Oleh:
JURUSAN !IOLOGI
'01(
BAB II
PEMBAHASAN
Plot seperti pada gambar )% seringkali disebut sebagai kur7a respon kuantal%
karena kur7a tersebut menggambarkan kisaran dosis yang diperlukan
untuk menimbulkan respon yang secara kuantitatif identik dalam suatu populasi subjek uji yang
besar" 5ang dimaksud respon bersifat kuantal (all or none/ adala! ada atau tidak
sama sekali respon pada !e$an uji" 'ur7a frekuensi-respon menunjukkan ba!$a
persentase atau jumla! dari !e$an uji yang memberikan respon secara kuantitatif
identik pada
pemberian sejumla! dosis tertentu" #ari kur7a tersebut terli!at% dimana beberapa !
e$an akan memperli!atkan respon yang sama pada dosis yang renda! sedangkan yang
lainnya memerlukan dosis yang lebi! tinggi" 'ur7a seperti di atas% mengikuti pola
distribusi
;aussian% namun berbeda dalam praktisnya distribusi suatu frekuensi respon tidak selalu
memenu!i pola distribusi ;aussian"
;ambar )" Plot frekuensi-respon !ipotesis (A > 6 respon% B > jumla! indi7idu yang
memberi respon/ setela! pemberian suatu =enobiotika uji pada
suatu spesimen biologi yang seragam"
Hanya melalui suatu percobaan maka kita dapat memili! dosis dimana seluru!
!e$an akan memberikan respon (misalnya mati/ atau seluru! !e$an uji
tidak memberikan respon" #osis a$al mungkin saja dosis yang demikian kecil se!ingga
tidak ada efek @mati@ yang dapat di$ujudkan ole! !e$an uji" Pada
kelompok !e$an
berikutnya% dosisnya ditingkatkan dengan suatu perkalian tetap% misal dua atau
berdasarkan !itungan logaritma% sampai pada ak!irnya ditemukan suatu dosis
yang cukup tinggi yang bila diberikan% akan mematikan seluru! !e$an dalam kelompok
itu"
;ambar 8" 'ur7a !ubungan respon-dosis !ipotesis dari suatu =enobiotika uji
yang diberikan pada populasi spesimen biologi yang seragam"
Pada gambar di atas !arga E#.4 diperole! dari kur7a dengan menarik angka .
46 dari dosis yang memberikan efek uji% kemudian ditarik garis 7ertikal" Penentuan
3#.4 dilakukan dengan cara yang serupa% yaitu menarik garis mendatar dari
titik angka kematian .46 pada ordinat sampai titik tertentu yang memotong
kur7a tersebut selanjutnya dari titik potong tersebut% ditarik garis 7ertikal se!ingga
memotong sumbu absis"
;ambar ," Perbandingan !ubungan dosis- respons at A (tanpa NE3/ dan B (dengan
NE3/"
9adi dari kasus takaran pemejanan tunggal (pemejanan akut/ pada !ubungan dosis
dan respon% terdapat parameter kuantitatif utama ketoksikan racun% yaitu?
3#.4 dan
NE3"
Harga 3#.4 merupakan tolak ukur toksisitas akut racun" Semakin kecil !arga
3#.4% racun berarti semakin besar potensi toksik atau toksisitas akut racun% yang kriteria
tersaji pada tabel .")" Harga NE3 merupakan parameter batas aman dosis pemejanan
racun yakni ? takaran tertinggi yang tidak menimbulkan efek toksik atau kematian
subjek uji"
;ambar *" Perbandingan kur7a !ubungan dosis-respons antara racun A dan racun
Hubungan dosis-kerja dikenal juga dengan !ubungan dosis dengan intensitas efek"
Tela! diba!as sebelumnya% ba!$a pada umumnya kerja (efek/ biologik suatu =enobiotika
timbul apabila terjadi interaksi2ikatan antara reseptor dan =enobiotika"
'ekerabatan ini didasari ole! !ubungan antara dosis dan tempat kerja sesunggu!
nya obat yaitu? reseptor" Menurut teori pendudukan reseptor ( resptor occupancy/ yaitu
intensitas efek obat berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diduduki atau diikatnya%
dan intensitas efek mencapai maksimal apabila semua reseptor diduduki ole! obat"
Secara sistematis proses ini dapat digambarkan seperti dengan reaksi kesetimbangan
yang didasarkan dari !ukum kekelan massa pada gambar .".% berikut ini?
;ambar ." :eaksi skematis antara ikatan reseptor dan obat !ingga munculnya suatu efek
Interaksi obat-reseptor ini adala! analog dengan interaksi substrat-enim% ole! sebab itu akan
berlaku persamaan Mic!aelis-Menten?
dimana E > intensitas efek obat% Ema=> efek maksimum% G# > kadar obat bebas% ) 8 k k #'
> konstanta disosiasi kompleks obat-reseptor" 9adi efek 0E@ merupakan fungsi seder!ana dari
konsentrasi kompleks =enobiotika terbentuk 0#:@" Bila '#>G# % maka
Ini berarti .46 reseptor diduduki ole! obat" Hubungan ini dapat ditulis dengan fungsi
E>fG#:% dimana f adala! kuosien jumla! reseptor yang diduduki" 9ika f> ) maka
berarti semua reseptor diduduki dan efek yang diberikan adala! )446"
Hubungan antara kadar @dosis obat G#@ dan besarnya efek E umumnya digambarkan
sebagai kur7a dosis-intensitas efek @graded dose-effect cur7e > #EC@ yang
berbentuk
!iperbola (gambar ."/" Tetapi kur7a log dosis-intensitas efek (log #EC/ akan
berbentuk sigmoid (gambar .""B/" Setiap efek akan memperli!atkan kur7anya sendiri" Bila
kur7a yang diamati merupakan gabungan beberapa efek% maka log #EC dapat bermacam-
macam% tetapi masing-masing berbentuk sigmoid" 'ur7a log #EC lebi! sering
digunakan karena mencangkup dosis yang luas dan mempunyai bagian yang linear% yakni
pada besar efek > )D- J*6 (> .46 K ) sd/% se!ingga lebi! muda! untuk membandingkan
beberapa kur7a #EC"
Suatu at !arus mempunyai afinititas pada reseptor k!as supaya dapat menimbulkan
suatu reaksi tertentu" Afinitas dapat ditentukan dari dosis yang diperlukan untuk mencapai
efek tertentu% misalnya .46 efek maksimum" Apabila dosis yang diperlukan besar maka bisa
dikatakan ba!$a afinitas at tersebut ter!adap reseptor adala! kecil% dan
demikian sebaliknya% yaitu bila dosis kecil maka afinitas besar" Selain afinitas% parameter
yang penting dalam !ubungan dosis F kerja adala! akti7itas intrinsik" Akti7itas
intrinsik adala! kemampuan dari suatu at untuk dapat menyebabkan peruba!an di dalam
molekul reseptor% yang kemudian dapat meng!asilkan efek tertentu setela! melalui
beberapa ta!ap reaksi" Akti7itas intrinsik ini menentukan besarnya efek maksimum yang
dapat dicapai ole! suatu
at"
Lat yang memiliki afinitas ter!adap reseptor yang k!as% tapi tidak memiliki akti7itas
intrinsik% maka dapat bereaksi dengan reseptor tetapi tidak menimbulkan efek" Lat ini disebut
antagonis kompetitif" Lat ini bersaing dengan agonis untuk dapat bereaksi dengan reseptor"
Hal ini terjadi antara lain pada? !istamin dan anti!istamin% 7itamin dan anti 7itamin% metabolit
dan anti metabolit% dan lain-lain" Hal ini dapat digunakan pula pada
penanggulangan keracunan" Misal? penggunaan anti koagulan (anti-pembekuan dara!/
jenis kumarin yang
berlebi!an% maka dapat ditanggulangi dengan 7itamin '"
Hubungan dosis dan intensitas efek dalam keadaan sesunggu!nya tidakla! seder!ana
karena banyak obat bekerja secara kompleks dalam meng!asilkan efek" Efek anti !ipertensi%
misalnya% merupakan kombinasi efek ter!adap jantung% 7askular dan sistem syaraf"
alaupun demikian suatu efek kompleks dapat kur7a seder!ana untuk masing-masing
komponennya" 'ur7a seder!ana berikut ini?
;ambar " ariabel yang berpengaru! pada !ubungan dosis-intesitas efek obat
• Potensi% retang dosis obat yang menimbulkan obat besarnya ditentukan ole! kadar
obat yang mencapai reseptor (tergantung pada faktor farmakokinetik/ dan afinitas obat
ter!adap reseptor%
• 'ecuraman% menunjukkan batas keamanan obat% lereng yang curam artinya dosis
untuk menimbulkan efek toksik !anya lebi! s edikit dibandingkan dosis terapi%
• Efek maksimal% efek maksimal yang diberikan obat pada dosis yang tinggi (akti7itas
PEN&T&P