Anda di halaman 1dari 5

Pengertian KPI (Key Performance Indicators) atau Indikator Kinerja Utama – Key

Performance Indicators atau disingkat dengan KPI adalah salah satu jenis Pengukuran Kinerja
yang digunakan untuk mengukur seberapa baik suatu perusahaan/organisasi, proyek, unit kerja,
departemen ataupun individu mencapai sasaran dan tujuan strategis yang telah ditetapkannya.
Manajemen Perusahaan pada umumnya menggunakan Key Performance Indicators (KPI) ini
untuk melacak dan menganalisis faktor yang dianggap penting untuk keberhasilan organisasinya.

Dengan Key Performance Indicators atau KPI, manajemen perusahaan atau para pemangku
kepentingan (stakeholder) dapat memahami apakah organisasi atau unit kerja yang bersangkutan
berada di dalam jalur untuk menuju tujuan yang ditetapkan. Key Performance Indicators dalam
bahasa Indonesia juga disebut dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Key Performance
Indicators sering disebut juga dengan Key Success Indicators atau disingkat dengan KSI.
Baca juga : Pengertian Manajemen Kinerja (Performance Management).

KPI atau Key Performance Indicators adalah suatu pengukuran yang bersifat kuantitatif dan
mencerminkan faktor-faktor yang merupakan kunci keberhasilan suatu Organisasi. Pada
Umumnya, Indikator yang ditetapkan dan diukur dalam KPI merupakan kesepakatan dari semua
pihak yang berkaitan. Indikator-indikator yang diukur dan sasaran KPI pada setiap organisasi
berbeda-beda, tergantung pada sifat dan strategi organisasi tersebut. Misalnya, salah satu
indikator kinerja utama atau KPI untuk perusahaan terbuka (perusahaan publik) adalah harga
saham dan jumlah dividen yang akan dibagikan ke pemegang sahamnya sedangkan KPI bagi
perusahaan startup adalah penambahan jumlah pelanggan ataupun pertumbuhan penjualan
produk. Esensi dari KPI adalah menetapkan target dan cara-cara yang dapat diukur untuk menilai
kemajuan perusahaan terhadap target yang ditentukan tersebut.

Pengertian KPI (Key Performance Indicator) menurut Para


Ahli
Berikut dibawah ini adalah definisi atau Pengertian Key Performance Indicator menurut para
Ahli.

 Pengertian KPI (Key Performance Indicator) menurut Iveta (2012), key performance
indicator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan bertahap bagi perusahaan serta
memiliki berbagai perspektif dan berbasiskan data konkret, dan menjadi titik awal
penentuan tujuan dan penyusunan strategi organisasi.
 Pengertian KPI (Key Performance Indicator) menurut Warren (2011), key performance
indicator merupakan sebuah pengukuran yang menilai bagaimana sebuah organisasi
mengeksekusi visi strategisnya. Visi strategis yang dimaksud merujuk kepada bagaimana
strategi organisasi secara interaktif terintegrasi dalam strategi organisasi secara
menyeluruh.
 Pengertian KPI (Key Performance Indicator) menurut Parmenter (2007),
mendefinisikan Key Performance Indicator sebagai yang paling kritikal untuk kesuksesan
organisasi pada kondisi sekarang dan di masa datang.
 Pengertian KPI (Key Performance Indicator) menurut Banerjee dan Buoti (2012), key
performance indicator merupakan ukuran berskala dan kuantitatif yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja organisasi dalam tujuan mencapai target organisasi. KPI juga
digunakan untuk menentukan objektif yang terukur, melihat tren, dan mendukung
pengambilan keputusan.

Jenis-jenis Key Performance Indicator (Indikator Kinerja


Utama)
Pada dasarnya, Indikator Kinerja Utama atau KPI dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu KPI
Financial dan KPI Non-Financial.

1. Key Performance Indicator Finansial

KPI Finansial adalah indikator kinerja utama yang berkaitan dengan keuangan. Contoh KPI
Finansial ini diantaranya adalah sebagai berikut :

 KPI Laba Kotor (Gross Profit), yaitu KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa dari
pendapatan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP).
 KPI Laba Bersih (Net Profit), yaitu KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa dari
pendapatan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan dan biaya-biaya bisnis lainnya
seperti biaya bunga dan pajak.
 KPI Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin), yaitu KPI yang mengukur nilai persentase
yang diperoleh dengan membagi Laba Kotor dengan Pendapatan.
 KPI Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin), yaitu KPI yang mengukur nilai persentase
yang diperoleh dengan membagi laba bersih berdasarkan pendapatannya.
 KPI Rasio Lancar (Current Ratio), yaitu KPI yang mengukur kinerja keuangan necara
likuiditas dengan membagikan aktiva lancar (current assets) dengan Kewajiban lancar
(current liabilities).

