Anda di halaman 1dari 8

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(02), 2019, 108-115
Studi Keperilakuan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan Terhadap
Kepatuhan Perpajakan Di Palangka Raya

Sifera Patricia Maithy, Sutrisno, Bambang Hariadi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Email korenpondensi: sifera8@gmail.com

Abstract
This study aims to examine the taxpayer compliance behavior of individuals on all tax obligations. The
influencing factors are attitude, subjective norm, perceived behavioral Control, and tax knowledge mediated by
intention to comply. This research is the development of tax compliance model from previous research. The data
of this study was obtained from 160 respondents of individual entrepreneur taxpayers listed in the Small
Taxpayers Office of Palangka Raya. Data is processed using SmartPLS 3.0. The results of this study obtained
empirical evidence that attitudes on taxes, subjective norms, perceptual behavior control, tax knowledge, and
intention to obediently affect taxpayer compliance personal taxpayer. This research also supports the theory of
planned behavior and social learning theory.

Keywords: Tax compliance, Intention to comply, Personal taxpayers

Saran sitasi: Maithy, S., Sutrisno, S., & Hariadi, B. (2019). Studi Keperilakuan Wajib Pajak Orang
Pribadi Usahawan Terhadap Kepatuhan Perpajakan. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(2),108-115.
doi:http://dx.doi.org/10.29040/jap.v19i2.279

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jap.v19i2.279

1. Pendahuluan kepatuhan pajak membutuhkan tingkat kejujuran,


Penerimaan pajak adalah sumber terbesar pengetahuan pajak yang memadai dan kemam-
dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia. puan untuk menggunakan pengetahuan,
Dalam upaya peningkatan penerimaan pajak ketepatan waktu, akurasi, dan catatan yang
maka perlu ditingkatkan kepatuhan pajak. Upaya memadai untuk menyelesaikan pajak. Kepatuhan
untuk meningkatkan pendapatan pajak salah wajib pajak menjadi pusat dalam sistem
satunya dengan menjangkau wajib pajak baru. perpajakan karena Indonesia menggunakan self
Dalam rangka meningkatkan dan memaksimal- assessment system.
kan pendapatan pajak perlu meningkatkan Di Indonesia, self assessment system
kepatuhan wajib pajak untuk membayar memberikan kepercayaan penuh kepada wajib
kewajiban pajak mereka. pajak untuk melaksanakan hak dan kewajiban
Kepatuhan pajak terjadi jika wajib pajak pajak mereka, sehingga kesadaran Wajib Pajak
membayar tepat waktu, menghitung pajak secara untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya
akurat sesuai dengan aturan perpajakan (James & mutlak diperlukan (Damayanti & Supramono,
Alley, 2002). Singh dan Bhupalan (2001) 2012). Permasalahan yang terjadi menurut Tarjo
memberikan perspektif yang lebih luas dalam & Kusumawati (2006) yaitu masih banyak Wajib
kepatuhan pajak. Perspektif yang lebih luas dari Pajak yang belum memahami bagaimana

