Nama : Kevin Novian Pramudia

Kelas : 1 D4 Elektronika A
NRP : 1110191014

PERCOBAAN III
RANGKAIAN RESONANSI PARALEL R-L-C

I. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat memahami gejala resonans paralel RLC melalui
pengamatan dan pengukuran kurva karakteristik respon frekuensi.

II. Teori
Rangkaian RLC atau disebut juga rangkaian pelana atau rangkaian resonansi
adalah rangkaian yang terdiri dari komponen Resistor (R), Induktor (I), dan
Kapasitor (C) yang disusun secara Seri maupun Parallel. Konfigurasi ini membentuk
sistem osilator harmonik. Kondisi resonansi terjadi jika nilai reaktansi induktor dan
kapasitor sama (XL = XC).
III. Peralatan dan Komponen
1. Oscilloscope
2. Function Generator
3. Multitester
4. Kabel Jumper
5. Kabel Probe
6. Resistor 100 ohm
7. Kapasitor 22 uF
8. Induktor 10 mH

IV. Prosedur
1. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 1. dimana R = 100 Ω, L = 10mH, C =
1 uF.
2. Atur keluaran Function Generator : SINUS 1 Vp.
3. Hubungkan oscilloscope, dimana channel 1 untuk mengamati sinyal pada
sumber rangkaian RLC dan channel 2 untuk mengamati sinyal pada kapasitor C.
Untuk mengamati arus pada beban Ro, bagilah sinyal dari OSC II dengan nilai
Ro.
4. Lengkapi Tabel 1.
5. Ulangi langkah nomor 1. Untuk R = 10 Ω.
6. Gambar grafik karakteritik frekuensi percobaan diatas untuk R = 10 Ω dan R =
100 Ω pada kertas SEMILOG.
V. Hasil Simulasi
VI. Analisa
Pada percobaan ke-3 ini adalah membuat rangkaian resonansi RLC yang
dipasang secara paralel dengan 3 kali percobaan. Yang pertama dengan
menggunakan Ro = 100 ohm, R = 100 ohm, L = 10 uH, dan C = 1 uF. Berikut
perhitungan yang didapat dari hasil percobaan pertama :
- Frekensi Resonansi
1
fr =
2 π √ LC
1
=
2 π √ 0,00001. 0,000001
1.000.000
=
19.8
= 50 KHz
- Band Width
R
BW =
2 πL
200
=
2. π .0,01
20.000
=
6,28
= 3,18 KHz
- Quality Factor
fr
Q=
fh−fl
fr
=
BW
50
=
3,18
= 15,7 Hz

Yang kedua dengan menggunakan Ro = 50 ohm, R = 100 ohm, L = 10 uH, dan

C = 1 uF. Berikut perhitungan yang didapat dari hasil percobaan kedua :
- Frekensi Resonansi
1
fr =
2 π √ LC
1
=
2 π √ 0,00001. 0,000001
1.000.000
=
19.8
= 50 KHz
- Band Width
R
BW =
2 πL
150
=
2. π .0,01
15.000
=
6,28
= 2,38 KHz
- Quality Factor
fr
Q=
fh−fl
fr
=
BW
 50
=
2,38
= 21 Hz

Yang ketiga dengan menggunakan Ro = 10 ohm, R = 100 ohm, L = 10 uH, dan

C = 1 uF. Berikut perhitungan yang didapat dari hasil percobaan kedua :
- Frekensi Resonansi
1
fr =
2 π √ LC
1
=
2 π √ 0,00001. 0,000001
1.000.000
=
19.8
= 50 KHz
- Band Width
R
BW =
2 πL
110
=
2. π .0,01
11.000
=
6,28
= 1,75 KHz
- Quality Factor
fr
Q=
fh−fl
fr
=
BW
50
=
1,75
= 28,5 Hz

Pada 3 percobaan di atas, yang berbeda adalah nilai hambatan Ro yang

diberikan. Dimana nilai ini mempengaruhi nilai Band Width dan Quality Factor.
Sedangkan nilai Frekuensi Resonansi tidak berubah karena tidak terpengaruh oleh R,
dimana dari ketiga percobaan di atas menghasilkan frekuensi resonansi sebesar 50
kHz.
Perubahan besarnya nilai resistor berpengaruh pada lengkungan resonansi pada
grafik, yaitu semakin kecil nilai resistor maka semakin sempit lengkungan
resonansinya. Hal tersebut disebabkan karena semakin kecil nilai resistornya maka
akan semakin cepat pula untuk mencapai nilai arus minimumnya, dan juga
sebaliknya.

VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Frekuensi resonansi pada RLC yang dipasang parallel adalah frekuensi saat arus
mencapai keadaan minimum
2. Semakin besar hambatan maka akan semakin cepat mencapai frekuensi resonansi
dan menghasilkan nilai faktor kualitas yang semakin kecil, begitu juga jika
hambatan diperkecil maka semakin lama untuk mencapai frekuensi resonansi dan
menghasilkan factor kualitas yang besar
3. semakin kecil induktor akan menghasilkan bend with yang semakin besar dan
bend with akan semakin besar juga jika diberi hambatan yang besar, begitu pula
sebalinya
4. Semakin kecil inductor dan kapasitor akan menghasilkan frekuensi resonansi
yang semakin besar dan sebaliknya
5. Frekuensi resonansi RLC parallel merupakan kebalikan dari grafik resonansi
RLC Seri.