MAKALAH Pai ABK
MAKALAH Pai ABK
ISTIMEWA
Dosen pembimbing:
Nurfitri Zartiyana
Safwan Azizi
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah “Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus” ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang akan membahas “IQ Cerdas
Istimewa” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
A. Pengertian IQ...............................................................................................................2
B. Tingkatan-tingkatan IQ................................................................................................2
1. IDIOT(IQ : 0-29)......................................................................................................2
2. IMBECILE (IQ : 30-40)...........................................................................................2
3. MORON ATAU DEBIL / MENTALLY RETARTED (IQ : 50-69)........................3
4. IQ DULL / BORDELINE (IQ : 70-79)....................................................................3
5. NORMAL RENDAH / BELOW AVARAGE (IQ : 80-89)......................................3
6. NORMAL SEDANG (IQ : 90-109).........................................................................3
7. NORMAL TINGGI / ABOVE AVERAGE (IQ : 110-119)......................................3
8. CERDAS / SUPERIOR (IQ : 120-129)....................................................................3
9. SANGAT CERDAS / VERY SUPERIOR / GIFTED (IQ : 130-139)......................4
10. GENIUS (IQ : 140+)............................................................................................4
B. Strategi Belajar Siswa Cerdas Istimewa.......................................................................4
BAB III..................................................................................................................................10
KESIMPIULAN....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan membawa kelebihan dan
kekurangan masing-masing, salah satu kelebihan tersebut adalah anak yang memiliki
kecerdasan istimewa atau berintelektual tinggi. Anak yang memiliki kecerdasan
istimewa artinya anak yang memiliki kemampuan kecerdasan di atas rata-rata, atau
dalam istilah lain disebut sebagai Anak Berbakat (AB).
Sementara itu, di Indonesia berdasarkan data dari BPS pada tahun 2006 diperkirakan
terdapat sekitar 52.989.800 anak usia sekolah. Ini artinya Indonesia memiliki sekitar
1.059.796 anak cerdas/berbakat istimewa (Napitupulu, 2009).Dan di tahun 2010 di
Indonesia menurut badan pusat statistik (BPS) telah memiliki sekitar 1,3 juta siswa
yang berpotensi Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CIBI).
Namun dari jumlah anak berbakat di tahun 2010 kurang lebih 0,7% (9.500) masih
banyak siswa yang belum mendapatkan pelayanan yang semestinya, yakni sangat
minimnya pelayanan sekolah dalam mengoptimalkan kemampuan dari anak-anak
berbakat tersebut. Data lain yang dikutip dari berita pendidikan, pada tahun 2010 di
Indonesia ada 311 sekolah yang sudah menerapkan program layanan khusus untuk
anak berbakat yangtersebar di 22 provinsi, baik sekolah negeri, swasta, maupun
madrasah, dan yang terbanyak berada di provinsi Jawa Timur.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IQ
IQ merupakan istilah yang biasa dipergunakan untuk menjelaskan tingkatan
kemampuan otak kiri seseorang. Sering kali, IQ dijadikan sebuah indikator untuk
mengukur kemampuan berpikir, berkomunikasi, mengetahui, memahami,
menganalisis, menentukan, dan menjelaskan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang.
Istilah IQ sendiri merupakan singkatan dari Intelligence Quotient yang berarti
indikasi kecerdasan intelektual, kemampuan menganalisis suatu objek, atau logika
seseorang. Karena itulah, IQ memiliki keterkaitan dengan keterampilan berbicara,
kesadaran akan sesuatu di sekelilingnya, penguasaan ilmu eksak, atau kemampuan-
kemampuan otak kiri lainnya. Contoh sederhana tentang IQ misalnya, seorang ayah
telah memberi hadiah komputer kepada anaknya, namun komputer tersebut hanya
boleh dipakai bermain video game di akhir pekan saja. Jika anak tersebut memiliki IQ
yang baik, dia akan berpikir bahwa seandainya di hari-hari sekolah komputer tersebut
digunakan untuk bermain game, maka orang tuanya akan menegurnya.
