Anda di halaman 1dari 2

KASUS FIRST TRAVEL

First Travel mengawali usahanya dari sebuah bisnis biro perjalanan wisata di bawah

bendera CV First Karya Utama. Pada awal 2011, First Travel merambah bisnis perjalanan

ibadah umrah di bawah bendera PT First Anugerah Karya Wisata. Pada 28 Maret

2017,Kementerian Agama yang pertama kali memantau bahwa ada yang aneh dari model

bisnis First Travel. Kementerian Agama pun melakukan klarifikasi, investigasi, advokasi,

hingga mediasi dengan jemaah. Sehingga mulai terungkap bahwa ada jemaah yang merasa

dirugikan karena di antara mereka ada yang sampai gagal tiga kali berangkat umrah dan pada

saat dimintai kejelasan, manajemen First Travel selalu berkelit.

Pada Juli 2017,Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memerintahkan PT First Anugerah

Karya Wisata menghentikan penjualan paket promonya karena ada indikasi investasi ilegal

dan penghimpunan dana masyarakat tanpa izin. Kemudian pada awal Agustus

2017,Bareskrim Polri menetapkan direktur utama yaitu Andika Surachman,direktur First

Travel yaitu Anniesa Desvitasari Hasibuan,dan direktur Keuangan sekaligus Komisaris First

Travel yang bernama Siti Nuraida Hasibuan sebagai tersangka.Terungkap bahwa First Travel

mengelola uang jemaah lebih dari Rp 905 milliar,tetapi ribuan jemaah tidak bisa berangkat

umrah.

Pada 30 Mei 2018,kemudian PN Depok menjatuhkan hukuman diantaranya :

1. Andika dihukum 20 tahun penjara

2. Anniesa dihukum 18 tahun penjara

3. Kiki dihukum 15 tahun penjara dan di denda sebesar Rp 5 milliar

4. Andika dan Anniesa juga dihukum membayar denda masing-masing Rp 10 milliar

subsider 3 bulan kurungan

5. Aset First Travel dirampas negara.


Dan pada pertengahan Agustus 2018,PT Bandung menguatkan vonis yang dilakukan oleh PN

Depok.

Kemudian pada akhir Januari 2019,MA menolak kasasi Andika,Aniesa, dan Kiki.

Putusan itu pun di adili oleh ketua majelis yaitu Andi Samsan Nganro dengan anggotanya

Margono dan Eddy Ermy. Andika dan Anniesa di adili dalam nomor perkara 3096

K/Pid.Sus/2018 dan Kiki dengan nomor 3095 K/Pid.Sus/2018. Kasus itu pun masuk dalam

kualifikasi pencucian uang.

Anda mungkin juga menyukai