Anda di halaman 1dari 19

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol.

04, Juli 2015

SUPERVISI KLINIS-GROW ME SEBAGAI MODEL SUPERVISI YANG EFEKTIF


DI SMA N 1 JASINGA KABUPATEN BOGOR
Oleh: Agus Sarifudin*

Abstrak
Research of school action (Penelitian Tindakan Sekolah) has used at one of school in
West Bogor. The goal are to know klinis supervision benefit at school, to hold
professional learning community and to get effective klinis supervision. The result of
learning problem identification are media (15%), material ( 6%), student (45%),
teaching material (19%) and method (15%). There are two period of Grow Me Klinis
Supervision at school MGMP. The factors observed are teacher activity, teacher
learning, and student attitude. The result of research second periode is better than
first period. Teacher activity at the first periode is 54,94%, at second period is
78,69%, so at second period is better than first period 23,75%. Learning process
implementation at first period is14,58%, at second period is 36,12%, so the second is
better than the first 21,54%. The result of research second period Grow Me Klinis
Supervision can improve learning quality and quantity, and learning implementation.
There can improve activity, attitude, interest teacher and student. Grow Me Klinis
Supervision more effective than ordinary klinis supervision.

Kata kunci: Grow Me, supervisi klinis

A. Pendahuluan meningkatkan prestasi belajar siswa.


1. Latar belakang Meskipun demikian, supervisi akademik
Peraturan Menteri Pendidikan tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk
Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang kerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi
menyebutkan Pengawas satuan pendidikan akademik merupakan serangkaian kegiatan
dituntut memiliki kompetensi supervisi membantu guru mengembangkan
manajerial dan supervisi akademik. Di kemampuannya mengelola proses
samping kompetensi kepribadian, sosial, pembelajaran, maka menilai unjuk kerja
penelitian, dan pengembangan. Esensi dari guru dalam mengelola proses pembelajaran
supervisi manajerial adalah berupa kegiatan merupakan salah satu kegiatan yang tidak
pemantauan, pembinaan dan pengawasan bisa dihindarkan prosesnya1.
terhadap kepala sekolah dan seluruh Di SMA N 1 Jasinga jumlah guru
elemen sekolah lainnya di dalam sebanyak 51 orang, pelaksanaan supervisi
mengelola, mengadministrasikan dan klinis belum optimal karena jumlah guru
melaksanakan seluruh aktivitas sekolah, banyak. Pengawas sekolah mempunyai
sehingga dapat berjalan dengan efektif dan sekolah binaan 10 sekolah, sehingga
efisien dalam rangka mencapai tujuan supervisi klinis setiap semester hanya
sekolah serta memenuhi standar pendidikan terhadap beberapa orang guru saja karena
pendidikan nasional. Adapun supervisi waktu yang diperlukan untuk supervisi
akademik esensinya berkenaan dengan klinis rata-rata seorang guru minimal satu
tugas pengawas untuk untuk membina guru minggu. Jika jumlah guru di satu sekolah
dalam meningkatkan mutu pembelajar-
annya, sehingga pada akhirnya dapat
1
Sergiovanni, 1987.

1156 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

sebanyak 51 orang guru, maka untuk 5. Manfaat


supervisi klinis diperlukan waktu 51 a. Sekolah dapat meningkatkan kualitas
minggu (13 bulan). Agar supervisi pembelajaran di sekolah.
akademis di SMA N 1 Jasinga efektif b. Kinerja/kompetensi guru meningkat.
diperlukan strategi yaitu menggunakan c. Pengawas sekolah memiliki strategi
supervisi klinis GROW ME (Goal, Reality, untuk implementasi supervisi klinis
Option, Whats, Monitoring and yang efektif.
Evaluation).
B. Kajian Teori
2. Rumusan Masalah 1. Supervisi
Apakah supervisi klinis-GROW ME Supervisi berasal dari dua kata, yaitu
dapat mengefektifkan supervisi akademis di “super” dan “vision”. Dalam Webster’s
SMA N 1 Jasinga Bogor ? New World Dictionary istilah super berarti
“higher in rank or position than, superior
3. Pemecahan Masalah to (superintendent), a greater or better than
a. Optimalisasi kegiatan MGMP others”2, sedangkan kata vision berarti “the
sekolah. ability to perceive something not actually
b. GROW ME indentifikasi masalah visible, as through mental acuteness or
pembelajaran di MGMP sekolah (Pra keen foresight 3.
Observasi). Rifa’i4 merumuskan istilah supervisi
c. GROW ME membuat perencanaan merupakan pengawasan profesional, sebab
pembelajaran. hal ini di samping bersifat lebih spesifik
d. Implementasi pembelajaran juga melakukan pengamatan terhadap
(Observasi). kegiatan akademik yang mendasarkan pada
e. GROW ME refleksi dan evaluasi kemampuan ilmiah, dan pendekatannya
proses pembelajaran (Post pun bukan lagi pengawasan manajemen
Observasi). biasa, tetapi lebih bersifat menuntut
f. GROW ME menentukan tindak kemampuan profesional yang demokratis
lanjut. dan humanistik oleh para pengawas
pendidikan.
4. Tujuan Supervisi pada dasarnya diarahkan
Penelitian tindakan sekolah ini pada dua aspek, yakni: supervisi akademis,
bertujuan untuk : dan supervisi manajerial. Supervisi
a. Mengetahui dampak supervisi klinis- akademis menitikberatkan pada
GROW ME terhadap implemntasi pengamatan supervisor terhadap kegiatan
supervisi klinis. akademis, berupa pembelajaran baik di
b. Mengetahui aktivitas dan respon guru dalam maupun di luar kelas. Supervisi
terhadap supervisi klinis. manajerial menitikberatkan pada
c. Mengetahui dampak supervisi klinis- pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan
GROW ME terhadap kualitas
pembelajaran.
2
Webster’s New World Dictionary 1991, hlm.
1343.
3
Ibid., hlm. 1492.
4
Rifa’i, 1992, hlm. 20.

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1157


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

dan administrasi sekolah yang berfungsi Meskipun demikian, supervisi


sebagai pendukung (supporting) akademik tidak bisa terlepas dari penilaian
terlaksananya pembelajaran. unjuk kerja guru dalam mengelola
Oliva5 menjelaskan ada empat pembelajaran. Apabila di atas dikatakan,
macam peran seorang pengawas atau bahwa supervisi akademik merupakan
supervisor pendidikan, yaitu sebagai: serangkaian kegiatan membantu guru
coordinator, consultant, group leader dan mengembangkan kemampuannya mengelola
evaluator. Supervisor harus mampu proses pembelajaran, maka menilai unjuk
mengkoordinasikan programs, goups, kerja guru dalam mengelola proses
materials, and reports yang berkaitan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan
dengan sekolah dan para guru. Supervisor yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.8
juga harus mampu berperan sebagai Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola
konsultan dalam manajemen sekolah, proses pembelajaran sebagai suatu proses
pengembangan kurikulum, teknologi pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru
pembelajaran, dan pengembangan staf. Ia dalam mengelola proses pembelajaran,
harus melayani kepala sekolah dan guru, merupakan bagian integral dari serangkaian
baik secara kelompok maupun individual. kegiatan supervisi akademik. Apabila
Ada kalanya supervisor harus berperan dikatakan bahwa supervisi akademik
sebagai pemimpin kelompok, dalam merupakan serangkaian kegiatan membantu
pertemuan-pertemuan yang berkaitan guru mengembangkan kemam-puannya,
dengan pengembangan kurikulum, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu
pembelajaran atau manajemen sekolah perlu diadakan penilaian kemampuan guru,
secara umum. sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu
dikembangkan dan cara mengembang-
2. Supervisi Akademik kannya.
Glickman,6 mendefinisikan supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan 3. Supervisi Klinis
membantu guru mengembangkan Supervisi klinik, mula-mula
kemampuannya mengelola proses pem- diperkenalkan dan dikembangkan oleh
belajaran demi pencapaian tujuan Morris L. Cogan, Robert Goldhammer, dan
pembelajaran. Supervisi akademik merupa- Richarct Weller di Universitas Harvard
kan upaya membantu guru-guru mengem- pada akhir dasa warsa lima puluh tahun dan
bangkan kemampuannya mencapai tujuan awal dasawarsa enam puluhan.9 Ada dua
pembelajaran.7 Dengan demikian, berarti, asumsi yang mendasari praktek supervisi
esensi supervisi akademik itu sama sekali klinik. Pertama, pengajaran merupakan
bukan menilai unjuk kerja guru dalam aktivitas yang sangat kompleks yang
mengelola proses pembelajaran, melainkan memerlukan pengamatan dan analisis
membantu guru mengembangkan secara berhati-hati melalui pengamatan dan
kemampuan profesionalismenya. analisis ini, supervisor pengajaran akan
mudah mengembangkan kemampuan guru
mengelola proses pembelajaran. Kedua,
5
Olivia, 1984, hlm. 19-20.
6 8
Glicken, 1981. Sergiovanni, 1987.
7 9
Daresh, 1989. Krajewski, 1982.

1158 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

guru-guru yang profesionalnya ingin 4. Model GROW ME


dikembangkan lebih menghendaki cara Pengawas sekolah masa depan perlu
yang kolegial daripada cara yang untuk menjadi seorang coach yang baik.
outoritarian.10 Pengawas sekolah harus memiliki tanggung
Cogan11 mendefinisikan supervisi jawab untuk mengembangkan staf dan
klinik sebagai berikut : meningkatkan kinerja mereka sebagai
The rational and practice designed kontribusi untuk mencapai visi sekolah.
to improve the teacher’supervisi Semua warga sekolah mempunyai
classroom performance. It takes its keinginan untuk maju dan berkembang.
principal data from the events of
Pengawas sekolah harus memotivasi warga
the classroom. The analysis of
these data and the relationships sekolah untuk menjadi inovatif di bidang
between teacher and supervisor mereka. Pengawas sekolah memberdayakan
from the basis of the program, warga sekolah untuk bertindak secara
procedures, and strategies antusias dan membuat mereka bertanggung
designed to improve the jawab atas perbuatan yang telah mereka
student’supervisi learning by lakukan. Dengan menjadi seorang coach,
improving the teacher’supervisi
pengawas sekolah dapat memberikan yang
classroom behavior.
terbaik dalam memaksimalkan potensi
Sesuai dengan pendapat Cogan ini, warga sekolah. ‘pengawas sekolah
supervisi klinik pada dasarnya merupakan merubah potensi kegagalan menjadi
pembinaan performansi guru mengelola kesuksesan melalui coaching.’ Coaching
proses belajar mengajar. Pelaksanaannya adalah salah satu cara yang potensial untuk
didesain dengan praktis secara rasional. mengembangkan sekolah. Akan tetapi, hal
Baik desainnya maupun pelaksanaannya itu tidak akan terjadi secara otomatis.
dilakukan atas dasar analisis data mengenai Pengawas sekolah perlu sistem yang
kegiatan-kegiatan di kelas. Data dan mendukung, dan pengawas sekolah perlu
hubungan antara guru dan supervisor memberikan contoh sebagai teladan.
merupakan dasar program prosedur, dan Pengawas sekolah dapat memulai
strategi pembinaan perilaku mengajar guru transformasi di sekolah dengan menjadi
dalam mengembangkan belajar murid- model coach yang ideal ketika
murid. Cogan sendiri menekankan aspek berhubungan dengan wakil kepala sekolah,
supervisi klinik pada lima hal, yaitu (1) guru, bahkan peserta didik. Jika hal ini
proses supervisi klinik, (2) interaksi antara berhasil, wakil kepala sekolah dapat
calon guru dan murid, (3) performansi mencoaching guru, begitu juga guru dapat
calon guru dalam mengajar, (4) hubungan meng-coach peserta didik. Guru dapat
calon guru dengan supervisor, dan (5) memulai untuk menggunakan pertanyaan-
analisis data berdasarkan peristiwa aktual pertanyaan yang bermakna daripada
di kelas. mendikte semua jawaban kepada peserta
didik.
Beberapa model coaching yang
dikemukakan para ahli seperti Whitmore,12

10
Sergiovanni, 1987.
11 12
Cogan 1973, hlm. 54. Whitmore, 1992.

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1159


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

Landsberg,13 Crane,14 dan Ng.15 Salah satu dimana posisi ia sekarang, dan mengapa
coaching yang dipopulerkan oleh Ng Pak begitu? Coach dapat membantu pembelajar
Tee, yaitu GROW ME. Model coaching ini dengan menawarkan contoh spesifik ketika
berorientasi pada pengembangan manusia. memberikan umpan balik, mengecek
Coach membantu pembelajar mencapai asumsinya dan membuang cerita atau
tujuannya, Langkah-langkah model GROW peristiwa yang tidak relevan. Beberapa
ME adalah sebagai berikut: pertanyaan yang dapat ditanyakan oleh
coach pada tahap ini adalah:
a. Goals (G) - Tujuan
1) Berdasarkan tujuan yang Anda buat,
Ketika berbicara tentang goal
dimanakah posisi anda sekarang?
(tujuan), coach meminta kepada pembelajar
2) Mengapa Anda ada di posisi tersebut?
untuk bertanya kepada dirinya sendiri, apa
(coach membantu pembelajar
tujuannya? Pembelajar harus menentukan
menganalisis akar permasalahan)
sendiri tujuan pembelajarannya, bukan
3) Apakah ada blok yang dapat
coach. Langkah pertama di sini adalah
menghalangi Anda dalam
mengetahui siapa pembelajar sebenarnya.
pembelajaran dan pencapaian
Apa sajakah nilai-nilai yang dipegangnya
level/tujuan yang anda inginkan?
dan apa yang ingin ia capai. Coach
4) Usaha-usaha apa sajakah yang telah
membantu pembelajar memperjelas apa
Anda coba sebelumnya?
sajakah yang ingin dicapai oleh pembelajar
sesuai dengan konteks pekerjaannya.
Untuk mendapatkan data-data tentang
Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang
pembelajar, coach meminta pembelajar
biasanya digunakan coach pada tahap ini:
untuk menilai dirinya sendiri. Ada beberapa
1) Apa yang ingin Anda (pembelajar)
alat yang dapat membantu pembelajar
capai?
menemukan data tentang dirinya, dan salah
2) Menurut Anda, sukses itu seperti
satunya yang sekarang digunakan di
apa? Dapatkah Anda mendeskripsi-
Singapura adalah umpan balik 360 derajat.
kannya?
3) Bagaimana Anda mengetahui bahwa Alat ini memperluas horizon pembelajar
tentang dirinya. Umpan balik 360 derajat
Anda telah mencapai tujuan?
menyajikan informasi dari kolega,
(indikator kinerja).
supervisor, dan yang lainnya yang
Tujuan sebaiknya spesifik, terukur, mengetahui pembelajar dengan baik. Coach
tercapai, relevan dan ada batas waktunya. sebaiknya membantu pembelajar melihat
akar dari permasalahan yang sedang
b. Reality (R) - Realitas dihadapinya.
Ketika berbicara tentang realitas,
coach meminta pembelajar bertanya kepada c. Options (O) – Alternatif
dirinya dan mengartikulasikan, ‘Dimanakah Ketika berbicara tentang
posisi saya sekarang?’ Coach meminta alternative/pilihan, coach meminta kepada
pembelajar untuk menilai dirinya sendiri, pembelajar untuk bertanya kepada dirinya
sendiri dan mengartikulasikan ‘Apa sajakah
hal-hal (solusi) yang akan digunakan untuk
13
Landsberg, 1996. menjembatani realitas dan tujuan?’ Coach
14
Crane, 1998.
15
Ng, 2005. meminta pembelajar mengeksplorasi

1160 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

berbagai alternatif dan menawarkan saran- 1) Apa yang akan Anda lakukan untuk
saran dengan hati-hati. Coach bisa juga menjembatani gap antara realitas dan
‘brainstorm’ ide dengan pembelajar untuk tujuan? Mengapa Anda memilih
memfasilitasi proses tersebut. Beberapa pilihan tersebut?
pertanyaan yang bisa ditanyakan oleh 2) Kendala apa sajakah yang mungkin
coach adalah sebagai berikut: Anda dapatkan di tengah jalan?
1) Alternatif solusi seperti apa sajakah Bagaimana anda akan mengatasinya?
yang akan Anda gunakan untuk 3) Dukungan apa yang Anda harapkan?
mencapai tujuan Anda? 4) Batas waktunya kapan dan tonggak-
2) Apa sajakah manfaat dan kelemahan tonggak keberhasilan seperti apakah
setiap alternatif? yang akan didapatkan?
3) Adakah saran yang ingin Anda
peroleh dari saya? Di tahap ini, coach perlu untuk
4) Jika uang, waktu dan sumber daya meyakinkan kembali pembelajar bahwa ia
tersedia, alternatif yang manakah bebas untuk memilih rencana tindak yang
yang akan Anda pilih? Mengapa? diinginkan asal ada pembenarannya.
Rencana tindak ini disetujui oleh ke dua
Coach sebaiknya membiarkan belah pihak dan didokumentasikan.
pembelajar untuk bereksplorasi dan
berartikulasi tentang pilihan yang akan ia e. Monitoring (M)
ambil sebelum memberikan saran. Ketika berbicara tentang monitoring,
coach meminta pembelajar untuk bertanya
d. What’s Next?/ Will (W) – Langkah kepada dirinya sendiri dan berartikulasi,
Selanjutnya. ‘Apakah sudah ada kemajuan yang saya
Ketika berbicara tentang apa yang buat untuk mencapai tujuan yang telah saya
harus dilakukan selanjutnya, coach rencanakan?’
meminta kepada pembelajar untuk bertanya Sesi review ini diadakan untuk
kepada dirinya sendiri dan berartikulasi, menghubungkan tonggak-tonggak keber-
“Pilihan mana yang akan Anda pilih dari hasilan yang telah direncanakan oleh
berbagai alternatif untuk mencapai tujuan pembelajar. Coach mengajak pembelajar
Anda? Dengan kata lain, apa sajakah untuk mengecek kemajuannya melalui
rencana tindak pembelajar? Coach meminta tahapan GROW, tetapi kali ini dengan
pembelajar untuk memegang teguh apa merujuk pada kesepakatan tujuan dan
yang ada di rencana tindak dan rencana yang telah dibuat.
mengidentifikasi halangan-halangan yang Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mungkin ada serta cara untuk digunakan dalam tahapan ini:
mengatasinya. Pada rencana tindak, 1) Apakah Anda masih dalam proses
pembelajar sebaiknya mengartikulasikan mencapai tujuan yang telah Anda
tahapan/langkah-langkah, batas waktu, buat? Atau sudah menyimpang dari
tonggak keberhasilan, yang harus disetujui tujuan tersebut?
oleh coach dan pembelajar. Beberapa 2) Di posisi manakah anda sekarang?
pertanyaan yang dapat ditanyakan untuk Apakah Anda puas dengan kemajuan
pembelajar adalah: yang telah Anda capai?

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1161


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

3) Apa yang telah anda pelajari sejauh pembelajar untuk menilai sendiri
ini? Apakah hal tersebut dapat pembelajaran dan kinerjanya. Pada saat
membantu Anda untuk menjalankan yang sama, coach sebaiknya juga
fase berikutnya? memberikan pembelajar hasil evaluasinya
4) Apakah rencana Anda untuk terhadap proses pembelajaran dan kinerja
menjalankan fase berikutnya? pembelajar.
Apakah Anda perlu untuk membuat Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
modifikasi? Apakah batas waktu dan membantu coach melakukannya adalah
tonggak keberhasilan yang telah sebagai berikut:
Anda buat masih valid? 1) Apakah anda telah mencapai tujuan
5) Dukungan apa yang Anda butuhkan yang telah anda rencanakan?
sekarang? Mengapa anda mengatakan hal itu?
2) Bagian yang manakah dari proses
Pembelajar tidak disarankan untuk
pembelajaran selama proses coaching
menyimpang dari rencana yang telah
ini yang paling signifikan untuk
dibuat, kecuali memang ada alasan kuat.
anda?
Rencana dapat diubah jika rencana yang
3) Ini adalah pendapat saya tentang apa
baru dapat memberikan pengalaman belajar
yang telah anda lakukan selama ini
yang lebih bermakna, bukan karena
(perlihatkan hasil evaluasi anda).
pembelajar yang kurang disiplin dalam
Komentar anda bagaimana?
menjalankan rencana. Coach dapat
mengambil kesempatan ini untuk saling
Ada satu poin penting yang harus
berbagi pengalaman tentang hasil
didiskusikan di sini, yaitu bagaimana jika
pengamatannya terhadap pembelajar
penilaian dari coach dan pembelajar sangat
selama ini. Coach sebaiknya memberikan
jauh berbeda? Hal ini seharusnya tidak
umpan balik yang akurat tetapi lakukanlah
akan terjadi jika telah ada tujuan yang telah
dengan sensitif dan gaya yang memotivasi.
dimengerti dan disepakati bersama oleh
Satu hal yang perlu dicatat adalah
monitoring tidak harus dalam sesi formal. coach dan pembelajar, serta monitoring dan
umpan balik telah dilakukan. Jika coach
Beberapa kata di sepanjang koridor
dan pembelajar benar-benar saling terbuka
sekolah, beberapa pertanyaan dan umpan
dan jujur satu dengan yang lainnya, tidak
balik ketika sedang istirahat/makan siang
akan ada perbedaan yang terlalu jauh pada
dapat menjadi bentuk monitoring yang
tahap ini.
bagus. Monitoring tidak hanya dilakukan
Beberapa catatan penting yang perlu
pada reviu tengah tahun/tahunan.
dipertimbangkan pada tahapan ini adalah:
1) Merayakan kesuksesan, dan
f. Evaluasi (E)
menyatakan dukungan atas usaha-
Ketika berbicara tentang evaluasi,
usaha yang telah dilakukan
coach meminta pembelajar untuk bertanya
pembelajar.
kepada dirinya sendiri dan berartikulasi,
2) Memberikan umpan balik secara
‘Apakah saya telah mencapai tujuan yang
jujur, tulus dan tidak kasar.
telah saya rencanakan?’
Sesi ini diadakan pada akhir coaching
yang telah disepakati. Coach mengajak

1162 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

C. Metode Penelitian b. Lembar observasi evaluasi


1. Setting dan Subyek Penelitian perencanaan pembelajaran (Pra
Penelitian dilaksanakan bulan Observasi)
Pebruari sampai bulan April 2015 di SMA c. Lembar observasi implementasi
N 1 Jasinga Bogor, dengan jumah guru 51 pembelajaran (Obsevasi)
orang (25 orang PNS, 26 orang non PNS). d. Lembar observasi refleksi dan
evaluasi pembelajaran (Post
Observasi)
2. Faktor – faktor yang Diteliti
Untuk menjawab pertanyaan yang 4. Teknik Pengumpulan Data
dirumuskan dalam penelitian, ada beberapa Kualitatif, berorientasi pada saat
faktor yang akan diteliti yaitu : GROW ME di Musyawarah Guru Mata
a. Identifikasi masalah pembelajaran Pelajaran (MGMP) sekolah mengidentifikasi
b. Perencanaan pembelajaran masalah pembelajaran, merevisi/membuat
c. Implementasi pembelajaran rancangan pembelajaran, implementasi
d. Refleksi dan evaluasi serta tindak pembelajaran, refleksi, dan evaluasi serta
lanjut program tindak lanjut melalui supervisi
klinis-GROW ME.
3. Alat Pengumpulan Data Kuantitatif, evaluasi rancangan
a. Lembar observasi digunakan untuk pembelajaran, dan hasil kegiatan MGMP.
mencatat hasil indentifikasi masalah
(Pra obervasi)

Tabel
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
Sumber
No Jenis data Pengumpulan Instrumen Waktu
data
data
Guru Masalah Observasi Lembar isian Kegiatan
1 Pembelajaran indentifikasi GROW ME Di
masalah MGMP sekolah
Guru Rencana Observasi Lembar isian Kegiatan
2 pembelajaran rencana GROW ME Di
pembelajaarn MGMP sekolah
Guru Proses Observasi Lembar isian Proses
3 pembelajaran proses pembelajaran
pembelajaran
Guru Refleksi dan Observasi Lembar isian Refleksi dan
4 evaluasi refleksi dan evaluasi
evaluasi

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1163


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04,
0 Juli 201
2015

5. Teknik Pengolahan Data


Data yang diperoleh dianalisis dengan merujuk pada teknik analisis yaitu interpretasi
data hasil observasi, hasil analisis kegiatan supervisi klinis-GROW
klinis ME.

Rentang nilai Kualifikasi


> 85 % Sangat baik
65 – 84,9 % Baik
45 – 64,9 % Cukup
25 – 44,9 % Kurang
< 25 % Sangat kurang

6. Prosedur Penelitian
Desain penelitian tindakan sekolah dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tahapan b) membuat strategi supervisi


sebagai berikut : klinis yang efektif
a. Kegiatan awal adalah evalusi hasil 2) Implementasi supervisi klinis –
supervisi klinis tahun sebelumnya, GROW ME menggunakan guru
melalui identifikasi, dan analisis, pemandu yaitu :
kemudian mengidentifikasi masalah, a) Mengidentifikasi masalah pempem-
selanjutnya dirumuskan menjadi belajaran.
n. (Pra obeservasi)
permasalahan penelitian tindakan b) Membuat rancangan
sekolah yang spesifik. sifik. Tahapan pembelajaran (Pra observasi)
penelitian tindakan sekolah yaitu: c) Implementasi pembelajaran
b. Siklus pertama 3) Pengamatan (Observasi)
1) Perencanaan Pengamatan aktifitas guru dan
a) merumuskan tindakan untuk siswa pada saat GROW ME dan
mengatasi masalah berdasarkan saat supervisi klinis
klinis-GROW ME
hasil refleksi siklus ke-1
ke

1164 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

4) Refleksi, dan evaluasi pelaksanaan e. Melakukan refleksi dan evaluasi atas


implementasi pembelajaran.(Post tindakan yang telah dilaksanakan di
Observasi) siklus kedua serta pengisian kuisioner
c. Siklus kedua oleh guru-guru. (Post Obervasi)
1) Perencanaan: f. Simpulan
a) Merumuskan tindakan ber-
dasarkan hasil refleksi dan D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
evaluasi siklus pertama 1. Hasil Penelitian Awal
b) Merecanakan dan menentukan Penelitian pendahuluan ini dilakukan
strategi supervisi klinis GROW untuk merumuskan masalah-masalah yang
ME terjadi pada subyek penelitian. Hal ini
2) Implementasi supervisi – GROW dilakukan pada saat melakukan supervisi
ME yaitu : akademik semester ganjil tahun 2015/2016
a) mengidentifikasi kedala/masalah di SMAN 1 Jasinga Kabupaten Bogor,
supervisi klinis-GROW ME di salah satu sekolah binaan wilayah Bogor
siklus pertama. (Pra Observasi) Barat yang mempunyai rombongan belajar
b) merevisi strategi supervisi 27 kelas dengan temuan melalui
klinis-GROW ME yang efektif indentifikasi permasalahan proses
(Pra Observasi) pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
c) membuat perencanaan observasi rancangan pembelajaran dan
pembelajaran (Pra Observasi) proses pembelajaran.serta diskusi dengan
d) implementasi pembelajaran guru-guru dari beberapa mata pelajaran.
d. Pengamatan aktifitas guru dan siswa Hasil yang diperoleh adalah sebagai
pada saat supervisi klinis-GROW berikut:
ME (Observasi)
Tabel
Hasil Penelitian Pendahuluan
Alat pengumpul data Temuan
Obervasai dan studi a. Rancangan pembelajaran (Silabus dan RPP)
dokumen (hasil supervisi umumnya belum berfungsi/belum digunakan
akademik) sebagai acuan proses pembelajaran
b. Umumnya semua guru memiliki permasalah
dalam proses pembelajaran yaitu siswa kurang
aktif, kurang berani mengemukakan pendapat
c. Pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan
secara langsung yaitu antara pengawas & guru
hasilnya hanya beberapa guru saja karena jumlah
guru disekolah banyak serta jumlah sekolah
binaan sebanyak 10 sekolah
Berdasarkan data tersebut maka alternatif pemecahan masalah antara lain melalui
supervisi klinis yang efektif melalui GROW ME di sekolah
2. Rencana Tindakan
Berdasarkan permasalahan yang muncul pada penelitian pendahuluan, maka
permasalahan tersebut direncanakan dapat diatasi dengan dua siklus dengan rancangan
tindakan adalah sebagai berikut

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1165


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

Tabel
Rencana Tindakan
Siklus Tindakan Manfaat
I Pengawas sekolah mengumpulkan
semua guru-guru di sekolah binaan
untuk menyampaikan :
program supervisi klinis yang berbasis Guru-guru memperoleh gambaran
MGMP sekolah/komunitas guru di tentang program pengawas
sekolah melalui GROW ME

Pengawas sebagai fasilitator pada saat Memiliki data permasalahan yang


diskusi di MGMP sekolah untuk merupakan skala prioritas untuk
menidentifikasi masalah pembelajaran menentukan strategi pemecahan
siswa masalah pembelajaran siswa yang
akan direvisi/dibuat RPP

Pengawas sebagai fasilitator pada saat Memiliki RPP yang benar sesuai
MGMP sekolah membuat/merevisi untuk pemecahan masalah proses
RPP pembelajaran

Pengawas sekolah melakukan Memiliki data proses pembelajaran


pengamatan implemntasi yang lebih baik
pembelajaran
Memiliki data kelebihan dan
Pengawas sebagai fasilitator di kekurangan proses pembelajaran
MGMP sekolah pada saat refleksi dan untuk ditindaklanjuti dan memiliki
evaluasi serta menentukan tindak data guru yang dapat membantu
lanjut sebagai pemandu pada saat GROW
ME

II Pengawas sebagai fasilitator dibantu Memiliki data permasalahan yang


oleh guru pemandu pada saat MGMP merupakan skala prioritas untuk
sekolah untuk mengidentifikasi menentukan strategi pemecahan
masalah pembelajaran siswa masalah pembelajaran siswa yang
akan direvisi/dibuat RPP

Pengawas sebagai fasilitator pada saat


MGMP sekolah membuat/merevisi Memiliki RPP yang benar sesuai
RPP untuk pemecahan masalah proses
pembelajaran
Pengawas sekolah melakukan
pengamatan implementasi Memiliki data proses pembelajaran
pembelajaran yang lebih baik

Pengawas sebagai fasilitator di Memiliki data kelebihan dan


MGMP sekolah pada saat refleksi dan kekurangan proses pembelajaran
evaluasi serta menentukan tindak untuk ditindaklanjuti
lanjut

1166 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

3. Hasil Penelitian Siklus 1


a. Hasil Indentifikasi Masalah Pembelajaran melalui GROW ME di MGMP sekolah
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel
Hasil Indentifikasi Permasalah Pembelajaran Pada Siklus I
Permasalahan dalam proses
No % Rata-rata Katagori
pembelajaran
1 Media 15 %
2 Materi 6 %
3 Siswa 45 %
4 Bahan ajar 19 %
5 Metode 15 %

b. Hasil evaluasi RPP untuk pemecahan masalah proses pembelajaran berdasarkan hasil
GROW ME di MGMP sekolah adalah sebagai berikut :

Tabel
Hasil Evaluasi RPP Pada Siklus I
Rata-rata % Kesesuaian
Tidak Sebagian
No Aspek Kategori
sesuai sesuai Sesuai
0 1–3 4
1 Indikator 12,50 22,43 65,07 Baik
2 Tujuan Pembelajaran 20,43 56,36 23,41 Cukup
3 Materi Pembelajaran 2,78 13,50 81,92 Sangat Baik
4 Metode 14,28 24,21 59,71 Baik
5 Sumber belajar/media 4,57 13,28 82,15 Sangat Baik
pembelajaran
6 Langkah-langkah 11,32 36,71 51,37 Cukup
pembelajaran
7 Penilaian 16,07 40,29 43,64 Cukup
8 Kelengkapan penilaian 18,86 57,93 23,21 Cukup
Jumlah 100,81 264,71 430,48
Rata-rata 12,60 33,09 53,81 Cukup

c. Implementasi proses pembelajaran


Hasil observasi implementasi proses pembelajaran, yaitu:

Tabel
Hasil Obsevasi Implementasi Proses Pembelajaran Pada Siklus I
% Pencapaian Keaktifan Guru per 10
No Aspek yang diamati menit
1 2 3 4 5
1 Pendahuluan
Guru membuka pelajaran 23,37 55,23 21,40
Guru melakukan apersepsi dan 14,02 61,21 24,77

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1167


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

mengkaitkan dengan materi yang akan


diajarkan
Guru memberikan motivasi kepada 50.01 31,14 18,85
siswa
Guru menyapaikan kompetensi 5.04 4,32 60,67 13,89 16,08
dasar/tujuan pembelajaran
2 Kegiatan inti
Upaya menggunakan metode yang 11.24 14,12 24,67 33,17 16,8
bervariasi
Upaya guru menggunakan alat peraga 15,01 27,23 34,97 29,23 6,44
Upaya guru mengelola kelas 1,51 21,01 27,56 33,43 16,49
Guru melakukan penilaian proses 20,51 28,89 22,44 25,27 2,89
Upaya guru memfasilitasi/membimbing 6,78 2,08 35,87 42,16 13,09
siswa siswa
Upaya mengkaitkan materi dengan 1,07 41,61 46,55 10,77
IMTAQ, dan lingkungan
Upaya guru melakukan pengembangan 11,33 3,45 43,01 30,21 12,00
keterampilan /skill siswa
Upaya guru membuat proses 17,11 10,11 34,50 30,08 8,21
pembelajaran yang menyenangkan
Guru memfasilitasi siswa melalui 5,07 16,41 32,05 38,99 7,48
pemberian tugas, diskusi, dan lainnya.
Guru menggunakan teknik bertanya 15,12 12,10 29,49 34,09 9,21
Upaya guru mengkaitkan materi 15,01 37,23 24,97 29,23 6,44
pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya/fakta/isu yang aktual/kehidupan
sehari-hari
Upaya guru memfasilitasi siswa 21.24 4,12 24,67 33,89 16,08
melakukan refleksi untuk pengalaman
belajar yang telah dilakukan
3 Tahap penutup
Guru bersama siswa membuat 10,21 37,56 35,95 16,28
rangkuman/kesimpulan
Guru melakukan penilaian 21,89 41,22 40,99 5,90
Guru merencanakan kegiatan tindak 12,01 39,18 36,57 12,24
lanjut (tugas, program remidial/
pengayaan)
Jumlah 144,87 224,25 591,98 661,28 276,97
Rata-rata 7,62 11,80 31,17 34,83 14,58

d. Analisis hasil penelitian di siklus 1 paling rendah berturut-turut sebagai berikut


1) Identifikasi masalah dalam proses : siswa rata-rata 47 %, bahan ajar rata-rata
pembelajaran 18 %, media rata-rata 16 %, metode rata-
Hasil GROW ME di MGMP sekolah rata 14 %, dan materi rata-rata 5 %. Aspek-
umumnya permasalahan guru dalam proses aspek tersebut sangat berkaitan antara
pembelajaran berdasarkan presentasi yang aspek yang satu dengan aspek yang lainnya
paling tinggi sampai ke presentasi yang

1168 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

dalam menentukan kualitas proses rata 60,67 % yaitu guru menyampaikan


pembelajaran. tujuan pembelajaran/kompetensi.
2) Hasil evaluasi RPP e. Refleksi Siklus I
MGMP sekolah melakukan GROW Hasil GROW ME di MGMP sekolah
ME membuat atau merevisi RPP permasalahan guru dalam pembelajaran
berdasarkan skala prioritas permasalahan berdasarkan hasil identifikasi masalah
dengan hasil evaluasi RPP yang sesuai presentasi yang paling tinggi adalah
rambu-rambu rambu-rambu rata-rata 54,69 “siswa” (rata-rata 47 %) antara lain siswa
, sebagian sesuai rata-rata 32,59 %, dan pasif (tidak aktif), siswa tidak mau
yang tidak sesuai rata-rata 10,94 % bertanya, siswa diremidial berulang-ulang,
sehingga termasuk katagori “cukup”. permasalahan berikutnya adalah “bahan
Komponen RPP yang termasuk katagori ajar” (rata-rata 18 %), media (rata-rata 16
“sangat baik” adalah materi ajar karena %), metode (rata-rata 14 %) dan materi
yang sesuai rata-rata 82,92 %, dan sumber (rata-rata 4 %). Selanjutnya guru di MGMP
belajar/media yang sesuai rata-rata 82,15 melalui GROW ME merevisi/membuat
%. Komponen yang termasuk katagori RPP untuk memecahkan permasalahan
“baik” yaitu komponen indikator karena pembelajaran tersebut, berdasarkan hasil
yang sesuai rata-rata 66,07 % dan evaluasi RPP yang termasuk katagori
komponen metode yang sesuai rata-rata sesuai presentasinya masih rendah yaitu
60,71 %. Untuk komponen yang lainnya rata-rata 54,69 % hal ini disebabkan oleh
termasuk katagori “cukup” karena yang komponen pada RPP masih ada yang
sesuai rata-rata antara 23,21 % sampai 53 sebagian sesuai rata-rata 32,59 %, dan yang
37 % yaitu komponen tujuan pembelajaran, tidak sesuai rata-rata 10,94 %. Hal ini
metode, langkah-langkah pembelajaran, berpengaruh pada implementasi proses
dan penilaian. pembelajaran katagori “sangat baik” masih
rendah karena rata-ratanya adalah 14,58 %,
3) Aktivitas guru dalam proses dan katagori “baik” rata-rata 34,83 %
pembelajaran sisanya adalah katagori “cukup” rata-rata
Aktivitas guru yang diamati selama 31,17 %, katagori “kurang” rata-rata 11,80
proses pembelajaran per 10 menit yaitu % dan katagori “sangat kurang” rata-rata
yang termasuk katagori “sangat baik” rata- 7,62 %. Berdasarkan data tersebut pada
rata 14,58 %, “baik” rata-rata 34,83 %, pembelajaran siklus ke 2 Pengawas
“cukup” rata-rata 31,17, “kurang baik” Sekolah selain sebagai fasilitator juga perlu
rata-rata 11,80 %, dan “sangat kurang baik” dibantu oleh guru sebagai pemandu GROW
rata-rata 7,62 %. Aspek aktivitas guru yang ME di MGMP untuk mengidentifikasi
presentasi paling tinggi yang termasuk masalah pembelajaran, dan membuat dan
katagori “sangat baik” adalah guru merevisi RPP yang benar sesuai rambu-
melakukan apersepsi rata-rata 24,77 %, rambu.
katagori ”baik” yaitu aspek guru
melakukan apersepsi rata-rata 61,21 %. 4. Hasil Penelitian Siklus 2
Untuk aspek aktivitas lainnya presentasi a. Hasil Indentifikasi Masalah
paling tinggi pada katagori ‘cukup” rata- Pembelajaran hasil diskusi GROW
ME di MGMP sekolah dengan hasil
sebagai berikut :

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1169


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

Tabel
Hasil Indentifikasi Permasalah Pembelajaran Pada Siklus II
Permasalahan dalam proses
No % Rata-rata Katagori
pembelajaran
1 Media 5%
2 Materi 3 %
3 Siswa 26 %
4 Bahan ajar 4%
5 Metode 7%

b. Hasil evaluasi RPP untuk pemecahan masalah proses pembelajaran dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel
Hasil Evaluasi RPP Pada Siklus II
Rata-rata % Kesesuaian
Tidak Sebagian
No Aspek Sesuai Katagori
sesuai sesuai
0 1–3 4
1 Indikator 2,50 12,43 85,07 Sangat Baik
2 Tujuan Pembelajaran 2,03 24,36 73,41 Baik
3 Materi Pembelajaran 2,78 13,50 81,92 Sangat Baik
4 Metode 4,28 14,21 79,71 Sangat Baik
5 Sumber belajar/media 4,57 13,28 82,15 Sangat Baik
pembelajaran
6 Langkah-langkah 2,32 26,71 70,37 Baik
pembelajaran
7 Penilaian 6,07 20,29 73,64 Baik
8 Kelengkapan penilaian 8,86 17,93 73,21 Baik
Jumlah 66.82 142,71 619,48
Rata-rata 8,35 17,84 77,44 Baik

c. Hasil observasi proses pembelajaran


Hasil observasi proses pembelajaran, adalah sebagai berikut :

Tabel
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Pada Siklus II
% Pencapaian Keaktifan Guru per 10
No Aspek yang diamati menit
1 2 3 4 5
1 Pendahuluan
Guru membuka pelajaran 13,20 60,28 26,52
Guru melakukan apersepsi dan 11,02 41,21 46,77
mengkaitkan dengan materi yang
akan diajarkan
Guru memberikan motivasi kepada 30.01 29,10 60,89
siswa
Guru menyapaikan kompetensi 9,36 60,67 13,89 16,08

1170 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

dasar/tujuan pembelajaran
2 Kegiatan pokok
Upaya menggunakan metode yang 12,12 24,71 38,21 22,12
bervariasi
Upaya guru menggunakan alat 16,23 14,97 27,23 54,45
peraga
Upaya guru mengelola kelas 1,51 21,01 27,56 33,43 16,49
Guru melakukan penilaian proses 18,89 12,44 25,27 42,40
Upaya guru 2,08 13,87 32,16 41,87
memfasilitasi/membimbing siswa
siswa
Upaya mengkaitkan materi 31,61 36,55 31,84
dengan IMTAQ, dan lingkungan
Upaya guru melakukan 6,02 5,45 31,01 20,21 37,31
pengembangan keterampilan /skill
siswa
Upaya guru membuat proses 10,11 24,50 40,08 25,33
pembelajaran yang menyenangkan
Guru memfasilitasi siswa melalui 6,41 22,14 28,90 42,55
pemberian tugas, diskusi, dan
lainnya.
Guru menggunakan teknik 5,12 2,10 20,49 34,04 38,26
bertanya
Upaya guru menkaitkan materi 10,01 17,23 14,97 39,20 31,47
pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya/fakta/isu yang
aktual/kehidupan sehari-hari
Upaya guru memfasilitasi siswa 1.24 1,12 14,62 23,89 49,13
melakukan refleksi untuk
pengalaman belajar yang telah
dilakukan
3 Tahap penutup
Guru bersama siswa membuat 27,56 29,95 41,49
rangkuman/kesimpulan
Guru melakukan penilaian 11,89 21,22 30,99 35,90
Guru merencanakan kegiatan 2,01 19,18 26,57 44,24
tindak lanjut (tugas, prog
remidial/pengayaan)
Jumlah 47,8 136,01 434,37 603,16 712,99
Rata-rata 2,52 7,16 22,82 31,38 36,12

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1171


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

d. Analisis hasil penelitian di siklus II


Grafik Identifikasi Masalah
Hasil indentifikasi masalah proses
Pembelajaran
pembelajaran pada siklus 2 yang presentasi
paling tinggi adalah siswa rata-rata 27 %,
berikutnya adalah metode rata-rata 8 %, 45%
media rata-rata 4 %, materi dan bahan ajar
rata-rata 3 %. Selanjutnya hasil evaluasi 26%
15% 19%
RPP termasuk katagori “baik” karena RPP 15%
6% 3% 7%
yang “sesuai” dengan rambu-rambu rata- 5% 4%
rata 78,69 %, “sebagian sesuai” rata-rata
17,66 % dan “tidak sesuai” rata-rata 3,55
%. Data tersebut berpengaruh terhadap
proses pembelajaran dengan hasil obervasi Siklus 1 Siklus 2
berikut ini proses pembelajaran “sangat
baik” rata-rata 36,12 %, “baik” rata-rata Berdasarkan hasil GROW ME di
31,38 %, “cukup” rata-rata 22,82, “kurang” MGMP sekolah tentang masalah proses
rata-rata 7,16 dan “sangat kurang” rata-rata pembelajaran presentasi yang paling tinggi
2,52. pada siklus 1 adalah aspek siswa rata-rata
45 % setelah pemecahan masalah melalui
e. Refleksi Siklus II pembuatan RPP dan implementasi proses
Permasalahan proses pembelajaran pembelajaran permasalahan aspek siswa
presentasinya paling tinggi adalah siswa pada sikuls 2 mengalami penurunan
rata-rata 27 %, presentasi untuk aspek menjadi rata-rata 26 %. Hal ini didukung
lainnya kecil yaitu antara 3 sampai 8 %. dengan penurunan aspek-aspek yang
Untuk pemecahan masalah tersebut dibuat lainnya yaitu bahan ajar siklus 1 rata-rata
RPP dengan hasil evaluasi termasuk 19 % dan pada siklus 2 rata-rata 4 %, media
katagori “baik” karena RPP yang sesuai siklus 1 rata-rata 15 % dan siklus 2 rata-rata
rambu-rambu rata-rata 78,69 % sisanya 5 %, metode siklus 1 rata-rata 15 % dan
sebagian sesuai dan tidak sesuai (17,76 % siklus 2 rata-rata 7%, materi siklus 1 rata-
dan 3,55 %) hal ini berdampak terhadap rata 6 % dan siklus 2 rata-rata 3 %. Hal ini
proses pembelajaran. Hasil observasi terjadi setiap permasalahan dari proses
proses pembelajaran yang termasuk pembelajaran berdasarkan skala prioritas
katagori “sangat baik” rata-rata 36,12 %, dilakukan pemecahan masalah melalui
“baik” rata-rata 31,38 %, “cukup’ rata-rata GROW ME di MGMP sekolah melalui
22,82 %, “kurang baik” rata-rata 7,16 % pembuatan RPP, implementasi RPP, dan
dan “sangat kurang” rata-rata 2,52 %. refleksi untuk menentukan siklus
berikutnya.
5. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Hasil Indentifikasi Masalah b. Hasil Evaluasi RPP
Pembelajaran RPP hasil GROW ME membuat RPP
Hasil GROW ME di MGMP sekolah pada siklus 1 dan 2 dievaluasi dengan hasil
tentang permasalahan proses pembelajaran sebagai berikut :
pada siklus 1 dan ke 2 adalah sebagai
berikut :

1172 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

Grafik Hasil Evaluasi RPP Siklus 1 Grafik Hasil Observasi Proses


dan Siklus 2 Pembelajaran

34.83 36.12
78.69 31.17 31.38

22.82
54.94
14.58
11.8
7.62 7.16
32.59
2.52
17.76
10.94
3.55 Siklus 1 Siklus 2

Berdasarkan hasil observasi proses


Siklus 1 Siklus 2 pembelajaran pada siklus 1 dan 2
mengalami peningkatan kualitas
RPP hasil GROW ME di MGMP pembelajaran yaitu untuk aspek “sangat
sekolah pembuatan RPP pada siklus 1 dan baik” rata-rata meningkat 21,54 % (siklus 1
2 mengalami peningkatan kearah yang rata-rata 14,58 % dan siklus 2 rata-rata
benar yaitu RPP yang sesuai rambu-rambu 36,12 %). Hal ini terjadi karena aspek yang
pada siklus 1 rata-rata 54,94 % pada siklus lain mengalami penurunan yaitu untuk
2 RPP yang sesuai rambu-rambu rata-rata katagori “baik”mengalami penurunan rata-
78,69 %. Ini menunjukkan peningkatan rata 2,92 % (sikuls 1 rata-rata 34,83 % dan
rata-rata 23,75 %. Karena RPP yang siklus 2 rata-rata 31,38 %), “cukup”
sebagian sesuai mengalami penurunan rata- mengalami penurunan 8,35 %, “kurang
rata 14,83 % (sklus 1 rata-rata 32,59 % dan baik” mengalami penurunan rata-rata 4,64
siklus 2 rata-rata 17,76 %) selanjutnya %, dan untuk sangat kurang baik
untuk yang tidak sesuai mengalami mengalami penurunan 5,1 %. Ini
penurunan rata-rata 7,39 % (siklus 1 rata- menunjukan bahwa kualitas proses
rata 10,94 % dan siklus 2 rata-rata 3,55 %). pembelajaran mengalami peningkatan
Hal ini menunjukkan bahwa RPP hasil karena RPP sudah baik sesuai rambu-
GROW ME di MGMP secara bertahap rambu sehingga menjadi pedoman guru
menghasilkan RPP yang benar untuk proses pembelajaran.

c. Hasil Obsevasi proses pembelajaran E. Kesimpulan dan Saran


Observasi proses pembelajaran siklus 1. Kesimpulan
1 dan 2 adalah sebagai berikut: Supervisi klinis – GROW ME
melalui MGMP sekolah di SMA N 1
Jasinga yang dilaksanakan melalui 2 siklus
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi permasalahan
proses pembelajaran lebih dari satu
permasalahan dan memiliki data

Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam 1173


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04, Juli 2015

untuk pemetaan skala prioritas Departemen Pendidikan Nasional, 2007,


pemecahan masalah (terdapat 5 Permen No 41, Standar Proses.
permasalahan)--- (Pra Observasi) Departemen Pendidikan Nasional, 2008,
b. RPP yang dibuat mengalami Laporan Penelitian Tindakan
peningkatan kualitas sesuai dengan Sekolah, Direktorat PMPTK
rambu-rambu dengan rata-rata Departemen Pendidikan Nasional, 2009,
peningkatan 23, 75 % (siklus1 RPP Metode dan Teknik Supervisi,
yang sesuai rambu-rambu rata-rata Direktorat PMPTK
54,94 % pada siklus 2 RPP yang Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat,
sesuai rambu-rambu rata-rata 78,69 2008, Membangun Komunitas
%)----(Pra Observasi) Pembelajaran Profesional (KPP)
c. Implemntasi proses pembelajaran melalui Program Litbang, Makalah
mengalami peningkatan kualitas disampaikan pada Diklat Pengurus
dengan rata-rata peningkatan sangat MGMP IPA (Fisika, Biologi, Kimia)
baik rata-rata 21,54 % (siklus 1 rata- SMA se Propinsi Jawa Barat. UPTD
rata 14,58 % dan siklus 2 rata-rata Balai Pelatihan Guru Dinas
36,12 %)--(observasi) Pendidikan Propinsi Jawa barat.
d. Refleksi dan evaluasi melalui GROW Rachmat; dan Redja, 2003,
ME terjadi saling memberi informasi Pengorganisasian dan Mekanisme
antara teman sejawat guru, dan Pelaksanaan Supervisi
pengawas serta berkelanjutan Sekolah/Madrasah, BPG UPTD
e. Jumlah guru yang mengikuti Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
supervisi klinis setiap siklus (satu Barat
minggu) rata-rata 11 orang.
f. Supervinis klinis-GROW ME lebih
efektif dari supervisi klinis biasa
(perorangan)

2. Saran
MGMP sekolah/madrasah perlu
dioptimalkan untuk membentuk komunitas
pembelajaran yang profesional

Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2004,
Pemberdayaan MGMP, Direktorat
Pendidikan Menengah.
Departemen Pendidikan Nasional, 2007,
KTI Laporan Hasil Penelitian, Ditjen
PMPTK
Departemen Pendidikan Nasional, 2007,
Permen No 12, Standar Pengawas
Sekolah.

1174 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam

Anda mungkin juga menyukai