Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: OKSIGENASI

AVIANTY DWI CAHYA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2020
A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN MANUSIA
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dalam
kehidupan. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak telepas dari kondisi system
pernafasan secara fungsional.
1. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan
mengeluarkan CO2. Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak
dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Oksigen memegang
peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami
kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat
vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari
kondisi sistem pernapasan secara fungsional.

Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak
menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap
sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen,
seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Pernafasan
a. Usia
Perubahan- perubahan usia yang mempengaruhi sistem pernafasan
lanjut usia terutama menjadi penting jika system terganggu oleh
perubahan-perubahan seperti infeksi, stress fisik atau semosional,
dll.
b. Lingkungan
Ketinggian tempat tinggal, hawa dingin, panas, dan polusi udara
mempengaruhi oksigenasi Pola Hidup / Gaya Hidup. Aktivitas fisik
meningkatkan denyut dan kedalaman pernafasan, serta suplai
oksigen dalam tubuh. Dalam hal ini, latihan fisik atau peningkatan
aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan respirasi rate
sehingga kebutuhan terhadap oksigenasi sangat tinggi.
c. Status Kesehatan
Pada orang sehat, system pernafasan dan sistem kardiovaskuler yang
berfungsi baik dapat memberikan oksigen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh.
d. Obat-obatan
e. Stres
Takut, cemas, marah, dan stress akan mempercepat denyut jantung
sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Jika stress dan stressor
dialami oleh seseorang maka respon psikologis maupun fisiologis
dapat mempengaruhi oksigen.

3. Sistem Tubuh yang berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi


Sistem tubuh yang berperan dalam membantu pemenuhan kebutuhan
oksigenasi adalah saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan
bagian bawah.
a. Saluran pernapasan bagian atas, terdiri atas:
1) Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara
melalui hidung.
2) Esophagus.
3) Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
4) Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup
laring saat proses menutup.
b. Saluran pernapasan bagian bawah, terdiri atas:
1) Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira
ketinggian vertebrae torakalis kelima.
2) Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang
menjadi bronchus kanan dan kiri.
3) Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
4) Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran
oksigen dengan karbondioksida.
5) Paru-Paru (Pulmo), paru-paru merupakan organ utama dalam
sistem pernapasan.

Secara anatomi, sistem respirasi terbagi menjadi dua, yaitu saluran


pernafasan dan parenkim paru. Saluran pernafasan dimulai dari
organ hidung, mulut, trakea, bronkus sampai bronkiolus. Didalam
rongga toraks, bronkus bercabang menjadi dua kanan dan kiri.
Bronkus kemudian bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bagian
parenkim paru berupa kantong-kantong yang menempel di ujung
bronkiolus yang disebut alveolus (bila 1) atau alveoli (bila banyak).

B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi Pernafasan
a. Lubang Hidung (Nares Anterior)
Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai rongga hidung
(vestibulum). Vestibulum itu dilapisi dengan epitelium organ yang
bersambung dengan kulit. Lapisan ini memuat sejumlah kelenjar
sebasea yang ditutupi oleh buluh kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara
ke dalam rongga hidung.
b. Hidung
Secara normal udara masuk kedalam sistem pernapasan melalui
hidung. Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal
hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Kedua lubang hidung
menghubungkan atmosfer dengan rongga hidung. Rongga hidung
dibatasi oleh dua tipe mukosa, yaitu mukosa respirasi hangat dan
jalannya masuk udara dan mukosa olfaktory yang berisi receptor-
receptor saraf pembau. Rongga hidung dibagi menjadi dua, kanan dan
kiri oleh septum nasalis.
1) Fungsi hidung, terdiri dari :
a) Bekerja sebagai saluran udara pernapasan
b) Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-
bulu hidung
c) Menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa
d) Membunuh kuman-kuman yang masuk bersama-sama udara
pernapasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir
(mukosa).

c. Tekak (Faring)
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti
corong, yang besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah. Kantong
ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi
vertebra servikal ke-6. Bagian atas, faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana, bagian depan berhubungan dengan rongga mulut
malalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring di bawah
berhubungan melalui aditus laring dan bagian bawah berhubungan
dengan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa
kurang lebih 14 cm. bagian ini merupakan bagian dinding faring yang
terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput
lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia
bukofaringeal. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan
laringofaring (hpofaring). Unsur- unsur faring meliputi mukosa, palut
lendir (mucous blanket) dan otot.

d. Pangkal Tenggorok (Laring)


Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas bagian
atas. Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung, dengan bagian
atas lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas adalah aditus laring
sedangkan batas bawah adalah kaudal kartilago krikoid. Bangunan
kerangka laring tersusun dari satu lubang yaitu tulang hioid dan
beberapa buah tulang rawan. Tulang hioid berbentuk seperti huruf U,
yang permukaan atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula dan
tengkorak oleh tendo dan otot-otot. Sewaktu menelan, kontraksi otot-
otot ini akan menyebabkan laring tertarik keatas, sedangkan bila laring
diam maka otot-otot ini bekerja unuk membuka mulut dan membantu
menggerakkan lidah.
Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi,
menelan, emosi serta fonasi. Fungsi laring sebagai fonasi yaitu dengan
membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi
rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis dalam aduksi,
maka muskulus Krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah
dan ke depan, menjauhi kartilago aritenoid. Pada saat yang bersamaan
muskulus Krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik
kartilago aritenoid ke belakang. Plika vokalis kini dalam keadaan yang
efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya kontraksi muskulus
Krikoaritenoid akan mendorong kartilago ke depan, sehingga plika
vokalis akan mengendor. Kontraksi serta mengendornya plika vokalis
akan menentukan tinggi rendahnya nada.

e. Batang Tenggorok (Trakea)


Trakea adalah pipa terbuka yang mempunyai diameter 2.5
cm dan panjang 10 sampai 12 cm. Trakea terletak dibawah laring
dan diatas paru- paru dimana terbagi menjadi dua cabang utama,
bronkus kanan dan kiri, yang masing-masing masuk ke paru
kanan dan kiri. Cabang terkecil dikenal sebagai bronkiolus.
Trakea disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti
sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci. Struktur trakea
dan bronkus dianalogkan dengan sebuah pohon, dan oleh karena
itu dinamakan pohon trakeobronkial. Permukaan posterior trakea
agak pipih (karena cincin tulang rawan di situ tidak sempurna),
dan letaknya tepat di depan esophagus. Cincin tersebut
dihubungkan oleh jarinan elastis yang menghubungkan jaringan
dan otot halus longitudinal yang membuat trakea lebih fleksibel.
Tempat di mana trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri dan
kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki banyak saraf dan
dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika
dirangsang. Disamping permukaan trakea terdapat epithel
columna berlapis yang memproduksi mukus. Epithel columna
berlapis ini mengandung silia. Partikel-partikel debu yang tidak
dapat dibatukkan melaui hidung dan pharink dapat dikeluarkan
dari trakea dan dibawa ke pharink oleh silia untuk ditelan atau
dikeluarkan.

f. Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dan ke V.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan merupakan
kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertikal dari pada
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan,
terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang dan merupakan
kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih
tajam.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi
menjadi bronkus lobaris dan kemudian bronkus segmentalis.
Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya
semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis,
yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli
(kantung udara). Bronkiolus terminalis memiliki garis tengah
kurang lebih 1 mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang
rawan, tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat
berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat
bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara ke tempat
pertukaran gas paru-paru.

g. Lobus-lobus pada Paru-paru


Paru-paru merupakan organ yang elastis, berbentuk
kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau thoraks. Kedua
paru-paru saling terpisah oleh mediatinum sentral yang berisi
jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru-paru
mempunyai apeks (bagian atas paru-paru) dan basis. Pembuluh
darah paru-paru dan bronkial, saraf dan pembuluh limfe
memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus dan membentuk akar
paru-paru. Paru-paru kanan lebih besar daripada paru- paru kiri
dan dibagi menjadi tiga lobus oleh fisura interlobaris. Paru-paru
kiri dbagi menjadi dua lobus.

2. Fisiologi Pernafasan
a. Pernapasan Paru-paru (Pernapasan Pulmoner)
Merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi
pada paru-paru.Pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna,
oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas dimana
oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan
darah dalam kapiler pulmonary, alveoli memisahkan aksigen dari darah,
O2 menembus membrane, diambil oleh sel darah merah di bawa ke
jantung dipompakan keseluruh tubuh.
Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO 2 yang dihasilkan
oleh sel. Proses fisiologi pernapasan dimana oksigen dipindahkan dari
udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke
udara ekspirasi.

