Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH RELEVANSI PENDIDIKAN DALAM

MENGATASI DUNIA USAHA DAN INDUSTRI


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Landasan Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Anan Sutisna, M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. AMALIAH 1701620043
2. APRILIAN ANGGITANINGRUM 1701620078

KELAS A
PENDIDIKAN EKONOMI 2020
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
DAFTAR ISI

Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
Bab II Pembahasan
II.1 Maksud dari Relevansi Pendidikan
II.2 Konsep Relevansi Pendidikan di Indonesia
II.3 Penerapan Relevansi Pendidikan dalam
mengatasi Dunia Usaha dan Industri
Bab III Penutup
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


I.2 Rumusan Masalah

I.2.1 Apa yang dimaksud dengan Relevansi Pendidikan

I.2.2 Bagaimana konsep Relevansi Pendidikan di Indonesia

I.2.3 Bagaimana Penerapan Relevansi Pendidikan dalam

mengatasi Dunia Usaha dan Industri

I.3 Tujuan

I.3.1 Untuk mengetahui maksud dari Relevansi Pendidikan

I.3.2 Untuk memahami konsep dari Relevansi Pendidikan di

Indonesia

I.3.3 Untuk mengetahui penerapan dari Relevansi Pendidikan

dalam mengatasi Dunia Usaha dan Industri


BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Maksud dari Relevansi Pendidikan


Relevansi Pendidikan adalah suatu masalah dalam pendidikan mengenai
kesesuaian antara pendidikan dan kondisi masyarakat. Masalah ini mencakup
seberapa sistem pendidikan dapat menghasilkan keluaran atau output berupa lulusan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di masyarakat. Masalah
yang paling sederhana yaitu tentang kesiapan lulusan pendidikan mencapai
kesiapannya dalam dunia kerja. Dalam kesiapan kerja, lulusan yang dibutuhkan tidak
hanya secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif.
Relevansi Pendidikan juga bisa diartikan sebagai alat ukur untuk mengetahui
sejauh mana pendidikan bisa menyelesaikan masalah masyarakat terutama dalam hal
tenaga kerja yang digambarkan dalam tujuan pendidikan nasional. Selain itu, ada
beberapa pendapat ahli tentang pengertian Relevansi Pendidikan, yaitu :
1. Green (1995:16)
Menurut Green, relevansi adalah suatu sifat yang terdapat pada dokumen 
yang bisa membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan informasi.

2. Suharto dan Tata Iryanto


Menurut Suharto dan Tata Iryanto, relevansi adalah kesesuaian sesuatu yang
diinginkan oleh seseorang.
3. Poerwadarminta
Menurut Poerwadarminta, relevansi adalah kesesuaian keberadaan sesuatu
atau gaya kepemimpinan yang diinginkan oleh suatu kelompok.
Masalah Relevansi ini dilihat dari banyaknya lulusan pendidikan yang tidak
siap berada di dunia kerja. Misalnya dari sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang
belum ataupun tidak siap untuk bekerja. Tentunya, lulusan pendidikan diharapkan
bisa mengisi sektor pembangunan seperti sektor produksi, sektor pertanian, sektor
manufaktur, dan sektor lainnya. Dengan tercapainya hal itu, maka Relevansi
Pendidikan dianggap tinggi.
II.2 Konsep Relevansi Pendidikan di Indonesia
Proses Relevansi

Proses Relevansi Pendidikan dimulai dari adanya Input, lalu proses, output
(lulusan), dan outcome (mutu lulusan). Yang antara lain mencakup :
1. Input terdiri dari Kurikulum, siswa/peserta didik, guru/tenaga
pendidik, sarana dan prasarana, dana, dan lainnya.
2. Proses terdiri dari seluruh proses pembelajaran yang sudah terjadi
dalam bentuk interaksi dari berbagai input.
3. Output (lulusan) mencakup terdiri dari kemampuan peserta didik,
yang bisa diukur dari prestasi belajar siswa baik akademik dan non
akademik.
4. Outcome antara lain peningkatan mutu lulusan yang ddilihat dari
jumlah lulusan yang melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya
dan jumlah lulusan yang bekerja.
Jadi, mutu input dan proses merupakan faktor penentu mutu hasil, baik hasil
jangka pendek maupun hasil jangka panjang. Lalu dalam mengembangkan
mutu input, ada faktor faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah, faktor siswa, faktor lingkungan.
Kriteria Relevansi

1. Metode Relevansi dari situasi


Dalam sistem pendidikan, umunya ada asumsi perilaku kita bisa
diperoleh di dalam lingkungan sosial. Dari asumsi ini, guru ada di situasi
yang berhubungan dengan situasi murid, situasi sekolah, termasuk juga
staf. Situasi ini yang menjadi petunjuk bagi guru untuk menyusun kegiatan
belajar mengajar yang efisien dan efektif. Yang dimaksud situasi ini
seperti keadaan murid ( kelelahan murid), keadaan cuaca, keadaan kelas
dan keadaan guru. Analisis situasi ini akan membuat guru mengetahui
metode pembelajaran yang sebaiknya dilakukan. Seperti jika murid telah
lelah, maka guru sebaiknya mengganti metode mengajarnya misalnya
dengan metode sosiodrama. Dan apabila guru melihat bahwa para peserta
didik sedang bersemangat maka guru bisa menggunakan metode diskusi.
Dan apabila saat pembelajaran, disekitar kelas ribut, maka guru bisa
menggunakan metode pemberian tugas atau metode Tanya jawab.
2. Metode Relevansi dari Murid
Dalam pendidikan, guru pasti mengetahui bahwa satu murid
berbeda dengan murid lainnya. Perbedaaan ini menjadi perhatian secara
teoritis dalam pendidikan. Perbedaan ini mencakup perbedaan fisik,
perbedaan kecepatan menerima materi pembelajaran, cara belajar, dan lain
lain. Hal seperti ini yang menjadi perhatian dasar dalam pendidikan.
Diman diperlukan metode yang tepat untuk bisa mengajarkan semua
murid. Mungkin seperti metode proyek, tutor, dan lainnya. Dimana yang
bisa menerima pembelajaran dengan cepat membantu yang kurang bisa
menerima pembelajaran yang cepat.

Kriteria relevansi tersebut cukup ideal jika dihubungkan dengan


kondisi pendidikan pada umumnya. Namun saat ini masih ada kekurangan
dalam relevansi pendidikan. Kekurangan itu dapat digambarkan sebagai
berikut :

a. Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam


kualitasnya.
Dimana masih ada banyak lembaga pendidikan yang
kualitasnya beragam. Dari kulitas yang rendah,sedang, sampai tinggi.
Hal ini akan berpengaruh terhadap lulusan dari lembaga pendidikan
yang berbeda juga kualitasnya. Jadi kualitas lulusan yang dihasilkan
tidak seragam.
b. Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai yaitu
yang siap berkembang.
Sistem pendidikan rata rata berfokus pada pelajaran atau materi
yang harus di kuasai oleh murid. Tetapi penerapan materi yang
langsung di aplikasikan ke lapangan masih rendah. Sehingga murid
kebanyakan tidak siap secara kemampuan ataupun mental.
c. Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat
digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk
menyusun programnya tidak tersedia.
Peta ini fungsinya untuk menjadi acuan bagi lembaga
pendidikan dalam mengasilkan lulusan yang berkualitas dan lulusan
yang siap bekerja.

II.3 Penerapan Relevansi Pendidikan dalam mengatasi Dunia Usaha

dan Industri
       Relevansi Pendidikan dengan Perkembangan Ekonomi

Relevansi Pendidikan berhubungan sangat erat hubungannya dengan


Ekonomi. Dari pengertian dan konsep yang sudah dijelaskan sebelumnya,
Relevansi Pendidikan lebih mengarah bagaimana kualitas lulusan dari
pendidikan bisa berkerja di sektor ekonomi maupun di sektor lainnya dalam
masyarakat.

Selain itu, Relevansi Pendidikan juga melihat bagaimana lulusan siap


menghadapi perubahan dan pembangunan di suatu negara. pendidikan juga
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Juga bagaimana lulusan
ini akan berpengaruh pada fertilitas masyarakat.

Hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia menghadapi


masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia karena rendahnya
kualitas pendidikan. Sebenarnya kita tahu bahwa pendidikan merupakan salah
satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini
dikarenakan kualitas sumber daya manusia akan memberikan multiplier effect
terhadap pembangunan negara.

