Anda di halaman 1dari 3

Berikut ini kronologi kasus tersebut sebagaimana dirangkum 

detikcom, Selasa
(12/2/2019):

1 Juli 2009
First Travel mengawali usahanya dari sebuah bisnis biro perjalanan wisata di bawah
bendera CV First Karya Utama.

Awal 2011
Baru pada 2011, First Travel merambah bisnis perjalanan ibadah umrah di bawah
bendera PT First Anugerah Karya Wisata.

28 Maret 2017
Kementerian Agama yang pertama kali memantau bahwa ada yang aneh dari model
bisnis First Travel.

18 April 2017
Kementerian Agama pun melakukan klarifikasi, investigasi, advokasi, hingga mediasi
dengan jemaah.

Mulai terungkap ada jemaah yang merasa dirugikan karena di antara mereka ada
yang sampai gagal tiga kali berangkat umrah. Saat dimintai kejelasan, manajemen
First Travel selalu berkelit.

21 Juli 2017
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memerintahkan PT First Anugerah Karya Wisata
menghentikan penjualan paket promonya karena ada indikasi investasi ilegal dan
penghimpunan dana masyarakat tanpa izin.

9 Agustus 2017
Bareskrim Polri menetapkan direktur utama dan direktur First Travel Andika
Surachman dan Anniesa Desvitasari Hasibuan sebagai tersangka. Indonesia dibuat
geger! Terungkap First Travel mengelola uang jemaah lebih dari Rp 905 miliar. Tapi
ribuan jemaah tidak bisa berangkat umrah.

30 Mei 2018
PN Depok menjatuhkan hukuman:

1. Andika dihukum 20 tahun penjara.


2. Anniesa dihukum 18 tahun penjara.
3. Kiki dihukum 15 tahun penjara.
4. Andika-Anniesa juga dihukum membayar denda masing-masing Rp 10 miliar
subsider 3 bulan kurungan.
5. Aset First Travel dirampas negara.

Baca juga:Bikin Syok! Ini Daftar Hasil Cuci Uang First Travel Rp 905
Miliar

15 Agustus 2018
PT Bandung menguatkan vonis PN Depok.

31 Januari 2019
MA menolak kasasi Andika-Aniesa-Kiki. Putusan itu diadili ketua majelis Andi
Samsan Nganro dengan anggota Margono dan Eddy Ermy. Andika-Anniesa diadili
dalam nomor perkara 3096 K/Pid.Sus/2018 dan Kiki dengan nomor 3095
K/Pid.Sus/2018. Kasus itu masuk kualifikasi pencucian uang.

Kasus yang bergulir sejak tahun 2017 silam hingga kini belum menemukan titik terang bagi para
calon jamaah yang menjadi korban. Bahkan para korban terancam tak mendapatkan kembali
uang yang telah mereka setor. Hal tersebut lantaran hasil sidang Pengadilan Negeri Depok,
menyatakan uang hasil lelang aset First Travel akan diserahkan kepada negara. Lantas
bagaimana jalan panjang First Travel, dari mulai berdiri, melakukan penipuan hingga akhirnya
tumbang? Baca juga: Pakar Hukum Pidana: Penyitaan Aset First Travel Membingungkan
Bermula dari agen wisata First Travel didirikan oleh Andika Surachman beserta istrinya Anniesa
Desvitasari Hasibuan. Sebelum memiliki First Travel, Andika adalah seorang pramuniaga di
sebuah gerai minimarket. Sambil melakoni profesinya, Andika juga melanjutkan pendidikannya
ke jenjang perguruan tinggi di tahun 2004. Usai menikah, ia selanjutnya menjalani pekerjan
dengan magang di sebuah bank swasta. Tahun 2008, ayah mertuanya yang merupakan
pengusaha batubara meninggal dunia sehingga ketika itu Andika harus membiayai keluarga
kecilnya beserta mertua dan adik-adiknya. Gaji yang tak seberapa sementara ia harus
menghidupi 7 orang keluarga akhirnya membuatnya memutuskan kuliah dan fokus mencari
nafkah. Melansir dari Kompas.com (17/02/2015), Andika mengaku, ketika itu sembari bekerja, ia
dan istri menjual apa saja. Mulai dari handphone, burger, seprai sampai cetak foto. Namun
usahanya tak laku-laku. Bahkan modal usaha yang mereka gunakan sampai habis. Bermodal
Nekat Tanpa pengalaman, hanya bermodal nekat Andika kemudian membuka usaha travel. Ia
membuat izin CV dengan nama First Karya Utama. Guna modal usaha, keluarga sepakat
menggadaikan rumah satu-satunya peninggalan ayah ke bank. Keduanya lantas memulai usaha
dengan modal uang tersebut yakni senilai Rp 50 juta guna mengurus izin dan juga sewa tempat.
Namun usaha itupun tak berjalan mulus. Bulan ke enam, pinjaman bank sulit terbayar. Rumah
disita bank, listrik diputus, dan tetangga mulai mencemooh. Ketika itu, uang yang tersisa hanya
tinggal Rp 10 juta. Keduanya lantas berpindah ke rumah petakan. Tak menyerah, keduanya
kembali door to door menawarkan jasa travel. Baca juga: Nelangsanya Korban Umrah First
Travel, Uang Hasil Lelang Aset Diambil Negara Dalam kurun waktu 2009-2010 usaha keduanya
hanya mendapat sekitar 5 konsumen. Usaha Andika kemudian mengalami titik balik usai dirinya
mengikuti pameran travel gratis dan memutuskan menawarkan paket umrah. Meski ketika itu ia
justru mendapat konsumen untuk wisata ke Lombok, tapi dari situ usahanya menyebar dari
mulut ke mulut. Ia pun kemudian mendapat permintaan dari 127 pegawai Bank Indonesia dan 50
pegawai Pertamina. "Hanya berbekal baca-baca sejumlah literatur soal umrah, kami beranikan
diri presentasi, ternyata malah bisa menyisihkan pesaing yang sudah berpengalaman dalam
tender," terang Andika dilansir dari Kompas.com (17/02/2015). Tanggal 12 April 2012 untuk
pertama kalinya Andika dan Aniesa kemudian menjadi guide dari tour tersebut. "Tak ada yang
tahu kami suami istri. Tak ada yang tahu juga kami enggak punya pengalaman umrah," kenang
Andika. Dengan beberapa kali berkilah dan bersandiwara sebagai seseorang yang profesional,
akhirnya perjalanan perdana sebagai guide tersebut sukses. Mulai saat itu, sepanjang tahun
2012, mereka bisa memberangkatkan 800 orang. Bahkan tahun 2013, jumlah pelanggan
bertambah menjadi 3.800 orang. Bisnis First Travel dihentikan Setelah malang melintang di
dunia travel umroh, pada Juli 2017 First Travel dihentikan kegiatannya oleh Satgas Waspada
Investasi. "Penghentian kegiatan usaha tersebut dilakukan karena dalam menawarkan
produknya entitas tersebut tidak memiliki izin usaha dan berpotensi merugikan masyarakat," kata
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing dalam pernyataan resmi, Jumat (21/7/2017).
Saat itu, First Travel diminta menghentikan penawaran perjalanan umrah promo yang dipatok
sebesar Rp 14,3 juta. First Travel kala itu juga telah membuat pernyataan menghentikan
pendaftaran jemaah umrah baru untuk program promo dan berjanji akan memberangkatkan
jemaah usai musim haji yakni bulan November dan 2017 masing-masing sebanyak 5.000
sampai 7.000 jemaah per bulan. Namun berdasarkan pemberitaan Kompas.com (9/4/2018) janji
memberikan kepastian keberangkatan jemaah tak juga berbuah nyata. Baca juga: Masih Proses
Administrasi, Barang Sitaan Kasus First Travel Belum Dilelang Kronologi penipuan First Travel
Melansir dari Kompas.com (30/05/2018) total kasus calon jemaah umroh yang gagal
diberangkatkan ke tanah suci adalah sebanyak 63.000 orang jemaah. Adapun kerugian
mencapai Rp 905,33 miliar. Guna menarik calon jemaah First Travel, memberikan harga promo
umroh sebesar Rp 14,3 juta. Strategi pemasarannya pun dilakukan dengan membuka cabang di
beberapa daerah sejak tahun 2015. Cabang First Travel tersebut adalah di Medan, Kuningan,
Jalan TB Simatupang, Bandung dan Bali. Ia juga membentuk jaringan pemasaran di seluruh
Indonesia dengan cara membentuk agen kemitraan. Majelis Hakim menyebut terdapat sekitar
835 agen kemitraan yang berstatus aktif. First Travel juga menjual franchise ke beberapa kota
dengan biaya waralaba sebesar Rp 1 miliar. Selain itu, juga menyebarkan informasi melalui
media sosial, brosur. Serta memberangkatkan sejumlah publik figur. Dipidana 20 Tahun Akibat
penipuan yang telah dilakukan, majelis hakim menjatuhkan hukuman penjara selama 20 tahun
kepada Direktur Utama First Travel Andika Surachman. Sedangkan Istri Andika, Anniesa
Hasibuan, dijatuhi hukuman penjara 18 tahun. Keduanya juga diharuskan membayar denda
sebesar Rp 10 miliar. Sementara Direktur Keuangan sekaligus Komisaris First Travel Siti
Nuraida Hasibuan dijatuhi hukuman penjara 15 tahun dan denda Rp 5 miliar. Kiki merupakan
adik kandung Anniesa.

Anda mungkin juga menyukai