B. Tingkatan-tingkatan IQ
1. IDIOT(IQ : 0-29)
Orang yang ber-IQ 0-29 ini dikategorikan sebagai idiot. Idiot adalah orang
dengan tingkatan kecerdasan otak yang paling rendah. Mereka yang ada di kategri ini
tidak mampu berkomunikasi, dan jika bisa hanya mampu mengucapkan sedikit kata-
kata saja. Mereka juga membutuhkan bantuan orang lain untuk mengurus
kepentingan pribadi seperti makan, mandi, memakai pakaian dan lain-lain. Anak
dalam tingkatan idiot ini akan menghabiskan hidupnya hanya di atas tempat tidurnya
saja. Kecerdasan penderita idiot ini sama dengan anak-anak normal di usia 2 tahun.
Umurnya pun biasanya tidak panjang, karena daya tahan tubuhnya lemah terhadap
berbagai penyakit.
2
2. IMBECILE (IQ : 30-40)
Tingkat kedua dari yang terendah adalah kategori imbecile. Anak-anak di kategori
ini masih harus bergantung kepada orang lain. Walaupun begitu, ia sudah mampu
untuk belajar berkomunikasi, makan, mandi, dan beberapa hal mudah lainnya dengan
pengawasan dari orang lain. Kecerdasannya anak imbecile ini sama dengan-anak
anak normal di usia 3 sampai 7 tahun. Anak-anak imbecile tidak dapat dididik di
sekolah biasa. Karena itu, sangat disarankan untuk melakukan latihan-latihan
sederhana.
Anak-anak yang memiliki IQ di tingkatan ini sampai tahap tertentu masih bisa
dididik untuk belajar menulis, membaca dan hitung-hitungan sederhana. Untuk
mengembangkan kemampuannya, bisa diberikan kegiatan-kegiatan rutin tertentu
yang tidak membutuhkan perencanaan ataupun pemecahan masalahnya. Kebanyakan
anak-anak di kategori debil ini bersekolah di sekolah-sekolah luar biasa.
Tingkatan kategori ini lebih baik dari ketiga kategori sebelumnya, namun
kecerdasannya masih di bawah anak-anak normal. Kemampuannya bisa
dikembangkan dengan kerja keras, bersusah payah, serta memiliki banyak hambatan.
Anak-anak bordeline ini sudah mampu bersekolah di sekolah dasar umum, namun
akan sangat kesulitan ketika berada tingkat-tingkat akhir di SLTP.
3
6. NORMAL SEDANG (IQ : 90-109)
Kategori normal sedang ini adalah kategori anak-anak normal. Kebanyakan anak-
anak berada di tingkat ini. Pendidikan formal pun bisa diikutinya, namun akan sering
menemukan kesulitan.
Kategori selanjutnya adalah normal tinggi. Kategori normal tinggi ini adalah
kelompok orang-orang dengan kemampuan normal, tetapi kemampuannya berada di
tingkatan yang tinggi.
8. CERDAS / SUPERIOR (IQ : 120-129)
Jika dilihat dari kemampuan otaknya, kategori ini adalah kategori individu yang
sangat berpotensi berhasil dalam pendidikan formalnya. Mereka sering kali berada di
kelas-kelas umum dan memiliki nilai-nilai yang tinggi.
Kategori very superior ini memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal
menulis, membaca, mudah memahami ilmu-ilmu eksak dengan mudah, bijak
mengatur keuangan, dan cepat memahami sesuatu. Rata-rata, anak yang berada di
kategori very superior ini umumnya menonjol dalam faktor kesehatan, ketangkasan,
dan kekuatan.
1
Di akses dari: https://kuyahejo.com/pengertian-dan-tingkatan-iq/ pada hari sabtu, 24 oktober 2020
pukul 21:58 wib.
4
B. Strategi Belajar Siswa Cerdas Istimewa
Informan peneliti mengungkapkan bahwa dari ke empat guru yang menjadi wali
kelas khusus Cerdas Istimewa (CI) hanya dua guru yang menerima satu pelatihan
khusus untuk mengajar di kelas khusus Cerdas Istimewa pada awal program
didirikan. Hal ini berimplikasi pada kemampuan guru dalam memenuhi kebutuhan
peserta didik di kelas dan kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan terkaitan
kerentanan emosional peserta didik kelas khusus Cerdas Istimewa (CI) dikarenakan
kurangnya pengembangan guru kelas khusus Cerdas Istimewa (CI).
Beberapa kasus terjadi antara lain adanya anak yang mengamuk, hingga
membanting meja di sekolah, menyakiti teman sekelasnya, hingga beradu fisik.
Dengan keadaan guru yang tidak memiliki background mengajar untuk layanan
5
pendidikan khusus, maka layanan konseling sangat dibutuhkan. Akan tetapi dengan
berbagai keterbatasan yang dialami oleh pihak sekolah baik dari sisi pendanaan
maupun kesibukan sekolah yang lain, dan pihak Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
sebagai pemilik program tidak melakukan fasilitasi akan kebutuhan ini, maka hingga
peneliti selesai melakukan penelitian belum ada layanan konseling bagi peserta didik
kelas khusus Cerdas Istimewa (CI). Beberapa kendala dan hambatan yang dipaparkan
diatas yang terjadi dalam penyelenggaraan program kelas khusus Cerdas Istimewa
(CI) perlu untuk dikaji guna mengetahui hal-hal apa saja yang dapat dilakukan oleh
lembaga terkait untuk meningkatan kualitas layanan pendidikan khusus bagi peserta
didik berkecerdasan istimewa.
1. Karater yang unik dari peserta didik yang memiliki kecerdasan istimewa
memerlukan sebuah layanan pendidikan khusus yang dapat mengakomodir
dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2. Kurikulum khusus yang dibutuhkan peserta didik kelas khusus Cerdas
Istimewa (CI) belum dapat dipenuhi secara maksimal oleh lembaga terkait.
3. Kesulitan guru dalam mengakomodir kebutuhan peserta didik kelas khusus
Cerdas Istimewa (CI) selama kegiatan belajar mengajar karena usaha
pengembangan kemampuan mengajar untuk seluruh guru kelas khusus Cerdas
Istimewa (CI) belum terlaksana.
4. Permasalahan pada pemenuhan hak guru dalam hal tunjangan sertifikasi yang
tidak turun dikarenakan rasio guru dan peserta didik kurang dari 20:1, padahal
penetapan kuota kelas khusus Cerdas Istimewa (CI) dilakukan oleh Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta.
5. Kebutuhan akan layanan konseling yang belum terpenuhi mengingat peserta
didik kelas khusus Cerdas Istimewa (CI) mengalami kerentanan emosional
yang tinggi.
6. Dibutuhkan pendanaan yang lebih besar untuk program kelas khusus Cerdas
istimewa (CI) daripada kelas reguler,akan tetapi kebutuhan ini belum dapat
terakomodir secara maksimal.
7. Kesibukan kegiatan sekolah berimplikasi pada keputusan manajerial terhadap
program kelas khusus Cerdas Istimewa (CI) yang belum dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik yang bersagkutan.2
2
Di downod dari:https://core.ac.uk/download/pdf/33533806.pdf pada hari sabtu 24 oktober 2020,
pukul 22:00 wib.
6
Peserta didik cerdas istimewa memerlukan pendidikan yang mampu
mengembangkan potensinya. Layanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa
ini diamanatkan dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor
20 tahun 2003 pasal 32 ayat (1) yang berbunyi : “Pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik,emosional, mental, 23 sosial, dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.
Marland (Coleman, 1985: 10) juga menyatakan bahwa these are children who
require defferentiated educational programs and/or services beyond those normally
provided by regular school program in order to realize their contribution to self and
society. Dengan demikian menurut pendapat tersebut anak cerdas istimewa
membutuhkan program pendidikan berdifensiasi dan/atau layanan melebihi program
reguler dalam rangka untuk mengetahui kontribusi mereka untuk diri sendiri dan
masyarakat. Pemerintah melalui PP nomor 17 tahun 2010 telah mengatur pengelolaan
pendidikan bagi peserta didik cerdas istimewa dan berbakat istimewa di pasal 136
yang berbunyi “pemerintah provinsi menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu) satuan
pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau
bakat istimewa.” Berbagai kebutuhan yang dimiliki oleh peserta didik cerdas
istimewa tidak dapat dipenuhi dikelas reguler sehingga memerlukan layanan yang
khusus. Kemudian yang terjadi adalah apabila peserta didik kelas khusus Cerdas
Istimewa (CI) tidak diberikan layanan khusus akan menghambat optimalisasi
potensinya (Direktorat PSLB, 2010: 33).3
Secara prinsipiil pengembangan model layanan pendidikan bagi anak unggul atau
cerdas istimewa atau anak berbakat ini agar mereka:
Pada sisi yang lain, secara umum tujuan perlunya pendidikan bagi anak yang
memiliki kecerdasan unggul atau istimewa tersebut, antara lain:
3
:https://core.ac.uk/download/pdf/33533806.pdf
7
b) untuk memenuhi hak asasi peserta didik untuk mendapatkan pendidikan
yang sesuai kebutuhan,
c) untuk memenuhi minat intelektual dan masa depan peserta didik,
d) untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi peserta didik,
e) untuk menimbang peran peserta didik sebagai aset masyarakat,
f) untuk menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan.
