Anda di halaman 1dari 8

Vol.1 No.

1, Mei 2018 ISSN 2621-0878

ANALISIS CEK LIST KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI


LABORATORIUM BIOLOGI FMIPA UNNES

RIA IKA MAHARANI1), FITRI ARUM SASI 2

1*),2
Laboratorium Biologi FMIPA UNNES, Semarang , 50229
*) Email : ria.ika@mail.unnes.ac.id*

ABSTRAK
Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium menjadi sangat penting diperhatikan mengingat laboratorium memiliki nilai
risiko kecelakan yang tinggi. Penilaian risiko kecelakaan ini berdasarkan dari beragamnya komponen yang ada di
laboratorium, seperti bahan kimia, peralatan, sarana penunjuang serta pengguna. Dengan tingkat risiko yang tinggi tersebut
maka penerapan keselamatan dan kesehatan kerja perlu dilakukan dengan cara pemantauan dan penilaian. Tujuan dari
penelitian ini untuk menganalisis keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium biologi berdasarkan cek lis acuan
keselamatan dan kesehatan kerja. Metode yang dipakai adalah deskriptif dalam bentuk kuisioner dengan analisis data
menggunakan kategori berdasarkan nilai normatif yaitu x ≥ 67,5 (kategori sangat baik), 45 ≤ x < 67,5 (kategori baik), 22,5 ≤
x < 45 (kategori cukup baik) dan x ≤ 22,5 (kategori tidak baik). Kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan analisis cek list
keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium biologi adalah kategori baik dengan rata skor 57,28. Hal ini menunjukan
berdasarkan matrik acuan cek list keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium yang terdiri atas layout laboratorium,
kantor, alat pelindung diri, kebersihan, alat darurat, bahan kimia, alat gelas dan kelistrikan telah dipenuhi dengan baik.
Kata Kunci : keselamatan dan kesehatan kerja, laboratorium, cek list

ABSTRACT
Occupational safety and health in the laboratory becomes very important considering the laboratory has a high risk of
accident. Risk assesment of accidents in the laboratory based of many components, such as chemicals, equipment,
supporting factors and users. As the high level of risk, the application of occupational safety and health needs to be monitored
and assessed. The purpose of this study was to analyze the safety and health of the laboratory in biology based on the check
list of safety and health guidance. The used method is descriptive in the form of questionnaires with data analysis using very
good, good, enough, and bad categories based on normative values which are x ≥ 67.5, 45 ≤ x < 67.5, 22.5 ≤ x < 45 and x ≤
22.5 respectively. The conclusion of the research is occupational safety and health in the biology laboratory categorized in
the good category with the average score are 57.28. The calculation based on the reference matrix of safety and health check
list in the laboratory consisting of laboratory layout, office, personal protective equipment, hygiene, emergency tool,
chemicals, glassware and electricity have been done well.
Key Words : occupational safety and health, laboratory, check list

I. Pendahuluan Kesehatan dan keselamatan kerja disingkat K3


Laboratorium merupakan sarana dalam proses memiliki tujuan untuk melindungi tenaga kerja
pembelajaran untuk pengembangan hands-on serta karya dan budaya, menggunakan ilmu
activity dan peningkatan minds-on skills. pengetahuan dan pemikiran dalam menciptakan
Pengetahuan dapat berasal dari penggunaan kondisi ditempat kerja melalui penerapan teknologi
berbagai macam keterampilan dan penerapan sikap pencegahan kecelakaan dengan mengikuti standar
ilmiah pada proses praktikum di laboratorium. dan peraturan perundangan yang berlaku serta
Beragamnya kegiatan yang dilakukan di teratur pelaksanaannya (Hati, 2015). Ruang lingkup
laboratorium menuntut ketersedian sarana dan dalam penerapan K3 di laboratorium dapat
prasaran yang lengkap. Komponen yang wajib ada meminimalkan resiko kecelakan kerja seperti
adalah peralatan, bahan dan sarana pelengkap (air potensi bahaya dari bahan kimia, biologi, fisik,
dan listrik). radiasi serta musculoskeletal stresses (OSHA3404,
Kegiatan yang dilakukan di laboratorium 2011).
dengan komponen yang ada memiliki risiko kerja. Dalam pengelolaan laboratorium telah
Risiko kerja yang ada di laboratorium memiliki disinggung syarat mutu laboratorium yang dapat
tingkat risiko tinggi karena penggunaan bahan disinkronisasikan dengan penerapan K3 seperti
kimia berbahaya, peralatan dengan tingkat mengenai tata letak laboratorium, syarat ruang
penggunaan sulit serta penggunaan sarana kantor, alat pelindung diri, kebersihan, peralatan
pendukung seperti listrik. Untuk meminimalkan darurat, mengenai bahan kimia, instalasi
risiko kecelakan kerja yang terjadi maka perlu pembuangan limbah dan kelistrikan.
dilakukan penerapan keselamatan dan kesehatan Laboratorium perlu melakukan K3 sehingga
kerja di laboratorium. para penggunanya akan mendapatkan haknya
seperti yang tertuang dalam undang-undang

31
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878

keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan K3 di Pencahayaan


laboratorium pendidikan memiliki tujuan umum Ketersedian furnitur
sebagai beriku untuk melindungi tenaga Kapasitas ruang untuk
laboratorium serta pengguna laboratorium lainnya kegiatan
dari resiko kerja saat beraktivitas di laboratorium, Workstation/tempat kerja
menciptakan kondisi yang aman baik itu peralatan Sub Indikator
dan bahan saat akan digunakan, mengkoordinasi Ruangan kantor dan
setiap kegiatan yang ada di laboratorium berjalan laboratorium terpisah
dengan baik dan menumbuhkan lingkungan kerja Kantor
Tata letak ruangan
yang nyaman dan aman. Hingga nantinya akan Laboratorium
Ventilasi
terjadi peningkatan produktvitas dan kesejahteraan Furnitur
bagi semua penggunanya (Mansyur, 2007). Pencahayaan
Laboratorium Biologi merupakan sarana
Sub Indikator
sebagai tempat melakukan berbagai praktikum yang
Jas laboratorium
berhubungan dengan bahan-bahan berbahaya yaitu Alat Perlindungan
Kaca mata pelindung
bahan kimia dan biologi, menggunakan peralatan Diri (APD)
beraneka macam fungsi dan perlu daya dukung Sarung tangan
seperti penggunaan api, air dan listrik. Sepatu pengaman
Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian Sub Indikator
ini untuk mengetahui bagaimana penerapan K3 Lantai
yang dilakukan di laboratorium biologi. Penerapan Kebersihan Bangku
K3 ini dibuat dalam bentuk cek list yang meliputi Laboratorium Almari
ruang lingkup yang tertuang dalam peraturan Langit-langit
perundang-undangan yang berlaku, diharapkan Rak
dengan adanya cek list nantinya sebagai tinjauan Sub Indikator
awal terhadap keselamatan dan kesehatan kerja Lantai
merupakan bahan masukan dalam perencanaan dan Kebersihan Area Almari
pengembangan Sistem Manajemen K3 Kantor Langit-langit
(International Labour Organization, 2013). Tujuan Meja kerja
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis cek Rak
list keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di Sub Indikator
laboratorium biologi. Pemadam kebakaran
Pelatihan pemadaman
II. Metode Penelitian kebakaran
Lokasi pengambilan data di Gedung D11 Kain Pemadam kebakaran
Laboratorium Biologi FMIPA UNNES meliputi 3 Peralatan Darurat Fire Exits
lantai dengan jumlah ruangan 14 laboratorium. First Aid Box
Metode dalam penelitian ini adalah metode Eye Wash
deskriptif dalam bentuk survei. Survei dilakukan Spill kits
dengan kuisoner yang mengacu pada pada matrik Contact Person
acuan tabel 1 dimodifikasi dari Laboratory Safety Nomor darurat
Self-Assessment chek list Washington State Sub Indikator
University. Responden yang digunakan dalam Jumlah
penelitian ini adalah mahasiswa asisten praktikum Bahan Kimia Penyimpanan
dengan jumlah 18 orang. Labelling
Inventarisasi
Sub Indikator
Pelarut / Cairan
Jumlah
Mudah-menyala
Penyimpanan
Sub Indikator
Limbah Cair Jumlah
Tabel 1. Matrik acuan cek list keselamatan dan
Penyimpanan
kesehatan kerja
Sub Indikator
Sub Indikator Alat Gelas/Benda
Jumlah
Tata letak Tata letak ruangan Tajam
Penyimpanan
Laboratorium Tata letak peralatan
Ventiliasi Limbah Alat Gelas Sub Indikator
/Bahan sekali Jumlah

