri)
yang merupakan milik perusahaan.

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
4. Paton & Littleton : Aset merupakan sejumlah potensi jasa yang dapat
dipertukarkan yang memberikan potensi jasa yang lain bagi perusahaan.
5. Valter : Aset merupakan sejumlah potensi jasa yang dapat diubah,
dipertukarkan dan disimpan untuk dimasa yang akan datang.
6. Peirsen : Dapat disimpan sehingga mempunyai manfaat yang akan datang.

Karakteristik Utama Aset

Dengan berbagai perbedaan definisi di atas, pada dasarnya dapat


disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu
objek dapat disebut aset yaitu:

(a) Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (future economic benefit)
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat
ekonomik di masa datang yang cukup pasti (probable). Manfaat ekonomik
tersebut terukur dan dapat dikaitkan dengan kemampuannya untuk
menghasilkan pendapatan atau aliran kas di masa datang. Manfaat ekonomik
berhubungan dengan konsep sumber ekonomik (barang ekonomik). Untuk dapat
dikatakan barang ekonomik maka harus dapat memenuhi dua kriteria yaitu
langka (scarcity) dan manfaat (utility). Kalau barang dimiiki secara umum dan
bebas maka tidak dapat dikatakan sebagai barang ekonomik. Sabagai contoh:
Bagi orang sehat oksigen bukan barang ekonomik karena bisa dinikmati dengan
bebas gratis dan bermanfaat. Bagi orang yg sakit tertentu tidak dapat menghirup
oksigen dengan leluasa dan harus dibantu dengan tabung oksigen, maka jadilah
oksigen sebagai barang ekonomik.

Potensi manfaat ekonomik dari suatu aset dapat berbentuk:

1) Sumber produktif dari suatu entitas yang dapat menghasilkan


barang dan jasa. Misal peralatan, bahan baku, gedung, pabrik,
perlengkapan, sumber alam, hak paten dan sejenisnya

2) Sumber ekonomikyang dapat menghasilkan kas atau setara kas

3) Sumber ekonomik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan


liabilitas dan distribusi kepada pemilik

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
4) Sumber ekonomik yang dapat dipertukarkan

(b) Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas (control by an entity)


Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek tidak harus dimiliki oleh
entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Pemilikan (ownership) mempunyai
makna yuridis atau legal. Hal ini sesuai dengan prinsip substansi mengungguli
bentuk (substance over form), artinya bahwa akuntansi lebih mengutamakan
makna ekonomi dari suatu objek dari pada melihat pada aspek hukumnya (legal).
Dijelaskan oleh Ijiri bahwa akuntansi tidak hanya sekedar berhubungan dengan
sumber2 ekonomik tapi lebih utama adalah penguasaan atas aset tersebut oleh
suatu entitas.

”Accounting is not concerned with economic resources in general, but only


those which are under the control of a given entity” ( Ijiri: 1967)

(c)Timbul akibat transaksi masa lalu (past events)

Syarat bahwa aset merupakan sumber ekonomik memberikan manfaat di


masa yang akan datang dan dikendalikan perusahaan belum cukup, harus ada
tambahan kriteria bahwa sumber ekonomik tersebut diperoleh dari transaksi yg
telah terjadi (masa lalu). Bahwa aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian
masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi aset. Jadi, manfaat ekonomik
dan penguasaan atau hak atas manfaat saja tidak cukup untuk memasukkan
suatu objek ke dalam aset entitas usaha untuk dilaporkan dalam laporan posisi
keuangan (neraca).

Karakteristik Pendukung

Di samping 3 karakteristik utama aset yang telah diuraikan sesuai definisi, terdapat
beberapa karakteristik pendukung yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi aset
(Suwarjono:2005)

(a) Melibatkan kos (acquired at cost). Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan
kos (pengeluaran sumber ekonomik, misalnya kas) sebagai penghargaan
sepakatan (measured consideration). Akan tetapi, tiadanya kos tidak

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
membatalkan suatu objek sebagai aset. Suatu aset dapat diperoleh misalnya dari
hadiah yang tidak melibatkan pengeluaran sumber ekonomik.

(b) Berwujud (tangible). Bila suatu sumber ekonomik secara fisis dapat diamati, tia
memang lebih kuat untuk disebut sebagai aset. Akan tetapi, keterwujudan
(tangibility) bukan kriteria untuk mendefinisi aset. Objek-objek seperti hak paten,
hak cipta, merek dagang, dan goodwill tetap dapat dimasukkan sebagai aset
meskipun tidak berwujud fisis.

(c) Tertukarkan (exchangeable). Syarat ini diajukan dengan alasan bahwa manfaat
ekonomik akan menjadi cukup pasti dan terukur kalau suatu sumber ekonomik
mempunyai daya atau nilai tukar. Dengan kata lain, manfaat ekonomik
diturunkan dari daya tukar.

(d) Terpisahkan (severable). Untuk dapat ditukarkan suatu sumber ekonomik harus
dapat dipisahkan dengan sumber ekonomik yang lain atau berdiri sendiri. Syarat
ini diajukan dengan alasan bahwa posisi keuangan harus ditentukan dengan
pengukuran nilai berbagai aset dan kewajiban secara individual.

(e) Berkekuatan hukum (legally enforceable). Penguasaan atau hak atas aset tidak
harus didukung secara yuridis formal. Memang pada umumnya, kemampuan
suatu entitas untuk menguasai manfaat ekonomik timbul akibat hak-hak hukum
(legal rights). Meskipun demikian, hak paksa yang melekat pada hak-hak hukum
bukan merupakan syarat mutlak untuk mengakui adanya aset kalau suatu entitas
dapat memperoleh dan menguasai manfaat dengan cara lain.

Pengakuan aset

Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pengakuan dilakukan
dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang
dan mencantumkannya ke dalam laporan keuangan. Pos yang memenuhi kriteria
tersebut harus diakui dalam laporan keuangan. Dalam pengertian ini menegaskan
bahwa aset harus dapat dinilai atau diukur.

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
Pengukuran Aset

Jika suatu objek (pos) telah memenuhi definisi aset maka hal yang harus
diketahui berikutnya ialah pengukurannya. Pengukuran aset adalah merupakan
penentuan jumlah satuan moneter yang harus dinyatakan atau dilekatkan pada aset.
Pengukuran merupakan syarat suatu aset dapat diakui, artinya bahwa aset dapat
diakui jika dapat diukur dengan handal (measurability). Pengukuran dilakukan
berdasarkan manfaat ekonomik masa datang.

Dengan mendasarkan pada asumsi kelangsungan usaha (going concern),


maka sumber ekonomik akan mengalami pengukuran tiga tahap selama berada
dalam suatu entitas, yaitu tahap perolehan, tahap pemanfaatan dan tahap
pemberhentian atau keluar dari entitas. Misal: aset tetap, diawali dengan perolehan,
kemudian dimanfaatkan dalam proses bisnis perusahaan dan diberhentikan
penggunaannya dikarenakan sudah habis manfaatnya atau dijual. Pada setiap tahap
terdapat aturan tentang pengukuran yang harus diikuti sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku.

Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan


kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran
tersebut adalah sebagai berikut:

a. Biaya historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat
sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation),
atau dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas
(atau setara kas)yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
b. Biaya kini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang.
Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value). Aset dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan
menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban
dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas (atau setara kas)
yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai sekarang (present value). Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk
bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang
diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
e. Nilai wajar (fair value). Pengukuran dengan nilai wajar dapat dilakukan
dengan beberapa pendekatan, antara lain:

1) Market Approach : menggunakan harga dan informasi dari transaksi yang


sesungguhnya untuk aset dan liabilitas yang sejenis dan
diperbandingkan.
2) Income Approach : konversi dari diskonto uang yang diterima dimasa
yang akan datang.
3) Cost Approach: Sejumlah uang yang digunakan untuk memperoleh
kapasitas yang sama (current replacement cost).

Harga wajar dengan pendekatan harga pasar lebih praktis karena tidak
perlu dilakukan penyesuaian apapun. Apabila harga pasar tidak tersedia,
maka diestimasi dengan harga aset dan liabilitas yang sejenis. Kalau tidak
ada harga pasar, kita perlu melakukan taksiran, berapa kalau beli atau berapa
kalau jual. Apabila harga pasar tidak dapat diperoleh dan taksiran yang ideal
tidak ada maka nilai wajar diestimasi dengan beberapa penilaian, Penilaian
dengan menggunakan kombinasi dari penghematan dan uang yang
dikeluarkan seandainya belum memiliki aset saat tersebut.

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
Penilaian Menurut FASB
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi
dalam berbagai atribut penilaian. Bila dikaitkan dengan aset, dasar penilaian
menurut FASB (SFAC No. 5 prg. 67) dapat disarikan berikut ini:
1. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan
kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah
kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini
tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau
diamortisasi.
2. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai
sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
harus dikorbankan kalau aset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang.
3. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga
disajikan atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset
tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai
pasar sekarang biasanya juga digunakan untuk aset yang kemungkinan akan
laku dijual di bawah nilai bukunya.
4. Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan
barang disajikan sebesar nilai terrealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau
setaranya yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut dikurangi
dengan pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset
tersebut menjadi kas atau setaranya.
5. Present (or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi
jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa
mendatang sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi
dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan
penerimaan tersebut.

Pengakuan (recognition)
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya
transaksi, kejadian, atau keadaan tersebut. Suatu objek dapat diakui sebagai aset
jika memenuhi definisi dan beberapa kriteria lain yang diatur sesuai standar. Dengan
‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
mengutip Sterling, Belkaoui (1993) menunjukkan beberapa kondisi yang dapat
digunakan sebagai pedoman yang cukup rinci untuk mengakui aset yaitu:
1. Deteksi adanya aset (detection of existence test). Untuk mengakui aset, harus
ada transaksi yang menandai timbulnya aset.
2. Sumber ekonomik dan kewajiban (economic resources and obligation test).
Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang
langka, dibutuhkan, dan berharga.
3. Berkaitan dengan entitas (entity association test). Untuk mengakui aset,
kesatuan usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4. mengandung nilai (non-zero magnitude test). Untuk mengakui aset, suatu
objek harus mempunyai manfaat yang dapat ditentukan besarnya secara
moneter.
5. Berkaitan dengan waktu (temporal association test). Untuk mengakui aset,
semua penguji di atas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan.
6. Verifikasi (verification test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung
untuk meyakinkan bahwa kelima penguji di atas dipenuhi.

Penyajian
Prinsip akuntansi berterima umum, terutama standar akuntansi, menetapkan
penyajian dan pengungkapan tiap pos-pos aset. Walaupun aset didefinisi secara
umum sebagai manfaat ekonomik masa datang yang dikuasai kesatuan usaha dan
yang benar-benar timbul dari transaksi yang sah, tiap pos aset didefinisi lebih lanjut
atau spesifik sesuai dengan sifat pos tersebut. Pengungkapan dan penyajian pos-
pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip
akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset
sebagai berikut:
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di
bagian atas dalam neraca berformat laporan.
b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan tetap.
c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang
paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.
d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus
diungkapkan (misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian
sediaan barang.
‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
PERSEDIAAN
Menurut IAS No.2 dan PSAK No. 14 definisi persediaan adalah aset yang:
1. dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. dalam proses produksi untuk dijual, atau
3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat ditarik karakteristik dari persediaan yaitu
merupakan aset yang dimaksudkan untuk dijual kembali sebagai kegiatan utama
bisnis perusahaan, atau sebagai kegiatan utama dalam pemberian jasa. Mobil yang
dimiliki oleh dealer untuk tujuan dijual masuk kategori persediaan, namun mobil yang
digunakan manajer dealer mobil tidak bisa masuk persediaan. Perlengkapan yang
dapat dimasukkan sebagai persediaan adalah perlengkapan dalam usaha
menghasilkan produk atau pemberian jasa serta digunakan sebagai bagian yang tak
terpisah. Misal pabrik sepatu memiliki perlengkapan lem, sol sepatu, asesoris
sepatu. Sedangkan kertas dan alat tulis tidak bisa masuk persediaan suplies tapi
sebagai perlengkapan kantor.

Pengukuran (penilaian) Persediaan


Nilai persediaan ditentukan berdasarkan jumlah persediaan dan nilai per
satuan persediaan. Oleh karena itu pengukuran persediaan menyangkut pada 2 hal
penting, yaitu:
1. Metode penentuan kuantitas (jumlah) unit persediaan yang dimiliki
perusahaan. Hal ini dilakukan dengan menghitung stok fisik persediaan dan
juga memperhatikan syarat pembelian apakah FOB shipping point atau FOB
destination. Metode aliran persediaan dengan FIFO atau rata-rata juga akan
mempengaruhi jumlah persediaan.
2. Metode penilaian satuan, dilakukan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlakusedangkan menurut PSAK No.14, persediaan harus diukur
berdasarkan harga perolehan (cost historis) atau nilai realisasi neto, mana
yang lebih rendah (paragraf 8). Harga perolehan adalah seluruh biaya yang
telah dikeluarkan (terjadi) yang diperlukan untuk membawa persediaan dalam
kondisi dan ke lokasi yang memungkinkan untuk dapat siap dijual atau

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
digunakan. Nilai realisasi neto didefinisikan sebagai: estmasi harga jual dalam
kegiatan usaha biasa dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan
estimasi biaya yang diperlukan untuk menjual barang. Estimasi harus
didasarkan pada bukti yang handal pada saat terjadi estimasi terebut. PSAK
14 juga mengatur bahwa nilai realisasi neto suatu persediaan harus ditinjau
kembali setiap akhir periode berikutnya. Perbandingan antara biaya
perolehan dengan nilai realisasi neto dilakukan untuk setiap item persediaan
atau item by item.
Nilai persediaan akhir ditentukan melalui dua proses yaitu:
a. Menentukan biaya pembelian atau pembuatan barang
b. Mengalokasikan jumlah nilai persediaan awal dan biaya pembelian atau
pembuatan barang ke persediaan akhir dan harga pokok penjualan.
Penilaian persediaan akhir harus sangat cermat karena dapat mempengaruhi
harga pokok penjualan dan selanjutnya juga mempengaruhi laba.
Penilaian persediaan yang diatur PSAK 14 berbasis biaya perolehan adalah sbb:
a. Menggunakan metode identifikasi khusus untuk memperhitungkan biaya
perolehan bagi barang yang tidak dapat digantikan dengan barang yang
lain,
b. Menggunakan metode FIFO atau rata rata tertimbang untuk barang selain
yg telah diatur pada paragraf 23
c. Metode LIFO tidak boleh lagi digunakan
Pengungkapan persediaan dapat dibaca pada paragraf 34 dalam PSAK no. 14

ASET TETAP ( PSAK no. 16)


Definisi Aset tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan:
a) dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada
pihak lain,atau tujuan administratif dan
b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Aset tetap diakui pada saat perolehan. Besarnya biaya perolehan aset tetap harus
diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan
aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Biaya perolehan aset terdiri dari 3 komponen utama yaitu: harga beli, biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan aset tetap dan estimasi biaya
pembongkaran aset tetap pada akhir umur manfaat, dengan komponen ketiga hanya
ada jika entitas memiliki kewajiban untuk melakukan pembongkaran.

Pengukuran aset tetap setelah perolehan awal


Entitas memiliki pilihan untuk menggunakan model biaya (cost model) atau
model revaluasi (revaluation model) sebagai dasar pengukuran aset tetapnya,
pilihan model biaya atau model revaluasi perlu diterapkan untuk satu kelompok aset
tertentu tanpa harus menerapkan pada semua kelompok aset tetap.

Penyusutan
Penyusutan adalah proses pengalokasian biaya perolehan suatu aset tetap
sedemikian sehingga jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap dapat
dialokasikan secara sistematis selama umur manfaatnya. Penyusutan untuk bagian
yang signifikan dari aset tetap dilakukan secara terpisah. Entitas harus memiliki
metode penyusutan yang paling tepat yang mencerminkan pola penggunaan dari
aset.
Entitas harus melakukan estimasi residu atau sisa umur nilai manfaat, metode
penyusutan dan nilai residu aset tetap, paling tidak pada setiap akhir periode
pelaporan. Jika terdapat perubahan pada sisa umur manfaat, metode penyusutan
atau apapun nilai residu maka perubahan tersebut merupakan perubahan estimasi
dan entitas membuat penyesuaian secara prospektif.

Biaya penggantian
Biaya penggantian terjadi apabila terdapat penggantian suatu bagian dari
aset tetap, maka nilai komponen baru yang ditambahkan pada nilai tercatat aset jika
memenuhi kriteria pengakuan aset dan nilai tercatat dari komponen yang diganti
dikeluarkan dari nilai tercatat aset. Begitu pun jika terdapat inspeksi teratur, maka
nilai tercatat dari inspeksi yang dilakukan sebelumnya dikeluarkan dari nilai tercatat
aset tetap dan diakui sebagai biaya periode berjalan.

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
Model revaluasi jika terjadi kenaikan atau penurunan nilai aset tetap
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut
langsung dikredit ke pendapatan komprehensif lain dalam kelompok ekuitas pada
bagian surplus revaluasi dengan kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi
hingga sebesar jumlah penurunan tersebut. nilai aset akibat revaluasi yang pernah
diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi, jika ada. Jika jumlah tercatat aset
menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
Namun, penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke pendapatan
komprehensif lain dalam kelompok ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama
penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.

Menghitung penyusutan aset tetap yag diukur dengan metode revaluasi


Aset tetap yang diukur dengan menggunakan metode revaluasi entitas harus
memilih suatu metode penyusutan yang dapat mengalokasikan biaya perolehan atau
nilai revaluasi aset secara sistematis sehingga dapat merefleksikan pola
pemanfaatan dari aset tetap. Secara lengkap baca PSAK 16

Akuntansi untuk penurunan nilai pada setiap akhir periode


Manajemen harus melakukan analisis penurunan aset tetap. Jika terdapat
indikasi penurunan nilai, maka entitas perlu melakukan pengujian penurunan nilai
dengan membandingkan nilai tercatat aset dan nilai yang dapat dipulihkan
(recovoreable amount). Jika nilai yang dapat dipulihkan lebih kecil dari nilai tercatat
aset, maka aset tersebut mengalami penurunan nilai, nilai yang dapat dipulihkan
adalah nilai yang lebih tinggi antara harga jual dikurangi biaya untuk menjual dan
nilai pakai aset tetap.

Akuntansi untuk penghentian pengakuan aset tetap


Aset tetap harus dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak
terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan aset
tersebut. Aset tetap yang sudah dihentikan penggunaannya dan akan dijual diakui
sesuai pengaturan dalam PSAK 58 dan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual.
‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
Pengungkapkan yang sesuai dengan PSAK 16
Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut dalam catatan laporan
keuangan untuk setiap kelompok aset tetap sebagai berikut :
1) Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat kotor.
2) Metode penyusutan, umur manfaat dan tarif penyusutan yang digunakan;
3) Jumlah tercatat kotor dan akumulasi penyusutan (jumlahnya dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.
4) Penurunan aset.
5) Nilai pertanggungan asuransi aset tetap, jika asuransi dilakukan dan
pendapat manajemen apakah nilai tersebut memandai untuk itu.

ASET TAK BERWUJUD


Aset takberwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik
yang tidak memiliki subtantif fisik, dengan kriteria utama pengakuan aset tak
berwujud harus diakui sebagai berikut :
1) aset tak berwujud dapat diidentifikasi secara terpisah dari aspek entitas yang
lain.
2) Penggunaan aset tak berwujud dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari
tindakan atau kejadian di masa lalu.
3) Terdapat manfaat ekonomi di masa mendatang yang akan mengalir ke
entitas.
4) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Pengukuran biaya perolehan aset tak berwujud yang diperoleh secara


terpisah maka biaya perolehan terdiri atas harga pembelian, termasuk pajak dan bea
impor dikurangi diskon, ditambah semua biaya yang secara langsung dapat
diatributkan yang terjadi dalam menyiapkan aset tersebut sehingga siap untuk
digunakan sesuai tujuan penggunaannya.
Amortisasi,umur manfaat dan nilai sisa aset tak berwujud yaitu aset tak
berwujud dengan umur manfaat terbatas dan aset tak berwujud dengan umur
manfaat tidak terbatas. Pengukuran aset tak berwujud setelah perolehan yaitu model
biaya perolehan dan model revaluasi hanya dapat diterapkan apabila terdapat pasar
yang aktif dari aset tak berwujud tersebut.
‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
Penurunan nilai aset tak berwujud harus dihentikan pengakuannya yaitu
dalam proses pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Penyajian dan pengungkapkan aset tak berwujud di laporan posisi keuangan
(neraca) di bagian aset tidak lancar, entitas menyajikan beban amortisasi dan
kerugian dari penurunan nilai sebagai bagian dari laba operasi berkelanjutan, kecuali
apabila kerugian dari penurunan nilai tersebut berhubungan dengan operasi tidak
berkelanjutan (discontinued operations).
Perbedaan PSAK dan IFRS adalah tidak terdapat perbedaan mendasar
antara PSAK dan IFRS mengenai aset tak berwujud.

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Godfrey J, A. Hodgson, A. Tarca, J. Halminton, S Holmes,2010. Accounting
Theory, 7 Ed, John Wiley & Sons Australia, Ltd

Hans Kartikahadi, Rosita Uli Sinaga,Merliyana Syamsul, Sylvia Veronica


Siregar.2012.Akuntansi Keuangan SAK berdasarkan basis IFRS,Salemba
Empat,Jakarta

Soewarjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


BPFE , Yogyakarta

‘13 Teori Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Prof Dr.Wiwik Utami Ak,CA http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai