Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak
menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap
sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen,
seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Pernafasan
a. Usia
Perubahan- perubahan usia yang mempengaruhi sistem pernafasan
lanjut usia terutama menjadi penting jika system terganggu oleh
perubahan-perubahan seperti infeksi, stress fisik atau semosional,
dll.
b. Lingkungan
Ketinggian tempat tinggal, hawa dingin, panas, dan polusi udara
mempengaruhi oksigenasi Pola Hidup / Gaya Hidup. Aktivitas fisik
meningkatkan denyut dan kedalaman pernafasan, serta suplai
oksigen dalam tubuh. Dalam hal ini, latihan fisik atau peningkatan
aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan respirasi rate
sehingga kebutuhan terhadap oksigenasi sangat tinggi.
c. Status Kesehatan
Pada orang sehat, system pernafasan dan sistem kardiovaskuler yang
berfungsi baik dapat memberikan oksigen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh.
d. Obat-obatan
e. Stres
Takut, cemas, marah, dan stress akan mempercepat denyut jantung
sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Jika stress dan stressor
dialami oleh seseorang maka respon psikologis maupun fisiologis
dapat mempengaruhi oksigen.
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi Pernafasan
a. Lubang Hidung (Nares Anterior)
Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai rongga hidung
(vestibulum). Vestibulum itu dilapisi dengan epitelium organ yang
bersambung dengan kulit. Lapisan ini memuat sejumlah kelenjar
sebasea yang ditutupi oleh buluh kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara
ke dalam rongga hidung.
b. Hidung
Secara normal udara masuk kedalam sistem pernapasan melalui
hidung. Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal
hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Kedua lubang hidung
menghubungkan atmosfer dengan rongga hidung. Rongga hidung
dibatasi oleh dua tipe mukosa, yaitu mukosa respirasi hangat dan
jalannya masuk udara dan mukosa olfaktory yang berisi receptor-
receptor saraf pembau. Rongga hidung dibagi menjadi dua, kanan dan
kiri oleh septum nasalis.
1) Fungsi hidung, terdiri dari :
a) Bekerja sebagai saluran udara pernapasan
b) Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-
bulu hidung
c) Menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa
d) Membunuh kuman-kuman yang masuk bersama-sama udara
pernapasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir
(mukosa).
c. Tekak (Faring)
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti
corong, yang besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah. Kantong
ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi
vertebra servikal ke-6. Bagian atas, faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana, bagian depan berhubungan dengan rongga mulut
malalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring di bawah
berhubungan melalui aditus laring dan bagian bawah berhubungan
dengan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa
kurang lebih 14 cm. bagian ini merupakan bagian dinding faring yang
terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput
lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia
bukofaringeal. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan
laringofaring (hpofaring). Unsur- unsur faring meliputi mukosa, palut
lendir (mucous blanket) dan otot.
f. Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dan ke V.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan merupakan
kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertikal dari pada
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan,
terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang dan merupakan
kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih
tajam.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi
menjadi bronkus lobaris dan kemudian bronkus segmentalis.
Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya
semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis,
yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli
(kantung udara). Bronkiolus terminalis memiliki garis tengah
kurang lebih 1 mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang
rawan, tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat
berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat
bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara ke tempat
pertukaran gas paru-paru.
2. Fisiologi Pernafasan
a. Pernapasan Paru-paru (Pernapasan Pulmoner)
Merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi
pada paru-paru.Pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna,
oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas dimana
oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan
darah dalam kapiler pulmonary, alveoli memisahkan aksigen dari darah,
O2 menembus membrane, diambil oleh sel darah merah di bawa ke
jantung dipompakan keseluruh tubuh.
Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO 2 yang dihasilkan
oleh sel. Proses fisiologi pernapasan dimana oksigen dipindahkan dari
udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke
udara ekspirasi.
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer yang terjadi saat
respirasi (inspirasi-ekspirasi).
Ventilasi paru dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a) Tekanan oksigen di atmosfer
Tekanan udara atmosfir merupakan jumlah tekanan berbagai gas
yang terkandung dalam udara. Saat inspirasi udara atmosfir akan
masuk ke dalam alveoli, sehingga tekanan udara atmosfir yang
rendah akan menyebabkan tekanan oksigen yang masuk ke
dalam alveolipun rendah. Hal ini akan dijumpai pada dataran
tinggi dimana makin tinggi suatu tempat tekanan udara makin
rendah dan ini berbanding lurus dengan tekanan O2. Oleh karena
itu saat seseorang berada dalam ketinggian tertentu diperlukan
suplemen oksigen pada udara inspirasinya.
b) Keadaan saluran napas
Selama inspirasi udara akan melewati saluran nafas, mulai
hidung, pharynx, laring, trachea, bronchus, bronchioles, sampai
ke alveoli dan sebaliknya saat ekspirasi. Ada beberapa keadaan
yang menyebabkan jalan nafas ini menjadi lebih sempit atau
tersumbat, misalnya secret yang berlebihan atau kental, spasme
atau konstriksi, ada benda asing atau ada masa baik pada saluran
nafas sendiri atau diluar saluran nafas yang mendesak saluran
nafas sehingga mempersulit ventilasi.
c) Complience dan Recoil
Yaitu daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorak.
d) Pengaturan Nafas
Pusat pernafasan terdapat pada Medulla oblongata dan Pons.
Area bilateral dan bagian ventral di dalam Medulla oblongata
sangat sensitive terhadap perubahan konsentrasi hydrogen dan
karbondioksida. Tetapi sebenarnya tidak ada pengaruh langsung
dari perubahan konsentrasi hydrogen dan karbondioksida dalam
darah, karena saraf-saraf ini hanya terangsang oleh ion hidrogen
secara langsung, sementara ion hidrogen tidak mudah melewati
sawar darah otak atau sawar darah cairan cerebrospinalis,
sehingga kenaikan konsentrasi hydrogen dalam darah kurang
memberikan pengaruh terhadap pusat pernafasan
2) Difusi
Transfer oksigen dan karbondioksida melintasi membran alveolus-
kapiler yang tipis. Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah
selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. Tekanan parsial
oksigendalam atmosfer pada permukaan laut besarnya sekitar 149
mmHg (21% dari 760 mmHg). Pada waktu oksigen di inspirasi dan
sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan mengalami
penurunan sampai sekitar 103 mmHg. Perbedaan tekanan CO2
antara darah dan alveolus yang jauh lebih rendah (6 mmHg)
menyebabkan CO2 berdifusi ke dalam alveolus. CO2 ini kemudian
dikeluarkan ke atmosfer, dimana konsentrasinya pada hakikatnya
nol. Kendatipun selisih CO2 antara darah dan alveolus amat kecil
namun tetap memadai, karena dapat berdifusi melintasi membran
alveolus kapiler kira-kira 20 kali lebih cepat dibandingkan oksigen
karena daya larutnya yang lebih besar. Dalam keadaan beristirahat
normal, difusi dan keseimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru
dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak
selama 0,75 detik.
3) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (kardiak
output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan
sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
eritrosit dan kadar Hb.
6) Volume Paru
a) Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau
diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500
ml pada rata-rata orang dewasa muda.
b) Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang
dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alur napas normal
dan biasanya mencapai 3000 ml.
c) Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra yang
dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun
napas normal, jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml.
d) Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada
pada atau dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini
besarnya kira-kira 1200 ml.
7) Kapasitas paru
a) Kapasitas inspirasi sama dengan volume alun napas ditambah
volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara kira-kira
3500 ml yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada
tingkatan ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai
jumlah maksimum.
b) Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan
ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang
tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal kira-kira 2300
ml.
c) Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi
ditambah volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi. Ini
adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan
seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara
maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya
kira-kira 4600 ml.
d) Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru
dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa
kira-kira 5800 ml, jumlah ini sama dengan kapasitas vital
ditambah volume residu
Oksigen, suatu gas tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam
sekitar 21% udara yang kita hirup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan
sel. Ketiadaan oksigen dapat menyebabkan kematian. Walaupun penghantaran
oksigen ke jaringan tubuh dipengaruhi secara tidak langsung minimal oleh
semua sistem tubuh, namun sistem pernapasan adalah yang paling terlibat
langsung dalam proses ini. Gangguan pada fungsi sistem dapat secara
bermakna mempengaruhi kemampuan kita untuk bernapas, mengirimkan gas,
dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
Laring adalah struktur kartilago yang bila dilihat dari luar disebut jakun.
Selain berperan untuk berbicara, laring juga sangat penting dalam
mempertahankan kepatenan jalan nafas dan melindungi jalan nafas bawah
dari makanan dan minuman yang ditelan. Selama menelan epiglotis
menutup mengarahkan makanan masuk ke esofsgus. Epiglotis terbuka
Selama bernafas yang memungkinkan udara masuk dan bergerak bebas ke
saluran nafas bawah.
Dibawah laring, trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri
dan menjadi pengatur saluran udara paru. Didalam paru bronkus terbagi lagi
menjadi bronkiolus. Seluruh jalan nafas ini dikenal dengan pohon bronkial.
Reflex batuk dipicu oleh iritan dalam laring, trakea, bronkus dan diuraikan.
Sebelum udara melalui bronkiolus terminal dan memasuki bronkiolus dan
alveolus pernafasan, maka tidak terjadi pertukaran gas. Zona pernafasan
paru terdiri dari bronkiolus pernafasan, duktus alveolus, alveolus.
Alveolus memiliki dinding yang sangat tipis, terdiri dari lapisan sel epitel
tunggal yang diselimuti oleh jalinan kapiler paru yag tebal. Dinding alveolar
dan kapiler paru membentuk membran pernafasan, tempat terjadinya
pertukaran gas antara udara pada alveolar dan darah pada kapiler paru. Jalan
nafas memindahkan udara ked an dari alveolus, ventrikel kanan, dan system
vascular paru menghantarkan darah ke area kapiler membran.
b. Pengaturan Pernafasan
Pengaturan pernafasan terdiri atas control saraf dan kimia untuk
mempertahankan konsentrasi normal oksigen, karbon dioksida, dan ion
hydrogen dalam tubuh. Pusat pernafasan tubuh sebenarnya merupakan
sejumlah kelompok saraf didalam medulla oblongata dan pons serebral.
Namun pada klien yang memiliki penyakit paru kronis seperti emvisema
konsentrasi oksigen, bukan konsentrasi karbon dioksida, memaikan peran
utama dalam pernafasan untuk klien tersebut, penururn konsentrasi oksigen
merupakan stimulus utama untuk pernafasan. Ini kadang kala disebut
sebagai dorongan hipoksik. Dengan demikian, klien ini hanya diberikan
suplemen oksigen berkonsentrasi rendah.
DAFTAR PUSTAKA