Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat

penting bagi kehidupan dan peri kehidupan manusia, serta untuk memajukan

kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama

pembangunan. air merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi

kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.

Pencemaran air sekarang ini sudah semakin berat dengan masuknya limbah

industri dari berbagai bahan kimia. Buangan air limbah industri mengakibatkan

timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang

tinggal di sepanjang aliran sungai, Dampak pencemaran air mempunyai nilai

(biaya) ekonomis, disamping nilai ekologik, dan sosial budaya. Upaya

pemulihan kondisi air yang cemar, bagaimanapun akan memerlukan biaya yang

mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan nilai kemanfaatan finansial dari

kegiatan yang menyebabkan pencemarannya. Demikian juga bila kondisi air

yang cemar dibiarkan (tanpa upaya pemulihan) juga mengandung ongkos,

mengingat air yang cemar akan menimbulkan biaya untuk menanggulangi

akibat dan atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh air yang cemar.

Berdasarakan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01

Tahun 2010 Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air menyebutkan

1
2

bahwa, “untuk menjaga kualitas air agar dapat memenuhi kepentingan generasi

sekarang dan yang akan datang, perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran

air dan pengelolaan kualitas air.” Pasal 1 Pencemaran air adalah masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air

oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air limbah yang telah

ditetapkan.

Wilayah Kota Cimahi yang memiliki luas 4.103,73 Ha, terdiri dari tiga

Kecamatan yaitu, Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah dan

Kecamatan Cimahi Selatan. Zona industri terdapat merata hampir di semua

wilayah Kota Cimahi. Namun, karena pengelolaan alokasinya tidak teratur,

keberadaan industri-industri tersebut bercampur dengan perumahan penduduk

sehingga terkesan semerawut. Konsentrasi industri terbanyak berada di wilayah

Kecamatan Cimahi Selatan.

Kecamatan Cimahi Selatan terbagi kedalam 5 (Lima) Kelurahan antara

lain Kelurahan Cibeber, Kelurahan Cibeureum, Kelurahan Leuwi Gajah,

Kelurahan Melong dan Kelurahan Utama. Secara historis Kecamatan Cimahi

Selatan merupakan sentra industri dimana perekonomian penduduk Kota Cimahi

masih bertumpu pada sektor industri. Warga yang tinggal di Kecamatan Cimahi

Selatan sebagian bekerja sebagai pegawai industri. Peninjauan dan klarifikasi

industri yang beroperasi di Kota Cimahi harus dilakukan. Seperti diketahui, pada

tahun 2020 dari 161 pabrik yang ada di sekitar Kecamatan Cimahi Selatan

terdapat 92 industri yang tidak memiliki IPAL yang mana limbah hasil usaha

masuk ke sungai Cibaligo tanpa ada pengolahan terlebih dulu, Sungai-sungai juga
3

telah tercemar dan menyebabkan ikan-ikan mati. Air tanah di kawasan industri

Kelurahan Melong juga diduga sudah tercemar menjadi kurang sehat.

Limbah harus dikelola dengan baik. Pasalnya, limbah tersebut menjadi

sumber pencemaran bagi sungai-sungai di Kota Cimahi sehingga kualitas airnya

masuk kategori marginal, satu tingkat di atas kualitas buruk. Hal itu diketahui

berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan Indeks Kualitas Air (IKA) Tahun 2019

dengan Menggunakan Sistem Kalkulasi IKA-INA (Siskana). Dari total sungai dan

anak sungai yang diambil sampelnya, hasilnya menunjukan dengan rata-rata nilai

45,35.

Menyikapi permasalahan di atas, maka sudah saatnya para penghasil

limbah dalam melakukan pengelolaan limbahnya, harus segera menerapkan

program minimisasi limbah terlebih dahulu sebelum dilakukan proses pengolahan

limbah melalui IPAL. Kuncinya ada pada kesadaran dan moralitas para pengusaha

itu sendiri. Pengawasan terhadap pengolahan limbah industri makin kendor di

tengah hiruk-pikuk upaya industri untuk mempertahankan produktivitasnya. Hal

itu tidak boleh terjadi mengingat dampak buruk yang ditimbulkan limbah bagi

kehidupan manusia.

Berdasarkan Peraturan Wali Kota Cimahi Nomor 33 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Cimahi, Dinas Lingkungan Hidup adalah,” unsur pelaksana Urusan

Pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang menjadi

kewenangan Daerah. Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Wali


4

Kota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan

kehutanan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Kota.”

Pemerintah Kota Cimahi dalam rangka mengefisienkan biaya proses

produksi bagi para pengusaha industri sehingga mampu meminimalkan limbah

buangan industri dan upaya pengendalian pencemaran air limbah industrinya

melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) . Mengeluarkan peraturan

Daerah Kota Cimahi Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengendalian Pembuangan

Air Limbah Pasal 2 (1) Izin pembuangan air limbah dimaksudkan sebagai salah

satu pengendalian dan penanggulangan pencemaran air dan sumber air, terhadap

setiap kegiatan dan atau usaha yang melakukan pembuangan air limbah. (2)

Pengendalian Pembuangan Air Limbah bertujuan untuk menjaga kualitas air dan

sumber air guna memenuhi kebutuhan lingkungan hidup secara berkelanjutan.

Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Pengendalian Pembuangan Air Limbah Pasal 5 Setiap orang yang akan

melakukan pembuangan air limbah ke air dan sumber air terlebih dahulu wajib

melakukan pengelolaan air limbah. Air limbah yang dapat dibuang ke air dan

sumber air wajib memenuhi baku mutu air limbah sesuai dengan ketentuan

perundangundangan yang berlaku. Instalasi Pengolahan Air Limbah selanjutnya

disebut IPAL adalah merupakan sarana atau unit pengolahan air limbah yang

berfungsi untuk menurunkan kadar pencemar yang terkandung dalam air limbah

hingga batas tertentu sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Pelaksanaan pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (1)


5

meliputi kegiatan : a. pengolahan air limbah melalui IPAL; b. pembuangan air

limbah dari IPAL melalui saluran khusus air limbah.

Namun sekalipun pemerintah kota Cimahi telah menerbitkan kebijakan

tentang Pengendalian Pembuangan Air Limbah, namun berdasarkan hasil

observasi, pengendalian penertiban Instalasi Pengelolaan Air Limbah di

Kecamatan Cimahi Selatan belum optimal. Masih banyak perusahaan industri di

Kecamatan Cimahi Selatan yang tidak memiliki Instalasi Pengelolaan Air

Limbah. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam data tabel 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1
Rekapitulasi Penertiban Instalasi Pengelolaan Air Limbah Industri
di Kecamatan Cimahi Selatan
Pada Tahun 2019 – 2020

Jumlah Memiliki Tidak


Tahun Kecamatan Industri IPAL Memiliki
IPAL
2019 Cimahi Selatan 157 67 90

2020 Cimahi Selatan 161 69 92

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi 2020

Berdasarkan tabel 1.1. di atas, menunjukkan bahwa pengendalian

penertiban Instalasi Pengelolaan Air Limbah bagi pengusaha industri di

Kecamatan Cimahi Selatan selama dua tahun terakhir yakni pada tahun 2019 -

2020 belum optimal. Padahal dalam Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 15

Tahun 2011 tentang Pengendalian Pembuangan Air Limbah telah dijalaskan pada

Pasal 5: Setiap orang yang akan melakukan pembuangan air limbah ke air dan

sumber air terlebih dahulu wajib melakukan pengelolaan air limbah. Pengolahan

air limbah dapat di lakukan dengan mempergunakan (IPAL) milik sendiri atau
6

pengolahan air limbah dengan mempergunakan jasa perusahaan pengolah air

limbah atau pengolahan air limbah melalui kerjasama dengan kegiatan usaha lain

yang sejenis yang telah memiliki (IPAL).

Indikasi-indikasi lainnya yang memperlihatkan belum optimalnya

penertiban IPAL pada kawasan industri di Kecamatan Cimahi Selatan antara

lain :

1. Belum Optimalnya SOP tentang IPAL secara menyeluruh oleh

sebagian industri.

2. Masih adanya perusahaan industri yang belum lulus uji mengenai

IPAL.

3. Belum Optimal evaluasi secara menyeluruh mengenai IPAL.

4. Kurangnya pembinaan terhadap perusaha yang belum mematuhi aturan

kebijakan IPAL.

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, peneliti mencoba untuk

menganalisis permasalahan melalui Pengendalian oleh Dinas Lingkungan Hidup.

Dengan melaksanakan pengendalian secara terus menerus diharapkan

pengendalian Penertiban Instalasi Pengelolaan Air Limbah bagi para pengusaha

industri di Kecamatan Cimahi Selatan dapat berjalan sesuai rencana yang telah

ditetapkan. Hal tersebut senada dengan pendapat menurut Robert J. Mockler yang

dikutip oleh Stooner (1996: 248) yaitu bahwa, ”pengendalian merupakan usaha

sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan,

untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi

yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu, untuk
7

menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur signifikansinya, serta

mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber

daya perusahaan perusahaan digunakan dengan cara yang seefektif dan seefesien

mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan.”

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti menentukan teori

pengendalian sebagai suatu pendekatan dalam penelitian ini, dan menuangkan

dalam sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul : PENGENDALIAN

PENERTIBAN INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI

OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIMAHI.

1.2. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini adalah Pengendalian Penertiban Instalasi Pengelolaan Air

limbah industri oleh Dinas Lingkungan Hidup

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan pada latar belakang

penelitian, agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan peneliti yang hendak

dicapai maka kiranya di rumuskan pokok permasalahan:

1. Bagaimana Pengendalian Penertiban Instalasi Pengelolaan Air limbah

industri oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi

2. Faktor – faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

Pengendalian Penertiban Instalasi Pengelolaan Air limbah industri oleh

Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi


8

3. Upaya apa yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi dalam

mengatasi hambatan Pengendalian Penertiban Instalasi Pengelolaan Air

limbah industri Kota Cimahi.

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, mengkaji, dan

menjelaskan bagaimanakah peran Dinas Lingkungan Hidup dalam Pengendalian

Penertiban Instalasi Pengelolaan Air limbah industri Kota Cimahi, agar

pencemaran lingkungan di masyarakat bisa teratasi sehingga tidak timbul dampak

yang buruk di lingkungan masyarakat.

1.4.2. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana peran Dinas Lingkungan

Hidup dalam Pengendalian Penertiban Instalasi Pengelolaan Air limbah

industri Kota Cimahi.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat

Pengendalian Penertiban Instalasi Pengelolaan Air limbah industri Kota

Cimahi.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya Dinas Lingkungan Hidup

dalam mengatasi hambatan Pengendalian Penertiban Instalasi Pengelolaan

Air limbah industri Kota Cimahi.


9

1.5. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan

suatu bahan studi perbandingan memperkaya penelitian ilmiah dan

memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu sosial khususnya ilmu

pemerintahan dalam kajian manajemen pemerintahan.

2. Kegunaan Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta

sumbangan pemikiran bagi Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi dalam

mengendalikan Penertiban Instalasi Pengelolaan Air limbah industri d

Kota Cimahi dapat berjalan optimal.

Anda mungkin juga menyukai