1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer yang terjadi saat
respirasi (inspirasi-ekspirasi).
Ventilasi paru dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a) Tekanan oksigen di atmosfer
Tekanan udara atmosfir merupakan jumlah tekanan berbagai gas
yang terkandung dalam udara. Saat inspirasi udara atmosfir akan
masuk ke dalam alveoli, sehingga tekanan udara atmosfir yang
rendah akan menyebabkan tekanan oksigen yang masuk ke
dalam alveolipun rendah. Hal ini akan dijumpai pada dataran
tinggi dimana makin tinggi suatu tempat tekanan udara makin
rendah dan ini berbanding lurus dengan tekanan O2. Oleh karena
itu saat seseorang berada dalam ketinggian tertentu diperlukan
suplemen oksigen pada udara inspirasinya.
b) Keadaan saluran napas
Selama inspirasi udara akan melewati saluran nafas, mulai
hidung, pharynx, laring, trachea, bronchus, bronchioles, sampai
ke alveoli dan sebaliknya saat ekspirasi. Ada beberapa keadaan
yang menyebabkan jalan nafas ini menjadi lebih sempit atau
tersumbat, misalnya secret yang berlebihan atau kental, spasme
atau konstriksi, ada benda asing atau ada masa baik pada saluran
nafas sendiri atau diluar saluran nafas yang mendesak saluran
nafas sehingga mempersulit ventilasi.
c) Complience dan Recoil
Yaitu daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorak.
d) Pengaturan Nafas
Pusat pernafasan terdapat pada Medulla oblongata dan Pons.
Area bilateral dan bagian ventral di dalam Medulla oblongata
sangat sensitive terhadap perubahan konsentrasi hydrogen dan
karbondioksida. Tetapi sebenarnya tidak ada pengaruh langsung
dari perubahan konsentrasi hydrogen dan karbondioksida dalam
darah, karena saraf-saraf ini hanya terangsang oleh ion hidrogen
secara langsung, sementara ion hidrogen tidak mudah melewati
sawar darah otak atau sawar darah cairan cerebrospinalis,
sehingga kenaikan konsentrasi hydrogen dalam darah kurang
memberikan pengaruh terhadap pusat pernafasan

2) Difusi
Transfer oksigen dan karbondioksida melintasi membran alveolus-
kapiler yang tipis. Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah
selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. Tekanan parsial
oksigendalam atmosfer pada permukaan laut besarnya sekitar 149
mmHg (21% dari 760 mmHg). Pada waktu oksigen di inspirasi dan
sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan mengalami
penurunan sampai sekitar 103 mmHg. Perbedaan tekanan CO2
antara darah dan alveolus yang jauh lebih rendah (6 mmHg)
menyebabkan CO2 berdifusi ke dalam alveolus. CO2 ini kemudian
dikeluarkan ke atmosfer, dimana konsentrasinya pada hakikatnya
nol. Kendatipun selisih CO2 antara darah dan alveolus amat kecil
namun tetap memadai, karena dapat berdifusi melintasi membran
alveolus kapiler kira-kira 20 kali lebih cepat dibandingkan oksigen
karena daya larutnya yang lebih besar. Dalam keadaan beristirahat
normal, difusi dan keseimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru
dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak
selama 0,75 detik.

3) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (kardiak
output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan
sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
eritrosit dan kadar Hb.

Pada kondisi normal, hampir seluruh oksigen diikat oleh


hemoglobin (Hb) yang berada di dalam eritrosit (RBC) untuk
dihantarkan keseluruh tubuh. Eritrosit bersama cairan plasma
dipompa oleh jantung keseluruh sel di tubuh. Sebagian kecil O 2 (3%)
langsung larut dalam plasma dalam bentuk oksigen bebas. Setelah
sampai di kapiler organ, O2 lepas dari Hb dan berdifusi ke jaringan
interstisial dan selanjutnya masuk ke dalam sel. Dengan berikatan
dengan Hb, tra sportasi O2 ditingkatkan sampai 60 x lipat.

4) Pengukuran ‘Compliance’ Paru-paru.


‘Compliance’ paru-paru diukur dengan cara sebagai berikut :
Pertama-tama, glotis orang tersebut harus terbuka sama sekali dan
tetap demikian. Kemudian udara dihirup secara bertahap, kira-kira 50
sampai 100 ml untuk sekali penghirupan, dan pengukuran tekanan
dilakukan dari suatu balon intra-esofagus (yang mengukur tekanan
intrapleura dengan hampir tepat) pada akhir setiap tahap, sampai
volume total udara di dalam paru-paru sama dengan volume tidak
normal orang tersebut. Kemudian udara dikeluarkan secara bertahap
juga, sampai volume paru kembali ke tingkat ekspirasi istirahat.

5) Jumlah udara dalam paru-paru


Ventilasi paru-paru dapat digambarkan dengan sejumlah udara
dalam paru-paru ke dalam 4 volume dan 4 kapasitas. Alat pengukuran
yang digunakan adalah respirometer. Residual volume adalah volume
udara dalamparu-paru setelah ekspirasi paling kuat, sekitar 1,1 L pada
wanita dan laki-laki adalah 1,2 L. Selama istirahat, antara laki-laki dan
wanita saat inspirasi dan ekspirasi sekitar 0,5 L pada sebagian napas
disebut tidal volume. Ketika napas dalam, diluar batas yang biasa
digunakan saat tidal volume, sekitar 1.9 L pada wanita dan 3.3 L pada
laki-laki disebut inspiratory reserve volume. Terakhir adalah ekspirasi
biasa, jika memungkinkan semua udara dikeluarkan, kuantitas diluar
tidal volume disebut expiratory reserve volume, biasanya sekitar 0,7 L
pada wanita dan laki-laki 1,0 L.

6) Volume Paru
a) Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau
diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500
ml pada rata-rata orang dewasa muda.
b) Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang
dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alur napas normal
dan biasanya mencapai 3000 ml.
c) Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra yang
dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun
napas normal, jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml.
d) Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada
pada atau dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini
besarnya kira-kira 1200 ml.

7) Kapasitas paru
a) Kapasitas inspirasi sama dengan volume alun napas ditambah
volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara kira-kira
3500 ml yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada
tingkatan ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai
jumlah maksimum.
b) Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan
ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang
tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal kira-kira 2300
ml.
c) Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi
ditambah volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi. Ini
adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan
seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara
maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya
kira-kira 4600 ml.
d) Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru
dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa
kira-kira 5800 ml, jumlah ini sama dengan kapasitas vital
ditambah volume residu

C. RUJUKAN BUKU FUNDAMENTAL NURSING

Oksigen, suatu gas tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam
sekitar 21% udara yang kita hirup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan
sel. Ketiadaan oksigen dapat menyebabkan kematian. Walaupun penghantaran
oksigen ke jaringan tubuh dipengaruhi secara tidak langsung minimal oleh
semua sistem tubuh, namun sistem pernapasan adalah yang paling terlibat
langsung dalam proses ini. Gangguan pada fungsi sistem dapat secara
bermakna mempengaruhi kemampuan kita untuk bernapas, mengirimkan gas,
dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.

Pernapasan adalah sebuah proses pertukaran gas antara individu dengan


lingkungan. Proses pernapasan melibatkan dua komponen:
1. Ventilasi paru atau pernapasan; perpindahan udara antara lingkungan dan
alveolusparu
2. Difusi oksigen dan karbon dioksida antara alveolus dan kapiler paru

a. Fisiologi Sistem Pernafasan


Fungsi sistem pernapasan adalah pertukaran gas. Oksigen dari udara yang
dihirup berdifusi dari alveolus par uke darah dalam kapiler paru. Karbon
dioksida yang dihasilkan selama metabolisme sel berdifusi dari darah ke
dalam alveolus dan kemudian dikeluarkan. Organ sistem pernapasan
memfasilitasi pertukaran gas ini dan melindungi tubuh dari benda asing
seperti partikel dan patogen.

Struktur sistem pernapasan, secara structural dibagi menjadi sistem


pernapasan atas dan sistem pernapasan bawah. Mulut, hidung, faring, dan
laring menyusun sistem pernapasan atas. Sistem pernapasan bawah terdiri
atas trakea dan paru, dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler
paru dan membrane pleura.

Udara masuk melalui hidung, yang di dalamnya udara dihangatkan,


dilembabkan, dan disaring. Partikel besar yang terkandungdalam udara
ditangkap oleh ramput di pintu masuk lubang hidung dan partikel kecil
disaring dan ditangkap saat udara berubah arah sewaktu kontak dengan
turbin nasal dan septum. Reflex bersin ditimbulkan oleh iritan di dalam
salran hidung. Banyak volume udara secara cepat keluar melalui hidung dan
mulut selama bersin, yang membantu membersihkan saluran hidung.

Udara yang diinspirasi mengalir dari hidung ke faring. Faring adalah


saluran yang sama-sama dilalui oleh udara dan makanan. Faring terbagi
menjadi nasofaring, orofaring yang kaya akan pasokan jaringan limfe yang
menangkap dan menghancurkan patogen yang masuk bersama udara.

Laring adalah struktur kartilago yang bila dilihat dari luar disebut jakun.
Selain berperan untuk berbicara, laring juga sangat penting dalam
mempertahankan kepatenan jalan nafas dan melindungi jalan nafas bawah
dari makanan dan minuman yang ditelan. Selama menelan epiglotis
menutup mengarahkan makanan masuk ke esofsgus. Epiglotis terbuka
Selama bernafas yang memungkinkan udara masuk dan bergerak bebas ke
saluran nafas bawah.
Dibawah laring, trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri
dan menjadi pengatur saluran udara paru. Didalam paru bronkus terbagi lagi
menjadi bronkiolus. Seluruh jalan nafas ini dikenal dengan pohon bronkial.
Reflex batuk dipicu oleh iritan dalam laring, trakea, bronkus dan diuraikan.
Sebelum udara melalui bronkiolus terminal dan memasuki bronkiolus dan
alveolus pernafasan, maka tidak terjadi pertukaran gas. Zona pernafasan
paru terdiri dari bronkiolus pernafasan, duktus alveolus, alveolus.

Alveolus memiliki dinding yang sangat tipis, terdiri dari lapisan sel epitel
tunggal yang diselimuti oleh jalinan kapiler paru yag tebal. Dinding alveolar
dan kapiler paru membentuk membran pernafasan, tempat terjadinya
pertukaran gas antara udara pada alveolar dan darah pada kapiler paru. Jalan
nafas memindahkan udara ked an dari alveolus, ventrikel kanan, dan system
vascular paru menghantarkan darah ke area kapiler membran.

Permukaan luar paru diselimuti lapisan jaringan yang dikenal sebagai


pleura. pleura parietal melapisi toraks dan permukaan diafragma. Lapisan
mengganda kembali dan membentuk pleura visceral yang melapisi
permukaan eksternal paru. Diantara kedua lapisan pleura ini ada sebuah
ruang potensial yang berisi sejumlah kecil cairan pleura, suatu larutan
pelumas serosa. Cairan ini mencegah gesekan selama pernafasan dan
berperan untuk mempertahankan kelekatan lapisan melalui tekanan
permukaannya.

Ventilasi paru dicapai melalui kerja pernafasan. Inspirasi saat udara


mengalir ke paru dan ekspirasi saat udara mengalir keluar dari paru-paru.
Keadekuatan ventilasi bergantung pada beberapa faktor:
 Kebersihan jalan nafas
 Keutuhan system saraf pusat dan pusat pernafsan
 Keutuhan kemampuan rongga toraks untuk mengembang dan
berkontraksi
 Keadekuatan komplians dan recoil paru
1) Pertukaran Gas Alveoli
Difusi adalah pergerakan gas atau partikel lain dari area bertekanan
atau berkonsentrasi tinggi ke area yang bertekanan atau berkonsentrasi
rendah. Perbedaan tekanan gas di setiap sisi membran pernafasan jelas
mempengaruhi difusi. Apabila tekanan oksigen lebih besar di alveolus
dibandingkan di dalam darah, oksigen berdifusi kedalam darah.
Sebaliknya karbon dioksida didalam darah vena yang memasuki
kapiler paru memiliki tekanan parsial sekitar 45 mmHg, sementara yang
berada di alveolus memiliki tekanan parsial 40 mmHg. Oleh karena itu
karbon dioksida berdifusi dari darah ke alveolus yang dapat dihilangkan
dengan mengeluarkan udara.

2) Transport Oksigen dan Karbon Dioksida


Oksigen perlu di transport dari paru kedalam jaringan dan karbon
dioksida harus ditransport dari jaringan ke paru-paru. Normalnya
oksigen berikatan lemah dengan hb didalam sel darah merah dan
dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglibin. Sisa oksigen kemudian
dilarutkan dan di transportasikan di dalam cairan plasma dan sel.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan transport oksigen dari
paru ke jaringan :
 Curah Jantung
 Jumlah eritrosit dan hematocrit darah
 Olahraga/latihan
 Pengaturan Pernapasan
 Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Pernapasan
 Perubahan dalam Fungsi Pernapasan

b. Pengaturan Pernafasan
Pengaturan pernafasan terdiri atas control saraf dan kimia untuk
mempertahankan konsentrasi normal oksigen, karbon dioksida, dan ion
hydrogen dalam tubuh. Pusat pernafasan tubuh sebenarnya merupakan
sejumlah kelompok saraf didalam medulla oblongata dan pons serebral.

Pusat kemosensitif yang berada didalam medulla oblongata sangat


responsive terhadap peningkatan oksigen dalam darah atau konsentrasi ion
hydrogen. Degan mempengaruhi pusat pernafasan lain, pusat ini dapat
meningkatkan aktivitas inspirasi dan frekuensi serta kedalaman respirasi.
Penurunan konsentrasi oksigen arterial menstimulasi kemoreseptor ini dan
kemudian pada giliran nya akan menstimulasi pusat pernafasan untuk
meningkatkan ventilasi. Dari ketiga gas darah ( Hidrogen, Oksigen, Karbon
Dioksida) yang dapat mencetuskan kemoreseptor, peningkatan konsentrasi
karbon dioksida normal nya adalah yang paling kuat menstimulasi
pernafasan.

Namun pada klien yang memiliki penyakit paru kronis seperti emvisema
konsentrasi oksigen, bukan konsentrasi karbon dioksida, memaikan peran
utama dalam pernafasan untuk klien tersebut, penururn konsentrasi oksigen
merupakan stimulus utama untuk pernafasan. Ini kadang kala disebut
sebagai dorongan hipoksik. Dengan demikian, klien ini hanya diberikan
suplemen oksigen berkonsentrasi rendah.

c. Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Pernafasan


1) Usia
Faktor perkembangan merupakan pengaruh yang sangat penting dalam
funsi pernaasan. Perubahan yang terjadi karena penuaan yang
memengaruhi sistem pernapasan lansia menjadi penting jika sistem
mengalami gangguan akibat perubahan seperti infeksi, stress fisik atau
emosional, pembedahan, nestesi, atau prosedur lain.
2) Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin, dan polusi udar memengaruhi oksigenasi.
Semakin tinggi permukaan tanah, semakin rendah PO2 dalam pernapasan
individu. Akibatnya, orang yang berada di ketinggian mengalami
peningkatan frekuensi pernapasan dan frekuensi denyut nadi serta
peningkatan kedalam pernapasan, yang biasanya menjadi paling jelas
terlihat saat individu berolah raga.
3) Gaya Hidup
Olahraga fisik atau aktivitas fisik meningkatkan frekuensi dan kedalaman
pernapasan dan oleh karena itu juga meningkatkan suplai oksigen di
dalam tubuh.sebaliknya, orang yang banyak duduk, kurang memiliki
ekspansi alveolar dan pola napas dalam seperti yang dimiliki oleh orang
yang melakukan aktivitas secara teratur dan mereka tidak mampu
berespons secara efektif terhadap stressor pernapasan.

d. Perubahan dalam Fungsi Pernapasan


1) Hipoksia
Hipoksia adalah suatu kondisi ketidakcukupan oksigen di tempat
manapun di dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan.
Hipoksia juga dapat terjadi jika difusi oksigen dari alveolus ke daerah
arterial menurun, seperti pada edema paru, atau hipoksia apat terjadi
akibat masalah dalam penghantaran oksigen ke jaringan (mis., anemia,
gagal jantung, dan embolisme).
2) Perubahan Pola Pernapasan
Pola pernapasan menunjukkan frekuensi, volume, irama, dan kemudahan
realatif atau upaya pernapasan.
Takipnea (frekuensi cepat) dijumpai pada saat demam, asidosis
metabolic, nyeri dan hiperkapnia atau hipoksemia. Bradipnea adalah
frekuensi pernapasan yang lambat secara abnormal, yang dapat dijumpai
pada klien yang menggunakan obat-obatan yang mengalami alkalosis
metabolik. Apnea adalah henti napas.
3) Obstruksi Jalan Napas
Obstruksi jalan napas total atau parsial dapat terjadi di manapun
sepanjang saluran pernapasan atas atau bawah. Obstruksi jalan napas atas
yaitu, dihidung, faring atau laring dapat terjadi karena benda asing seperti
makanan. Obstruksi jalan napas bawah melibatkan sumbatan parsial atau
komplet alan napas di bronkus dan paru.

DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara., Erb, Glenora., Berman, Audrey., Snyder J, Shirlee.


(2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7 Volume 2. Jakarta:
EGC.
Haryani, Ani., Halimatussadiah, Irma & Sanusi, Santi. (2009). Anatomi
Fisiologi Manusia. Bandung: CV. Cakra.
Maryunani, A. (2017) Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor : In Medi

Anda mungkin juga menyukai