RINGKASAN MATERI
B. Aspek-aspek Komunikasi
De Vito (dalam Rahmawati, 2015) menyatakan agar komunikasi dapat efektif maka
ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh para pelaku komunikasi, antara lain:
1. Keterbukaan (openness). Keterbukaan dapat dipahami sebagai keinginan
untuk membuka diri dalam rangka berinteraksi dengan orang lain. Kualitas
keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal, yaitu: komunikator harus terbuka pada komunikan demikian
juga sebaliknya, kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
stimulus yang datang, serta mengakui perasaan, pikiran serta
mempertanggungjawabkannya
2. Empati (emphaty). Empati adalah kemampuan untuk merasakan hal-hal yang
dirasakan orang lain. Hal ini termasuk salah satu cara untuk melakukan
pemahaman terhadap orang lain. Langkah pertama dalam mencapai empati
adalah menahan godaan untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan
mengkritik. Langkah kedua dengan mencoba mengerti alasan yang membuat
orang itu memiliki perasaan tersebut. Ketiga, mencoba merasakan apa yang
sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnya. Empati dapat
dikomunikasikan secara verbal ataupun nonverbal
3. Sikap mendukung (supportiveness). Dukungan meliputi tiga hal. Pertama,
descriptiveness, dipahami sebagai lingkungan yang tidak di evaluasi
menjadikan orang bebas dalam mengucapkan perasaannya, tidak defensif
sehingga orang tidak malu dalam mengungkapkan perasaannya dan orang
tidak akan merasa bahwa dirinya dijadikan bahan kritikan terus menerus.
Kedua, spontanity dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi secara spontan dan mempunyai pandangan yang berorientasi
ke depan, yang mempunyai sikap terbuka dalam menyampaikan
pemikirannya. Ketiga, provisionalism dipahami sebagai kemampuan untuk
berpikir secara terbuka (open minded).
4. Sikap positif (positiveness).Sikap positif dalam komunikasi berarti bahwa
kemampuan seseorang dalam memandang dirinya secara positif dan
menghargai orang lain. Sikap positif tidak dapat lepas dari upaya mendorong
menghargai keberadaan serta pentingnya orang lain. Dorongan positif
umumnya berbentuk pujian atau penghargaan, dan terdiri atas perilaku yang
biasanya kita harapkan
5. Kesetaraan (equality), komunikasi akan efektif apabila suasananya setara.
Artinya, harus ada pengakuan dari kedua belah pihak sama-sama berharga dan
ada sesuatu yang akan disumbangkan. Kesamaan dalam suatu komunikasi
akan menjadikan suasana komunikasi yang akrab, sebab dengan tercapainya
kesamaan kedua belah pihak baik komunikan maupun komunikator akan
berinteraksi dengan nyaman.
C. Bentuk Komunikasi
Antara lain:
- Dari segi penyampaian. Lisan, tulisan, elektonik (televisi, telepon, internet, dll)
- Dari segi kemasan pesan. Verbal dan non verbal
- Dari segi keresmian. Formal dan non formal
- Dari segi pasangan komunikasi. Komunikasi interpersonal dan komunikasi
intrapersonal.
-
D. Unsur-unsur Komunikasi
- Pengirim pesan/ komunikator. Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada komunikan. Bisa perorangan, kelompok, atau organisasi
pengirim berita.
Tanggung jawab komunikator: a). mengirim pesan dengan jelas; b). memilih media
yang cocok untuk mengirim pesan; c). meminta kejelasan bahwa pesan telah diterima
dengan baik.
- Penerima pesan/ komunikan. Komunikan adalah rekan dari komunikator dalam
komunikasi sebagai penerima pesan.
Tanggung jawab komunikan: a). berkonsentrasi pada pesan untuk mengerti; b).
memberikan umpan balik untuk memastikan komunikator bahwa pesan telah diterima
dan dimengerti.
- Media. Media merupakan saluran atau jalan yang dilalui komunikator kepada
komunikan dalam menyampaikan pesan. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan,
tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui
berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photocopy, handsignal,
E-Mail dsb. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita
yang akan disampaikan (Wursanto, 1994).
SUMBER:
Lestari, E. & Maliki. (2006). Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Lembaga Adiministrasi
Negara
Ramawati, I. (2015). Komunikasi sebagai motor Melihat Realitas Bersama (Kajian Shared
Reality Theory). Jurnal Buletin Psikologi, 2(1), 31-41.