Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Makalah ini ditujukan khusus bagi Mahasiswa Keperawatan


yang dapat menggunakan makalah ini sebagai pedoman dalam pembelajaran keperawatan Dasar
dengan materi Pengukuran tanda-tanda vital dan Pemeriksaan fisik yang nantinya bermanfaat untuk
mahasiswa keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan bagi pasien dalam melakukan kajian
pemeriksaan fisik dan pengukuran tanda vital. Makalah ini diperbuat sebagai bahan pembelajaran
juga untuk lebih memahami materi yang diajarkan oleh Dosen dan juga untuk lebih tau dalam
melakukan tindakan pengkajian fisik dengan teknik inspeksi, palpasi, Auskultasi, perkusi mulai dari
kepala hingga kaki dan juga pengukuran tanda vital (tekanan darah, suhu, respirasi,polls) 1.2
Rumusan Masalah 1.

Apa itu Pengukuran Tanda Vital dan Pemeriksaan Fisik Head to toe dan Apa saja bagian yang
diperiksa? 2.

Bagaimana Teknik dan cara pengukuran tanda tanda vital dan head to toe? 1.3 Tujuan Penulisan 1.
Sebagai Bahan Pembelajaran untuk dapat melakukan Pengukuran Tanda vital dan pemeriksaan Fisik
2. Untuk Memenuhi Tugas dari dosen Perkuliahan Keperawatan Dasar II

BAB III PEMBAHASAN 2.1 . PENGUKURAN TANDA VITAL Tanda-tanda vital merupakan parameter
tubuh yang terdiri dari tekanan darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda
vital karena penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.Pengukuran tanda vital atau
vital sign pada pasien baik pasien baru maupun pasien lama merupakan hal yang sangat penting,
oleh karena dengan pengukuran tanda vital perawat ataupun dokter akan mengetahui kondisi
pasienbaik kemajuan kesehatan pasien maupun kemunduran kondisi kesehatan pasien. Maju
mundurnya perkembangan kesehatan pasien sangat ditentukan oleh cepat lambatnya dalam
mengobservasi keadaan dari tanda tanda vital tersebut. A.

Tekanan Darah Tekanan darah arteri adalah tekanan atau gaya lateral yang bekerja pada dinding
pembuluh darah, tekanan ini berubah sepanjang siklus jantung. Atau ada juga pendapat lain yang
mengatakan bahwa tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh jantung pada saat
memompa dan menggerakkan darah ke seluruh bagian tubuh. Tekanan tertinggi terjadi saat ejeksi
jantung dan disebut tekanan sistolik. Sedangkan titik terendahnya disebut diastolic. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tahanan pembuluh darah tepi, volume
darah total, viskositas darah, dan kelenturan dinding arteri. Curah jantung merupakan tahanan
pembuluh darah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap tekanan darah. Tekanan darah pada
orang dewasa bervariasi bergantung dari :

Usia

Jenis kelamin

Ras

Malam hari

Aktivitas

Emosi

Stress Faktor-faktor yang memperngaruhi Tekanan Darah :

CO(Cardiac Output) : Meningkatnya aktivitas sehingga meningkatkan dalam proses metabolisme


tekanan darah naik CO menurun : Penyakit gagal jantung atau Shock,tekanan darah menurun

Vaskuler Resisteance : Vasokontriksi : meningkatkan Resistence,tekanan darah naik Vasodelatasi :


Menurunkan Resisteance,tekanan darah turun

Volume : Pendarahan :menurunkan volumedarah,tekanan darah turun Resistensi Sodium,


airoverloading : meningkatkan volume darah dan tekanan darah naik

Viskosity : Peningkatan Hematokrit pada polisitemia : menyebabkan kekentalan darah, tekanan


darah menjadi baik.


Elastisitas dinding pembuluh darah : Pembuluh darah menjadi kaku, ateroklerosis,sehingga resistensi
meningkat maka tekanan darah naik. Menurut National Heart, Lung and Blood Institute (NHBI) dari
National institute of Health ( NIH),tekanan darahtinggu ata hipertensi bagi orang dewasa di
definisikan sebagai tekanan Sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi dan tekanan diastolik90 mm Hg
atau lebih tinggi,dalam pembaruan NHLBI pedoman untuk hipertensi pada tahun 2003, sebuah
kategori yang baru ditambahkan disebut prehipertensi yaitu tekanan sistolik 12o mm Hg- 139 mm
Hg dan tekanan diastolic 80 mm Hg- 89 mm Hg, NHLBI baru sekarang mendefinisikan tekanan darah
normal sebagai berikut : tekanan sistolik kurang dari 120 mm Hg an tekanan diastolic kurang dari
80mm Hg namun angka-angka ini harus digunakan sebagai pedoman saja. Sebuah pengukuran
tekanan darah tinggi tidak selalu merupakan indikasi dari suatu masalah. Membuat diagnosis
hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak hanya dari pengukuran sekali saja tetapi perlu melihat
beberapa pengukuran tekanan darah selama beberapa hari atau minggu sebelumnya. Tabel
Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut :

Klasifikasi tekanan darah pada usia ≥ 18 tahun

Klasifikasi Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80 Pre hipertensi 120 - 139 80 - 89 Stadium I 140 - 159 90 - 99 Stadium II

≥ 160 ≥ 100

Stadium III

180

110 Stadium sistolik terisolasi

140 < 90

Alat pengukuran tekanan darah aatausfigmomanometer ada 3 jenis yang lasim, yang menggunakan
air raksa, jenis aneroid dan jenis digital. Alat pengukuran yang paling ideal adalah dengan
menggunakan air raksa, tetapi memakai alat tersebut penggunaannya harus benar, dan secara rutin
dilakukan kalibrasi. Sebaiknya sebelum di periksa pastikan kandung kemih kosong dan menghindari
kopi, alkoholdan rokok karena semua hal tersebut akan meningkatkan tekanan darah dari nilai yang
sebenarnya. Istirahat duduk dengan tenang selama 5 menit sebelum pemeriksaan dan jangan
berbicara saat pereriksaan. Pemeriksaan tekanan darah idealnya silakukan dalam posisi duduk
dengan lengan bagian siku pleksi di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan
posisi lengan sebaiknya setinggi jantung

Posisi lengan dan letak manset di atas possa cubiti Komponen suara jantung disebut suara Korotkoff,
1950 yang berasal dari suara vibrasi saat manset dikempiskan. Suara korotkoff sendiri terbagi
menjadi 5 fase yaitu :


Korotkoff

I : Saat suara denyut mulai terdengar,tapi masih lemah dan akan mengeras setelah tekanan
diturunkan 10-15 mm Hg; fase ini disebut fase sistolik

Korotkoff

II :suara terdengar seperti bising jantung ( murmur) selama 15-20 mm Hg.

Korotkoff

III : suara menjadi kecil kualitasnya dan menjadi lebih jelas dan lebih keras selama 5-7 mm Hg
berikutnya

Korotkoff

IV : Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan meniup setelah 5-6 mm Hg

Korotkoff

V : Bunyi tidak terdengar sama sekali,disebut sebagai tekanan diastolic pembuluh darah tidak
tertekan lagi oleh manset penyumbat, sehingga tidak ada lagi aliran turbulensi Faktor-faktor yang
berpengaruh pada interpretasi hasil yaitu :

Lingkungan : suasana bising,kurangnya privasi, suhu ruangan terlalu panas

Peralatan : kalibrasi, tipe manometer dan stetoskop, ukuran cuff (manset)

Pasien : obat, status emosional, irama jantung, merokok, kopi, obesitas,olahraga


Tehnik pemeriksaan : penempatan cuff, posisi lengan, kecepatan pengembangan dan pengempisan
cuff, pakaian terlalu tebal, kesalahan membaca sfigmomanometer. Tips Dalam memilih manset
tekanan darah dengan benar

Lebar kantong yang dapat dikembangkan harus sekitar 40 % dari lingkar lengan atas ( sekitar 12-
14cm untuk orang dewasa rerata)

Panjang kantong udara yang dapat di kembangkan harus sekitar 80 % dari lingkar lengan atas
(panjangnya hampir dapat mengelilingi lengan)

Manset standar adalah 12 x 23 cm, cocok untuk lingkar lengan higga 28 cm

Mengukur Tekanan Darah Secara Akurat Sebelum mengukur tekanan darah, lakukan beberapa
langkah untuk memastikan bahwa pengukuran akan tepat, Teknik yang benar merupakan hal
penting dan mengurangi variabilitas inheren dari pasien atau pemeriksa, alat, dan prosedur itu
sendiri. Langkah- Langkah untuk Memastikan Keakuratan Pengukuran Tekanan darah

Pada situasi yang ideal, minta pasien untuk berhenti merokok atau minum minuman berkafein 30
menit sebelum pengukuran tekanan darah

Pastikan bahwa ruang periksa tenang dan cukup hangat

Minta pasien untuk duduk tenang selama paling sedikit 5 menit diatas kursi dengan kaki di lantai,
dan bukan duduk ditempat tidur/meja periksa


Pastikan bahwa lenganyang dipilih bebasdari pakaian. Tidak boleh terdapat fistula arteriovenal untuk
dialysis,jaringan perut akibat pengirisan arteri brakialis sebelumnya, atau tanda-tanda limfedema
(dijumpai setelah teapi radiasi atau disekdi kelenjar aksilaris)

Palpasi arteri brakialis untuk memastikan bahwa denyutnya teraba.

Letakkan lengan sedemikan sehingga arteri brakialis, di lipat antekubiti, berada setinggi jantung-
sekitar sela iga ke-4 padapertemuannya dengan sternum.

Jika pasien duduk, letakkan lengan diatas meja sedikit lebih tinggi dari pinggang pasien, cobalah
topang lengan di ketinggian pertengahan dada.

Kini sudah siap mengukur tekanan darah

Dengan lengan setinggi jantung,letakkan kantong udara yang dapat dikembangkan diatas arteri
brakialis. Batas bawah manset harus sekitar 2,5cm diatas fosa antekubiti. Pasang manset dengan
pas, Letakkan lengan pasien sedemikian sehingga lengan sedikit fleksi di siku

Untuk menentukan seberapatinggi kita menaikkan tekanan manset,mulamula perkirakan tekanan


darah sistolik dengan palpasi. Sewaktu arteri radialis diraba dengan salah satu tangan, kembungkan
lah dengan cepat manset sampai denyutnadi radialis lenyap. Bacalah tekanan ini di manometer dan
tambahkan 30 mm Hg. Gunakan jumlah ini sebgai sasaran untuk penggembungan selanjutnya utuk
mencegah rasa tidak nyaman akibat tekanan yang terlalu tinggi. Hal ini menghindari kesalahan yang
terjadi akibat

auscultatory gap

(jeda auskuktasi)suatu interval senyap yang mungkin terdapat antara tekanan sistolik dan diastolic.

Kempiskan manset dengan cepat dan tuntas dan tunggu 15 hingga 30 detik.

o
Sekarang letakkan bagian bel stetoskop secara lembut diatas arteri brakialis dengan membentuk
sekat udara mengelilingi seluruh tepinya, Karena bunyi yanga akan didengar, bunyi Korotkoff,
relative bernada rendah bunyi ini lebih jelas didengar dengan bel.

Kembunkan manset dengan cepat untukmencapai tingkat yang telah ditentukan, lalu kempiskan
seca perlahan dengan kecepatan sekutar 2-3 mm Hg per detik. Perhatikan ketinggian
sfigmomanometer ketika mendengar bunyi yang paling sedikit dua denyut berurutan. Ini adalah
tekanan sistolik.

Lanjutkan menurunkan tekanan secara perlahan sampai suara teredam dan kemudian lenyap. Untuk
memastikan hilangnya suara, dengarkan ketika tekanan turun 10-20 mm Hg lagi.lalu kempiskan
manset dengan cepat hingga nol. Titik menghilangnya suara, yang biasanya hanya beberapa mmHg
dibawah titiksuara teredam, merupakan perkiraan terbaik tekanan diastolic sejati pada orang
dewasa

Bacalah tekanan diastolic dan sistolik hingga 2 mmHg terdekat. Tunggu 2 menit atau lebih dan
ulangi.Ambil rerata hasil pengukuran. Jika dua hasil pertama berbeda lebih dari 5mmHg, lakukan
pengukuran tambahan.

Jika menggunkn instrument aneroid, tahan tombol sehingga menghadap wajah seara langsung.
Hindari penggembungan manset secara perlahan atau berulang, kaena kongestivena yang terjadi
dapat menyebabkan kesalahan pengukuran

Tekanan darah perlu diperiksa di kedua lengan paling tidak satu kali. Dalam keadaan normal,
mungkin ada perbedaan 5 mmHg dan kadang hingga 10 mmHg. Pemeriksaan berikutnya sebaiknya
dilakukan pada lengan dengan tekanan lebih tinggi. B.

Suhu Tubuh Suhu merupakan Proses produksi panas dalah tubuh yang dipengaruhi oleh pusat
pengatur suhu di otak atau thermoregulasi, yaitu hypothalamus. Produksi panas dihasilkan karena
adanya metabolisme,aktivitas, thermogenesis kimia, kehilangan panas tubuh Kehilangan panas
dapat terjadi karena :konduksi, evaporasi, konveksi, dan radiasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suhu tubuh adalah usia,jenis kelamin, aktivitas, emosi, iklim dan makanan. Beberapa cara
pengukuran suhu bergantung pada tempat pengukurannya yaitu :

Suhu oral : Untuk suhu oral pilihlah thermometer elektronik atau kaca. Saat menggunakan
thermometer kaca, kosok thermometer hingga turun ke 35ºC atau lebih rendah, masukkan di bawah
lidah, minta pasien menutup bibir, dan tunggu 3-5 menit. Lalu baca thermometer, masukkan kembali
selama semenit, dan baca kembali. Jika suhu masih meningkat ulangi prosedur ini hingga pembacaan
stabil. Perhatikan cairan panas atau dingin dan bahkan merokok, dapat mengubah pembacaan suhu.
Pada situasi ini, sebaiknya pengukuran ditunda selama 10-15 menit. Jika menggunakan
thermometer elektronik, letakkan dengan hati-hati tutup sekali pakai di atas probe dan masukkan
thermometer dibawah lidah. Minta pasien untuk menutup kedua bibir, dan kemudiaan amati
dengan cermat bacaan digitalnya. Pencatatan suhu akurat hanya dibutuhkan sekitar 10 detik.

Suhu rectum : Untuk suhu rectum, minta pasien untuk berbaring di satu sisi, dengan sendi panggul
ditekuk. Pilih thermometer rectum dengan ujung yang tumpul, beri pelumas, dan masukkan sekitar
3-4 cm (1,5 inci) ke dalam kanalis anus,dengan arah menunjuk ke umbilicus. Keluarkan setelah 3
menit lalu baca hasilnya.

Suhu membrane Timpani : Mengukur suhu dengan membrane timpani semakin sering dilakukan
serta cepat,aman, dan dapat diandalkan jika dilakukan dengan benar. Pastikan kanalis auditori
eksterna bebas dari serumen,yang dapat menurunkan pembacaan suhu. Letakkan probe di kanalis
sehimgga sinar inframerah mengarah ke membrane timpani (jika tidak maka pengukuran tidak
valid). Tunggu 2 sampai 3 detik hingga suhu digital terbaca. Metode ini mengukur suhu tubuh inti,
yang lebih tinggi daripada suhu oral normal sekitar 0,8ºC. pengukuran timbani lebih bervariasi
daripada pengukuran oral atau rectum, termasuk perbandingan telinga kiri dan kanan pada orang
yang sama.

Suhu aksila

Metode yang paling sering di lakukan . Dilakukan 5-10 menit dengan menggunakan termometer
raksa. Suhu aksila lebih rendah 0.6° C (1°F) dari pada oral (normal 36,5ºC)

Hasil pengukuran suhu tubuh bervariasi yaitu:

Suhu oral ; rentang 35,8-37,3ºC tetap rata 37ºC

o
Rectal : peningkatan suhunya 0,4-0,5 ºC

Aksila lebih rendah dari suhu oral sekitar 1 derajat Celsius (36,5)

Telinga : suhu nya memiliki parameter lebih tinggi dari suhu normal perbedaanya sekitar 0.8 ºC 37,4
ºC C.

Pengukuran Nadi Nadi adalah : manifestasi ketika jantung memompa darah dan diedarkan
keseluruh tubuh. Atau Denyut nadi merupakan sensasi yang dipersepsikan seperti gelombang darah
yang dipompa ke dalam arteri karena kontraksi ventrikel kiri. Frekuensi : dalam kondisi tenang baik
fisik maupun mental orang dewasa, normal nadi berkisar 50-90 bmp, rata-rata 60-100 bmp. Denyut
nadi normal bervariasi tergantung dari : Usia,jenis kelamin, bayi dan anak anak, masa pubertas,
dewasa dan usia tua. Pada dewasa kalau kurang dari 50 bmp disebut bradicardia. Kekuatan nadi
berdasarkan skala 0-3 : 0= tidak ada denyut 1= lemah 2=normal 3=kuat Rentang normal denyut nadi
pada berbagai kelompok usia saat istirahat adalah - Wanita Dewasa 60 - 80 denyut / menit - laki laki
dewasa 55-75 denyut/menit - wanita hamil berkisar 80-90 denyut/menit - Bayi 0-3 bulan 100 -150
denut / menit anak: - 1-10 tahun 700-130 denyut/menit -10-18 tahun 60 - 100 denyut / menit

Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:

Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas pergelangan tangan
pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.

Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku. Digunakan
untuk mengukur tekanan udara.

Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri karotid berjalan di
antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.

Arteri femoralis. Terletak di Pangkal paha


Arteri popliteal. Terletak di Lipatan lutut

Arteri tibialis Posterior. Terletak sedikit diatas tumit lutut

Arteri dorsalis pedis.terletak di Permukaan punggung kaki. Pada pengukuran Nadi yang diperhatikan
adalah :

Kecepatan (jumlah tiap menit) - Bradicardia (kurang dari normal) - Tachicardia (lebih dari normal)

Kualitas (kekuatan kontraksi jantung)

Irama/Ritme Teratur (regular) atau tidak (irregular)

Pulsus Alternans Gelombang Nadi terbang terjun seperti memukul air(besar dan kecil dengan cepat).

Pulpus begeminus Gelombang nadi mula-mula besar kemudian melemah dengan irama yang tidak
teratur secara bertahap dan muncul lagi secara ritmis.

Prosedur pemeriksaan nadi/arteri radialis :

Penderita dapat dalam posisi duduk atau berbaring. Lengan dalam posisi bebas dan rileks.


Periksalah denyut arteri radialis di pergelangan tangan dengan cara meletakkan jari telunjuk dan jari
tengah atau 3 jari (jari telunjuk, tengah dan manis) di atas arteri radialis dan sedikit ditekan sampai
teraba pulsasi yang kuat.

Penilaian nadi/arteri meliputi: frekuensi (jumlah) per menit, irama (teratur atau tidaknya), pengisian,
dan dibandingkan antara arteri radialis kanan dan kiri .

Bila iramanya teratur dan frekuensi nadinya terlihat normal dapat dilakukan hitungan selama 15
detik kemudian dikalikan 4, tetapi bila iramanya tidak teratur atau denyut nadinya terlalu lemah,
terlalu pelan atau terlalu cepat, dihitung sampai 60 detik.

Apabila iramanya tidak teratur (irregular) harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan auskultasi jantung
(cardiac auscultation) pada apeks jantung

Pemeriksaan nadi/arteri karotis Perabaan nadi dapat memberikan gambaran tentang aktivitas
pompa jantung maupun keadaan pembuluh itu sendiri. Kadang-kadang nadi lebih jelas jika diraba
pada pembuluh yang lebih besar, misalnya arteri karotis.

Catatan

: pada pemeriksaan nadi/arteri karotis kanan dan kiri tidak boleh bersamaan. D.

Pengukuran Respirasi (pernafasan) Respirasi adalah proses mengambil oksigen dan mengeluarkan
sisa dari metabolism berupa karbon dioksida. Pernafasan adalah aktifitas yang tidak disadari dan
diatur oleh medulla oblongata dan dibentuk oleh otot-otot pernafasan. Pernafasan melibatkan
beberapa fisiologis tubuh, yaitu: a.

ventilasi pulmonar adalah pergerakan udara ke dalam dan keluar paru-paru baik sewaktu inspirasi
dan ekspirasi b.

respirasi eksternal adalah perpindahan oksigen dan karbondioksida antara alveoli dalam paru-paru
dan sirkulasi darah c.

respirasi internal adalah perpindahan oksigen dan karbondioksida antara sirkulasi darah dan jaringan
sel Jenis- Jenis pernafasan : a.
Pernafasan dada : menggunakan otot intercostal eksternal dan otot sternokloidomastoideus. b.

Pernafasan perut : Bernafas dengan kontraksi dan relaksasi diafragma

Faktor yang mempengaruhi

Respiratory Rate

: 1) Usia 2) Jenis kelamin 3) Suhu Tubuh 4) Posisi tubuh

5) Aktivitas Dalam menghitung pernafasan, yang diperhatikan adalah ; a.

Frekuensi b.

Kedalaman c.

Irama pernafasan d.

Bunyi pernafasan e.

Usaha pernafasan Jumlah pernafasan normal sesuai dengan usia bervariasi :

Usia Rate Neonatal

30-40 bmp

Bayi 1 thn

20-40 bmp

Usia 2 thn

25-32 bmp

Usia 8-10 thn

20-26 bmp

Usia 12-14 thn

18-22 bmp

Usia 16 thn

12-20 bmp

Dewasa

10-20 bmp
Tipe pernafasan : a.

Pernafasan normal : Usaha pernafasan antara inspirasi dan ekspirasi amplitudonya sam irama
teratur dan frekuensi rata-rata pada dewasa 14-20 kali/menit b.

Takipnoe : pernafasan dangkal dan cepat dengan frekuensi lebih dari normal yang mecolok c.

Bradipnoe : Penafasan dangkal dan lambat dengan frekuensi kurang dari normal mencolok. d.

Hiperpnoe : pernafasan dalam dan cepat dnegan frekuensi lebih dari normal. e.

Chyne stokes : pernafasan yang mula-mula teratur kemudian cepat dan dalam diselingi periode
apnoe f.

Kussmoul ; pernafasan yang dalam dan lambat g.

Pernafasan biot : Tidak teraturnya pernafasan baik kedalamannya maupun frekuensinya yang
awitannya tidak terduga.

Cara pemeriksaan frekuensi pernapasan:

Pemeriksaan inspeksi : perhatikan gerakan nafas pasien secara menyeluruh tanpa pasien
mengetahui saat kita menghitung frekuensi nafasnya. Posisi pemeriksa ada di bottom penderita di
dekat telapak kaki pasien atau di samping kanan. Pada inspirasi, perhatikan : gerakan iga ke lateral,
pelebaran sudut epigastrium, adanya retraksi dinding dada (supraklavikuler, suprasternal,
interkostal, epigastrium), penggunaan otot-otot pernafasan aksesoria serta penambahan ukuran
anteroposterior rongga dada. Pada ekspirasi, perhatikan : masuknya kembali iga, menyempitnya
sudut epigastrium dan pengurangan diameter anteroposterior rongga dada.

Pemeriksaan palpasi : pemeriksa meletakkan telapak tangan untuk merasakan naik turunnya
gerakan dinding dada.


Pemeriksaan auskultasi : menggunakan membran stetoskop diletakkan pada dinding dada di luar
lokasi bunyi jantung. Pemeriksaan ini digunakan sebagai konfirmasi dari inspeksi yang telah
dilakukan. 2.1

PEMERIKSAAN FISIK(HEAD TO TOE) A.

Pengertian Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut ke ujung kaki(head to toe) pada setiap
system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk
membuat penilaian klinis(Potter dan Perry, 2005)

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu
yang dianggap perlu untuk memperoleh data yang sistematis dan komprehensif,memastikan atau
membuktikan hasil anamnesisi,menentukan masalah,serta merencanakan tindakan keperawatan
yang tepat bagi pasien(Dewi Sartika,2010)

Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan tubuh pasien untuk menentukan ada atau
tidaknya masalah fisik. Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan informasi valid tentang
kesehatan pasien.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengumpulkan data dasar mengenai kesehatan pasien, serta
untuk menambah,mengonfirmasi atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan.
Dan menjadi refensi perawat dalam upaya penyembuhan kesehatan pasien. B.

Prinsip Dasar Pemeriksaan Fisik Keperawatan 1)

Selalu Meminta Kesediaan Pada Pasien untuk setisp pemeriksaan Setiap perawat yang bertugas
wajib menyapa,menjelaskan,dan meminta izin untuk melakukan pemeriksaan fisik. Perawat harus
menjaga komunikasi yang baik dengan pasien. 2)
Menjaga privasi Pasien Perawat hendaknya menjaga privasi pasien dalam tahapan pemeriksaan fisik
keperawatan yang dilakukannya. Perawat harus sebisa mungkin menjaga aib pasien bagaimana pun
kondisinya. Menjaga privasi termasuk salah satu kriteria etika para perawat bersama confidentiality,
fidelity,dan veracity. Privasi berarti menghormati hak privasi pasien, sedangan confidentiality berarti
kewajiban menyimpan informasi kesehatan sebagai rahasia

Anda mungkin juga menyukai