Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA

HUMAN VIBRATION

KELOMPOK :3

NAMA : TITANIA NUR FAIZAH

NRP : 0518040047

KELAS : K3-4B

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia saat ini mempunyai banyak kegiatan industri. Hal ini bertujuan
agar barang-barang kebutuhan Indonesia tidak selalu impor. Dalam kegiatan
industri erat kaitannya dengan pekerja. Sehingga pada saat ini penerapan
sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat diperlukan. Mengingat masih
tingginya angka kecelakaan kerja setiap tahunnya, maka diperlukan penerapan
budaya K3 dalam lingkungan kerja. Penerapan sistem K3 dalam perusahaan
dapat digunakan untuk meminimalisirkecelakan kerja serta penyakit akibat
kerja.
Seiring dengan berkembangnya industri, semakin tinggi pula kemungkinan
dan faktor bahaya yang timbul akibat kerja. Faktor bahaya yang dapat timbul
antara lain faktor bahaya fisika, faktor bahaya kimia, faktor bahaya biologi,
faktor bahaya ergonomi, dan faktor psikosial. Salah satu dari faktor bahaya
fisika adalah bahaya getaran.
Bahaya getaran merupakan bahaya yang sering ada dalam dunia industri.
Getaran ada gerakan berulang-ulang dari titik setimbangnya yang dapat
menulimbulkan kondisi tidak nyaman saat bekerja. Salah satu penyakit yang
timbul akibat kerja ada Hand-arm Vibration Syndrome. Sindrom ini dapat
ditemui dengan ciri mati rasa hinga berwarna kehitamamjari dan tangan yang
bekerja dengan getaran.
Oleh karena itu, dilakukan pengukuran lingkungan kerja dengan bahaya
getaran pada salah satu bengkel di PPNS. Agar keselamatan pekerja tetap
aman dan terjamin.

1.2 Tujuan
1. Menganalisa pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa atau pekerja
beserta alat yang digunakan.
2. Menentukan kondisi dalam melakukan pekerjaan sudah aman sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3. Menentukan rekomendasi perbaikan jika kondisi tersebut tidak aman
sesuai dengan hierarki pengendalian bahaya.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup permasalahan pada praktikum ini adalah :
1. Bengkel pada PPNS sebagai tempat pengukuran lingkungan kerja.
2. Pengukuran dilaksanakan pada Kamis, 5 Maret 2020 pukul 12.20 – 15.00.
3. Alat yang digunakan yaitu Human Vibration Meter dengan spesifikasi
HVM – 100 ALL – 40.
4. Parameter yang diukur adalah kecepatan, percepatan, frekuensi, dan
perpindahan.
5. Standar yang dipakai adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun
2018, SNI 16-7063-2004
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Getaran


Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 dijelaskan
bahwa getaran merupakan gerakan bolak-balik yang teratur dari titik
kesetimbangannya. Ini berarti bahwa getaran dapat timbul dari pergerakan
kecil yang kontinu. Dalam pasal lain di peraturan tersebut getaran termasuk
dalam faktor bahaya fisika.
Getaran adalah gerakan memantul ke atas dan ke bawah atau ke belakang
dan ke depan, secara bolak-balik dengan cepat (reciprocating), serta terjadi
secara teratur (Organization, 2013). Berdasarkan dua pengertian diatas maka
getaran memiliki arti yaitu gerakan bolak-balik yang teratur dan cepat.

2.2 Klasifikasi Getaran Mekanis


Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 51 Tahun 1999 tentang
NAB Faktor Fisika, getaran mekanis adalah gerakan teratur dari sebuah benda
atau media terhadap titik kesetimbangannya. Getaran mekanis terbagi menjadi
dua yaitu :
A. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)
Pada jenis getaran ini terjadi pemaparan getaran pada seluruh tubuh.
Contohnya pada petani yang menggunakan traktor.
B. Getaran bagian tubuh tertentu ( partial body vibration )
Pada getaran ini hanya beberapa bagian tubuh tertentu yang terpapar
getaran, misalnya tangan atau kaki. Contohnya adalah ketika melakukan
pekerjaan dengan menggunakan gerinda tangan.