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(02), 2019, 109
menghitung kewajiban pajak mereka dan bebe- Kemenkeu 2015-2019 dimana setiap tahunnya
rapa dari mereka cenderung sengaja melanggar mendapat kenaikan target sebesar 2,25% dari
aturan pajak. 70% di tahun 2015 hingga 80% di tahun 2019
Fenomena di Indonesia berdasarkan persen- (www.pajak.go.id, 2016).
tase realisasi penerimaan pajak dan rasio Dari fenomena kepatuhan pajak yang terjadi
kepatuhan penyampaian SPT Tahunan menun- di Indonesia, maka perlu mengekplorasi pende-
jukkan tingkat kepatuhan wajib pajak masih katan faktor-faktor non-ekonomi yang
sangat rendah. Berdasarkan sasaran strategis mempengaruhi perilaku pembayar pajak (James,
Dirjen Pajak dengan tingkat kepatuhan wajib Murphy, & Reinhart, 2005). Fokus dalam
pajak yang tinggi, diharapkan nantinya akan menciptakan kepatuhan pajak melalui pendeka-
berbanding lurus dengan tingkat penerimaan tan psikologis sosial yang dipandang memberi-
pajak.
kan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku
Berdasarkan persentase realiasi penerimaan wajib pajak (Pope & Mohdali, 2010), dalam
pajak tahun 2013 capaian sebesar 92,57%, tahun mempertimbangkan faktor-faktor non-ekonomi.
2014 capaian sebesar 91,56 %, tahun 2015 Salah satu teori yang menjelaskan aspek
sebesar 81,96% dan tahun 2016 capaian sebesar psikologis seseorang dan sering dijadikan
81,60% (www.pajak.go.id, 2016). Meskipun rujukan penelitian di bidang keperilakuan dalam
persentase penerimaan pajak dari target selama rangka menjelaskan tentang mengapa seseorang
tiga tahun terakhir mengalami penurunan, namun berperilaku tertentu adalah Teori Perilaku Teren-
penerimaan pajak (termasuk PPh Migas) tahun cana (Theory of Planned Behaviour) dan Teori
2014-2015 mengalami pertumbuhan sebesar Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) .
7,68% dan tahun 2015-2016 sebesar 4,24%. Teori Perilaku Terencana adalah model
Kinerja penerimaan pajak tahun 2016, ditopang berbasis niat yang dikembangkan oleh Ajzen
oleh penerimaan dari Amnesti Pajak periode I (1991) menjelaskan maksud seseorang untuk
dan II tahun 2016 yang berhasil menghimpun melakukan perilaku tertentu. Teori Perilaku
uang sebesar Rp104,67 triliun. Namun, jika Terencana merupakan teori yang dibangun untuk
termasuk penerimaan dari tunggakan pajak yang memprediksi dan memahami pengaruh sikap dan
dibayar dan realisasi hasil pemeriksaan bukti motivasi pada perilaku yang bukan di bawah
permulaan, maka jumlah total penerimaan kontrol individu (Ajzen, 2005). Teori Perilaku
Amnesti Pajak sebesar Rp109,5 triliun. Terencana ini telah merambah ke berbagai
Fenomena yang ada saat ini adalah adanya bidang termasuk perpajakan. Penelitian tentang
gap antara target dan realisasi penerimaan pajak kepatuhan pajak di berbagai negara telah
yang tinggi dengan realita bahwa kepatuhan wajb
berusaha membuktikan secara empiris teori ini di
pajak di Indonesia masih tergolong rendah. Salah bidang perpajakan. Trivedi, Shehata, dan
satu indikator untuk mengetahui rendahnya Mastelman (2005) secara empiris Teori Perilaku
tingkat kepatuhan wajib pajak adalah rasio Terencana di Kanada. Bobek dan Hatfield (2003)
kepatuhan SPT Tahunan. Pencapaian rasio meneliti hal yang sama di Amerika. Benk, Budak
kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh tahun dan Cakmak (2012) meneliti di Turki. Langham,
2013 sampai dengan 2016, secara realisasi Paulsen, dan Hartel (2012), menguji kepatuhan
terdapat kenaikan realisasi pajak setiap tahunnya. pajak dengan menggunakan Teori Perilaku
Kecuali pada tahun 2014 realisasi rasio kepatu- Terencana di Australia.
han mengalami penurunan. Meskipun terjadi Di Indonesia sendiri telah banyak yang
kenaikan setiap tahunnya, capaian rasio melakukan penelitian dibidang perpajakan
kepatuhan masih berada di bawah target yang dengan menggunakan kerangka Teori Perilaku
telah ditetapkan dengan berdasarkan target yang Terencana, beberapa diantaranya adalah
tercantum dalam Rencana Strategi (Renstra)
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(02), 2019, 110
Damayanti, Sutrisno, Subekti dan Baridwan Provinsi Kalimanan Tengah yang selama ini
(2015). Dalam penelitian Bobek dan Hatfield dikenal mengandalkan 14 daerah kabupaten/kota
(2003), Damayanti et al. (2015) berhasil sebagai penyangga ekonomi. Kalimantan Tengah
membuktikan secara empiris bahwa sikap, norma menyerap sebanyak 84% tenaga kerja di luar
subjektif, dan kontrol perilaku persepsian pertanian. Berdasarkan lapangan usaha,
merupakan variabel yang mempengaruhi niat perdagangan besar dan eceran memiliki
untuk patuh. Berdasarkan penelitian Benk et al. kontribusi usaha sebesar 48,40% dari seluruh
(2012) tidak dapat membuktikan secara empiris aktivitas ekonomi. Kontribusi usaha lain berasal
bahwa sikap berpengaruh positif terhadap niat dari penyediaan akomodasi, makan/minum
untuk patuh. Trivedi et al. (2005) dan Langham sebesar 15,11% dan usaha industri pengolahan
et al. (2012) juga tidak dapat membuktikan berperan sebesar 9,77% (kalteng.bps.go.id).
secara empiris bahwa kontrol perilaku persepsian Penelitian ini mengembangkan Teori
berpengaruh positif terhadap niat untuk patuh. Perilaku Terencana dikarenakan ketidakkonsis-
Penelitian lainnya yang meneliti tentang tenan hasil dari berbagai penelitiam sebelumnya.
kepatuhan pajak adalah Teori Pembelajaran Maka penelitian ini menambahkan pengetahuan
Sosial, yaitu seseorang dapat belajar lewat pajak sebagai variabel independen yang
pengamatan dan pengalaman langsung (Bandura, dibangun dari Teori Pembelajaran Sosial. Penge-
1977). Teori Pembelajaran Sosial meliputi proses tahuan pajak merupakan hal yang
perhatian, proses penahanan, proses reproduksi dipertimbangkan dalam meningkatkan kepatuhan
motorik dan proses penguatan. Dalam konteks pajak.
perpajakan, Teori Pembelajaran Sosial ini sangat 2. Metode Penelitian
relevan untuk menjelaskan perilaku dari pelaku- Responden yang berasal dari masyarakat
pelaku perpajakan dikarenakan peneliti dapat pengguna jasa akuntan publik, untuk pihak
mengetahui pengaruh pengetahuan pajak internal pengguna laporan keuangan akan
terhadap kepatuhan wajib pajak. diwakili olehdirektur atau manajer beberapa
Penelitian Andreas dan Savitri (2015) perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa
membuktikan bahwa ada pengaruh positif Efek Indonesia (BEI) di kota Makassar. Untuk
pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak. pihak eksternal pengguna laporan keuangan
Pada gilirannya, pengetahuan yang lebih baik kreditor akan diwakili oleh kepala cabang bank-
tentang perpajakan akan menyebabkan kepatu- bank konvensional dan pihak investor akan
han pajak yang lebih baik. Hasil penelitan diwakilioleh perusahaan sekuritas yang berada di
Nurhayati dan Halimatusadiah (2015) kota Makassar. Adapun waktu penelitian sekitar
memberikan hasil yang berbeda yaitu tidak dapat
10 (sepuluh) bulan yang berlangsung dari bulan
membuktikan pengaruh pengetahuan pajak Maret sampai dengan Desember 2017.
terhadap kepatuhan pajak, oleh karena itu Penelitian ini merupakan penelitian ekspla-
pengetahuan pajak dari wajib pajak tidak natori. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib
mencerminkan kesadaran mereka dan kesediaan pajak orang pribadi kategori usahawan (memiliki
untuk melakukan kewajibannya. NPWP) dan melakukan pekerjaan bebas yang
Penelitian ini mengacu pada penelitian berdomisili diwilayah Palangka Raya yang
Damayanti et al. (2015). Perbedaan penelitian ini terdaftar di KPP Pratama Palangka Raya, karena
dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada wajib pajak usahawan dan melakukan pekerjaan
lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu bebas melakukan semua kewajiban perpajakan
Kota Palangka Raya dipilih karena sebagai pusat mulai dari menghitung beban pajak, membayar
pembangunan dan usaha di Provinsi Kalimantan pajak yang telah dihitung, dan melaporkan pajak
Tengah. yang telah dihitung dan dibayar. Pemilihan

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(02), 2019, 111

Gambar 1. Model Penelitian


Tabel 1. Hasil Analisis
Hipotesis Konstruk Original Sampel T-statistic Keputusan
H1 SKP→NP 0,158 3,571 Diterima
H2 NS→NP 0,394 7,579 Diterima
H3 KPP→NP 0,189 3,400 Diterima
H4 KPP→KP 0,160 2,875 Diterima
H5 PP→NP 0,237 4,794 Diterima
H6 PP→KP 0,356 4,626 Diterima
H7 NP→KP 0,367 4,745 Diterima
Sumber: Data Primer Diolah (2018)

sampel yang digunakan dalam penelitian ini estimasi interpretasi dengan Structural Equation
adalah convenience sampling karena peneliti Modelling (Abdillah & Hartono, 2015).
tidak mengetahui jumlah spesifik populasi wajib Penelitian ini menggunakan metode analisis PLS
pajak orang pribadi kategori usahawan yang (Partial Least Square) dengan alat analisis
terdaftar di KPP Pratama Palangka Raya. Jumlah smartPLS 3.0.
sampel minimal yang menjadi syarat pada SEM-
PLS adalah sebanyak sepuluh kali jumlah jalur 3. Hasil dan Pembahasan
(Sholihin & Ratmono, 2013). Adapun model 3.1.Hasil penelitian
penelitian sebagaimana Gambar 1. Sebanyak 160 responden mengisi kuisioner
Penelitian ini terdapat 7 jalur dalam model penelitian ini. Hasil analisis hipotesis masing-
penelitian ini, sehingga jumlah minimal sampel masing jalur yang diperoleh dari hasil analis
yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 70 menggunakan software smartPLS 3.0 adalah
responden. Karena jumlah tersebut merupakan sebagai mana Tabel 1.
minimal untuk penentuan jumlah sampel, maka 3.2 Pembahasan
peneliti akan mengkalikan 3 sehingga jumlah Berdasarkan hasil pengujian hipotesis H1, H2,
sampel 210 responden, dikarenakan besarnya H3, H4, H5, H6, dan H7 memiliki nilai tstatistics
sampel dalam suatu penelitian bila terlalu besar >1.96 dan nilai p-values < 0.05, maka dinyatakan
akan menyulitkan peneliti untuk bisa menda- signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
patkan model penelitian yang cocok sehingga hipotesis diterima.
disarankan ukuran sampel yang sesuai berkisar
antara 100-200 responden agar dapat digunakan

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(02), 2019, 112
Hipotesis satu menyatakan bahwa sikap dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
wajib pajak terhadap kepatuhan pajak berpe- Bobek dan Hatfield (2003), Benk et al. (2012),
ngaruh positif terhadap niat untuk patuh. Hasil Damayanti et al. (2015). Hasil penelitian ini
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang membuktikan bahwa kontrol perilaku persepsian
dilakukan oleh Bobek dan Hatfield (2003), dan mempengaruhi niat untuk patuh. Bukti empiris
Damayanti et al. (2015). Dengan demikian, ini memiliki implikasi bahwa wajib pajak yang
disimpulkan bahwa sikap merupakan faktor memiliki kontrol perilaku persepsian yang lebih
determinan niat untuk patuh. Bukti empiris ini tinggi akan lebih berniat untuk patuh atas
memiliki implikasi bahwa wajib pajak yang kewajiban perpajakan. Kontrol perilaku
memiliki sikap atas kepatuhan pajak yang lebih persepsian yang lebih tinggi berarti bahwa wajib
positif akan lebih berniat untuk patuh atas pajak memiliki keyakinan yang tinggi bahwa
kewajiban perpajakan mereka dibanding wajib kepatuhan pajak mudah untuk ditampilkan.
pajak yang memiliki sikap atas kepatuhan pajak Upaya peningkatan yang dilakukan adalah apara-
yang negatif. Dengan demikian, upaya dalam tur perpajakan seyogyanya menciptakan
membentuk sikap positif wajib pajak orang peraturan yang mempemudah untuk menampil-
pribadi di Palangka Raya. Aparat perpajakan kan niat untuk patuh, yaitu dengan menanamkan
gencar melakukan sosialisasi manfaat perpajakan kepercayaan pada persepsi wajib pajak terhadap
dalam membantu perekonomian Negara. Sosiali- petugas pajak sehingga proses pemenuhan
sasi ini melalui media langsung maupun media kewajiban perpajakan tidak dipersulit, dapat
sosial sebagai sarana informasi dan komunikasi. dipahami sehingga wajib pajak dapat melaksana-
Hipotesis dua menyatakan bahwa bahwa kan kewajiban perpajaknnya dengan baik dan
norma subjektif berpengaruh positif terhadap niat disiplin.
untuk patuh. Hasil penelitian ini konsisten Hipotesis empat menyatakan bahwa kontrol
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bobek perilaku persepsian berpengaruh terhadap
dan Hatfield (2003) dalam penelitiannya perilaku kepatuhan pajak. Hasil ini memperkuat
terhadap Wajib Pajak di Amerika Serikat dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bobek dan
Damayanti et al. (2015) di Indonesia. Norma Hatfield (2003), Langham et al. (2012),
subjektif merujuk pada tekanan lingkungan Damayanti et al. (2015). Hasil penelitian ini
sekitar kepada wajib pajak bahwa kepatuhan membuktikan bahwa kontrol perilaku persepsian
adalah sebuah keharusan. Dengan demikian, mempengaruhi kepatuhan pajak. Bukti empiris
pembuat kebijakan seharusnya berupaya ini memiliki implikasi bahwa wajib pajak yang
menciptakan kondisi masyarakat di sekitar wajib memiliki kontrol perilaku persepsian yang lebih
pajak mendukung kepatuhan pajak. Norma sosial tinggi akan lebih patuh atas kewajiban
dibangun melalui tekanan sosial dan pengaruh perpajakan dikarenakan memiliki keyakinan
orang-orang sekitar wajib pajak yang dianggap yang tinggi bahwa kepatuhan pajak mudah untuk
penting oleh individu tersebut, misalnya keluarga, ditampilkan. Dalam rangka mempertahankan
relasi, dan pimpinan (Basri, Surya, Fitriasari, keyakinan tersebut, maka peraturan yang mem-
Novriyan, & Tania, 2012). Pengaruh norma permudah untuk menampilkan niat untuk patuh
subjektif disebabkan karena budaya masyarakat diperkuat melalui mekanisme equaliasi dan
Palangka Raya yang suka nergaul dan pelaporan pihak ketiga, penerapan sanksi dan
berinteraksi soaial sehingga lingkungan tersebut kemungkina pemeriksaan. Dari upaya ini mem-
mempengaruhi keinginan wajib pajak untuk permudah aparatur perpajakan dalam melakukan
patuh pajak. pekerjaannya sehingga optimal dalam melayani
Hipotesis tiga menyatakan bahwa. kontrol wajib pajak.
perilaku persepsian berpengaruh positif terhadap Hipotesis lima menyatakan bahwa pengeta-
niat untuk patuh. Hasil penelitian ini konsisten huan pajak berpengaruh positif terhadap niat
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(02), 2019, 113
untuk patuh. Hasil penelitian ini konsisten Hipotesis tujuh menyatakan bahwa niat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ward, untuk patuh berpengaruh positif terhadap
Ward dan Wilson (1996), Damayanti dan kepatuhan pajak. Hal ini berarti semakin maka
Supramono (2012). Bukti empiris ini memiliki semakin tinggi niat patuh maka perilaku
implikasi bahwa wajib pajak yang memiliki kepatuhan pajak akan semakin tinggi. Hasil
pengetahuan pajak yang lebih baik akan lebih penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
berniat untuk patuh atas kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh Trivedi et al. (2005),
mereka dibanding wajib pajak yang belum Langham et al. (2012), Damayanti et al. (2015).
memiliki pengetahuan perpajakan. Pengetahuan Bukti empiris ini memiliki implikasi bahwa
pajak adalah informasi pajak yang digunakan wajib pajak yang memiliki niat untuk patuh lebih
wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, besar akan memiliki perilaku kepatuhan pajak
seperti mengambil keputusan, dan menempuh yang lebih besar pula. Ajzen (1991) menjelaskan
arah atau strategi sehubungan dengan niat sebagai sejauh mana seorang individu
pelaksanaan hak dan kewajibannya di bidang bersedia berusaha keras untuk melakukan
perpajakan (Carolina & Simanjuntak, 2011). perilaku, atau usaha yang direncanakan untuk
Pengetahuan perpajakan masyarakat di Palangka mengerahkan tindakan guna melaksanakan
Raya dapat melalui pendidikan perpajakan perilaku. Dengan demikian, dapat disimpulkan
formal atau non formal sehingga meningkatkan bahwa niat untuk patuh merupakan faktor
pemahaman wajib pajak sebagai wujud gotong determinan perilaku kepatuhan pajak
royong dalam pembangunan nasional 4. Kesimpulan
Hipotesis enam menyatakan bahwa Dalam pengujian terhadap wajib pajak orang
pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap pribadi di Palangka Raya, menunjukkan bahwa
kepatuhan pajak. Hal ini berarti semakin baik kepatuhan wajib pajak orang pribadi kategori
pengetahuan pajak maka perilaku kepatuhan usahawan di KPP Pratama Palangka Raya
pajak maka semakin tinggi. Hasil penelitian ini meningkat karena sikap yang positif, norma
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh subjektif yang kuat, kontrol perilaku persepsian
Niemirowski, Baldwin, dan Wearing (2013) di yang tinggi dan pengetahuan pajak yang baik,
Australia. Penelitian di Indonesia yaitu Andreas kemudian didukung oleh niat untuk patuh yang
dan Savitri (2015) dan Puspita, Subroto, dan kuat.
(2016). Bukti empiris ini memiliki implikasi Melalui penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa wajib pajak yang memiliki pengetahuan bahwa Teori Perilaku Terencana dan Teori
pajak yang lebih baik akan memiliki perilaku Pembelajaran Sosial adalah teori yang dapat
pajak yang baik pula. Supramono dan Damayanti
digunakan untuk menjelaskan perilaku kepatuhan
(2009) menjelaskan bahwa seseorang akan taat pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan
membayar pajak tepat pada waktunya, jika lewat hubungan sikap, norma subjektif dan kontrol
pengamatan dan pengalaman langsungnya, hasil perilaku persepsian terhadap niat untuk patuh
pungutan pajak itu telah memberikan kontribusi berdasarkan Teori Perilaku Terencana dan
nyata pada pembangunan diwilayahnya. Oleh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak
sebab itu, dalam rangka meningkatkan kepatuhan berdasarkan Teori Pembelajaran Sosial.
pajak maka upaya peningkatan pengetahuan Hasil penelitian ini mendukung penelitian
pajak dapat dilakukan berkelanjutan dan terus sebelumnya, disebabkan karena karakteristik
berinovasi sehingga meningkatkan pemahaman responden mayoritas berusia muda, memiliki
dan mendewasakan wajib pajak melalui latar belakang pendidikan S1 serta lama usaha
pengajaran dan pelatihan sehingga akan terus responden dalam menjalankan usaha. Sehingga
memiliki perilaku yang patuh akan kewajiban dapat dikatakan bahwa responden di Palangka
perpajakannya.
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(02), 2019, 114
Raya telah terbiasa, mampu, tanggap, dan Orang Pribadi yang terdaftar di KPP
memahami dalam melaksanakan proses Pratama Tampan Pekanbaru). Simposium
kewajiban perpajakannya. Nasional Akuntansi, 15.
Penelitian ini juga membuktikan secara Benk, S., Budak, T., & Cakmak, A. F. (2012).
empiris bahwa niat untuk patuh, kontrol perilaku Tax professionals'perceptions of tax fairness:
persepsian dan pengetahuan pajak berpengaruh survey evidence in turkey. International
Journal of Business and Social Science, 3(2).
terhadap perilaku kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di Palangka Raya. Penelitian ini Bobek, D. D., & Hatfield, R. C. (2003). An
investigation of the theory of planned
memberikan hasil bahwa niat untuk patuh
behavior and the role of moral obligation in
merupakan faktor penentu perilaku kepatuhan tax compliance. Behavioral Research in
perpajakan sebagai variabel mediasi. Niat untuk Accounting, 15(1), 13-38.
patuh mengindikasikan bahwa wajib pajak orang
Carolina, V., & Simanjuntak, T. H. (2011).
pribadi mempunyai hasil evaluasi yang positif Pengaruh Tax Knowledge dan Persepsi Tax
terhadap perilaku dalam memenuhi kewajiban Fairness terhadap Tax Compliance Wajib
perpajakannya Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Madya
5. Ucapan Terimakasih Bandung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Damayanti, T. W. & Supramono. (2012). Apa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kata Mereka? Pengetahuan, Sikap, Niat
Brawijaya yang telah mendukung selesainya Patuh Calon Pelaku Pajak. Akuntabilitas
penelitian ini. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 12(114-123).
Damayanti, T. W., Subekti, I., & Baridwan, Z.
6. Daftar Pustaka (2015). Trust and uncertainty orientation: An
Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial Least efforts to create tax compliance in social
Square (PLS): alternatif structural equation psychology framework. Procedia-Social and
modeling (SEM) dalam penelitian bisnis. Behavioral Sciences, 211, 938-944.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
James, S., & Alley, C. (2002). Tax compliance,
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. self-assessment and tax administration.
Organizational behavior and human Journal in Finance and Management in
decision processes, 50(2), 179-211. Public Services, 2(2), 27-42.
Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and Langham, J. A., Paulsen, N., & Hartel, C. E.
behavior. McGraw-Hill Education (UK). (2012). Improving tax compliance strategies:
Andreas & Savitri, E. (2015). The Effect of Tax Can the theory of planned behaviour predict
Socialization, Tax Knowledge, Expediency business compliance?. eJournal of Tax
of Tax ID Number and Service Quality on Research 10 (2), 364-402.
Taxpayers Compliance with Taxpayers Niemirowski, P., Baldwin, S., & Wearing, A. J.
Awareness as Mediating Variables. (2003). Tax related behaviours, beliefs,
Procedia-social and behavioral sciences, attitudes and values and taxpayer
211, 163-169. compliance in Australia. Journal of
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Australian Taxation , 6(1), 132.
Tengah. (2016). Diakses 20 Mei 2018, dari Nurhayati, N., & Halimatusadiah, E. (2015).
https://kalteng.bps.go.id/ Influence of tax officer service quality and
Bandura, A. (1977). Self-efficacy: toward a knowledge of tax on individual taxpayer
unifying theory of behavioral change. compliance in tax office (kpp) Bojonagara
Psychological review, 84(2), 191. Bandung. International Journal of Applied
Research, 1(8), 805-809.
Basri, Y. M., Surya, R. A. S., Fitriasari, R.,
Novriyan, R., & Tania, T. S. (2012). Studi Perpajakan Indonesia: Mekanisme Dan
Ketidakpatuhan Pajak: Faktor yang Perhitungan. Yogyakarta: Andi Offset.
Mempengaruhinya (Kasus pada Wajib pajak
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(02), 2019, 115
Pope, J., & Mohdali, R. (2010). The role of Supramono, & Damayanti, T. W. (2009).
religiosity in tax morale and tax compliance. Tarjo, T., & Kusumawati, I. (2006). Analisis
Australian Tax Forum, 25, 565. Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi
terhadap Pelaksanaan Self Assessment
Puspita, A. F., Subroto, B., & Baridwan, Z.
System: Suatu Studi di Bangkalan.
(2016). The analysis of individual behaviour
Indonesian Journal of Accounting and
of corporate taxpayers’ obedience: Tax
Auditing, 10(1).
compliance model (study of hotels in
Malang and Batu). Review of Integrative Trivedi, V. U., Shehata, M., & Mastelman, S.
business and economics research, 5(3), 135- (2005). Attitudes, Incentives, And Tax
160. Compliance. Canadian Tax Journal / Revue
Fiscale Canadienne, 53(1), 29-61.
Reinhart, M., James, S., & Murphy, K. (2005).
Taxpayer beliefs and views: two new Ward, S. P., Ward, D. R., & Wilson Jr, T. E.
surveys. Australian Tax Forum, 20(2), 157- (1996). The code of professional conduct:
188. Instructional impact on accounting students'
ethical perceptions and attitudes. Journal of
Sholihin, M., & Ratmono, D. (2013). Analysis of
Education for Business, 71(3), 147-150.
SEM-PLS with WarpPLS 3.0 for Nonlinear
Relations in Social and Business Research. www. pajak.go.id., (2016). Laporan Kinerja
Yogyakarta: Andi Publisher. Direktur Jendral Pajak. Diakses 10 Januari
2018, dari
Singh, V., & Bhupalan, R. (2001). The
http://www.pajak.go.id/content/publikasi/LA
Malaysian self-assessment system of
KINDJP.2016.pdf.
taxation: Issues and challenges. Tax
Nasional, 3, 12-17.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055

Anda mungkin juga menyukai