Sedangkan secara khusus tujuan perlunya layanan pendidikan khusus pada anak
unggul atau istimewa tersebut diantaranya:
Dalam kaitannya dengan layanan pendidikan anak dengan cerdas istimewa ini,
Ohio Association for Gifted Children (OAGC) mengajukan beberapa alternatif
tentang program pendidikan anak berbakat (www.oagc.com, 2000), antara lain:
Akselerasi (Acceleration), Loncat Kelas (Advanced Placement), Pengelompokkan
Khusus (Cluster Grouping), Curriculum Compacting, Kurikulum Berdiferensiasi
(Differentiated Curriculum), Pull-out Program, Resource Room/Area (Yusuf, 2007).
Akselerasi (Acceleration) atau program akselerasi ini dapat dilaksanakan dengan cara
percepatan masa belajar di sekolah. Loncat Kelas (Advanced Placement) merupakan
salah satu cara dari program akselerasi, yaitu dengan memberikan peluang kepada
anak untuk mengikuti program pembelajaran ke kelas yang lebih tinggi.
Pengelompokkan Khusus (Cluster Grouping) adalah program pendidikan yang
diberikan kepada sekelompok anak (5 sampai 10) yang diidentifikasi sebagai anak
berbakat dalam satu kelas bersama dengan anak-anak lain yang kemampuannya di
bawah mereka.
8
isi, proses, hasil yang diharapkan, serta penataan lingkungan belajar yang
memfasilitasi perkembangan kemampuan anak (memenuhi kebutuhan anak dalam
mengembangkan keberbakatannya).
Untuk menilai kemampuan anak dapat dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri
psikolog, konselor sekolah, guru, orang tua dan beberapa orang ahli pendidikan yang
lainnya, yang dapat memberikan informasi khusus yang relevan terhadap kebutuhan
anak (Efendi, 1997). Informasi yang diperoleh dari review ini dapat dijabarkan dalam
tujuan umum jangka panjang dan tujuan khusus program jangka pendek, yang
dituliskan dalam suatu pernyataan rinci yang meliputi layanan khusus dan gambaran
metode evaluasi program, demikian pula tanggal-tanggal khusus ketika program
pendidikan individual itu dilaksanakan. Bilamana dalam keputusan program
pendidikan individual harus menempatkan anak dalam kelas khusus, maka perlu
dipikirkan pula untuk memberikan sebagian keterlibatannya pada materi lain yang
9
ada di kelas umum, seperti pada pelajaran olah raga, kesenian, keterampilan, atau
kegiatan permainan pendidikan yang lain yang dapat dikondisikan dengan anak
normal.
BAB III
KESIMPIULAN
4
Di download dari www.media.neliti.com pada hari minggun, 25 oktober 2020 pukul 08:15 wib
10
Program pendidikan individual sebagai salah satu instrumen dalam pemberian
layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus memang memiliki daya
antisipasi yang sangat efektif. Karena program ini tidak hanya sekedar menyajikan
program pengajaran belaka, melainkan memuat pula berbagai aspek tentang kondisi
anak berkebutuhan khusus itu sendiri secara detail, sehingga sangat memudahkan
bagi guru, partner guru, dan orang tua untuk bersama melakukan pendidikan terhadap
anak berkebutuhan khusus. Program pendidikan individual ini berupaya
mempertemukan kebutuhan yang khusus dari anak, guru, orang tua atau wali murid
yang dapat dilaksanakan serara tepat kepada anak kapan saja, serta sebagai refleksi
suatu penilaian terhadap tingkat performansi anak berkebutuhan khusus dalam suatu
ranah kurikulum yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
11