First Travel mengawali usahanya dari sebuah bisnis biro perjalanan wisata di bawah
bendera CV First Karya Utama. Pada awal 2011, First Travel merambah bisnis perjalanan
ibadah umrah di bawah bendera PT First Anugerah Karya Wisata. Pada 28 Maret
2017,Kementerian Agama yang pertama kali memantau bahwa ada yang aneh dari model
bisnis First Travel. Kementerian Agama pun melakukan klarifikasi, investigasi, advokasi,
hingga mediasi dengan jemaah. Sehingga mulai terungkap bahwa ada jemaah yang merasa
dirugikan karena di antara mereka ada yang sampai gagal tiga kali berangkat umrah dan pada
Karya Wisata menghentikan penjualan paket promonya karena ada indikasi investasi ilegal
dan penghimpunan dana masyarakat tanpa izin. Kemudian pada awal Agustus
Travel yaitu Anniesa Desvitasari Hasibuan,dan direktur Keuangan sekaligus Komisaris First
Travel yang bernama Siti Nuraida Hasibuan sebagai tersangka.Terungkap bahwa First Travel
mengelola uang jemaah lebih dari Rp 905 milliar,tetapi ribuan jemaah tidak bisa berangkat
umrah.
Depok.
Kemudian pada akhir Januari 2019,MA menolak kasasi Andika,Aniesa, dan Kiki.
Putusan itu pun di adili oleh ketua majelis yaitu Andi Samsan Nganro dengan anggotanya
Margono dan Eddy Ermy. Andika dan Anniesa di adili dalam nomor perkara 3096
K/Pid.Sus/2018 dan Kiki dengan nomor 3095 K/Pid.Sus/2018. Kasus itu pun masuk dalam