Dalam suatu bahaya getaran dapat dievaluasi dengan menggunakan tiga aspek
berikut :

1. Velocity (kecepatan)
Nilai kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan getaran pada mesin
dengan satuan m/s.
2. Acceleration(percepatan)
Nilai percepatan yang dimaksud adalah percepatan pada mesin atau
alat dengan satuan m/s2.
3. Displacement (pergeseran)
Pergeseran yang dimaksud adalah perpindahan mesin atau alat akibat
dari getaran yang terjadi.

Dari ketiga aspek yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi bahaya getaran
diatas, dapat pula digunakan untuk mengetahui kondisi mesin. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan Diagram Assesment for Vibration seperti gambar
dibawah ini.

Gambar 2.1 Diagram Assesment for Vibration

Pengevaluasian menggunakan diagram ini dilakukan dengan menghubungkan tiap


variabel pengukuran. Nantinya akan didapatkan sebuah bidang dari pertemuan
ketiganya. Apabila bidang tersebut berada pada daerah recommended maka alat
tersebut masih layak digunakan, sedangkan jika pada daerah damage probable
maka perlu dilakukan perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut pada alat tersebut.
2.3 Pengendalian Getaran
Menurut International Labour Organization (2013) ada beberapa hal
yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengurangi resiko pada
bahaya getaran, antara lain yaitu :
 Mengendalikan sumber getaran dengan mendesain ulang peralatan
yang mampu meredam getaran.
 Apabila penyebab getaran berupa mesin besar, maka gunakan penutup
lantai yang bersifat peredam getaran serta menggunakan APD berupa
alas kaki dan sarung tangan yang mampu meredam getaran
 Mengganti peralatan yang sudah tua dan usang dengan model peralatan
terbaru yang mengusung fitur bebas getaran
 Memasang peredam pada pegangan dan kursi kendaraan untuk
membatasi tingkat getaranyang dirasakan oleh pengguna
 Menggunakan APD sesuai ketentuan.

Dari pernyataan diatas diketahui bahwa pencegahan dan pengurangan


resiko pada getaran dapat dilakukan dengan memasang peredam pada alat
maupun pekerja.

2.4 Efek Getaran

Menurut Anizar (2009). efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya
frekuensi yang mengenai tubuh. Berikut adalah range frekuensi dan
dampaknya pada tubuh :

1. 3-9 Hz : akan timbul resonasi pada dada dan perut.


2. 6-20 Hz : dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung
pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah pada intensitas
1,2 gram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah.
3. 10 Hz : leher, kepala, punggung, kesatuan otot, dan tulang akan
beresonasi.
4. 13-15 Hz : tenggorokan akan mengalami resonasi.
5. 20 Hz : tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi stastis
menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang perhatian.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
No. Nama Peralatn Spesifikasi Jumlah Satuan
1. Human Vibration HVM-100 1 buah
Meter ALL-40
2. Meteran 5 meter 2 buah

3.1.1 Bahan
No. Nama Bahan Jumlah Satuan
1. Spidol 1 Pack
2. Baterai AAA 6 Buah
3. Earplug 30 Buah
4. Masker 30 Buah

3.2 Diagram Alir Praktikum

Mulai

Studi Literatur (Laporan Pendahuluan)

Persiapan dan pemakaian APD

Melakukan Pengukuran Sesuai Langkah Kerja

Pengambilan data di lapangan

Analisa dan Pembahasan

Selesai
3.3 Langkah Kerja
1. Mengubah power on/off pada posisi “ON”.
2. Menekan tombol setup untuk masuk ke menu pengaturan.
3. Memilih menu Operating Mode.
4. Memilih mode yang sesuai dengan aplikasi pengukuran.
5. Menyambungkan sensor vibration pada alat di bagian input
connector. Memastikan arah dan pinnya sesuai dengan konektor.
Memasang dengan perlahan-lahan.
6. Memasangkan sensor pada subjek yang ingin diukur dampak
getarannya, misalnya pekerja yang menggunakan alat berat.
7. Menekan tombol Run untuk menjalankan pengukuran, layar akan
menampilkan nilai pengukuran getaran yang dibaca oleh sensor.
8. Dalam sesi pengukuran terdapat beberapa simbol yang dapat
muncul pada layar
Simbol pada layar Keterangan
Indikator pengukuran sedang
. berlangsung
? Indikator under range, nilai
pengukuran di bawah rentang ukur
| Indikator stop, menandakan
pengukuran sedang tidak berjalan
* Indikator over range, menandakan
nilai pengukuran melebihi rentang
ukur
! Indikator ketika terdapat masalah
teknis/eror pada pengukuran
9. Melihat data hasil pengukuran

Arms 0:00:01

.01900 m/s2FaZ
Keterangan :
 Huruf A, menunjukkan integrasi yang diterapkan dalam
pengukuran. A = acceleration
 rms, menunjukkan tampilan jenis pengukuran yang
digunakan (rms/peak)
 0:00:01, menunjukkan lamanya durasi waktu pengukuran
yang dilakukan
 .01900, menunjukkan nilai pengukuran getaran yang dibaca
oleh sensor getaran
 m/s2, menunjukkan satuan pengukuran getaran
 Huruf F, menunjukkan pengukuran frekuensi
 Huruf aZ menunjukkan channel
10. Menggunakan tombol navigasi panah untuk melihat history
pengukuran lainnya
11. Tombol data digunakan untuk melihat secara keseluruhan data
yang direkam oleh alat.
BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data

Berdasarkan hasil pengukuran di Bengkel Perkakas didapatkan 5 pekerja untuk


dilakukan pengukuran Hand arm Vibration, dengan data seperti pada tabel
berikut:

No. Nama L/ Umur Berat Kegiatan Alat Durasi Kondisi Letak Kondisi
P Badan Alat Paparan pekerja
1. Yesica P 18 52 kg Mengge- Ge- 30 baik Lengan Sudah
rinda rinda detik Makan
Du-
duk
2. Vrischi L 19 56 kg Mengge- Ge- 30 baik Lengan Sudah
detik Makan
ka rinda rinda
Du-
duk
3. Titania P 19 50 kg Mengge- Ge- 30 baik Lengan Sudah
detik Makan
rinda rinda
Du-
duk
4. Cahyo L 17 58 Mengge- Ge- 30 baik Lengan Sudah
detik Makan
rinda rinda
Tang
-an
5. Budi L 50 50 kg Menge- Bench 30 baik Lengan Sudah
Drill- detik Makan
bor
ing
Machi
-ne

Hasil pengiukuran yang didapatkan pada masing-masing pekerja dijelaskan pada


tabel berikut :
No. Subjek Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata
(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)
1. Yesica 0.0101 0.0157 0.0107 0.02813
2. Vrischika 0.00314 0.00626 0.00209 0.00383
3. Titania 0.0205 0.0153 0.0255 0.012943
4. Cahyo 0.0152 0.00365 0.00303 0.01986
5. Budi 0.0108 0.00967 0.00631 0.02257

4.1.1 Data Pekerja 1

Nama : Yessica
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 18 tahun
Berat Badan : 52 kg
Kegiatan : Menggerinda
Peralatan : Gerinda duduk
Durasi : 30 detik
Kondisi Alat : Baik
Letak paparan : Lengan
Kondisi Pekerja: Sudah Makan
Tabel data hasil pengukuran Hand arm Vibration

No. Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata


(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)
1. 0.0101 0.0157 0.0107 0.02813
Pada tabel hasil pengukuran diatas diketahui bahwa paparan getaran
yang diterima pekerja :

Pengukuran 1 = 0,0101 m/s2 Pengukuran 3 = 0.0107 m/s2

Pengukuran 2 = 0.0157 m/s2

Dari ketiga data pengukuran tersebut dihitung rata-rata paparan


getaran, dengan perhitungan sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 1 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 2 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 3
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
0.0101 + 0.0157 + 0.0107
= = 0.02813 m/s2
3

4.1.2 Data Pekerja 2

Nama : Vrischika Paksi L.


Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Berat Badan : 56 kg
Kegiatan : Menggerinda
Peralatan : Gerinda duduk
Durasi : 30 detik
Kondisi Alat : Baik
Letak paparan : Lengan
Kondisi Pekerja: Sudah Makan
Tabel data hasil pengukuran Hand arm Vibration

No. Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata


(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)
1. 0.00314 0.00626 0.00209 0.00383

Pada tabel hasil pengukuran diatas diketahui bahwa paparan getaran


yang diterima pekerja :

Pengukuran 1 = 0.00314 m/s2 Pengukuran 3 = 0.00209 m/s2

Pengukuran 2 = 0.00626 m/s2

Dari ketiga data pengukuran tersebut dihitung rata-rata paparan


getaran, dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 1 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 2 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 3


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
0.00314 + 0.00626 + 0.00209
= = 0.00383 m/s 2
3
4.1.3 Data Pekerja 3

Nama : Titania Nur Faiza


Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Berat Badan : 50 kg
Kegiatan : Menggerinda
Peralatan : Gerinda duduk
Durasi : 30 detik
Kondisi Alat : Baik
Letak paparan : Lengan
Kondisi Pekerja: Sudah Makan
Tabel data hasil pengukuran Hand arm Vibration

No. Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata


(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)
3. 0.0205 0.0153 0.0255 0.012943
Pada tabel hasil pengukuran diatas diketahui bahwa paparan getaran
yang diterima pekerja :

Pengukuran 1 = 0,0205 m/s2 Pengukuran 3 = 0.0255 m/s2

Pengukuran 2 = 0.0153 m/s2

Darib ketiga data pengukuran tersebut dihitung rata-rata paparan


getaran, dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 1 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 2 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 3


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
0.0205 + 0.0153 + 0.0255
= = 0.012943 m/s 2
3

4.1.4 Data Pekerja 4

Nama : Cahyo
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 17 tahun
Berat Badan : 58 kg
Kegiatan : Menggerinda
Peralatan : Gerinda tangan
Durasi : 30 detik
Kondisi Alat : Baik
Letak paparan : Lengan
Kondisi Pekerja: Sudah Makan
Tabel data hasil pengukuran Hand arm Vibration

No. Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata


(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)
4. 0.0152 0.00365 0.00303 0.01986
Pada tabel hasil pengukuran diatas diketahui bahwa paparan
getaran yang diterima pekerja :

Pengukuran 1 = 0,0152 m/s2 Pengukuran 3 = 0.00303 m/s2

Pengukuran 2 = 0.00365 m/s2

Darib ketiga data pengukuran tersebut dihitung rata-rata paparan


getaran, dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 1 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 2 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 3


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
0.0152 + 0.00365 + 0.00303
= = 0.01986 m/s 2
3

4.1.5 Data Pekerja 5

Nama : Budi
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 50 tahun
Berat Badan : 50 kg
Kegiatan : Mengebor
Peralatan : Drilling Machine
Durasi : 30 detik
Kondisi Alat : Baik
Letak paparan : Lengan
Kondisi Pekerja: Sudah Makan
Tabel data hasil pengukuran Hand arm Vibration

No. Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-rata


(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)
5. 0.0108 0.00967 0.00631 0.02257

Pada tabel hasil pengukuran diatas diketahui bahwa paparan getaran


yang diterima pekerja :

Pengukuran 1 = 0,0108 m/s2 Pengukuran 3 = 0.00631 m/s2

Pengukuran 2 = 0.0967 m/s2

Darib ketiga data pengukuran tersebut dihitung rata-rata paparan


getaran, dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 1 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 2 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 3


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
0.0108 + 0.0967 + 0.00631
= = 0.02257 m/s 2
3

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa data pengukuran getaran pada pekerja di


Bengkel Perkakas, didaptkan nilai pemaparan getaran yang berbeda antara
satu dengan yang lain. Perbedaan ini dapat terjadi karena perbedaan usia,
jenis kelamin, berat badan, jenis pekerjaan, serta kekuatan dalam
mencekam.
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Republik Indonesia No, 5 tahun 2018 terdapat berbagai parameter yang
digunakan sebagai dasar mengenai nilai ambang batas paparan getaran
yang diterima pada suatu pekerja. Uji Percobaan yang dilakukan adalah 30
detik pada setiap subjek dengan keseluruhan subjek terpapar getaran pada
lengan sehingga nilai ambang batas menurut PERMENAKER/05/2018
sebagai berikut :

Pada pengujian pertama didapatkan nilai rata-rata pengukuran


sebesar 0,02813 m/s2. Nilai tersebut tidak melebihi ambang batas yang
terdapat pada PERMENAKER/05/2018. Sehingga pekerjaan yang
dilakukan pekerja 1 masih memenuhi standar dan aman.

Pada pengujian pertama didapatkan nilai rata-rata pengukuran


sebesar 0,00383 m/s2. Nilai tersebut tidak melebihi ambang batas yang
terdapat pada PERMENAKER/05/2018. Sehingga pekerjaan yang
dilakukan pekerja 2 masih memenuhi standar dan aman.

Pada pengujian pertama didapatkan nilai rata-rata pengukuran


sebesar 0,012943 m/s2. Nilai tersebut tidak melebihi ambang batas yang
terdapat pada PERMENAKER/05/2018. Sehingga pekerjaan yang
dilakukan pekerja 3 masih memenuhi standar dan aman.

Pada pengujian pertama didapatkan nilai rata-rata pengukuran


sebesar 0,01986 m/s2. Nilai tersebut tidak melebihi ambang batas yang
terdapat pada PERMENAKER/05/2018. Sehingga pekerjaan yang
dilakukan pekerja 4 masih memenuhi standar dan aman.

Pada pengujian pertama didapatkan nilai rata-rata pengukuran


sebesar 0,02257 m/s2. Nilai tersebut tidak melebihi ambang batas yang
terdapat pada PERMENAKER/05/2018. Sehingga pekerjaan yang
dilakukan pekerja 5 masih memenuhi standar dan aman.
Dari hasil pembahasan diatas dengan parameter nilai ambang batas
pemamaparan getara pada lengan dan tangan, dapat diketahui bahwa
kondisi semua pekerja masih aman dan tidak melebihin ambang batas
pemaparan getaran pada Peraturan Menterei Ketenagakerjaan No. 5 Tahun
2018. Solusi ataupun pengendalian tidak perlu dilakukan karena tidak
terdapat potensi bahaya terkait paparan getaran pada pekerja.
Peletakkan sensor pada alat Hand Arm Vibration sangat penting
untuk mendapatkan hasil percobaan yang akurat. Pada percobaan ini
peletakkan sensor alat Hand Arm Vibration pada punggung tangan,
sehingga hasil yang kami dapat terbilang kecil, sehingga tidak melebihi
ambang batas. Akan berbeda hasilnya apabila sensor alat Hand Arm
Vibration di telapak tangan, sehingga paparan getaran yang diterima akan
berbeda. Untuk pengukuran selanjutnya dapat dilakukan peletakkan alat
ukur pada telapak tangan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasrkan Permenaker No.5 Tahun 2018 dan analisa data serta


pembahasan pada hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa :

1. Kondisi paparan getaran yang diterima semua pekerja masih aman karena
memiliki nilai pemaparan dibawah ambang batas.
2. Jenis pekerjaan yang dilakukan masing-masing pekerja berbeda-beda
diantaranya yaitu menggerinda dan mengebor
3. Alat yang digunakan pada masing-masing pekerja yaitu, gerinda duduk,
gerinda tangan, dan Bench Drilling Machine
4. Tidak perlu dilakukan pengendalian, karena kondisi pekerjaan masih
memenuhi standard dan aman.

5.2 Saran
Pada praktikum human vibration selanjutnya, peletakan sensor pada alat
hand arm vibration dapat diletakkan pada telapak tangan sehingga hasil yang
terbaca pada alat bisa lebih akurat sehingga menghasilkan hasil yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri.

Yogyakarta: Graham Ilmu.

International Labour Organization. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sarana untuk Produktivitas. Jakarta: International Labour Office.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas

Faktor Fisika di Tempat Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja


LAMPIRAN

Proses pengukuran pada kegiatan menggerinda duduk

Proses pengukuran pada kegiatan menggerinda tangan


Proses pengukuran pada kegiatan mengebor menggunakan Bench Drilling Machine
LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai