MEDAN
PRISMA
Dibuat oleh:
DASAR TEORI
Berdasarkan pohon sebab akibat (causal tree) pada gambar 2.1 terdapat
dua
gate, yaitu:
a. AND-gate
AND-gate menunjukkan bahwa penyebab yang ada di
bawahnya pasti berkontribusi pada insiden yang berada di
atas gate. Semua penyebab yang langsung terhubung ke
"AND-gate" diperlukan untuk mewujudkan insiden yang
berada diatas gate. Jika salah satu penebab dibawah gate
tidak terjadi maka insiden diatas gate juga tidak akan terjadi.
b. OR-gate
OR-gate menunjukkan bahwa penyebab yang berada di
bawahnya mungkin berkontribusi pada insiden yang berada
di atas gate. Jika salah satu penyebab dibawah gate tidak
terjadi, maka insiden diatas gate masih mungkin terjadi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bahkan Mira yang merupakan anak pertama korban tampak menangis ter
"Tadi aku sedang kerja sebenarnya terus dikabarin sama kawan. Dibilang
Mira merupakan anak pertama korban, sedangkan Ifan anak kedua.
Saat itu Ifan tampak lebih tabah dari pada Mira.
Korban meninggalkan tiga orang anak dan satu orang istri.
"Terkejut saya tadi, dapat kabarnya dari adik mamak. Dia tadi bilang kalau
Ia menyebut begitu mendapat kabar bapaknya sudah di rumah sakit ia pu
Pada saat mendapat kabar ia sedang berada di rumah neneknya.
"Sempat pulang dulu tadi lari. Baru selanjutnya ke sini memastikan bagaim
Artikel ini telah tayang di dengan judul BREAKING NEWS: Dua Pekerja P
Kerja, Editor: Dewi Agustina
Langkah Analisis
Asumsi Tambahan
A. Manajemen
- Pihak perusahaan tidak memberikan APD yang sesuai standar atau tidak adanya
penggantian terhadap APD yang rusak.
- Manajemen kurang detail dan teliti dalam melakukan inspeksi terhadap
mesin-mesin produksi.
- Kurang peringatan kepada para pekerja untuk mengutamakan keselamatan
kerja, baik secara lisan maupun tulisan seperti berupa poster atau slogan.
B. Pekerja Keseluruhan
- Kurangnya kesadaran para pekerja terhadap keselamatan pada saat bekerja.
- Para pekerja kurang memperhatikan/peduli terhadap keadaan sekitar dan
mesin-mesin yang ada.
- Para pekerja tidak segera melaporkan apabila terdapat
mesin/peralatan/ APD yang rusak.
C. Korban
- Saat bekerja korban dalam keadaan tidak fokus.
- Korban mengabaikan prosedur kerja mesin tersebut/lalai dalam
mengoperasikan mesin yang akan digunakan.
- Korban tidak menggunakan APD yang sesuai.
D. Supervisor
- Saat proses kerja/proses produksi berjalan, supervisor tidak ada di tempat
kerja.
- Supervisor tidak memantau pekerjaan pekerjanya.
- Supervisor tidak memberikan pelatihan kepada pekerja terkait pekerjaan
mereka masing-masing dan terkait K3.
- Supervisor membiarkan mesin yang rusak tetap bekerja atau tidak
mengganti/memperbaiki mesin yang rusak.
E. Teman Pekerja
- Teman pekerja tidak saling mengingatkan untuk menggunakan APD yang
sesuai.
- Teman pekerja tidak saling mengingatkan untuk bekerja dengan fokus.
A
A
Supriono dan Sukarman dengan pekerja lainnya melakukan briefing dan doa namun tanpa ada safety b
Setelah berdoa, kedua korban dengan pekerja lainnya memulai melakukan pekerjaann
masing-masing
Supriono dan Sukarman mengalami kecelakaan sekitar pukul 09.00 WIB yang disebabkan oleh tertim
Badan kedua korban tertimpa jatuhan gerbong lher tempering
Pekerja lain melaporkan bahwa ada terjadinya kecelakaan kerja kepada atasannya
Kurang lebih satu jam setelah mendapat laporan tersebut, kedua korban dibawa ke R
Grand Med Lubukpakam
Sayangnya sesampainya di RS Grand Med Lubukpakam nyawa kedua korban tidak dapat terse
Tidak mengecek mesin atau alat sebelum dipakai. Pengecekan pada mesin
saat sebelum melakukan proses produksi juga sangat penting. Karena bisa saja
terdapat beberapa bagian mesin yang rusak saat hendak dipakai.
b. Unsafe Condition
Komponen mesin pada gerbong lher terdapat masalah.
Kerusakan salah satu atau lebih komponen mesin dapat menyebabkan mesin
tersebut tidak berjalan/beroperasi secara maksimal. Selain dapat mengurangi
masa pakai, hal ini juga dapat membahayakan pekerja. Bisa saja seperti tiba-
tiba mesin berjalan sendiri atau bahkan bagian-bagian mesin tersebut lepas
saat dijalankan. Ini dapat membahayakan pekerja karena bisa saja pekerja
tersebut terluka akibat terkena lemparan bagian- bagian mesin yang lepas atau
mesin berjalan sendiri ketika pekerja tidak sadar/tidak mengetahui.
Tidak adanya inspeksi berkala.
Dilakukannya inspeksi K3 secara berkala ini sangatlah penting. Karena
inspeksi diperlukan untuk menemukan sumber-sumber bahaya yang
mengakibatkan kecelakaan dan segera menentukan tindakan perbaikan untuk
mengendalikan bahaya tersebut.
Penyebab dasar (basic cause) adalah kuantitas dan kualitas sumber daya
potensial yang ada di masyarakat misalnya manusia, pendidikan, ekonomi,
lingkungan, organisasi, dan teknologi. Penyebab Dasar (Basic Causes), terdiri
dari 2 faktor yaitu :
A. Faktor manusia/personal (personal factor)
- Tidak fokus saat bekerja.
- Kurangnya kesadaran untuk mengutamakan keselamatan kerja.
4.1. Hasil
4.2.2. Rekomendasi
Rekomendasi yang sesuai serta dapat dilakukan dengan tujuan agar
kecelakaan yang terjadi di PT Kedaung Medan Industrial Ltd., tidak terulang
kembali dengan penyebab yang hampir sama. Berikut rekomendasi yang dapat
dilakukan:
I. Basic Cause
a. Management policy
1) Perusahaan membuat peraturan mengenai kewajiban untuk
menggunakan APD bagi pekerja saat beraktivitas di tempat kerja.
2) Perusahaan membuat peraturan serta SOP yang jelas mengenai
tata cara pengoperasian mesin dan bagaimana cara yang benar
saat maintenance termasuk cara membongkar mesin.
b. Personal factor
1) Pihak manajemen perusahaan mengadakan kegiatan pelatihan
kepada para pekerja tentang tata cara penggunaan serta
pengoperasian mesin dengan aman dan benar serta kemungkinan
atau potensi bahaya apa saja yang dapat terjadi di tempat kerja
yang dikelolah oleh supervisor.
2) Pihak manajemen perusahaan memberikan training pada pekerja
yang baru masuk.
3) Melakukan koordinasi yang baik dari manajemen dengan pekerja,
dengan cara membahas keadaan terakhir di setiap unit, kendala,
serta potensi kegagalan apa yang dapat terjadi di pekerjaannya.
4) Supervisor melakukan Safety Briefing sebelum melakukan
pekerjaan yang berisi tentang bagaimana cara bekerja khususnya
cara pengoperasian mesin dengan benar dan aman.
5) Supervisor melakukan penilaian risiko atau potensi bahaya yang
dapat timbul di area kerja atau dengan membuat hazard checklist.
6) Memasang CCTV di area agar supervisor dapat tetap mengawasi
kegiatan di perusahaan meskipun tidak sedang berada di area
kerja.
c. Environment factor
Perusahaan harus dapat menyediakan APD yang sesuai standar
seperti safety helmet, safety shoes, safety gloves, baju bengkel dan
ear plug.
b. Hazardous materials
1) Perusahaan melakukan maintenance untuk pengaman pada
mesin gerbong lher
2) Perusahaan melakukan inspeksi secara berkala.
a) Eliminasi
Tidak dapat dilakukan karena dapat menghambat atau
mengganggu pekerjaan atau aktivitas produksi yang berlangsung
di PT. Kedaung Medan. Selain itu, juga tidak ada struktur mesin
atau satu mesin yang dapat dihilangkan, karena saat mesin
dihilangkan maka kegiatan produksi tidak bisa berjalan.
b) Substitusi
Substitusi dapat dilakukan dengan mengganti elemen
pengaman pada mesin sehingga dapat berfungsi Kembali. Dengan
demikian saat mesin beroperasi dapat aman sehingga tidak
terputus.
c) Rekayasa Teknik
Rekayasa Teknik dapat dilakukan dengan melakukan
tindakan maintenance pada keseluruhan mesin yang ada di
perusahaan secara berkala. Maintenance dapat dilakukan setelah
melakukan inspeksi pada keseluruhan perusahaan serta
didapatkan temuan temuan menyimpang. Maintenance harus
dilakukan hingga benar benar selesai, sehingga mesin benar-benar
dalam keadaan siap digunakan. Untuk memastikan hal tersebut
maka harus dibuat daftar maintenance, tanggal target selesai,
beserta penanggungjawab maintenance di setiap bagian.
d) Rekayasa Administrasi
Rekayasa Administrasi dapat dilakukan dengan hal-hal berikut.
Evaluasi mengenai hasil kinerja para pekerja secara berkala,
kemudian hasil evaluasi dijadikan bahas untuk memberikan
arahan untuk pekerja.
Perusahaan membuat SOP yang mewajibkan seluruh
pekerja untuk menggunakan APD saat berada di tempat
kerja.
Pihak manajemen perusahaan melakukan pengadaan APD
yang sesuai bagi pekerja yaitu safety helmet, safety shoes,
safety gloves, baju bengkel dan ear plug atau earmuff.
Memberika training pada pekerja baru yang berisi mengenai
pengenalan perusahaan, keadaan perusahaan terkini, syarat
syarat yang harus dipatuhi selama beraktivitas di tempat
kerja, serta cara menghadapi jika terjadi keadaan berbahaya
di tempat kerja.
Kasalak, Ö., Yakar, D., Dierckx, R. A. & Kwee, T. C., 2020. Patient safety in nuclear
medicine: identification of key strategic areas for vigilance and
improvement. Nuclear Medicine Communications, Volume 41, pp. 1111-
1116.
Tribunnews.com. 2020. Breaking News : Dua Pekerja PT. Kedaung Medan Tewas
akibat Kecelakaan Kerja.
https://www.tribunnews.com/regional/2020/04/16/breaking-news-dua-
pekerja-pt-kedaung-medan-tewas-akibat-kecelakaan-kerja.
Lampiran
LAMPIRAN I : PERATURAN
MENTERITENAGAKERJA NOMOR :
03/MEN/1998
LAPORAN KECELAKAAN
FORMULIR BENTUK 3
KK2 A
Sudenu
Nama dan tanda tangan pimpinan perusahaan
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 26 Februari
1998
ttd
I. DATA UMUM:
A. Identitas Perusahaan
B. Informasi Kecelakaan
6. Saksi-saksi : Sutejo
C. Lain-Lain
Laki-laki orang A1
Perempan orang A2
*)
b. *)
c.
d.
PER.03/MEN/1998
b.
c.
d.
dan seterusnya
10 dari 21
PER.03/MEN/1998
( Setopo ) ( Sarmen )
Ditetapkan di
Jakarta Pada tanggal
26 Februari 1998
ttd
11 dari 21