Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KUNJUNGAN ANTENATAL

(Sri Widatiningsih)

A.Manajemen Kebidanan pada Kunjungan Antenatal Awal (K-1)


Tujuan Kunjungan Awal / Trimester I
a. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.
b. Mencegah masalah, misalnya : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang
berbahaya.
c. Membangun hubungan saling percaya
d. Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
e. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dan
lainnya).
(Saifuddin, 2002)
Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah manajemen kebidanan menurut the
International Confederation of Midwives (ICM) dan juga Kepmenkes RI
No.938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan. Manajemen asuhan
kebidanan yang akan diuraikan terdiri dari 5 langkah.

a. Pengkajian Data
1) Anamnesa
a) Informasi biodata (=demographic data) , meliputi :
(1)Namalengkap ibu termasuk nama panggilannya. Nama merupakan identitas
khusus seseorang. Dalam berinteraksi hendaknya klien dipanggil sesuai
dengan nama panggilan yang sudah biasa baginya atau yang disukainya.
Hai ini selain agar klien merasa nyaman juga lebih mendekatkan hubungan
interpersonal antara bidan dengan klien.
(2)Umur ibu hamil. Umur sangat berpengaruh terhadap fungsi reproduksi
seorang wanita. Umur dalam kategori reproduksi sehat yaitu antara 20
hingga kurang dari 35 tahun. Kehamilan usia muda berkaitan dengan risiko
preeklamsia. Pada umur diatas 35 tahun fungsi sistem reproduksi mungkin
sudah tidak optimal untuk pertumbuhan janin, jalan lahir juga tidak lentur
lagi. Semakin tua juga semakin sering terpapar penyakit dan kondisi lain
yang mungkin dapat membahayakan kehamilan.
(3) Agama. Kehamilan selalu melibatkan aspek spiritual karena berkaitan
dengan adanya individu baru yang akan dilahirkan. Beberapa praktik agama
seperti puasa Ramadhan selama satu bulan penuh dalam Islam bagi wanita
hamil perlu dipertimbangkan dan dipantau efeknya terhadap perkembangan
janin.
(4) Suku bangsa. Praktik budaya pada suku bangsa tertentu pada masa hamil,
misalnya untuk suku bangsa Jawa ada upacara empat bulan kehamilan, tujuh
bulan, dan sebagainya jika tidak dapat dilakukan terkadang menimbulkan
distress dan kekhawatiran yang perlu mendapatkan perhatian dari bidan.
(5) Pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan dan pekerjaan berkaitan dengan
status sosial-ekonomi di masyarakat. Tingkat pendidikan seseorang juga
mempengaruhi kemampuan dalam menyerap informasi pada saat dilakukan
penyuluhan kesehatan. Pekerjaan berhubungan erat dengan
penghasilan/keuangan yang diperoleh. Untuk ibu hamil, pekerjaan
hendaknya dikaji spesifik, misal : guru, buruh tani, buruh perusahaan, dan
sebagainyauntuk mendapatkan gambaran tentang beban fisik ibu hamil.
(6) Selanjutnya perlu mendapatkan alamatibu hamil termasuk nomor telepon
untuk memudahkan komunikasi jika diperlukan.
Informasi lain sesuai kebutuhan dapat ditambahkan, misalnya : apakah ibu ikut
asuransi kesehatan atau tidak.Data mengenai suami / penanggung jawab dapat
pula dicantumkan disini dengan pola yang sama.
b) Alasan Kunjungan :
Alasan apa yang mendasari kunjungan ini dituliskan sesuai dengan ungkapan
ibu, misalnya : ingin memastikan bahwa dirinya hamil, ingin periksa
kehamilan, ingin berkonsultasi tentang ketidaknyamanan yang dirasakan,ingin
memastikan kondisi janinnya dan lain-lain.
c) Keluhan Utama :
– Masalah/kekhawatiran utama ibu. Pada kehamilan normal, keluhan utama ini
biasanya mengenai ketidaknyamanan yang dialami akibat kehamilan. Misalnya : Merasa
mual, muntah, mudah lelah, merasakan kontraksi/ ’kenceng-kenceng’ pada perut bawah,
sering kencing dan sebagainya. Keluhan utama kemudian diuraikan pada riwayat kehamilan
sekarang.

d) Riwayat kehamilan sekarang


- Jika ada keluhan utama, maka bidan harus menggali lebih spesifik untuk
memastikan bahwa apa yang terjadi pada ibu adalah normal ataukah
patologis. Pengembangan keluhan utama ini sedapat mungkin mengacu
pada : mulai kapan terjadinya, apa pencetus/penyebabnya, hal-hal yang
memperberat dan meringankan, frekuensi (apakah terus menerus atau hilang
timbul / berapa kalidalam sehari), apakah ada gejala lain yang menyertainya.
Dan jika berupa nyeri maka tanyakan juga seperti apa nyeri yang dirasakan
(pegal, panas, seperti ditusuk-tusuk, perih,seperti terpilin, dsb), adakah
penyebaran ke area lain, apakah dirasakan berat/sedang/ringan, dan apakah
mengganggu aktivitas keseharian.
Pengembangan keluhan utama dapat pula menggunakan kerangka pikir
PQRST, yaitu :
- P = provocative/paliative :Apa penyebab/pencetusnya?Hal-2 apa yg
bisa meringankan maupun memperberat?
- Q = quality/quantity. Bagaimana rasanya keluhan tsb? Frekuensi
terjadinya keluhan tsb?Apakah terus menerus/hilang timbul.
- R = radiation. Adakah penyebaran ke area tubuh lain? Apakah disertai
gejala lain?
- S = severity scale. Bagaimana tingkat ‘keparahan’ keluhan tsb, apakah
dirasakan berat sehingga mengganggu aktivitas keseharian?
- T = time à mulai kapan keluhan itu dirasakan?
Pengembangan keluhan utama tersebut tidak harus berurutan, dapat dimulai
dari yang relevan dulu. Contoh : Dalam keluhan utama didapatkan data
keluhan utama mual muntah, bidan mengeksplorasi data, misalnya : Ibu
mengeluh mual muntah sudah 1 minggu lamanya. Frekuensi muntah 1-2 x
sehari, terutama pada pagi hari. Hal yang memperparah : jika mencium bau
makanan yang amis (ikan asin, bakso, telur). Hal yang meringankan : jika
siang hari dan tidak mencium aroma amis. Keluhan tidak sampai
mengganggu asupan nutrisi ibu.
- Hari pertama dari haid terakhir/HPHT. Jika ibu tidak tahu maka dapat
ditanyakan perkiraan umur kehamilan menurut ibu yang nantinya akan
dikonfirmasi dengan pemeriksaan lain. Hari/tanggal perkiraan lahir(HPL)
ditentukan setelah mengkaji riwayat haid ibu untuk memperkirakan tanggal
persalinan. Perlu menjadi catatan bahwa tanggal perkiraan persalinan tidak
selalu tepat. Hanya 5% klien yang bersalin sesuai dengan tanggal perkiraan,
selebihnya bisa maju atau mundur dua minggu dari tanggal perkiraan.
(Reece, 2007)
- Gerak janin. Gerak janin pertama kali (quickening) dirasakan oleh ibu
primagravida pada umur kehamilan 80-20 minggu, sedangkan pada
multigravida biasanya pada minggu ke 16-18.
- Tanda bahaya yang dialami ibu hamil seperti perdarahan, bengkak pada kaki-
tangan-wajah, demam, janin yang tidak bergerak, muntah terus menerus,
atau keluar air ketuban pada kehamilan yang sudah besar.
- Keluhan dan kekhawatiran lain, misalnya batuk lama, berdebar-debar, gatal-
gatal pada kemaluan dan keputihan. Dapat pula keluhan seperti kehamilan
yang tidak diharapkan, adanya kekerasan dalam rumah tangga.
- Penggunaan obat termasuk jamu yang dapat membahayakan kehamilan.

Jika ibu pernah ANC sebelum ini di tempat lain namun pengkajian ini
adalah yang pertama kalinya dilakukan di institusi yang sekarang,
maka uraikan sebagai riwayat ANC, sebagai berikut :
- Riwayat ANC
 Trimester I : Frekuensi ANC pada trimester I diharapkan setidaknya
sudah 1 kali. Test kehamilan/PP testjika sudah dilakukan
hendaknyadicantumkan tanggal dan hasilnya. PP test positif merupakan
salah satu tanda kemungkinan hamil. Keluhan/masalah yang dialami
berkaitan dengan ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester I perlu
ditanyakan.Selain itu, perlu dikaji tentang obat/suplementasi dan
imunisasi yang didapat, serta nasehat /penkes yang telah diberikan.
 TM II : frekuensi ANC minimal pada trimester II
sebanyak 1 kali. Keluhan yang dirasakan ibu umumnya berkaitan dengan
ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester II. Gerakan janinyang
pertama kali dirasakan ibu pada umur 18-20 minggu pada primigravida
sedangkan pada multigravida biasanya pada umur 16-18 minggu. Perlu
dikaji tentang obat/suplementasi dan imunisasi yang didapat, serta
nasehat /penkes yang telah diberikan.
 TM III : frekuensi ANC 2 kali pada trimester III yaitu 1
kali pada usia 28-36 minggu dan 1 kali lagi setelah usia kehamilan 36
minggu. Keluhan ibu biasanya berkaitan dengan ketidaknyamanan pada
trimester III. Gerakan janin pada trimester III dirasakan kuat dan sering
oleh ibu dengan frekuensi lebih dari 10 x dalam 12 jam. Obat/suplementasi
dan imunisasi yang didapat, serta nasehat /penkes yang telah diberikan
juga penting untuk ditanyakan.

5) Riwayat kebidanan yang lalu (kehamilan, persalinan dan nifas)


- Status paritas ibu mencakup gravida (G) yaitu kehamilan yang ke berapa, para (P)
yaitu berapa kali pernah melahirkan janin yang viabel (>22 minggu), dan abortus
(A) berapa kali. Ibu dengan paritas tinggi yaitu pernah melahirkan lebih dari 4 kali
tergolong kehamilan berisiko.
- Selanjutnya dikaji data yang menyangkut kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu serta kondisi anak sesuai format berikut ini :
Tahun Kehamilan Persalinan Nifas Kondisi Anak
ANC Masalah Usia Jenis Penolong L/P Penyulit
(ya/tdk) Keha- Persa- BB
milan linan

Catatan : Kolom Kondisi Anak diisi dengan keterangan apakah hidup/mati, sehat/sakit (tuliskan
sakitnya),umur anak sekarang, meneteki atau tidak serta lamanya. Jika anak meninggal maka tuliskan
meninggal pada usia berapa dan apa penyebabnya.

6) Riwayat Haid
a) Dikaji tentang usia menarche,
b) Siklus haid apakah teratur atau tidak dan lamanya. Banyaknya haid dapat
ditanyakan dengan ukuran pembalut yang dikenakan yaitu seberapa sering ganti
pembalut dan apakah penuh atau tidak (misalnya : penuh, setengah penuh, ¼
penuh). Contoh : pada hari ke 1-2 ganti pembalut 3-4x sehari setengah penuh,
pada hari ke 3-4 ganti pembalut 3x sehari ¼ penuh, hari ke 5-6 bercak-bercak).
c) Sifat dan warna darah juga perlu dijelaskan. Misalnya paling banyak pada hari
ke 1-3 dengan warna darah merah tua dengan sedikit bekuan darah, selanjutnya
berupa bercak-bercak kecoklatan dan bersih pada hari ke 6.
d) Dismenore. Dismenore primer jika sejak awal menarche selalu merasakan nyeri
haid hingga sekarang pada permulaan haid. Dismenore sekunder jika kadang-
kadang saja mengalaminya.
7) Riwayat kesehatan Ibu
Tanyakan apakah ibu pernah mengalami kondisi-kondisi berikut ini :
 Kardiovaskuler (jantung, hipertensi, varices, tromboflebitis, stroke)
 Darah (anemia, gangguan pembekuan darah, dsb)
 Sistem pernafasan : asma, TBC, masalah pernafasan lainnya.
 Sistem endokrin : diabetes mellitus, penyakit tiroid/kelenjar gondok
 Gastrointestinal : iritasi lambung atau masalah pencernaan lain termasuk anoreksia,
bulimia.
 Hepar : hepatitis B, penyakit hati lainnya.
 Sistem urogenital : ISK, infeksi ginjal, batu ginjal, penyakit menular seksual (GO,
sifilis, herpes, kondiloma, HIV/AID’S)
 Sistem saraf : epilepsi, kejang non epilepsi, nyeri kepala kronis
 Sistem imun : alergi obat/makanan, imunisasi yang pernah didapat (rubela, TT, dsb)
 Infeksi lain : malaria
 Sistem reproduksi : tumor/kanker organ reproduksi, termasuk hasil pap semar
abnormal, atau terapi infertilitas, operasi yang berhubungan dengan organ
reproduksi (SC, miomektomi, cystektomi) atau operasi daerah perut lainnya
 Penyakit jiwa : depresi, kecemasan berat, penyakit jiwa lain.

Jika pernah maka langsung diuraikan : kapan terjadinya, terapi apa yang didapat,
bagaimana kondisi sekarang. Untuk alergi diuraikan : alergi terhadap apa, bentuk
reaksi yang timbul seperti apa, misalnya gatal-gatal dan kulit kemerahan, sesak
nafas, bengkak pada wajah, dsb.

8) Riwayat Kesehatan Keluarga


a) Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang bersifat menurun
seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kelainan /cacat bawaan, penyakit
jiwa, kembar, preeklamsi- eklamsi pada ibu / kakak / adik kandung
b) Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular : TBC, hepatitis,
tiphoid, herpes/varisela . Apakah suami menderita penyakit kelamin yang
membahayakan seperti sifilis, GO, HIV/AID’S.

9). Riwayat KB
Alat kontrasepsi yang pernah dipakai dan lamanya. Kapan terakhir berhenti dan
alasan berhenti. Keluhan/masalah selama menggunakan alat kontrasepsi. Rencana
KB setelah bersalin.

10) Pola Hidup Keseharian


Pola-pola hidup keseharian yang berpengaruh terhadap kehamilan perlu dikaji
dengan format sebagai berikut :
a) Pemenuhan nutrisi
Sebelum hamil :
(1) Makan
- Frekuensi makan pokok : ……….. x perhari
- Komposisi :
Nasi : ……. x @ ……. piring (sedang / penuh)
Lauk : …….. x @ ……. potong (sedang / besar); bervariasi / tidak
(nabati & hewani) . Jika tidak bervariasi, jenisnya ………………….........
Sayuran : …….. x @ ……… mangkuk sayur ; jenis sayuran bervariasi /
tidak
Buah : …….. x sehari / seminggu; jenis ……………………………
- Camilan : ……… x sehari; jenis …………………………………………
- Pantangan : ………………………… alasan ………………………………
(2) Minum
- Jumlah total ……….. gelas perhari; jenis …………………………………
Susu ..…. gelas perhari; jenis susu …………………………………….

Perubahan selama hamil ini :

b) Eliminasi
Sebelum hamil
Buang air kecil :
- Frekuensi perhari : …………. x ; warna ……………………………….
- Keluhan/masalah : ……………………………………………………….
Buang air besar :
- Frekuensi perhari : ……x ; warna ………………… konsistensi lembek / keras
- Keluhan/masalah : ………………………………………………………..

Perubahan selama hamil ini :

c) Personal hygiene
Sebelum hamil :
- Mandi ……… x sehari
- Keramas ……. x seminggu
- Gosok gigi …….. x sehari
- Ganti pakaian ……….. x sehari; celana dalam ……….. x sehari
- Kebiasaan memakai alas kaki : ………………………………………………

Perubahan selama hamil ini :


d). Hubungan seksual
Sebelum hamil :
- Frekuensi : …….. x seminggu
- Contact bleeding : …………………………
- Keluhan lain : ……………………………………………….

Perubahan selama hamil ini :

e). Istirahat/tidur
Sebelum hamil :
- Tidur malam ………….. jam
- Tidur siang ……………. jam
- Keluhan/masalah : ………………………………………………

Perubahan selama hamil ini :

f) Aktivitas fisik dan olah raga


Sebelum hamil :
- Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : ………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
- Olah raga : jenisnya ………………….. frekuensi ……….. x seminggu

Perubahan selama hamil ini :

g) Kebiasaan yang merugikan kesehatan :


- Merokok : ……………………
- Minuman beralkohol : ………………
- Obat-obatan : ……………………………….
- Jamu : ……………………………………….
11) Riwayat Psikososial-spiritual
1. Riwayat perkawinan :
Status perkawinan, termasuk pernikahan ini yang ke berapa dan lamanya menikah.
Ada tidaknya masalah hubungan dengan suami juga perlu ditanyakan untuk
mengidentifikasi dukungan suami terhadap ibu hamil.
2. Kehamilan ini diharapkan / tidak oleh ibu dan suami, serta respon dan dukungan
keluarga terhadap kehamilan ini. Setiap kehamilan hendaknya diharapkan oleh ibu
maupun suami dan keluarga. (Standar Pelayanan Kebidanan, 2002)
3. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) dalam keluarga perlu diuraikan.
4. Ibu tinggal serumah dengan siapa saja. Tingkat kepadatan penghuni rumah yang
tinggi berpotensi menjadi stresor bagi ibu hamil.
5. Pengambil keputusan utama dalam keluarga perlu dikaji, dan jika dalam kondisi
emergensi apakah ibu dapat / tidak mengambil keputusan sendiri atau harus
menunggu keputusan dari orang lain. Ketergantungan ibu hamil secara finansial
kepada suami sering menyebabkan ia tidak memiliki otonomi dan ini dapat
membahayakan nyawa ibu jika ia harus segera mendapatkan penanganan
sementara ia tidak dapat mengambil keputusan sendiri.
6. Orang terdekat ibu termasuk siapa yang menemani ibu untuk kunjungan ANC.
7. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan. Ibu yang memiliki
keyakinan tentang adat tertentu dan merasa wajib melakukannya, maka hal ini bisa
menjadi masalah/stresor budaya jika tidak dilakukan.
8. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan harus dikaji sejak awal.
Jika ibu berencana untuk bersalin dengan dukun beranak maka harus diberikan
penyuluhan khusus,
9. Penghasilan perbulan (jika ibu mau menyebutkan). Jika ibu tidak ingin
menyebutkan, maka menurut ibu apakah cukup / tidak untuk memenuhi kebutuhan
pokok setiap hari dan biaya persalinan.
10. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
- Ibu menjalankan ibadah / tidak ; menurut agama …………………
- Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : ………………………
Jika ‘ya’ maka tanyakan frekuensi puasanya; apakah ibu merasa lemah/lemes,
pusing; gerakan janin menjadi berkurang saat puasa (efek hipoglikemia)
- Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan : (misal : ibu dapat menerima segala
bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
tidak boleh menerima transfusi darah; tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
dsb)
11. Tingkat pengetahuan ibu : hal-hal apa yang sudah diketahui ibu, dan hal-hal apa
yang ingin diketahui ibu.

2) Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum :
- Kesadaran :
- Tanda vital : TD,
DN, RR, suhu badan.
- Berat badan sekarang :
- Tinggi badan
- BB sebelum hamil
- Indeks massa tubuh = ........ (normal/rendah/tinggi)
- LiLA = ......... cm
b) Status Presens
(1) Kepala & muka
- Rambut : kebersihan, mudah rontok ?
- Mata : edema kelopak mata, konjungtiva pucat /merah muda, sklera ikterik?
- Hidung : massa, edema mukosa, sekret
- Mulut : gigi (kebersihan, karies),mukosa mulut sianosis, stomatitis, epulis, ginggivitis,
lidah?,tonsil/faring.
- Telinga: serumen, tanda-2 infeksi termasuk pengeluaran sekret
- Pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe,bendungan vena yugularis.

(2) Leher & dada


- Inspeksi : sesak nafas, kembang kempis cuping hidung, retraksi otot pernafasan
(interkostal), batuk
- Auskultasi suara nafas
- Auskultasi bunyi jantung
- Palpasi ketiak terhadap pembesaran kelenjar limfe
- Palpasi mammae terhadap adanya massa, nyeri tekan

(3) Abdomen
- Luka bekas operasi, pembesaran hepar, limpa, nyeri daerah ginjal

(4) Ekstremitas
- Atas : edema, bekas tusukan jarum, sianosis bawah kuku,pengisian kapiler, fungsi
normal?
- Bawah: edema, varices, sianosis dibawah kuku, pengisian kembali kapiler ,fungsi
normal? Refleks patella kanan/kiri :

(5) Genitalia eksterna & anus


- Ada/tidak lecet, memar & lesi lain (herpes,kondiloma ) pada kulit genitalia, edema
vulva, abses kelenjar bartolin & skene serta pengeluaranya
- Pengeluaran pervaginam, catat karakteristiknya (warna, bau)
- Anus : hemoroid

c) Pemeriksaan Obstetrik
- Muka : Chloasma gravidarum
- Mammae : tegang, hiperpigmentasi areola, kelenjar montgomery lebih menonjol,
papila menonjol / datar / masuk, kolostrum
- Abdomen :
Inspeksi : abdomen membuncit, melintang / memanjang, linea nigra, linea alba,
striae livide, striae albicans

Palpasi Leopold :
* Leopold I :
- TFU: dengan jari
- Deskripsikan ciri-ciri bagian yang ada di fundus bila usiagestasi >28 mg
* Leopold II :
- Deskripsi apa yang ada di sisi kanan dan kiri perut ibu
* Leopold III :
- Deskripsi ciri-ciri bagian yang teraba di atas simfisis
- Mulai 36 mg tentukan apakah sudah masuk PAP
* Leopold IV :
- Dilakukan bila pada Leopold III ditemukan bagian terbawah sudah masuk
PAP & usia gestasi >36 mg. Tentukan tingkat penurunan kepala apakah
konvergen atau sejajar atau divergen.

TFU dalam cm (jika usia gestasi > 22 mg).


Taksiran berat janin : (TFU dalam cm - N) x 155 = ...............
N = 13 jika kepala belum masuk PAP sama sekali;
N = 12 jika kepala sudah masuk PAP namun masih diatas spina ischiadika
(ditunjukkan dengan penurunan 4/5 - 2/5)
Gerak janin apakah teraba/tidak
Auskultasi : frekuensi DJJ/menit, teratur / tidak, letak punctum maximum &
jumlah
NB : DJJ umumnya sudah jelas terdengar dengan Doppler mulai usia 16 minggu.
Fetoskop dapat digunakan pada usia 20 minggu keatas.

- Ukuran Panggul
Pengukuran panggul tidak perlu dilakukan. Pada masa lalu, pengukuran panggul luar
dan dalam dilakukan atas indikasi yaitu pada primigravida, atau pada multigravida
dengan berat bayi <2000 g.
CATATAN : bukti ilmiah menyatakan bahwa tidak perlu dilakukan
pengukuran panggul mengingat tidak adanya bukti yang mendukung akurasi
ukuran panggul luar maupun ukuran panggul dalam untuk memprediksi
kesempitan panggul. Evidence : ukuran panggul luar maupun dalam bukan
predictor yang reliable untuk menilai kesempitan panggul. Predictor yang lebih
baik : riwayat persalinan lalu normal dengan BB bayi lahir > dari TBJ sekarang.
Diagnosa kesempitan panggul dapat ditegakkan melalui partus percobaan dengan
pemantauan yang cermat

- Genitalia Interna (bila diperlukan)


a. Servik, meliputi warna, cairan yang keluar, lesi, kelunakan, posisi, mobilitas,
tertutup / membuka, nyeri saat portio digoyangkan.
b.Vagina meliputi warna dinding, pengeluaran cairan, luka
c. Struktur adneksa : nyeri, kelunakan, massa
d. Uterus : ukuran, bentuk, posisi, kelunakan, massa

3) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
- Kadar hemoglobin : pada kunjungan pertama dan pada usia diatas 28 minggu (sesuai
standar pelayanan kebidanan)
- Pemeriksaan urine untuk protein dan glukosa atas indikasi
- Pemeriksaan Golongan darah (ABO dan Rhesus) bila ibu belum pernah
Pemeriksaan lainnya : USG, Non Stress Test atas indikasi
b. Menentukan Diagnosa dan masalah baik aktual maupun potensial
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudian dianalisa dan
diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan masalah ibu.
1) Diagnosa :
- G .... P .... A ....
- Umur kehamilan,
- Kondisi janin (hidup/mati; tunggal/ganda; intra/ekstra uterin)
- Punggung kanan / kiri ?(jika usia >28 minggu)
- Presentasi (signifikan pd usia kehamilan >28 minggu)
- Kondisi lain yang menyertai / komplikasi, misal : hipertensi, anemia
ringan/sedang/berat, preeklamsia ringan, hiperemesis, pertumbuhan janin
terhambat, ISK, penyakit kelamin dan kondisi/penyakit lain yg dapat
memperburuk kehamilan.
Termasuk pula kondisi gawat darurat yang memerlukan tindakan segera
seperti : perdarahan antepartum, preklamsia berat/eklamsia, ketuban pecah
dini, atau kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.

Contoh :
G2 P1 A0, suspect hamil 12 minggu
G1 P0 A0, hamil 24 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin.
G1 P0 A0, hamil 32 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin, punggung
kanan, presentasi kepala, dengan anemia ringan.
G2 P0 A0, hamil 38 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin, punggung
kiri, presentasi kepala, sudah masuk pangul.

Dalam praktiknya ada yang menambahkan inisial nama dan umur ibu, namun ini
tidak menjadi prinsip. Misalnya : Ny. B, umur 25 tahun, G1 P0A0, suspect hamil
16 minggu.
2) Masalah :
Jika hasil analisa data menunjukkan bahwa ibu mengalami masalah yang
memerlukan penanganan namun tidak dapat dimasukkan dalam kategori diagnosa,
maka tuliskan sebagai masalah.
Misalnya :
- Ketidaknyamanan fisiologis akibat kehamilan : morning sickness / peningkatan
frekuensi mikturisi / konstipasi / intoleransi terhadap aktivitas, dsb.
- Kecemasan menghadapi persalinan
- Kurang pengetahuan tentang persiapan persalinan

Termasuk disini kehamilan dengan masalah khusus seperti :


- Kehamilan yang tidak diharapkan;
- Tidak adanya support keluarga terhadap ibu hamil;
- Kekerasan dalam rumah tangga; dsb
Bidan menentukan diagnosa dan masalah potensial yang mungkin terjadi
berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah ditentukan tersebut.

c. Mengembangkan rencana asuhan yang komprehensif


Bidan mengembangkan rencana asuhan/tindakan yang komprehensif berdasarkan
langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya (langkah 3 dan 4 ). Rencana asuhan
harus disetujui bersama dengan klien agar dapat dilaksanakan secara efektif.
Pada kunjungan awal bidan dapat merencanakan asuhan antara lain :
1) Membicarakan hasil temuan kepada ibu/keluarga (perkiraan usia kehamilan, kondisi
ibu dan janin, serta masalah yang dialami jika ada).
2) Membicarakan tentang masalah (jika ada), meliputi : apa/mengapa, penyebab,
akibatnya jika tidak diatasi dan bagaimana cara mengatasinya/apa yg akan dilakukan
bidan bersama ibu untuk mengatasi masalah.
3) Melakukan test laboratorium / penunjang lain jika belum dilakukan saat pengkajian.
Tujuannya adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan.
Untuk PP test dan Hb sebaiknya sudah dilakukan pada tahap pengkajian data untuk
mendukung penegakan diagnosa yang lebih tepat.
4) Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan.
Dalam menetapkan kebutuhan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam
kehamilan harus berdasarkan KepMenkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi dan
kewenangan praktik bidan dan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Diantaranya yaitu penanganan Abortus Imminens, Pre Eklamsia, Hiperemesis
Gravidarum dan Anemia dalam Kehamilan.
5) Memberikan imunisasi TT sesuai kebutuhan
6) Jika perlu : memberikan suplementasi zat besi+ asam folat. Multivitamin dan kalsium
diberikan hanya jika ada kebutuhan.
7) Apabila terjadi komplikasi : Melakukan tindakan segera yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh bidan, serta melakukan konsultasi / kolaborasi atau rujukan dengan
tenaga profesional lainnya.
8) Melakukan penkes dan konseling spesifik sesuai kebutuhan ibu.
Beberapa kebutuhan pendidikan kesehatan yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil
pada adalah tentang :
a) Pengenalan tanda bahaya dalam kehamilan dan tindakan yang dapat dilakukan
ibu, b) Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil, c) Bimbingan antisipasi tentang
ketidaknyaman fisiologis dalam kehamilan & cara mengatasinya, d) Persiapan /
perencanaan persalinan, e) Imunisasi TT, f) Olahraga/latihan fisik, g)Kegiatan
sehari-hari dan pekerjaan, 8)Body mechanic ibu hamil, h)Istirahat, i)Kebersihan
diri, j) Persiapan pemberian ASI, k) Aktifitas seksual, l)Obat-obatan dan merokok,
m)Pakaian dan sepatu, n) Brain booster, o) Cara menghitung gerak janin, dan
sebagainya.

Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus disesuaikan dengan


permasalahan ataupun komplikasi yang dihadapi oleh ibu hamil.
Misalnya :
- Ibu hamil dengan anemia maka bidan memberikan konseling tentang anemia
dalam kehamilan, dan tindakan yang dapat dilakukan bersama antara ibu
dengan bidan untuk mengatasi anemia.
- Ibu hamil dengan preeklamsia ringan maka bidan memberikan konseling
tentang preeklamsia tersebut dan tindakan yang dapat dilakukan ibu dengan
bidan untuk memantaunya.
- Ibu hamil yang mengalami masalah ketidaknyaman fisiologis akibat
kehamilannya, misalnya morning sickness maka bidan memberikan konseling
tentang apa yang terjadi/dasar fisiologinya dan bagaimana mengatasinya.
9) Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
Hanya diberikan pada ibu hamil dengan riwayat maupun risiko HIV/PMS.
10) Mendiskusikan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan
Menurut standard WHO bahwa dalam kehamilan, minimal kunjungan ANC adalah 4
kali selama kehamilan dengan bpenjelasan sebagai berikut :
Kunjungan I : dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester I)
Kunjungan II : dilakukan sebelum minggu ke-28 (pada trimester II)
Kunjungan III : dilakukan antara minggu 28- 36 (pada trimester III)
Kunjungan IV : dilakukan setelah minggu ke- 36 ( pada trimester III)
Jika ibu menginginkan kunjungan ANC yang sering maka dapat disarankan 10-12
kali selama hamil yaitu sekali pada TM I, tiap 4 minggu pada TM II hingga 28 minggu,
kemudian tiap 2 minggu hingga usia 36 minggu, dan seminggu sekali mulai 37 minggu
hingga melahirkan.

d. Implementasi/pelaksanaan rencana asuhan secara aman dan efektif.


Tuliskan jam dan tindakan apa saja yang dilakukan pada klien sesuai rencana yang telah
dibuat.

e. Evaluasi efektivitas asuhan yang telah diberikan


Ada 2 jenis evaluasi :
1) Evaluasi respons/proses: dilakukan saat atau segera setelah suatu tindakan
dilakukan
2) Evaluasi hasil/outcome : dilakukan pada kunjungan berikutnya (kunjungan ulang
ANC) untuk menilai efektivitas dari semua tindakan yang telah dilakukan dalam
mengatasi diagnosa/masalah. Umumnya evaluasi hasil ini didokumentasikan dengan
metode SOAP.
Adapun kriteria yang menunjukkan asuhan sudah efektif adalah :
a) Berkaitan dengan perkembangan janin :
- gerak janin dirasakan oleh ibu maupun pemeriksa
- TFU sesuai usia kehamilan
- DJJ antara 120 hingga 150 x/menit, irama teratur
- kenaikan berat badan sesuai dengan indeks massa tubuh
b) berkaitan dengan kesejahteraan Ibu :
- tanda vital dalam batas normal
- tidak mengalami tanda bahaya dalam kehamilan
- ketidaknyamanan fisiologis yang dialami dapat terkontrol
-tertanganinya komplikasi jika ibu mengalami.
c) Berkaitan dengan program pemerintah :
- Ibu hamil melakukan kunjungan antenatal minimal 4x sesuai program.
Atau dapat mengikuti rekomendasi ANC 8x dari WHO (2016)yaitu :
- Kunjungan pertama : UK 12 mgu
- Selanjutnya pada UK 20, 26, 30, 34, 36, 38, dan 40 mgu kehamilan.
Evidence membuktikan bahwa peningkatan jumlah kunjungan ANC
berkaitan dengan peningkatan kepuasan ibu hamil. Selain itu juga pd
TM III merupakan periode kritis yang memerlukan lebih banyak
pemantauan serta tindakan untuk mengurangi kejadian IUFD.
- Mendapatkan imunisasi TT sesuai kebutuhan
- Konsumsi zat besi dengan asam folat minimal 90 tablet selama hamil
- Ibu hamil telah merencanakan dan mempersiapkan persalinan
B. Manajemen Kebidanan pada Kunjungan Antenatal Ulang (K2, K3, K4)
1. Pengkajian
a. Mereview data kunjungan awal, termasuk diagnosa, masalah serta tindakan yang telah
dilakukan pada kunjungan awal.
b. Kaji riwayat kehamilan sekarang :
- Perkembangan masalah yang ditemukan pada kunjungan awal dan apa yang
telah dilakukan ibu untuk mengatasinya.
- Keluhan ibu : dijabarkan dengan rinci (PQRST nya) agar bidan dapat
mengidentifikasi apakah keluhan tersebut tergolong fisiologis ataukah
patologis.
- Gerakan janin
- Masalah / tanda bahaya yang dialami
- Kekhawatiran lain
c. Pemeriksaan fisik sesuai standard :
- Berat badan
- Tekanan darah
- Edema
- Pengukuran tinggi fundus uterus
- Palpasi Leopold. Mulai usia 28 minggu harus sudah dapat mendeteksi
kehamilan ganda. Mendeteksi kelainan letak pada usia >36 minggu.
- Auskultasi DJJ
- TBJ (mulai usia kehamilan 24 minggu)
d. Laborat : Hb ulang bila usia kehamilan >28 minggu
Proteinuria bila ada indikasi (tensi >140/90 atau peningkatan diastole 15 mmHg
atau peningkatan systole >30 mmHg)
Glukosa urin / urin reduksi atas indikasi : riwayat DM (pregestasional DM
maupun gestasional DM), adanya keluhan ( poliuri, polifagi, polidipsi), luka yang
sulit sembuh, atau selalu merasa lemah.
Pemeriksaan penunjang lain : USG, non stressed test (NST),dsb bila ada indikasi
2. Diagnosa :
Mengikuti perkembangan diagnosa dan masalah sebelumnya. Catat jika ditemukan
masalah baru.
3. Penatalaksanaan/tindakan :
Sesuaikan dengan diagnosa dan masalahnya, misalnya :
- Memberitahukan kondisi ibu & kehamilannya, termasuk masalahnya.
- Konseling tentang masalah (jika ada) dan cara mengatasinya.
- Konseling dan penkes lainnya sesuai kebutuhan (nutrisi, aktivitas fisik,
seksualitas, mengatasi ketidaknyamanan fisiologis dalam kehamilan, body
mechanic, senam hamil, dsb)
- Mendiskusikan kembali tanda-tanda bahaya kehamilan dan apa yang dapat
dilakukan ibu.
- Membicarakan kembali tentang rencana / persiapan persalinan dan kesiapan
apabila terjadi komplikasi.
- Memberikan imunisasi TT 2 (4 minggu setelah TT 1)
- Mengajari ibu cara menghitung gerakan janin (mulai usia 28 minggu)
- Menangani komplikasi ringan atau merujuknya jika diluar wewenang bidan.
- Jika masih diperlukan : pemberian Fe + asam folat serta cara minum yang benar.
Multivitamin dan kalsium diberikan jika ada kebutuhan.
- Menjadwalkan kunjungan berikutnya.

---------------------
NICE TO KNOW (DILUAR MATERI POKOK)
Bidan dapat menerapkan Pelayanan ANC yang terdiri dari 10 tindakan (Kemenkes,2009)
ataupun yang dikembangkan menjadi 14 T.

Pelayanan ANC dengan 10 T yaitu :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. Tinggi badan cukup diperiksa 1 kali saat
kunjungan pertama. Berguna untuk mengkategorikan risiko apabila hasil kurang dari 145
cm. Berat badan diperiksa setiap kunjungan.
2. Periksa tekanan darah. Diperiksa setiap berkunjung. Tekanan darah tinggi perlu
diwaspadai ke arah hipertensi dan preeklampsia. Tekanan darah yang normal antara
110/70 – 120/80 mmHg.
3. Periksa tinggi fundus uteri (puncak rahim). Mengukur mendeteksi perkembangan
kehamilan, dan apakah besar kehamilan sesuai dengan umur kehamilan atau tidak.
Misalnya kehamilan kembar, tentu besarnya rahim tidak sesuai dengan usianya karena
lebih besar.
4. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan. Untuk melindungi janin dari Tetanus Neonatorum
5. Berikan tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. sebaiknya Fe diminum setelah
makan, tetapi sebelum tidur malam. Dan mengonsumsi buah seperti jeruk, agar Fe cepat
terserap oleh tubuh
6. Tetapkan status gizi mengukur lingkar lengan atas menggunakan pita ukur.
7. Tes laboratorium minimal golongan darah dan rhesus, kadar hemoglobin. Untuk Tes
HIV dan penyakit menular seksual lain, serta malaria sesuai indikasi.
8. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
9. Tatalaksana kasus apabila hasil tes menunjukkan kehamilan risiko tinggi, bumil akan
segera mendapatkan tatalaksana kasus.
10. Temu wicara (konseling) termasuk Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan. J uga diperlukan untuk menyepakati rencana-
rencana kelahiran, rujukan bila perlu, bimbingan pengasuhan bayi.
Pelayanan ANC dengan 14 T :

1. Tinggi Badan dan Berat Badan


2. Tekanan Darah
3. Tinggi Fundus Uteri
4. TT
5. Tablet Fe (minimal 90 tablet)
6. Tes Hb
7. Tes Protein Urine
Berguna untuk mendeteksi adanya protein dalam urine dan ditunjukkan pada ibu hamil
dengan riwayat tekanan darah tinggi dengan kaki bengkak. Kegunaannya untuk mendeteksi
ibu hamil ke arah preeklampsia.
8. Tes Urine Reduksi
Biasanya dilakukan pada ibu hamil dengan indikasi penyakit Diabetes Melitus atau adanya
riwayat penyakit gula pada keluarga. Apabila reduksi urine hasilnya (+), biasanya akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus
Gestasional.
9. Tekan Pijat Payudara
Meliputi perawatan payudara, dengan tujuan menjaga kebersihan payudara, serta
memperbaiki bentuk puting (misalnya tenggelam, atau flat nipple), merangsang kelenjar
susu agar produksi ASI lancar, dan mempersiapkan laktasi.
10. Tingkat Kebugaran (Senam Hamil)
11. Tes VDRL (Veneral Desease Research Laboratory) atas indikasi
Adalah tes darah untuk mengetahui adanya treponema pallidum pada penyakit menular
seksual jenis Sifilis.
12. Temu Wicara/konseling
13. Terapi Yodium  pada wilayah endemic gondok
14. Terapi Malaria  wilayah endemic malaria

Anda mungkin juga menyukai