Isu tentang sumber daya manusia (human capital) sebagai faktor


penting dalam pembangunan ekonomi sudah ada sejak tahun 1776 oleh Adam
Smith yang menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negera yang meliputi
pentingnya skala ekonomi dan pembentukan kualitas dan keahlian manusia.
Penjelasan Adam Smih tersebut yang menjadi isu utama tentang pentingnya
pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tingkat Relevansi Pendidikan Di Indonesia di dalam bidang Usaha dan Industri


Dari gambar tersebut, bisa dilihat bahwa tingkat relenvansi di
Indonesia masih rendah. Hal ini dari banyaknya pengangguran, banyaknya
lulusan yang berperan aktif dalam dunia kerja,dan dari faktor lainnya. Bisa
juga dari rendahnya tingkat melek huruf, kurang meratanya pendidikan,
standar proses pendidikan yang kurang memenuhi syarat dan faktor lainnya.
Serta kontribusi masyarakat dalam bidang usaha dan industri masih rendah.
Walaupun angka pengangguran sudah berkurang, tetapi hal ini belum bisa
menjadi acuan bahwa relevansi pendidikan sudah tinggi. Ada hal hal yang
masih harus di perbaiki seperti angka melek huruf. Dari gambar ini juga bisa
dilihat bahwa masyarakat lebih banyak mendapatkan pendidikan di tingkat
sekolah dasar. Dalam hal ini, pemerintah bisa lebih mengoptimalkan sekolah
kejuruan. Karena dianggap sebagai wadah bagi pelajar yang ingin
berwirausaha dan siap untuk bekerja.

Faktor Penyebab Rendahnya Tidak Relevansi Pendidikan di Indonesia

Adanya ketidaksesuaian antara kualitas lulusan pendidikan dengan


kebutuhan dunia kerja bisa diakibatkan oleh kurikulum yang isi
pembelajarannya kurang sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan ketika
murid memasuki dunia kerja. Selain itu, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya relevansi pendidikan di Indonesia. Antara lain :

1. Proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan situasi proses


pembelajaran yang berkualitas serta nyaman untuk pelajar.

Proses pembelajaran yang ada di Indonesia yang masih kurang untuk


menciptakan suasana dalam proses pembelajaran yang nyaman bagi murid,
sehingga murid masih malas dan kurang mau belajar.

2. Sarana dan prasarana dalam pendidikan.

Sarana dan prasarana yang masih belum merata di Indonesia, terutama


di daerah 3T.

3. Kurikulum sekolah yang berubah, sehingga dianggap sebagai beban dan


menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik.
Kurikulum yang berubah ini bisa membuat beberapa tenaga pengajar
kebingungan dalam menyampaikan materi, memberi penilaian kepada
murid. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya sosialisasi dan kesiapan
tenaga pengajar dalam menyikapi kurikulum ini. Lalu kurikulum yang
mungkin dianggap sebagian murid sangat kaku dan membebankan.
4. Sistem yang berlaku tidak mampu membawa tenaga pengajar untuk
melakukan pembelajaran menjadi lebih inovatif.

Sistem pembelajaran yang berlaku bisa saja membuat tenaga pengajar


tidak melakukan pembelajaran lebih inovatif. Tetapi apabila ada kesadaran
dari tenaga pengajar, hal ini bisa membantu meningkatkan relevansi
pendidikan di Indonesia.

5. Kemampuan Tenaga pengajar yang kurang bila dibandingkan dengan


tenaga pengajar negara lain.

Kurangnya kemampuan tenaga pengajar juga membuat relevansi


pendidikan di Indonesia rendah. Apabila kemampuan tenaga pengajar
hanya tetap di situ saja, tentu peningkatan kualitas lulusan pendidikan akan
sulit di capai. Jika seperti itu, akan sulit untuk bisa bersaing dengan
sumber daya manusia dari negara lain.

6. Anggaran atau dana yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.


Anggaran yang kurang, tentu akan membuat proses pendidikan
menjadi terhambat. Lalu jika anggaran tersebut hanya di berikan kepada
wilayah tertentu saja, hal itu juga akan membuat proses pendidikan
terhambat. Hal ini dikarenakan pendidikan menjadi salah satu hal yang
digunakan untuk mengingkatkan kualitas pendidikan.
7. Belum didukungnya Hasil-hasil pendidikan oleh sistem pengujian dan
penilaian yang sehingga kualitas pendidikan tidak dapat dipantau secara
ojektif dan teratur.

Belum adanya sistem pengujian ataupun penilaian ini membuat


kualitas dari pendidikan berbagai daerah tidak dapat dipantau secara
objektif. Sehingga info mengenai kualitas pendidikan tidak dapat dilihat
ataupun dinilai. Seperti penilaiam apakah sistem pendidikan tersebut sudah
masuk kualitas pendidikan yang baik.

Faktor faktor tersebut merupakan masalah yang harus segera


diselesaikan. Sebab jika tidak diselesaikan dengan cepat, maka generasi
penerus akan mendapat pendidikan yang sama dan tidak ada peningkatan
relevansi pendidikan.

Dampak dari Rendahnya Relevansi Pendidikan di Indonesia

Jika ada ketidaksesuaian antara lulusan pendidikan dan kebutuhan


tenaga kerja tentu akan ada dampak yang dihasilkan. Dampak tersebut antara
lain :

1. Untuk perusahaan, akan ada pengeluaran dana untuk pelatihan bagi calon
karyawannya. Hal ini dikarenakan keterampilan kerja yang dibutuhkan
masih kurang.
2. Banyaknya lulusan yang tidak siap secara kemampuan untuk melanjutkan
ke satuan pendidikan di atasnya.

Hal ini membuat kualitas pendidikan Indonesia masih rendah. Dimana


akan banyak masyarakat yang berpendidikan rendah, dan memilih untuk
tidak melanjutkan pendidikannya karena menganggap mereka tidak
mampu menghadapinya.

3. Banyaknya lulusan dari satuan pendidikan seperti sekolah kejuruan dan


pendidikan tinggi yang belum atau tidak siap untuk bekerja.

Hal ini bisa berupa ketidaksiapan secara kemampuan dan secara


mental. Yang memang kurang di asah selama pendidikan tersebut.
4. Jumlah pengangguran yang semakin banyak di Indonesia. Hal ini terjadi
jika masih adanya ketidaksesuaian antara lulusan pendidikan dengan
kemampuan yang harus dimiliki dalam dunia kerja.
5. Indonesia akan semakin terpuruk jika relevansi pendidikan ini tidak di
tingkatkan. Hal ini dikarenakan Tingginya kemampuan dari negara lain
serta sudah mulai dibukanya pasar internasional. Dimana persaingan tidak
hanya dari negara sendiri, tetapi juga Internasional.
6. Kurang berkembangnya Industri dan Usaha di Indonesia. Hal ini
dikarenakan penyerapan lulusan pendidikan di Industri dan Usaha masih
rendah. Dan akan seperti itu jika tidak ditingkatkannya relevansi
pendidikan.

Cara untuk Meningkatkan Relevansi Pendidikan terutama di bidang Usaha dan


Industri

Dalam hal meningkatkan relevansi pendidikan, beberapa tahun terakhir


dlakukan berbagai upaya. Upaya tersebut antara lain :

1. penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih memperhatikan


pada daerah 3 T.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk pengangguran dan lulusan
pendidikan baru yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. 
3. Membuka pelatihan-pelatiha termasuk pelatihan keterampilan maupun
kursus bagi pengangguran agar mereka bisa melatih skill mereka.
4. Menentukan kembali kurikulum yang didasarkan pada kebutuhan lulusan
pendidikan dalam menghadapi dunia kerja
5. Memperluas dunia kerja dari berbagai aspek kehidupan.
6. Mensosialisasikan dan memberi pelatihan kepada masyarakat baik yang
pegangguran maupun lulusan pendidikan untuk menciptakan usaha secara
mandiri.

Upaya tersebut bisa di sederhanakn menjadi beberapa hal, antara lain :

1. Dapat menyediakan kesempatan belajar secara merata. Artinya semua


warga negara yang membutuhkan pendidikan dapat ditampung dalam
satuan pendidikan.
2. Dapat mencapai hasil pendidikan yang bermutu. Artinya dalam
perencanaan dan proses pendidikan dapat mencapai hasil yang sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3. Memberi perhatian terhadap tenaga pendidikan. Seperti mewadahi
pelatihan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidikan.
4. Pendidikan yang perlu ditingkatkan secara terprogram. Seperti
menjadwalkan apa saja yang harus di tingkatkan dalam pendidikan.
5. Melakukan penyusunan yang tepat pada potensi siswa dari keragaman
jenis program studi. Walaupun berbeda jenis program studi, diharapkan
dari penyusunan ini bisa sama sama meningkatkan lulusan pendidikan
yang dihasilkan.

Program Pemerintah Dalam Meningkatkan Relevansi Pendidikan

Dalam meningkatkan Relevansi Pendidikan, Pada tahun 2017,


Kemenristekdikti melakukan beberapa program. Diantaranya :

1. Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Program PPG adalah salah satu program yang dibuat oleh


Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI. Program ini
dilakukan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D
IV Non Kependidikan yang mempunyai bakat dan minat menjadi guru.
Hal ini dilakukan agar lulusan tersebut menguasai kompetensi guru
secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan mendapat
sertifikat pendidik profesional dan kemudian menjadi guru pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah umum serta kejuruan. Diharapkan juga agar Program PPG
dapat menghasilkan lulusan calon guru yang professional, siap
menghadapi tantangan, peluang kehidupan dalam era global, dan
memenuhi kebutuhan guru di sekolah.

2. Portal Kinerja Publikasi Ilmiah Dosen (SINTA)

SINTA (Science and Technology Index) adalah pusat sitasi


publikasi dan kepakaran dosen, peneliti serta perekayasa seluruh
indonesia. SINTA ada dalam bentuk sistem informasi berbasis web.
SINTA juga menjadi salah satu program yang dibuat oleh Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Selain itu, SINTA juga akan
mengindeks, mengintegrasikan, dan menilai kinerja dari publikasi
karya ilmiah peneliti dan akademisi di Indonesia serta jurnal ilmiah
yang didasarkan pada jumlah dokumen dan sitasi.

3. Teaching Industry

Teaching Industry juga salah satu program yang dibuat oleh


Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti. Program ini
bertujuan untuk membangun industri berbasis teknologi yang memiliki
fungsi sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan produk
inovasi. Program ini diharapkan mampu mendorong hasil inovasi
perguruan tinggi ke industri. Bidang fokus dari program ini adalah
ICT, pertahanan dan keamanan, pangan, kesehatan, energi,
transportasi dan material maju.

4. Rencana Induk Pembangunan SDM IPTEK dan DIKTI


Rencana ini dibuat oleh Ditjen Sumber Daya IPTEK dan
DIKTI dengan tujuan memberikan rekomendasi atas kebutuhan SDM
yang sesuai dengan pembangunan. Rencana ini juga disusun untuk
memangkas kesenjangan antara supply pendidikan tinggi sebagai
penyedia tenaga kerja terampil dengan kebutuhan pembangunan.
Rencana Induk Pembangunan SDM IPTEK dan DIKTI merupakan
sebuah jalan keluar untuk masa depan, yang tidak hanya terampil dan
berkarakter. Namun juga bisa berkontribusi secara penuh pada proses
pembangunan.

5. SISTER (Sistem Informasi Terintegrasi)

SISTER adalah aplikasi yang diluncurkan oleh Direktorat


Jenderal Sumber Daya IPTEK dan DIKTI. Aplikasi ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas data SDM IPTEK dan DIKTI dalam
rangka pembuatan kebijakan pengembangan SDM. Selain itu, aplikasi
sister mengintegrasikan seluruh layanan karir dan kompetensi SDM di
Ristekdikti sehingga para stakeholder dapat menerima kepastian dalam
pelayanan karir mereka. Sister juga memberikan hak akses dan kontrol
penuh kepada dosen Indonesia atas data mereka

6. Klinik Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Mobile

linik SPMI Mobile merupakan layanan untuk masyarakat


(khususnya perguruan tinggi) agar lebih memahami Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi (SPM-Dikti), dalam  upaya membangun budaya
mutu.

Program ini bertujuan untuk memberikan layanan informasi


kegiatan di Direktorat Penjaminan Mutu Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Berupa pertanyaan dan jawaban 
secara interaktif tentang bagaimana membangun budaya mutu,
konsultasi tentang SPMI dan audit internal di Perguruan Tinggi.
Sebanyak 300 Fasilitator pusat dan wilayah siap  memberikan layanan
Klinik SPMI Mobile.

7. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Program RPL dibuat oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan


Kemahasiswaan Kemenristekdikti. Yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan formal
atau menyetarakan kualifikasi tertentu berdasarkan pendidikan formal,
nonformal, informal atau pengalaman kerja. Pengalaman kerja
termasuk bidang yang sangat khusus atau langka, dibutuhkan oleh
negara seperti dosen, instruktur, guru, tenaga kesehatan dan profesi
tertentu lainnya yang sangat spesifik. Untuk profesi dosen, RPL
memberikan pengakuan terhadap capaian pembelajaran yang diperoleh
seseorang dari pendidikan formal,nonformal atau informal dan
pengalaman kerja untuk disetarakan dengan level  KKNI untuk jabatan
profesi dosen.

Melalui program program tersebut, Menristekdikti berharap agar program


unggulan baru kementerian ini bisa meningkatkan mutu pendidikan dan
relevansi pendidikan di Indonesia.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

Sekian penjelasan materi mengenai Relevensi Pendidikan dalam


mengatasi Dunia Usaha dan Industri. Kami menyadari adanya
kekurangan dalam penjelasan di makalah ini. Oleh karena itu, kami
menerima saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Materi :

http://meseptiandrianiiskandar.blogspot.com/2018/05/makalah-relevansi-pendidikan.html

https://slideplayer.info/slide/13631459/

https://www.ristekbrin.go.id/siaran-pers/peningkatan-relevansi-pendidikan-tinggi-untuk-
mendukung-pertumbuhan-ekonomi/

https://www.diadona.id/d-stories/pengertian-relevansi-pendidikan-prinsip-dan-nilai-
informasi-akuntansi-menurut-para-ahli-2006244.html

Sumber Gambar :

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fsumatra.bisnis.com%2Fread
%2F20190506%2F534%2F919134%2Ftamatan-perguruan-tinggi-dominasi-pengangguran-
di-sumatra&psig=AOvVaw1r-fY2gduj4w2ldHf-
KYad&ust=1602338934028000&source=images&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCJCw_e
nXp-wCFQAAAAAdAAAAABAX

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.malangtimes.com%2Fbaca
%2F46876%2F20191206%2F090800%2Fkualitas-pendidikan-indonesia-peringkat-5-asean-
warganet-20-tahun-reformasi-masih-kalah-dengan-malaysia-miris-
jiwa&psig=AOvVaw0EIjH-
zSCYkixaHLL6gWw2&ust=1602338824519000&source=images&cd=vfe&ved=0CAMQjB
1qFwoTCNjF3pjYp-wCFQAAAAAdAAAAABAD

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Findeks-pendidikan-
indonesia-rendah-daya-saing-pun-lemah-
dnvR&psig=AOvVaw1FZh06m9dsjc5UpHNwTV0i&ust=1602338748923000&source=imag
es&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCLC8mcTYp-wCFQAAAAAdAAAAABAD

https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Findonesiabaik.id%2Finfografis
%2Ftingkat-pengangguran-menurun&psig=AOvVaw32JWUSF_SsCoCTjneAx-
5d&ust=1602339156224000&source=images&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCMCgttTYp
-wCFQAAAAAdAAAAABAJ

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.gamelab.id%2Fnews
%2F121-pengangguran-terbanyak-disumbang-oleh-smk-ini-
solusinya&psig=AOvVaw32JWUSF_SsCoCTjneAx-
5d&ust=1602339156224000&source=images&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCMCgttTYp
-wCFQAAAAAdAAAAABA5
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Ftirto.id%2F43-tenaga-kerja-
lulusan-sd-smp-apa-indonesia-siap-industri-40-
djZj&psig=AOvVaw2k0nLIpColM3cxKeO9KaXq&ust=1602416755428000&source=image
s&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCKjSpd35qewCFQAAAAAdAAAAABAD

Anda mungkin juga menyukai