32
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878

pakai Tempat Pembuangan Selanjutnya persentase untuk mencari besarnya


Sub Indikator persentase digunakan rumus persentase :
𝐹
Daya listrik 𝑃 = 𝑥100% (1)
Kelistrikan 𝑁
Setting kabel Keterangan :
Keamanan kelistrikan P = Persentase
F = Skor yang diperoleh
Identifikasi responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada grafik 1. Dimana III. Hasil dan Pembahasan
proporsi terbesar berjenis kelamin wanita.
Analisis cek list keselamatan dan kesehatan
13 kerja di laboratorium
15
1. Indikator Layout Laboratorium
10 Laki-Laki Sebuah laboratorium harus dirancang
5
5 Wanita efisien sehingga membuat penggunanya terjaga
kesehatan dan kesejahteraannya. Skor yang
0
diperoleh untuk indikator layout laboratorium
Gambar 1. Grafik data responden berdasarkan jenis terlihat pada tabel 4, dengan rata-rata perolehan
kelamin skor 62.7 tergolong kategori baik. Keselamatan
Pemilihan responden adalah asisten praktikum harus tetap dikedepankan dalam laboratorium
dikarena mereka telah belajar praktikum lebih dulu serta diimbangi dengan kenyamanan pengguna.
dan telah mengenal laboratoium lebih lama Kenyamanan berkaitan dengan pengaturan
dibandingkan dengan mahasiswa yang baru ikut suhu dan aliran udara yang sesuai, hingga
praktikum. Dilihat dari porposi jumlah kehadiran di berimbas pada produktivitas pengguna
laboratorium, mereka lebih unggul yaitu dulu waktu laboratorium. Penggunaan ventilasi udara
praktikum, persiapan asisten praktikum, asistensi mengunakan prinsip dasar yaitu udara masuk
praktikum, dan koreksi hasil praktikum. harus ama dengan dengan udara yang keluar.
Analisis data dilakukan dengan pemberian Hal inilah yang membuat udara di dalam ruang
nilai positif pada pernyataan yang dibuat untuk akan tetap terjaga dengan baik (Cooper, 1994).
kuisioner tabel 2. Laboratorium harus memiliki sistem ventilasi
Tabel 2. Kriteria pemberian skor pernyataan umum guna mengendalikan kuantitas dan
positif kualitas udara yang dipasok dan dibuang.
Pernyataan Skor Penggantian udara ini harus terus menerus
sehingga konsentrasi zat beracun atau toksik
Selalu 4
tidak meningkat selama hari kerja dan juga
Sering 3
tidak disirkulasikan ulang dari laboratorium
Kadang-kadang 2 satu ke laboratorium yang lain (Committee on
Tidak pernah 1 Promoting Safe and Secure Chemical
Management in Developing Countries &
Penyimpulan empat kategori dengan teori distribusi Studies, 2011).
normal tabel 3 (Sugiyono, 2008). Untuk pencahayaan dengan kriteria tidak
Tabel 3. Uji Normatif menyilaukan mata, tidak menimbulkan panas
No Rentan Kategori Skor berlebih, tidak menghasilkan gas, tidak
Normal kategori menimbulkan bayangan kontras, tidak
1 x>M+1,5SD Sangat x>67,5 berkedip-kedip dan pencahayaan merata
baik keseluruh ruangan (Soleman & Sitania D,
2 M<x<M+1,5S Baik 45<x<6 2011). Pada ketersedian furniture salah satunya
D 7,5 pada bangku untuk melakukan kegiatan,
3 M- Cukup 22,5<x< dimana harus sesuai dengan standar nasional
1,5SD<x<M baik 45 Indonesia. Ketentuan yang digunakan yaitu
4 M - 1,5 SD>x Tidak baik 22,5>x kegiatan yang membutuhkan presisi: tinggi
bangku harus berada di atas siku, kerja ringan :
tinggi bangku harus tepat di bawah siku dan
Keterangan : kerja berat: tinggi bangku harus 4-6 inci di
M = Mean bawah siku (Phuspa, 2017).
= 1⁄2(maksimal +minimal) Unit laboratorium yang ada di
laboratorium biologi memiliki kapasitas ruang
SD = Standar Deviasi
yang cukup ideal sebagai tempat praktikum
1
= ⁄6(maksimal+minimal) yaitu 2,5 m2 / praktikan telah terpenuhi.

33
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878

Kemudian untuk ruang persiapan dan RI). Dari indikator ini dengan sub indikator
penyimpanan telah tersedia meskipun luasnya berupa jas laboratorium, kaca mata pelindung,
belum semuanya memenuhi standar yang ada sarung tangan dan sepatu pengaman mendapat
yaitu 20 m2. skor seperti terlihat pada tabel 6. Skor rata-rata
Tabel 4. Skor indikator layout laboratorium pada indikator ini masuk dalam kategori baik
Sub Skor Mean menurut uji normatif. Kecenderungan bagi
Indikator pengguna laboratorium adalah ketidaktauan
Tata letak dalam pentingnya APD dan kesadaran
ruangan 66 45 menggunakan APD. Sikap profesionalisme
Tata letak para praktikan di laboratorium dapat dilihat
peralatan 66 45 dari pemahaman prinsip dan prosedur kerja
Ventiliasi 68 45 yang dilakukan (Hati, 2015).
Pencahayaan 65 45 Tabel 6. Skor indikator Alat pelindung diri
Layout Lab Sub Indikator Skor Mean
Ketersedian
furnitur 58 45 Jas laboratorium 72 45
Kapasitas Kaca mata
ruang untuk APD pelindung 27 45
kegiatan 54 45 Sarung tangan 61 45
Workstation Sepatu
/tempat pengaman 33 45
kerja 62 45 Rata-rata 48.25 45
Rata-rata 62.7 45 Keempat sub indikator yang ada terdapat
dua poin yang memperoleh nilai dibawah skor
2. Indikator Kantor Laboratorium rata-rata yaitu kaca mata pelindung dan sepatu
Hampir semua pekerja laboratorium pengaman. Ternyata dari unit laboratorium
membutuhkan ruang penunjang kantor yang yang ada di biologi hanya satu unit yang
berada di dekat laboratorium. Bila memiliki kaca pelindung dan sepatu pengaman
memungkinkan, semua kantor di luar ruang yang bisa digunakan pada proses pelaksanaan
laboratorium untuk memungkinkan ruang kerja kegiatan di laboratorium. Penggunaan kaca
yang lebih aman dan lebih tenang. Tempatkan pelindung tersebut digunakan untuk
zona kantor berdekatan dengan laboratorium melindungi mata saat menggunakan peralatan
agar memudahkan akses dan komunikasi dan bahan yang memiliki resiko pemaparan
(Committee on Promoting Safe and Secure pada mata. Seperti pada saat menggunakan
Chemical Management in Developing biohazard harus menggunakan APD berupa
Countries & Studies, 2011). Skor yang didapat kacamata splash, sarung tangan, masker bedah
dari indikator ini terlihat pada tabel 5. Dari tahan cairan, jas laboratorium, celemek dan
rata-rata menurut uji normatif masuk kategori penutup lengan (University of washington,
baik dengan skor 65.6. 2016).
Sedangkan untuk sepatu pengaman
Tabel 5. Skor indikator kantor laboratorium digunakan untuk isolasi terhadap paparan
Sub Indikator Skor Mean kemungkinan pecahan alat gelas di lantai
Ruangan laboratorium dan juga resiko pemaparan.
kantor dan Seperti saat menggunakan bahan kimia harus
laboratorium menggunakan APD berupa sarung tangan,
Kantor terpisah 72 45 pakaian tahan bahan kimia, celemek, penutup
Lab Tata letak lengan dan sepatu, kacamata; jas laboratorium
ruangan 64 45 (University of washington, 2016). Salah satu
Ventilasi 62 45 bentuk pencegahan yang paling mendasar
Furnitur 64 45 terhadap segala bahaya kontaminasi dan bahan
Pencahayaan 66 45 kimia yang digunakan selama berkegiatan di
laboratorium adalah dengan menggunakan
Rata-rata 65.6 45
APD (B Amertha Putra Manuaba (Program
3. Indikator Alat Pelindung Diri (APD)
Studi Pendidikan Dokter, 2016).
Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat
4. Indikator Kebersihan Laboratorium
yang mempunyai kemampuan untuk
Factor kebersihan merupakan hal yang
melindungi seseorang dengan fungsi
penting berhubungan dengan kenyaman dan
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
kesehatan bagi pengguna laboratorium. Lantai
potensi bahaya ditempat kerja (Kemnakertrans
dai laboratorium harus dijaga sejajar supaya

34
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878

tidak terjadi perbedaan ketinggian yang kerja dan melakukan pekerjaan sesuai prosedur
menyebabkan kecelakan berupa jatuh terjadi. untuk mengurangi tingkat pajanan serta
Lantai laboratorium harus bersih dari tumpahan menggunakan alat pelindung diri dengan benar
dan tidak licin, karena berpotensi terhadap dan memelihara agar tetap berfungsi baik
adanya kecelakaan kerja (University of (Mansyur, 2007).
washington, 2016). Di laboratorium biologi
skor untuk indikator kebersihan laboratorium Tabel 9. Skor indikator alat keselamatan
masuk dalam kategori baik dengan nilai 63,6 Sub Indikator Skor Mean
(Tabel 7). Pemadam
Tabel 7. Skor indikator kebersihan kebakaran 61 45
laboratorium Pelatihan
Sub Skor Mean pemadaman
Indikator kebakaran 41 45
Lantai 69 45 Peralatan Kain Pemadam
Kebersihan
Bangku 65 45 Darurat kebakaran 38 45
Lab
Almari 57 45 Fire Exits 34 45
Langit-langit 62 45 First Aid Box 56 45
Rak 65 45 Eye Wash 61 45
Rata-rata 63.6 45 Spill kits 46 45
5. Indikator Kebersihan Kantor Laboratorium Contact Person 52 45
Kebersihan ruang kantor ini untuk Nomor darurat 47 45
meningkatkan kinerja dari tenaga laboratorium Rata-rata 48.4 45
dalam memberikan layanan terhadap pengguna 7. Indikator Bahan Kimia
laboratorium, karena berhubungan dengan Laboratorium banyak menggunakan bahan
kenyaman yang diperoleh. Peningkatan kinerja yang berpotensi bahaya meliputi bahan kimia,
akan berpengaruh terhadap layanan yang bahan radioaktif dan agen biologis menular.
diberikan. Kategori yang didapat dari skor 62,4 Bahan-bahan ini dapat dimanipulasi setiap hari
(Tabel 8) adalah kebersihan kantor sebagai bagian eksperimen, penelitian atau
laboratorium termasuk baik. produksi (Cooper, 1994). Pada indikator ini
Tabel 8. Skor indikator kantor laboratorium melihat skor yang ada di tabel 10 termasuk
Sub Indikator Skor Mean dalam kategori baik. Bahan kimia merupakan
Lantai 68 45 ancaman berbahaya baik secara fisik dan/atau
Area Almari 55 45 kesehatan para pekerja di bidang klinis,
Kantor Langit-langit 70 45 industri, dan laboratorium akademik. Bahan
Meja kerja 58 45 kimia laboratorium termasuk agen penyebab
Rak 61 45 kanker (karsinogen), toksin (misalnya : yang
Rata-rata 62.4 45 mempengaruhi hati, ginjal, dan sistem saraf),
6. Indikator Alat Keselamatan iritan, korosif, sensitizer, dan juga agen yang
Pada indikator ini masuk dalam ketagori bekerja pada sistem darah atau merusak paru-
baik secara keseluruhan dari 9 sub indikator paru, kulit, mata, atau selaput lendir. OSHA
yaitu 48,44 (Tabel 9). Namun dari sub mengatur kurang lebih sekitar 400 zat yang
indikator yang ada terdapat tiga item yang berpontesi bahaya bagi fisik dan/atau kesehatan
berada di bawah rata-rata skor yang ada yaitu (OSHA3404, 2011).
pelatihan pemadaman kebakaran, kain Oleh karena itu diharapkan dalam sebuah
pemadam kebakaran dan petunjuk jalur keluar laboratorium harus memenuhi standar
saat terjadi kebakaran. Ketiga faktor inilah laboratorium yang terlindungi dan aman untuk
yang perlu ditingkatkan dan diadakan secara bekerja. Elemen utama dalam standar
rutin. Dalam keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium menurut (OSHA3404, 2011)
perlu dilakukan pelatihan dan pendidikan terdiri atas 5 item yaitu identifikasi bahaya;
dalam menggunakan peralatan keamanan rencana kebersihan bahan kimia; informasi dan
supaya bila terjadi kecelakan kerja minimal pelatihan; monitoring pemaparan; dan
mengetahui cara penggunaan alat keselamatan konsultasi dan pemeriksaan medis.
sederhana yang telah tersedia. Tabel 10. Skor indikator bahan kimia
Tujuan utama dilakukan pendidikan dan Sub Indikator Skor Mean
pelatihan adalah mengerti, pengetahuan tingkat Bahan Jumlah 63 45
dasar, bahaya kesehatan yang terdapat di Kimia Penyimpanan 56 45
lingkungan kerjanya; terbiasa dengan prosedur Labelling 58 45

35
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878

Inventarisasi 61 45 pelabelan wadah dengan informasi mengenai


Rata-rata 59.5 45 jumlah dan sifat bahan, pemilihan wadah yang
8. Indikator Larutan Kimia mudah menyala tepat untuk jenis bahan kimia, mengikuti aturan
Setiap laboratorium harus mengidentifikasi jumlah kapsitas penampungan limbah dan
bahaya dari bahan kimia yang akan ada. jangka waktu penyimpanan, serta
Pemberian label di wadah bahan kimia harus membersihkan wadah dari kontaminasi
jelas. Pemberian label ini harus memenuhi (Committee on Promoting Safe and Secure
persyaratan pelabelan dan laboratorium Chemical Management in Developing
melarang menggunakan dan menyimpan zat Countries & Studies, 2011). Untuk indikator
berbahaya di laboratorium tanpa label yang ini mendapat skor 56 dengan masuk dalam
jelas. Kategori bahan kimia yang mudah kategori baik (Tabel 12). Hal ini menunjukan
menyala atau criteria lain telah ada dalam telah terdapat pengelolaan penampungan
MSDS (Material Safety Data Sheets). limbah kimia, meskipun belum sempurna dan
Menurut hasil yang ada untuk kategori ini perlu peningkatan lagi.
masuk dalam kategori baik dengan skor 63 Tabel 12. Skor indikator limbah kimia
(tabel 11). Dalam lembaran memuat tentang : Sub Indikator Skor Mean
Limbah
nama bahan kimia; informasi produsen; bahan Jumlah 58 45
Cair
berbahaya/informasi identitas; karakteristik Penyimpanan 54 45
fisik / kimia; data bahaya kebakaran dan Rata-rata 56 45
ledakan; data reaktivitas; data bahaya 10. Indikator Alat Gelas
kesehatan; tindakan pencegahan untuk Laboratorium biologi merupakan tempat
penanganan dan penggunaan yang aman; dan berbagai aktivitas praktikum, penelitian dan
tindakan pengendalian (OSHA3404, 2011). pengabdian yang tidak lepas dari penggunaan
Perlakuan yang diberikan pada bahan kimia alat-alat gelas. Oleh karena itu jumlah alat
yang mudah menyala ini antara lain gelas yang digunakan pasti dalam jumlah besar
penyimpanan di lemari dengan pengaman yang dan laboratorium telah menyediakan alat gelas
disetujui. Jangan simpan bahan yang tidak yang cukup untuk mencukupi kebutuhan yang
kompatibel di kabinet yang sama. Jauhkan dari ada. Ini terbukti untuk jumlah alat gelas
sumber pengapian: panas, percikan api, atau mendapat skor 65 diatas rata-rata yang ada
api terbuka. Padatan mudah terbakar harus (Tabel 13).
dipisahkan dari cairan yang mudah terbakar Untuk tempat penyimpanan alat gelas
(University of washington, 2016). sendiri telah disediakan lemari khusus agar
Tabel 11. Skor indikator larutan kimia peralatan tersimpan dengan baik dan mudah
Sub Skor Mean pencariannya. Aturan yang harus diingat saat
Larutan Indikator menggunakan alat gelas yaitu segera perbaiki
Kimia Jumlah 63 45 atau ganti alat gelas yang rusak, menggunakan
Penyimpanan 63 45 alat pelindung tangan saat menggunakan alat
Rata-rata 63 45 gelas yang rentan pecah, gunakan sarung
9. Indikator Limbah Kimia tangan saat memebersihan alat gelas yang
Limbah merupakan bahan sisa yang telah pecah, perhatikan dan baca petunjuk pemakain
terpakai, karena disini berhubungan dengan alat gelas yang spesifik atau khusus,
bahan kimia maka limbah yang dihasilkan juga kumpulkan pecahan alat gelas pada plastic
merupakan limbah bahan kimia. Pembuangan berlabel atau container metal dan jangan
limbah bahan kimia ini merupakan hal yang dicampur dengan sampah lainnya.
vital di laboratorium. Pembuangan yang benar
harus memperhatikan informasi mengenai sifat
limbah dari identifikasi semua bahan kimia.
Semua informasi tersebut pasti telah tercantum
didalam label yang ada di bahan kimia tersebut.
Untuk pembuangan limbah kimia ini harus Tabel 13. Skor indikator alat gelas
mempertimbangan keselamatan pengguna Sub Skor Mean
laboratorium. Aturan secara umum dalam Indikator
Alat Gelas
penangganan limbah laboratorium adalah Jumlah 65 45
menggunakan wadah container untuk Penyimpanan 62 45
menampung limbah disertai dengan label Rata-rata 63.5 45
mengenai limbah yang ada di dalamnya, 11. Indikator Limbah Alat Gelas
mencampur beberapa limbah yang kompatibel
sehingga mengurangi wadah penyimpanan,

36
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878

Resiko penggunaan alat gelas adalah pecah Rata-rata 40.3 45


menjadi beberapa bagian besar dan kecil. Hasil keseluruhan anilisis cek list
Limbah alat gelas termasuk kedalamnya barang keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilihat
plastik diartikan sebagai barang yang tidak pada grafik 1. Untuk mengetahui pengelolaan
dapat didegradasi secara langsung dan keselamatan dan kesehatan kerja di
memiliki resiko dalam penanganannya. Yang laboratorium biologi berdasarakan hasil cek list
termasuk kedalam limbah alat gelas yaitu diperoleh presentase hasil sebesar 57,28%.
pecahan alat gelas, wadah bahan kimia yang Menurut uji normative termasuk dalam
kosng, pisau bedah dan alat gelas yang rawan kategori baik, sehingga dapat dikatakan bahwa
pecah (seperti pipet tetes, obyek glas dan kaca pengelolaan K3 di laboratorium biologi telah
penutup) (University of washington, 2016). dikelola dengan sesuai standar yang ada
Masukkan limbah alat gelas kedalam meskipun pada beberapa item perlu mendapat
kardus yang kuat dan dilapisi plastic. Berat perbai kan dan peningkatan.
limbah yang ditampung dalam satu kotak tidak
boleh lebih dari 11 kg serta diberi label yang
kelistrikan 40,33
jelas meliputi nama laboratorium dan jenis
limbah alat gelas 54
limbahnya. Di laboratorium telah disediakan alat gelas 63,5
tempat khusus untuk menampung limbah alat limbah kimia 56
gelas meskipun masih berupa wadah plastic larutan kimia 63
dengan label penanda, sehingga skor yang bahan kimia 59,5
dipeoleh termasuk dalam kategori baik yaitu 54 alat keselamatan 48,44
(tabel 14). Kebersihan Kantor 62,4
Kebersihan Lab 63,6
Tabel 14. Skor indikator limbah alat gelas 48,25
APD
Sub Skor Mean Layout kantor 65,6
Indikator Layout Lab 62,7
Limbah
Jumlah 56 45 0 20 40 60 80
Alat Gelas
Tempat
Pembuangan 52 45 Hasil ceklist
Rata-rata 54 45
12. Indikator Kelistrikan
Listrik merupakan factor penunjang utama Grafik 1. Hasil Cek list secara keseluruhan
dalam kegiatan yang ada di laboratorium sebab
hampir semua peralatan memerlukan arus Kesimpulan
listrik untuk bekerja. Bahaya dan tidaknya
Berdasarkan analisis mengenai cek list keselamatan
sentuhan langsung atau sentuhan tidak
langsung pada instalasi listrik tergantung dari dan kesehatan kerja di laboratorium biologi
tegangan, arus, waktu serta kondisi badan menurut uji normatif masuk dalam kategori baik.
manusia. Umumnya kebakaran karena listrik Hal ini menunjukan bahwa penerapan kesehatan
disebabkan adanya pembebanan berlebihan, dan keselamatan kerja telah dilaksanakan
terdapat sambungan tidak sempurna, berdasarkan pada indikator matrik keselamatan dan
penggunaan perlengkapan tidak standar, kesehatan kerja.
pembatas arus tidak sesuai, terjadinya
kebocoran isolasi serta adanya sambaran petir
(Soleman & Sitania D, 2011). Ucapan Terima Kasih
Di laboratorium biologi untuk sub Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
indikator kelistrikan mendapat skor yang 1. LP2M dan Laboratorium Biologi Fakultas
tertera di tabel 15. Rata-rata skor ada diangka Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
40.33 ini termasuk kedalam kategori cukup UNNES.
baik. Pada indikator ini perlu mendapatkan 2. Kepala laboratorium, PLP dan teknisi yang ada di
perhatian khusus, sebab factor penunjang
laboratorium Biologi FMIPA UNNES
utama ini sangat vital bagi laboratorium.
Tabel 15. Skor indikator kelistrikan
Sub Indikator Skor Mean Daftar Pustaka
Daya listrik 43 45 B Amertha Putra Manuaba (Program Studi
Kelistrikan Setting kabel 40 45 Pendidikan Dokter, U. S. R. M. ). (2016). Prosedur
Keamanan Penggunaan Alat Perlindungan Diri Dan
kelistrikan 38 45 BIOSAFETY Level 1 Dan 2. ISM (Intisari Sains
Medis), 6(1), 117–123.

37
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878

Committee on Promoting Safe and Secure


Chemical Management in Developing Countries, B.
on C. S. and T., & Studies, D. on E. and L. (2011).
Chemical Laboratory Safety and Security: A Guide
to Prudent Chemical Management, 281. Retrieved
from http://dels.nas.edu/resources/static-
assets/bcst/miscellaneous/Chemical-Laboratory-
Safety-and-Security.pdf
Cooper, E. C. (1994). Laboratory Design
Handbook, 256. https://doi.org/10.1016/0016-
0032(51)90016-6
Hati, S. W. (2015). Analisis Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Pada Pembelajaran Di
Laboratorium Program Studi Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI BATAM. Prosiding SNE”
Pembangunan Manusia Melalui Pendidikan Dalam
Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”.
International Labour Organization. (2013).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan
dan Kesehatan Sarana untuk Produktivitas.
Retrieved from www.ilo.org
Mansyur, M. (2007). Manajemen Risiko Kesehatan
di Tempat Kerja. Majalah Kedokteran,
57(September), 1–5. Retrieved from
http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cac
he:mfRwkLviF3cJ:scholar.google.com/+epidemiol
ogi+kesehatan+kerja&hl=id&as_sdt=0,5&as_vis=1
OSHA3404. (2011). Laboratory Safety Guidance.
Occupational Safety and Health Administration,
3404–11R.
Phuspa, S. M. (2017). Hubungan Resiko Ergonomi
dengan Kejadian Musculosceletal Disorder pada
Pengguna Laboratorium Teknologi Pertanian
Universitas X. IJHS, 1(1), 30–36.
Soleman, A., & Sitania D, F. (Fakultas T. (2011).
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada.
Arika, 5(2), 125–136.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
University of washington. (2016). Laboratory
Safety Manual, (October). Amerika Serikat :
University of washington.

38

Anda mungkin juga menyukai