Masing-masing indikator kinerja utama (Key Performance Indicators) ini secara efektif
menjawab pertanyaan spesifik. Seperti pada contoh KPI Rasio Lancar, KPI ini secara efektif
menjawab pertanyaan “seberapa cepat bisnis kita mengubah aset lancar menjadi uang tunai untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya”. Indikator ini memperkirakan seberapa baik suatu
bisnis akan bertahan apabila mengalami penurunan secara tiba-tiba. Contoh kedua pada KPI
Marjin Laba Kotor, KPI ini dapat menjawab pertanyaan seperti “Seberapa untungnya suatu
bisnis” atau “Seberapa efisiennya proses produksi”.

2. Key Performance Indicator Non-Finansial

KPI Non-Finansial adalah KPI yang tidak secara langsung mempengaruhi keuangan suatu
perusahaan. Beberapa contoh KPI Non-Finansial yang dimaksud tersebut diantaranya seperti :

 Perputaran Tenaga Kerja (Manpower Turnover)


 Metriks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction metrics)
 Rasio Pelanggan Berulang terhadap Pelanggan Baru (Repeat Customer to New Customer
Ratio)
 Pangsa Pasar (Market Share)

Mengembangkan Key Performance Indicators atau Indikator Kinerja Utama


yang tepat

Mengembangkan Indikator Kinerja Utama memerlukan waktu dan sumber daya perusahaan.
Indikator Kinerja Utama yang diukur adalah Indikator yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dengan mempertimbangkan strategi dan tujuan jangka pendek perusahaan.

Misalnya, apabila penjualan perusahaan kita meningkat dengan memuaskan tetapi profitabilitas
perusahaan tidak cukup untuk menyediakan dana untuk pertumbuhan bisnis, maka KPI yang
hampir pasti untuk perusahaan kita adalah KPI Marjin Laba Bersih dan Marjin Laba Kotor.
Disatu sisi, jika profitabilitas sesuai dengan harapan, namun pertumbuhannya tidak secepat yang
diharapkan maka  kita dapat mempertimbangkan beberapa KPI non-finansial seperti KPI
Perputaran Tenaga Kerja, KPI Kepuasan Pelanggan ataupun Rasio Pelanggan Berulang terhadap
Pelanggan Baru.

Contoh-contoh Indikator KPI pada Organisasi


Seperti yang disebutkan sebelumnya, setiap organisasi ataupun perusahaan memiliki Indikator
tersendiri untuk menilai keberhasilan organsasi atau perusahaannya. Berikut ini adalah beberapa
contoh indikator KPI untuk organisasi di berbagai sektor industri.

 Untuk Sekolah, Indikator Kinerja yang diukur adalah Tingkat Kelulusan siswanya.
 Untuk Perusahaan Properti, Indikator Kinerja yang diukur adalah Tingkat Penjualan
Properti.
 Untuk Perusahaan Manufakturing, contoh Indikator Kinerja yang diukur seperti Jumlah
Output yang dihasilkan pada bulan tertentu, Ketepatan pengiriman barang jadi ke
pelanggan.
 Untuk Perusahaan Start-up Aplikasi, Indikator kinerja yang diukur adalah jumlah
pemakai aplikasi dan jumlah download aplikasinya.

Pengertian Manajemen Kinerja (Performance Management) dan Tujuannya – Manusia


merupakan sumber daya terpenting dalam suatu orgasasi. Dalam mengoperasikan organisasinya,
setiap manusia atau SDM yang memiliki perilaku dan pemikiran yang berbeda juga akan
mengakibatkan perbedaan dalam kinerjanya. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan peninjauan terhadap kinerja karyawan yang biasanya disebut
dengan istilah Manajemen Kinerja atau Performance Management. Jadi pada dasarnya,
Manajemen Kinerja atau Performance Management dapat dianggap sebagai proses sistematis
dimana organisasi melibatkan karyawannya dalam mencapai misi dan tujuan organisasinya.
Banyak penelitian yang menunjukan bahwa adanya korelasi yang erat antara manajemen kinerja
yang efektif dengan pencapaian tujuan organisasi.

Pengertian Kinerja menurut Para Ahli


Sebelum kita membahas lebih lanjut dengan Manajement Kinerja (Performance Management),
sebaiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan kinerja itu sendiri. Berikut ini adalah
beberapa pengertian Kinerja yang dalam bahasa Inggris disebut dengan performance ini. Jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Performance juga dapat diartikan sebagai prestasi
kerja atau hasil kerja.

Pengertian Kinerja menurut Simamora (2004:21), Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Pengertian Kinerja menurut Payaman J. Simanjuntak (2011: 107), Kinerja adalah tingkat
pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Pengertian Kinerja menurut Barry Cushway (2002:1998), Kinerja adalah menilai bagaimana
seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan.

Pengertian Manajemen Kinerja menurut Para Ahli


Berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian Manajemen Kinerja menurut para ahli.

Pengertian Manajemen Kinerja menurut Armstrong dan Baron (1998), Manajemen Kinerja
merupakan pendekatan strategis dan terintegrasi untuk memberikan hasil yang sukses dalam
organisasi dengan meningkatkan kinerja dan mengembangkan kemampuan tim dan individu.

Pengertian Manajemen Kinerja menurut Irham Fahmi (2014:128), Manajemen Kinerja adalah
suatu ilmu yang memadukan seni di dalamnya untuk menerapkan suatu konsep manajemen yang
memiliki tingkat fleksibilitas yang representatif dan aspiratif guna mewujudkan visi dan misi
perusahaan dengan cara mempergunakan orang yang ada di organisasi tersebut secara maksimal.

Pengertian Manajemen Kinerja menurut Dessler (2003:322), Manajemen Kinerja adalah Proses
mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian, dan pengembangan kinerja ke dalam satu sistem
tunggal bersama, yang bertujuan memastikan kinerja karyawan mendukung tujuan strategis
perusahaan.

Pengertian Manajemen Kinerja menurut Wibowo (2007:9), Manajemen kinerja merupakan gaya
manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi pada kinerja yang melakukan
proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan
pendekatan strategis serta terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan
organisasi.

Pengertian Manajamen Kinerja menurut Kreitner dan Angelo Kinicki (2014:246), Manajemen
Kinerja (performance management) adalah sistem perusahaan di mana manajer
mengintegrasikan aktivitas penentuan tujuan, pengawasan dan evaluasi, penyediaan umpan balik
dan pelatihan, dan penghargaan karyawan secara kontinu.
Dari beberapa definisi dan pengertian Kinerja maupun Manajemen Kinerja di atas, dapat
disimpulkan bahwa Manajemen Kinerja adalah suatu proses dimana manajer dan karyawannya
bekerjasama untuk merencanakan, memantau dan meninjau kembali objektif atau sasaran kerja
karyawannya agar dapat memberikan kontribusi secara keseluruhan untuk organisasi.
Manajemen Kinerja merupakan proses berkelanjutan dari penetepan tujuan, penilaian terhadap
kemajuan dan memberikan bimbingan serta umpan balik (feedback) untuk memastikan bahwa
setiap karyawannya memenuhi tujuan dan sasaran karir mereka.

Tujuan Manajemen Kinerja Karyawan (Employee


Performance Management Goals)
Tujuan utama dari Manajemen Kinerja secara keseluruhan adalah memastikan semua elemen
organisasi atau perusahaan bekerjasama secara terpadu untuk mencapai tujuan organisasinya.
Sedangkan tujuan Manajemen Kinerja dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
adalah sebagai berikut ini :
Baca juga : Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan Ruang Lingkupnya.

1. Membantu karyawan dalam mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang


diperlukan untuk melakukan pekerjaannya secara efisien dan juga dapat mendorong
mereka untuk melakukan tugas yang benar dengan cara yang benar.
2. Meningkatkan kinerja karyawan dengan mendorong pemberdayaan karyawan, motivasi
dan penerapan mekanisme penghargaan (rewards) yang efektif.
3. Meningkatkan sistem komunikasi dua arah antara Supervisor/Manajer dan karyawan
untuk dapat memperjelas ekspektasi (harapan) perusahaan mengenai peran dan
akuntabilitas karyawan dalam melakukan pekerjaan, mengkomunikasikan tujuan
fungsional dan organisasi serta memberikan umpan balik yang teratur dan transparan
sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dan pembinaan berkelanjutan.
4. Mengidentifikasi hambatan untuk kinerja yang efektif dan menyelesaikan hambatan
tersebut melalui pemantauan (monitoring), pembinaan (coaching) dan pengembangan
(development).
5. Menciptakan dasar untuk beberapa keputusan administratif mengenai perencanaan
strategis, perencanaan suksesi (succession planning), promosi, kompensasi dan
pengupahan yang berdasarkan kinerja.
6. Meningkatkan pengembangan diri pribadi karyawan dan kemajuan dalam karir karyawan
dengan membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai