Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontrasepsi

2.1.1 Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau

melawan dan “konsepsi” yang berarti pertemuan antara sperma dan

sel telur yang matang dan sel sperma yang menyebabkan kehamilan.

Secara singkat Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur

oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya telur yang

dibuahi ke dinding rahim1. Tujuan kontrasepsi adalah mengindari atau

mencegah kehamilan akibat pertemuan sel telur dan sperma

tersebut.2

2.1.2 Macam-Macam Kontrasepsi

Metode kontrasepsi terdiri dari beberapa macam yaitu3:

1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Metode MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian

Air Susu Ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila menyusui

secara penuh (full breast feeding), belum haid dan bayi kurang dari

6 bulan. Metode MAL efektif sampai 6 bulan dan harus

dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.


1
Mulyani & Rinawati. 2013.Keluarga Berencana dan alat Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika.
2
Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
3
Saiffudin, Abdul Bari.2010.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

11
12

2. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

Metode KBA dilakukan dengan wanita mendeteksi kapan masa

suburnya berlangsung, yang biasanya dekat dengan pertengahan

siklus menstruasi (biasanya hari ke 10-15), atau terdapat tanda-

tanda kesuburan dan kemungkinan besar terjadi konsepsi.

Senggama dihindari pada masa subur yaitu pada fase siklus

menstruasi dimana kemungkinan terjadinya konsepsi.

3. Senggama Terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional,

dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina

sebelum pria mencapai ejakulasi. Metode ini efektif bila

digunakan dengan benar dan dapat digunakan sebagai pendukung

metode KB lainnya.

4. Metode Barier

Metode barier menghentikan proses reproduksi manusia dengan

menghambat perjalanan sperma dari pasangan pria ke wanita

sehingga pembuahan dapat dicegah.

a. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat

terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik

(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada

penis saat berhubungan seksual.


13

b. Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

lateks (karet) yang diinersikan kedalam vagina sebelum

berhubungan seksual atau menurut serviks.

c. Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9)

digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh seperma yang

dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal,

suppositoria, atau dissolvable film dan krim

5. Kontrasepsi Kombinasi

a) Pil Kombinasi

Kontrasepsi pil merupakan jenis kontrasepsi oral yang

harus diminumm setiap hari yang memiliki efektivitas yang

tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi) bila

digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam

tahun pertama penggunaan). Pil bekerja dengan cara

mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma.

b) Suntikan Kombinasi

Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron

asetat dan 5 mg Estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M.

sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg noretindron enantat

dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M.

sebulan sekali.
14

6. Kontrasepsi Implan

Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi silastik berisi hormon

jenis Progesteron levebogestrol yang ditanamkan dibawah kulit

yang bekerja mengurangi transportasi sperma dan menganggu

proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

7. Kontrasepsi Mantap

a. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk

menghentikan fertilitas (kesuburan) seseorang secara

permanen dengan cara mengoklusi tuba falopii (mengikat

dan memotong/memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat

bertemu dengan ovum.

b. Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan

kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa

diferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan

proses fertilisasi (penyatuan ovum) tidak terjadi.

8. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam rongga

rahim wanita yang bekerja menghambat sperma untuk masuk ke

tuba fallopii

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi

Menurut Musdalifah et.al mengatakan bahwa

1. Umur,

2. Dukungan suami,
15

3. Efek samping dan

4. Pemberian informasi petugas kb4.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah5:

1. Faktor pasangan: usia, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah

keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan kontrasepsi yang

lalu, sikap kewanitaan dan sikap kepriaan

2. Faktor kesehatan: kontra indikasi absolut atau relatif, status

kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan panggul

3. Faktor metode kontrasepsi: penerimaan dan pemakaian

berkesinanbungan dipandang dari pihak calon akseptor dan pihak

medis (petugas KB), efektifitas, efek samping minor, kerugian,

biaya dan komplikasi potensial

2.1.4 Indikator pemilihan Kontrasepsi

Pemilihan Metode kontrasepsi berdasarkan6 :

1. Kontrasepsi hormonal

Kotrasepsi hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi yang

paling efektifdan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi.

Jenis hormon yang terkandung adalah estrogen dan progesterone.

Kontrasepsi hormonal terdiri dari :

4
Musdalifah(2013). Faktor Yang Berhubungan denganPemilihan Kontrasepsi Hormonal Pasutri di
Wilayah Kerja Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua kabupaten Pinrang 2013. Jurnal
Universitas Hasanuddin.
5
Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media.
6
Saiffudin, Abdul Bari.2010.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
16

a. Kontrasepsi oral (pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita

yang berbentuk pil, didalam pil berisi gabungan dari hormon

estrogen dan progesteron atau hanya terdiri dari hormon

progesteron saja. Cara kerjanya menekan ovulasi, mencegah

implantasi, mengentalkan lendir serviks (Handayani, 2010).

b. Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang

pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat

tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medroxi

Progesterone Acetate(DMPA). Penyuntikan dilakukan pada

otot Intra Maskuler (IM) di bokong (gluteus) yang dalam atau

pada pangkal lengan (deltoid)

c. Kontrasepsi Implant

KB implan adalah metode kontrasepsi yang cocok untuk

wanita yang sering lupa minum pil KB setiap hari, atau yang

ingin mencegah kehamilan dalam jangka panjang.

2. Kontrasepsi Non hormonal

Kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak

mengandung hormon, baik estrogen maupun progesteron

(Hartanto, 2004).

a. Metode Kontrasepsi Alamiah

1) Senggama Terputus

Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan pria

dari alat kelamin wanita menjelang ejakulasi.


17

2) Pantang Berkala

Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan seksual

saat istri sedang dalam masa subur.

3) Metode Lendir Servik

Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi dengan

melihat lendir dalam vagina untuk mengetahui masa subur

pada seorang wanita, dilakukan pada pagi hari segera

setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas

lainnya

b. Metode Kontrasepsi Sederhana

1) Kondom

Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat

dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik

(vynil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang

pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet

sintesis yang tipis, berbentuk silinder dengan muaranya

berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar

kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm (Lusa,

2010).

2) Spermisida

Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya

melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum

spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna.


18

Dikemas dalam bentuk busa (aerosol), tablet vagina dan

krim. Cara kerjanya menyebabkan sel membran sperma

terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan

menurunkan kemampuan pembuahan sel telur

3) Diafragma

Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

lateks (karet) yang diinsersikan kedalam vagina sebelum

berhubungan seksual sehingga menutup serviks. Cara

kerjanya menahan sperma agar tidak mendapat akses

mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan

tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida

4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim adalah alat kontrasepsi yang

dimasukkan dalam rongga rahim wanita yang bekerja

menghambat sperma untuk masuk ke tuba fallopii

(Saifuddin, 2006). Terdapat dua macam penggolongan

AKDR atau yang sering disebut IUD (Intra Uterine

Devices ) yaitu yang mengandung logam (Cu IUD) dan

yang mengandung hormon progesterone atau

levonorgestrel.
19

3. Metode Kontrasepsi Mantap

a. Tubektomi

Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua

saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang

bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan lagi.

Kontrasepsi ini digunakan untuk jangka panjang, walaupun

kadang- kadang masih dapat dipulihkan kembali seperti

semula. Cara tubektomi dapat dibagi atas beberapa bagian

antara lain saat operasi, cara mencapai tuba, dan cara

penutupan tuba (Sulistyawati, 2011).

b. Vasektomi

Vasektomi adalah kontrasepsi mantap pria atau vasektomi

merupakan suatu metode operatif minor pada pria yang sangat

aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi

yang sangat singkat dan tidak memerlukan anastesi umum.

2.1.5 Cara Ukur Pemakaian kontrasepsi

Pengukuran Pemakaian kontrasepsi dapat dilakukan dengan

menggunakan Skala guttmen. Skala Guttman adalah skala pengukuran

yang membutuhkan jawab tegas dari respondennya, seperti jawaban

“iya” atau “tidak, “benar” atau “salah”, “pernah” atau “tidak pernah” dan

lain sebagainya. jawaban tersebut diajukan untuk mendapatkan jawaban

yang tegas oleh peneliti terkait permasalahan yang ditanyakan Adapun


20

kuesioner ini menggunakan skala nominal dengan alternatif pilihan yaitu

“Ya” serta “Tidak”.

2.1.5 Sintesis Pemakaian kontrasepsi

Penggunaan kontrsepsi yang dilakukan oleh pasangan usia subur

untuk dapat menunda kehamilan dengan metode hormonal, non homonal

dan metode kontrasepsi mantap.

2.2 Dukungan Suami

2.2.1 Pengertian

Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik

moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam

melaksanakan kegiatan. Bailon dan Maglaya dalam Setiadi7, menyatakan

bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena

hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah

tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing,

serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

Dukungan keluarga menurut Francis dan Satiadarma (2004) seperti

dikutip oleh Ambrantara8, merupakan bantuan/sokongan yang diterima salah

satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainnya dalam rangka

menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga.

Dukungan adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan

kenyamanan fisik dan psikologis yang dapat lewat pengetahuan, bahwa


7
Setiadi. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
8
Ambrantara, Ajiraga. 2009. Analisa Faktor Usia Pertama Kali Menikah pada Wanita
Peserta Program Penapisan Kanker Leher Rahim dengan Pendekatan “See and Treat” :
Untuk Deteksi Lesi Prakanker dan Pengobatan dengan Terapi Beku. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Jakarta
21

individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan is juga

merupakan anggota dalam kelompok yang berdasarkan kepentingan

bersama. Sumber dukungan adalah orang lain yang akan berinteraksi

dengan individu sehingga individu tersebut dapat merasakan kenyamanan

secara fisik dan psikologis. Orang lain: pasangan hidup, orang tua, kerabat,

anak, teman, rekan kerja, anggota kelompok dalam masyarakat.

Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka kewajiban

suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta mengertikan istri

kepada kebenaran, kemudian membarinya nafkah lahir batin, mempergauli

serta menyantuni dengan baik. Suami adalah pasangan hidup istri (ayah

dari anak-anak), suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam

suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting,

dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan

tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di

putuskan termasuk merencanakan keluarga9.

Dukungan suami adalah dukungan, dorongan, perhatian dan bantuan

yang diberikan oleh pasangan hidup dalam hal ini suami dalam setiap upaya

untuk kebaikan keluarga. Dukungan suami sangat penting keberadaanya

bagi seorang istri dalam setiap pengambilan keputusan dan perilaku

kesehatan, karena suami merupakan kepala rumah tangga dan pengambil

keputusan penting dalam kehidupan rumah tangga. Dukungan suami akan

memiliki pengaruh yang sangat besar bagi istri ketika istri harus memilih

tindakan yang terbaik yang harus dipilih. Bailon dan Maglaya dalam
9
Setiadi. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
22

Sudiharto tahun 2008, menyatakan, bahwa keluarga adalah dua atau lebih

individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi.

Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain

menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan

suatu budaya. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang

atau lebih yang di rekat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta

tinggal bersama.

Menurut Sulistyawati tahun 2009, keluarga ada ayah yang mempunyai

bentuk respon sendiri dengan kelahiran anaknya, keluarga yang lain juga

mempunyai reaksi bermacam-macam. Biasanya, hal tersebut sangat

dipengaruhi oleh kondisi keluarga pada waktu itu. Kelahiran anak atau cucu

pertama dalam lingkungan keluarga besar akan sangat berbeda dengan

kelahiran anak berikutnya. Bidan sebaiknya mengkaji juga kondisi ini untuk

mendukung dalam perencanaan bentuk asuhan yang akan diberikan kepada

keluarga. Selain itu, kondisi ekonomi keluarga juga tak kalah penting dalam

pengkajian awal. Bagaimanapun juga, hal ini merupakan faktor yang sangat

penting dalam kegiatan keluarga.10

Dukungan suami adalah dukungan, dorongan, perhatian dan bantuan

yang diberikan oleh pasangan hidup dalam hal ini suami dalam setiap

upaya untuk kebaikan keluarga. Dukungan suami sangat penting

keberadaanya bagi seorang istri dalam setiap pengambilan keputusan dan

perilaku kesehatan, karena suami merupakan kepala rumah tangga dan

pengambil keputusan penting dalam kehidupan rumah tangga. Dukungan


10
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV
23

suami akan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi istri ketika istri

harus memilih tindakan yang terbaik yang harus dipilih. 11

Friedman dalam Sudiharto 12, menyatakan bahwa fungsi dasar

keluarga antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga

untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan

memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.

Menurut Friedman dalam Sudiharto13, dukungan keluarga merupakan bagian

integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga

adalah meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian

dalam kehidupan.

Dukungan suami merupakan dukungan yang diberikan suami dalam

pengambilan keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Suami

adalah orang pertama dan utama dalam memberi dorongan dan dukungan

kepada istri sebelum pihak lain turut memberikannya. Dukungan suami

akan memberikan rasa aman, nyaman, dan membuat ibu balita semangat

khususnya dalam memanfaatkan posyandu. Dukungan suami dalam

memantau kesehatan balita sangat dibutuhkan dalam pemanfaatan

posyandu. Dukungan suami merupakan dorongan, motivasi terhadap istri,


14
baik secara moral maupun material. Dalam memenuhu kebutuhan

psikologinya seorang istrinya yang sedang hamil parasuami dianjurkan

untuk melaksanakan hal-hal sebagai tersebut :

11
Sudiharto. 2008. Dukungan pasangan dalam perawatan kesehatan. Jakarta: ANDI
12
Ibid
13
Ibid
14
Sudiharto. 2008. Dukungan pasangan dalam perawatan kesehatan. Jakarta: ANDI
24

1. Mendengarkan semua keluhan istrinya tanpa harus mencari sosusinya

2. Memeluk, membelai dan memahami istrinya

3. Mengucapkan kata-kata yang lembut dan menghibur untuk menenangkan

jiwanya dari rasa cemas

4. Mencari berbagai informasi kehamilan untuk istrinya

5. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk membantu

pekerjaan istrinya dirumah

Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi dorongan

kepada istri sebelum pihak lain turut memberi dorongan, dukungan dan

perhatian seorang suami terhadap istri yang sedang hamil yang akan

membawa dampak bagi sikap bayi. Respon suami terhadap kehamilan istri

yang dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang

dalam diri istri. Peran pasangan dalam kehamilan dapat sebagai orang yang

memberi asuhan, sebagai orang yang menanggapi terhadap perasaan rentan

wanita hamil, baik aspek biologis maupun dalam hubunganya dengan

ibunya sendiri.15

Dukungan dan peran serta suami selama kehamilan meningkatkan

kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan

dapat memicu produksi ASI. Tugas suami yaitu memberikan perhatian dan

membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan

setiap masalah yang dialaminya selama kehamilan. Penelitian yang dimuat

dalam artikel ”What Your Partner Might Need From You During

Pregnancy” terbitan Allina Hospitals dan Clinics, Amerika Serikat,


15
Bobak, Irene M. dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC
25

mengatakan keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI

untuk bayinya kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan

keterlibatan suami dalam masa kehamilan. Contoh dukungan suami selama

kehamilan antara lain mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri

memeriksakan kehamilannya, tidak membuat masalah dalam

berkomunikasi.16

2.2.2 Bentuk Dukungan

Dukungan sosial kedalam lima bentuk yaitu17 :

1. Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat

memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian

barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat

mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan

masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instumental

sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih

mudah.

2. Dukungan Informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau

umpan balik tentang situasi dan kondisi individu, Jenis informasi

seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi

16
Aravind Eye Hospital (2011) Architectural Design for High Quality, Large Volume,
Sustainable Cataract Surgery Programmes, Aravind Eye Hospital and Postgraduate Instiute of
Ophthalmology, India, Seva Fondation, USA.
17
Sarafino, E. P. 2011. Health Psychology: Biopsychososial Interactions. Third edition. New
York: John Wiley and Sons, Inc.
26

masalah dengan lebih mudah. Dalam hal ini suami mempunyai fungsi

sebagai pemberi saran, informasi tentang apa yang seharusnya

dilakukan oleh istri saat kehamilannya yaitu memberikan dukungan

kepada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

3. Dukungan Emosional

Suami dalam hal ini mampu membuat ibu hamil memiliki perasaan

nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh suami sehingga ibu hamil

dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat

penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat

dikontrol.

4. Dukungan Pada Harga Diri

Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif yang diberikan suami

kepada ibu hamil sehingga dapat memberikan semangat, adanya

persetujuan pada pendapat ibu hamil, dan mempunyai perbandingan

yang positif dengan individu yang lain. Bentuk dukungan ini membantu

ibu hamil dalam membangun harga diri dan kompetensi.

5. Dukungan Dari Kelompok Sosial

Bentuk dukungan ini akan membuat ibu hamil merasa menjadi bagian

dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial

dengannya. Dengan begitu ibu hamil akan merasa memiliki teman

senasib dan bisa merasakan apa yang dirasakannya ketika menghadapi

masalah.
27

2.2.3 Bentuk Dukungan Suami

Pendapatan disampaikan oleh Liliweri18, bahwa sukses pemeriksaan

kesehatan keluarga adalah hasil kerja Team yang beranggotakan paling

sedikit dua orang, yakni ayah dan ibu. Ada lima bentuk dukungan yang

harus diberikan oleh suami kepada istri yang memeriksa kesehatan, yaitu:

1. Sebagai team penyemangat

Suami harus memberikan dukungan penyemangat kepada ibu yang

memeriksakan kesehatan melalui kalimat-kalimat pujian maupun kata-

kata penyemangat. Dengan hal ini ibu akan merasa sangat bangga dan

senang dapat memeriksakan kesehatan.

2. Berpartisipasi dalam mengambil keputusan mengenai cara

pemeriksaan kesehatan ibu saat memilih tempat untuk pemeriksaan

kesehatan.

3. Tingkat keterlibatan ayah selama kunjungan selama pemeriksaan

kehamilan

4. Memiliki sikap positif terhadap kehidupan pernikahan mereka

5. Terlibat dalam perawatan anak

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami

Beberapa faktor yang mempengaruhi dukungan suami19, antara lain

adalah:

1. Budaya

18
Liliweri. 2011. Komunikasi serba ada serba makna. Kencana : Jakarta.
19
Bobak, lowdermilk, jansen. 2012. Buku ajar keperawatan martenitas. Edisi. EGC
28

Diberbagai wilayah di Indonesia terutama di dalam masyarakat yang

masih tradisioanal (Patrilineal), menganggap istri adalah konco

wingking, yang artinya bahwa kaum wanita tidak sederajat dengan

kaum pria, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan

keinginan suami saja. Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan

suami terhadap kesehatan reproduksi istri.

2. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan, 75%-100% penghasilanya di pergunakan

untuk membiayai keperluan hidupnya. Sehingga pada akhirnya ibu

hamil tidak mempunyai kemampuan untuk membayar. Secara konkrit

dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan

pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga tidak

mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan istrinya.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan

suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan

suami maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan berkurang

sehingga suami akan kesulitan untuk mengambil keputusan secara

efektif.

Jhonson tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi apakah seorang istri akan menerima dukungan suami atau

tidak. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:

1. Faktor dari penerima dukungan (recipient)


29

Seseorang istri tidak akan menerima dukungan suami, jika ia tidak suka

bersosial, tidak suka menolong oran, dan tidak ingin orang lain tahu

bahwa ia membutuhkan bantuan. Beberapa orang terkadang tidak cukup

asertif untuk memahami bahwa ia sebenarnya membutuhkan bantuan dari

orang lain, atau merasa tidak nyaman saat orang lain menolongnya atau

tidak tahu kepada siapa dia harus meminta pertolongan.

2. Faktor dari pemberi dukungan (providers)

Seorang suami terkadang tidak memberikan dukungan kepada seorang

istri ketika ia sendiri tidak memiliki sumber daya untuk menolong orang,

atau tengah menghadapi stress, harus menolong dirinya sendiri atau

kurang sensitif terhadap sekitarnya sehingga tidak menyadari bahwa

istrinya membutuhkan dukungan darinya.

Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka

kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta

mengertikan istri kepada kebenaran, kemudian membarinya nafkah lahir

batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik.

Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami

mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga

tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami

sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami

sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan

termasuk merencanakan keluarga. Sumber dukungan internal (suami)

merupakan aspek yang penting untuk peningkatan kesehatan reproduksi


30

dari istri. Dukungan suami dalam upaya pencegahan kanker serviks dapat

diwujudkan melalui berbagai tindakan misalnya dengan memberikan

informasi sesuai dengan yang diketahuinya kepada istrinya. Karena

biasanya istri mempercayai dan mematuhi suaminya. Menurut Cohen dan

Syme dalam frida20, dukungan sosial adalah suatu yang bermanfaat untuk

individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga

seseorang tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai

dan mencintainya.

2.2.5 Manfaat Dukungan Keluarga (Suami)

Dukungan suami, dukungan keluarga dan lingkungan sangat

memberikan motivasi dalam pemeriksaan ANC pada ibu hamil, Keluarga

yang menerima kehamilan akan memberikan pengaruh positif pada keadaan

psikologis bayi yang dikandung. Dukungan keluarga dibagi menjadi dua

yaitu dukungan keluarga internal dan eksternal. Dukungan keluarga internal

yaitu dukungan suami, saudara kandung, mertua, dukungan dari anak,

sedangkan dukungan eksternal yaitu sahabat, pekerjaan, tetangga, keluarga

besar.21

Wills dalam Friedman menyimpulkan bahwa afek-efek penyangga

(dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari stress terhadap kesehatan)

dan efek-efek utama (dukungan sosial secara langsung mempengaruhi

20
Frida. 2011. Pengaruh Dukungan Keluarga Dan Sumber Informasi Terhadap Perilaku
Wanita Usia Subur Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Di Kecamatan Medan Selayang
Tahun 2012. [TESIS]. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Diperoleh pada tanggal 1 Oktober 2013 dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/33835
21
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC.
31

akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya efek-efek

penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan

kesejahteraan bisa jadi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan

dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya

angka mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua,

fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi.22

2.2.6 Komponen Dukungan Suami

Menurut Taylor23 bahwa komponen-komponen dukungan suami terdiri dari:

1. Dukungan Nyata

Bentuk dukungan ini melibatkan penyediaan dukungan material

seperti pelayanan, bantuan keuangan, atau barang. Benda atau jasa yang

diberikan akan membantu memecahkan masalah, seperti saat seseorang

memberi uang, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat

sakit, menyediakan peralatan yang dibutuhkan. Dukungan nyata paling

efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pada dukungan nyata

keluarga merupakan sumber untuk mencapai tujuan praktis dan konkrit.

2. Dukungan Informasi

Informasi dapat membantu individu memahami peristiwa stres

yang lebih baik dan menentukan sumber daya dan strategi penanganan

yang dapat dihimpun untuk menghadapinya. Dukungan informasi

meliputi pemberian solusi dari masalah, pemberian nasehat, pengarahan,

saran, ide-ide, dan umpan balik.

22
Ibid
23
Taylor E, Shellley. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Predana Media
32

3. Dukungan Emosional

Keluarga dapat memberikan dukungan emosional dengan

meyakinkan penerima dukungan bahwa ia adalah individu yang berharga.

Kehangatan kasih sayang yang diberikan dapat memungkinkan kelompok

penerima dukungan untuk didekati. Dukungan emosional dapat berupa

dukungan simpati, empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan.

Pada bentuk-bentuk dukungan suami yang dapat diberikan pada

istri adalah adanya kedekatan emosional, suami mengijinkan istri terlibat

dalam suatu kelompok yang memungkinkannya untuk berbagi minat,

perhatian, suami menghargai atas kemampuan dan keahlian istri, suami

dapat diandalkan ketika istri membutuhkan bantuan, dan suami

merupakan tempat bergantung untuk menyelesaikan masalah istri.

Dengan adanya dukungan suami, tugas yang tadinya terasa berat menjadi

lebih ringan dan membahagiakan. Sebaliknya, jika suami istri dalam

sebuah perkawinan tidak mampu menjalin kerjasama, maka hal itu akan

menyebabkan kesulitan dalam mengatasi permasalahan hidup yang lebih

kompleks di kemudian hari.

4. Dukungan Pengaharapan

Dukungan pengharapan merupakan dukungan yang terjadi bila

ekspresi yang positif diberikan kepada individu. Individu mempunyai

seorang yang dapat diajak bicara tentang masalahnya, terjadi melalui

ekspresi pengharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat,

dan persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang.


33

Dalam kaitannya dengan peran sebagai pemberi dukungan, Ife

dalam Adi tahun 2008 bahwa salah satu peran dari pemberdaya

masyarakat adalah untuk menyediakan dan mengembangkan dukungan

terhadap warga yang mau terlibat dalam struktur dan aktivitas komunitas

tersebut. Dukungan itu sendiri tidak selalu bersifat ekstrinsik ataupun

materil, tetapi dapat juga bersifat instrinsik seperti pujian, penghargaan

dalam bentuk kata-kata, ataupun sikap dan perilaku yang menunjukkan

dukungan dari pelaku perubahan terhadap apa yang dilakukan oleh

masyarakat. Seperti menyediakan waktu bagi wanita usia subur bila

mereka ingin berbicara dengannya guna membahas permasalahan yang

mereka hadapi.

2.2.7 Indikator Dukungan Suami

1. Dukungan Nyata

Bentuk dukungan ini melibatkan penyediaan dukungan material

seperti pelayanan, bantuan keuangan, atau barang. Benda atau jasa yang

diberikan akan membantu memecahkan masalah, seperti saat seseorang

memberi uang, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat

sakit, menyediakan peralatan yang dibutuhkan. Dukungan nyata paling

efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pada dukungan nyata

keluarga merupakan sumber untuk mencapai tujuan praktis dan konkrit.


34

2. Dukungan Informasi

Informasi dapat membantu individu memahami peristiwa stres

yang lebih baik dan menentukan sumber daya dan strategi penanganan

yang dapat dihimpun untuk menghadapinya. Dukungan informasi

meliputi pemberian solusi dari masalah, pemberian nasehat, pengarahan,

saran, ide-ide, dan umpan balik.

3. Dukungan Emosional

Keluarga dapat memberikan dukungan emosional dengan

meyakinkan penerima dukungan bahwa ia adalah individu yang berharga.

Kehangatan kasih sayang yang diberikan dapat memungkinkan kelompok

penerima dukungan untuk didekati. Dukungan emosional dapat berupa

dukungan simpati, empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Pada

dukungan emosional suami memberikan semangat dan membantu ibu

memeriksanakan kehamilan.

2.2.9 Cara Ukur Dukungan Suami

Pengukuran Dukungan Suami dapat dilakukan dengan menggunakan

Skala Likert (Azwar, 2005)24. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan

secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel

penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert

24
Azwar. Sikap Manusia. Jakarta : EGC, 2005.
35

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative. Keterangan :

SS: Sangat Setuju (5), S: Setuju, RR (4): Ragu Ragu (3), TS: Tidak

Setuju (2), STS: Sangat Tidak Setuju (1). Berdasarkan pada hasil responden

dengan cara membandingkan skor responden dengan rata-rata skor

kelompok yaitu: Baik bila hasil positif skor responden ≥ Mean/Median dan

Kurang baik bila hasil negatif skor responden < Mean/median

2.2.8 Sintesa Dukungan Suami

Dukungan suami merupakan orang pertama dan utama dalam memberi

dukungan, dorongan, perhatian dan bantuan yang diberikan oleh suami

kepada istri untuk dapat memberikan rasa nyaman dan aman untuk dapat

memilih kontrasepsi yang digunakan.

2.3 Pengalaman

2.3.1 Definisi

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami,

dijalani maupun dirasakan, baik sudah lama maupun yang baru saja

terjadi (Mapp dalam Saparwati,2012). Pengalaman dapat diartikan juga

sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan

peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat

tertantu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Bapistaet

al,dalam Saparwati, 2012). Pengalaman adalah pengamatan yang


36

merupakan kombinasi pengelihatan, penciuman, pendengaran serta

pengalaman masa lalu (Notoatmojo dalam Saparwati, 2012). Dari

beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah

sesuatu yang pernah dialami, dijalani maupun dirasakan yang kemudian

disimpan dalam memori.25

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pengalaman

Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda walaupun melihat

suatu obyek yang sama, hal ini dipengaruhi oleh : tingkat pengetahuan

dan pendidikan seseorang, pelaku atau faktor pada pihak yang mempunyai

pengalaman, faktor obyek atau target yang dipersepsikan dan faktor situasi

dimana pengalaman itu dilakukan. Umur, tingkat pendidikan, latar belakang

sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian dan

pengalaman hidup setiap individu juga ikut menentukan pengalaman.26

Pengalaman setiap orang terhadap suatu obyek dapat berbeda – beda

karena pengalaman mempunyai sifat subyektif, yang dipengaruhi oleh isi

memorinya. Apapun yang memasuki indera dan diperhatikan akan disimpan

di dalam memorinya dan akan digunakan sebagai referensi untuk

menanggapi hal yang baru.

2.3.3 Indikator Pengalaman

Pengalaman seseorang dapat timbul karena adanya:

1. Pengalaman fisikal

25
Saparwati, Mona (2012). Studi Fenomenologi : Pengalaman Kepala Ruang dalam Mengelola
Ruang Rawat di RSUD Ambarawa. Tesis Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
Depok.
26
Ibid
37

Pengalaman yang diperoleh dari interaksi fisikmanusia dengan

lingkungan sekitar yang dapat merangsang seluruh panca indera

manusia

2. Pengalaman emosional

Pengalaman yang timbul karena adanya interkasi yang

membangkitkan emosi, baik emosi yang meningkatkan

prestigemaupun emosi yang memperlihatkan identitas dan ekspresi

manusia.

3. Pengalaman intelektual

pengalaman karena adanya kemampuan untuk menggali potensi dan

aktualisasi diri.27

2.3.4 Cara Ukur Pengalaman

Pengukuran pengalaman dapat dilakukan dengan menggunakan Skala

Likert (Azwar, 2005)28. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban

setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi

dari sangat positif sampai sangat negative. Keterangan : SS: Sangat Setuju

(5), S: Setuju, RR (4): Ragu Ragu (3), TS: Tidak Setuju (2), STS: Sangat

27
Kartajaya (2004)
28
Azwar. Sikap Manusia. Jakarta : EGC, 2005.
38

Tidak Setuju (1). Berdasarkan pada hasil responden dengan cara

membandingkan skor responden dengan rata-rata skor kelompok yaitu: Baik

bila hasil positif skor responden ≥ Mean/Median dan Kurang baik bila hasil

negatif skor responden < Mean/median

2.3.5 Sintesa Pengalaman

Penggunaan kontrasepsi yang pernah dialami dan dijalani maupun

dirasakan pada masa lalu

2.4 Persepsi Efek Samping

2.4.1 Definisi Persepsi

Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indra

penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Setiap orang memiliki persepsi

yang berbeda meskipun objek persepsi sama. Melalui persepsi, seseorang

mampu untuk mengetahui atau mengenal objek melalui alat pengindraan.

Persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh minat, kepentingan, kebiasaan

yang dipelajari, bentuk, latar belakang (background), kontur kejelasan atau

kontur letak. Dengan persepsi, individu terangsang terhadap objek-objek

atau perubahan-perubahan yang disadari sehingga memungkinkan dia

merubah sifat ataupun perilaku.29

Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian stimulus

yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan

merupakan aktifitas yang terintegrasi dalam individu. Stimulus persepsi

29
Pieter HZ dan Lubis NL. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group; 2011.
39

dapat datang dari dalam diri dan luar diri individu yang bersangkutan. Bila

yang dipersepsi adalah dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang

disebut sebagai persepsi diri (self perception). Karena persepsi merupakan

aktifitas yang terintegrasi, maka seluruh apa yang ada dalam individu seperti

perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-

aspek yang ada dalam individu tersebut ikut berperan dalam persepsi

tersebut. Dalam persepsi sekalipun stimulus sama, tetapi karena pengalaman

tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama,

adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu

yang lain tidak sama. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa setiap

persepsi itu sangat bersifat individual.30

Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan

menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada

lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang

dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif.31

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

persepsi adalah tanggapan atau proses penafsiran terhadap suatu oleh

seseorang dengan memberi makna dan penafsiran dalam menghasilkan

sesuatu makna yang berarti.

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai

berikut32:
30
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: SV. Andi; 2010.
31
Robbins S. Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks; 2006.
32
Thoha M. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada; 2003.
40

1. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,

keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan

fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan

motivasi.

2. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang

diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,

keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau

ketidak asingan suatu objek.

3. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau

mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya. Inilah yang

disebut praktik kesehatan, atau dapat dikatakan sebagai perilaku

kesehatan. Oleh sebab itu indikator praktik kesehatan ini sangat

berkaitan dengan persepsi.33

2.4.3 Pengertian Efek Samping

Efek samping merupakan peristiwa yang tidak diinginkan atau tak

terduga atau reaksi terhadap suatu obat. Efek samping dapat bervariasi dari

masalah kecil seperti pilek hingga peristiwa yang mengancam jiwa, seperti

peningkatan risiko serangan jantung. Walaupun tidak semua obat memiliki

efek samping obat yang merugikan, akan tetapi perlu upaya untuk mencegah

terjadinya hal-hal berbahaya akhibat penggunaan obat. Untuk itu kita perlu

memahami dan mewaspadai efek samping obat. Efek samping obat adalah
33
Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta; 2010.
41

semua efek yang tidak dikehendaki yang membahayakan atau merugikan

pasien (adverse reactions) akhibat penggunaan obat. Masalah efek samping

obat tidak bisa dikesampingkan karena dapat menimbulkan berbagai

dampak dalam penggunaan obat baik dari sisi ekonomik, psikologi dan

keberhasilan terapi. Dampak ekonomi seperti meningkatnya biaya

pengobatan, dampak psikologi pada kepatuhan penderita dalam minum obat

akan berakhibat pada kegagalan terapi.34

2.4.4 Faktor Pemicu Terjadinya Efek Samping

Faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat dapat

berasal dari faktor pasien dan dari faktor obatnya sendiri35.

1. Faktor pasien

Yaitu faktor intrinsik yang berasal dari pasien, seperti umur, faktor

genetik, dan penyakit yang diderita.

a. Umur Pada pasien anak-anak (khususnya bayi) sistem

metabolismenya belum sempurna sehingga kemungkinan terjadinya

efek samping dapat lebih besar, begitu juga pada pasien geriatrik

(lansia) yang kondisi tubuhnya sudah menurun.

b. Genetik dan kecenderungan untuk alergi

Pada orang-orang tertentu dengan variasi atau kelainan genetik,

suatu obat mungkin dapat memberikan efek farmakologi yang


34
Dwi, F.Y. 2010. Efek Samping Obat. Hilal Ahmar Jakarta.
35
Ikawati, Z. 2010. Cerdas Mengenali Obat. Yogyakarta: Kanisius.
42

berlebihan sehingga dapat menyebabkan timbulnya efek samping.

Genetik ini juga berhubungan dengan kecenderungan terjadinya

alergi. Contohnya pada penisilin, sekitar 1-5% orang yang

mengonsumsi penisilin mungkin mengalami reaksi alergi.

c. Penyakit yang diderita

Untuk pasien yang mengidap suatu penyakit tertentu, hal

inimemerlukan perhatian khusus. Misalnya untuk pasien yang

memiliki gangguan hati atau ginjal, beberapa obat dapat

menyebabkan efek samping serius, maka harus dikonsultasikan

pada dokter mengenai penggunaan obatnya.

2. Faktor intrinsik dari obat.

Yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping, seperti

pemilihan obat, jangka waktu penggunaan obat, dan adanya interaksi

antar obat.

a. Pemilihan obat

Setiap obat tentu memiliki mekanisme kerja yang berbeda-beda,

tempat kerja yang berbeda, dan tentunya efek yang berbeda pula.

Maka dari itu, harus diwaspadai juga efek samping yang mungkin

terjadi dari obat yang dikonsumsi

b. Jangka waktu penggunaan obat

Efek samping beberapa obat dapat timbul jika dikonsumsi dalam

jangka waktu yang lama. Contohnya penggunaan parasetamol dosis

tinggi pada waktu lama akan menyebabkan hepatotoksik atau


43

penggunaan kortikosteroid oral pada jangka waktu lama juga dapat

menimbulkan efek samping yang cukup serius seperti moonface,

hiperglikemia, hipertensi, dan lain-lain. Lain lagi dengan

penggunaan AINS (anti inflamasi non steroid) berkepanjangan,

dapat muncul efek samping berupa iritasi dan nyeri lambung.

c. Interaksi obat

Interaksi obat juga merupakan salah satu penyebab efek samping.

Ada beberapa obat ketika dikonsumsi secara bersamaan, akan

muncul efek yang tidak diinginkan. Contohnya kombinasi antara

obat hipertensi inhibitor ACE dengan diuretik potasium-sparing

(spironolakton) dapat menyebabkan hiperkalemia.

2.4.5 Indikator

Proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan36, yaitu:

1. Stimulus atau Rangsangan

Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada

suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

2. Registrasi

Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah

mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang

berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat

mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya,

kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

36
Thoha M. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo; 2008.
44

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang

sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang

diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara

pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang.

2.3.4 Cara Ukur Persepsi Efek Samping

Pengukuran Persepsi Efek Samping dapat dilakukan dengan

menggunakan Skala Likert (Azwar, 2005)37. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang

tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah

ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative.

Keterangan : SS: Sangat Setuju (5), S: Setuju, RR (4): Ragu Ragu (3),

TS: Tidak Setuju (2), STS: Sangat Tidak Setuju (1). Berdasarkan pada hasil

responden dengan cara membandingkan skor responden dengan rata-rata

skor kelompok yaitu: Baik bila hasil positif skor responden ≥ Mean/Median

dan Kurang baik bila hasil negatif skor responden < Mean/median

37
Azwar. Sikap Manusia. Jakarta : EGC, 2005.
45

2.4.6 Sintesa Persepsi Efek Samping

Tanggapan atau proses penafsiran dari Peristiwa yang tidak diinginkan

atau tak terduga atau reaksi setelah penggunaan dari kontrasepsi.

2.5 Landasan Teori Menuju Konsep

Menurut Proverawati faktor yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi

adalah: Pasangan dan motivasi : umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah

keluarga yang diinginkan, dan pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu.

Kesehatan : status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik

dan panggul, Metode kontrasepsi : efektivitas, efek samping, dan biaya

(Proverawati, 2010). Menurut Musdalifah et.al (2013) mengatakan bahwa Umur,

Dukungan suami, Efek samping dan Pemberian informasi petugas kb.

Anda mungkin juga menyukai