PPKN 7-8
PPKN 7-8
Pertemuan 7-8
Peyusunan dan Penetapan APBN
handaka@pknstan.ac.id
1. Keterkaitan Perencanaan
& Penganggaran
handaka@pknstan.ac.id
Dasar Hukum
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Dalam penyusunan APBN terdapat :
• Dua kegiatan, perencanaan dan penganggaran yang saling
mempengaruhi dan berinteraksi secara terus menerus untuk
menghasilkan APBN yang dapat memenuhi harapan semua fihak.
• Terdapat dua lembaga yang melaksanakan fungsi perencanaan
(Bappenas) dan penganggaran (Kementerian Keuangan) yang
keduanya terikat dalam satu tujuan yaitu menghasilkan APBN
tersebut.
• Hasil proses perencanaan dan penganggaran :
- Rancangan APBN (hasil kegiatan internal pemerintah).
- UU APBN (hasil kegiatan eksternal / kesepakatan dgn DPR).
handaka@pknstan.ac.id
Hubungan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
handaka@pknstan.ac.id
Penyusunan & Penetapan APBN
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id
Arah Kebijakan
• Adalah penjabaran urusan pemerintahan dan / atau prioritas
pembangunan sesuai visi dan misi Presiden yang rumusannya
mencerminkan bidang urusan tertentu dalam pemerintahan yang
menjadi tanggung jawab kementerian negara / lembaga.
• Berisi satu atau beberapa program untuk mencapai sasaran strategis
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dgn indikator kinerja
yang terukur.
• Materi arah kebijakan menjadi cikal bakal dasar penyusunan kebijakan
fiskal dalam RAPBN untuk pembicaraan pendahuluan antara Pemerintah
dengan DPR melalui Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok
Kebijakan Fiskal.
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id
2. Penyusunan Kapasitas Fiskal
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id
ASUMSI DASAR (KERANGKA) EKONOMI MAKRO
(Pasal 13 ayat 1 UU No. 17 Tahun 2003)
handaka@pknstan.ac.id
KAPASITAS FISKAL
URAIAN
PENDAPATAN NEGARA
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI
1. Penerimaan Perpajakan
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
handaka@pknstan.ac.id
PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
Penerimaan Dalam Negeri
I. Penerimaan Perpajakan (Faktor yang mempengaruhi)
a. Pajak Dalam Negeri
- PPh Migas : Indonesian Crude Price (ICP), lifting dan kurs.
- PPh Non Migas : Inflasi dan pertumbuhan ekonomi
- PPn : Inflasi dan pertumbuhan ekonomi
- PBB : Pertumbuhan ekonomi
- Cukai : Inflasi, pertumbuhan ekonomi, rokok.
- Pajak Lainnya : Inflasi dan pertumbuhan ekonomi
b. Pajak Perdagangan Internasional : Kurs dan volume ekspor dan impor
(Bea Masuk & Bea Keluar)
II. Penerimaan Negara Bukan Pajak
a. SDA : Migas & Non Migas : ICP, kurs, lifting, volume gas & Pertumbuhan ekonomi
b. Bagian Laba BUMN : Laba BUMN, Inflasi, pertumbuhan ekonomi negeri, dunia
c. PNBP Lainnya : Jumlah jenis layanan (vol, tariff & kualitas)
d. BLU : Volume, tariff & kualitas layanan.
Hibah : uang, barang, jasa dari DN & LN, tidak mengikat, tidak
handaka@pknst
an.ac.id
terus menerus.
KEBIJAKAN PENDAPATAN
(Pasal 11 ayat 3 UU No. 17 Tahun 2003)
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id
KEBIJAKAN FISKAL DALAM PENDAPATAN
KEBIJAKAN UMUM PERPAJAKAN
• Ekstensifikasi & intensifikasi penerimaan perpajakan dengan tetap menjaga iklim
investasi dunia usaha, stabilitas ekonomi, dan daya beli masyarakat.
• Peningkatan pelayanan dan kepatuhan Wajib Pajak dengan didukung perbaikan
regulasi, administrasi, serta akuntabilitas
• Dukungan insentif fiskal yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan nilai
tambah ekonomi nasional
handaka@pknstan.ac.id
K KEBIJAKAN FISKAL DALAM PENDAPATAN
ARAH KEBIJAKAN UMUM PNBP
• Optimalisasi sumber migas yang sudah ada serta peningkatan investasi di
sumur migas baru.
• Perbaikan pengawasan pengelolaan SDA (minerba, perikanan, dan
kehutanan).
• Melanjutkan renegosiasi Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara dan melakukan revieu atas tarif iuran
produksi/royalty mineral dan logam dan batubara.
• Menjaga keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan, dan pengawasan
kegiatan penangkapan ikan.
• Mengenakan deviden BUMN dengan memperhatikan kondisi keuangan dan
peranannya sebagai agen pembangunan.
• Perbaikan tarif PNBP Kementerian Negara / Lembaga serta perbaikan
pelayanan dan pengawasannya.
handaka@pknstan.ac.id
BELANJA APBN
Belanja Negara
Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja Pegawai (gaji, pensiun)
2. Belanja Barang (belanja operasional)
3. Belanja Modal (gedung, kendaraan)
4. Bunga Utang
5. Subsidi (program KUR)
6. Hibah
7. Bantuan Sosial (bantuan tunai, SJSN)
8. Belanja Lainnya
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
1. Transfer ke Daerah
- Dana Perimbangan (DAU, DAK, Dekon, TP)
- DID
- Dana Otonomi Khusus dan Dana
Keistimewaan DIY
handaka@pknstan.ac.id
2. Dana Desa
KEBIJAKAN BELANJA
(Pasal 11 ayat 4 UU No. 17 Tahun 2003)
Oleh karena itu arah, strategi dan kebijakan belanja negara merupakan
instrumen penting kebijakan fiskal dalam mencapai sasaran-sasaran
tersebut.
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id
KEBIJAKAN FISKAL DALAM BELANJA
handaka@pknstan.ac.id
KEBIJAKAN FISKAL DALAM BELANJA
handaka@pknstan.ac.id
KEBIJAKAN FISKAL
DALAM TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Melanjutkan dan meningkatkan alokasai Dana Transfer Khusus (DTK, dh. DAK) di
bidang infrastruktur.
Penajaman bidang DTK sehingga lebih efektif, selektif, dan optimal pemanfaatannya.
Meningkatkan alokasi Dana Desa sehingga setara 6,4 % dari dan diluar transfer ke
daerah -> pemenuhan 10 % di tahun 2017.
handaka@pknstan.ac.id
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
(Pasal 12 ayat 3 UU No. 17 Tahun 2003)
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id
KEBIJAKAN FISKAL
DALAM PEMBIAYAAN ANGGARAN
handaka@pknstan.ac.id
KEBIJAKAN FISKAL
DALAM PEMBIAYAAN ANGGARAN
handaka@pknstan.ac.id
3. Pagu Indikatif
handaka@pknstan.ac.id
CONTOH
Sumber Dana
Kementerian /
No. Program Hibar Jumlah
Lembaga (K/L) Rupiah PNBP dan Pinjaman
Luar
Murni BLU Luar Negeri
Negeri
1 Kementerian Program 2.000 500 100 50 2.650
Pendidikan dan Pendidikan Dasar
Kebudayaan
Program 1.000 15 0 20 1.35
Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Kemendikbud
handaka@pknstan.ac.id
TAHAPAN PROSES PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF
BP KK K/L Kementerian
Presiden Keuangan
Menetapkan arah menyusul
kebijakan dan Pra Triteral perkiraan
prioritas Meeting kapasitas fiskal
pembangunan
nasional
handaka@pknstan.ac.id
Setelah pagu indikatif ditetapkan, postur Proyeksi RAPBN masih akan
mengalami penyesuaian, akibat :
APBN
Dalam hal anggaran Dalam hal anggaran
diperkirakan DEFISIT diperkirakan SURPLUS
handaka@pknstan.ac.id
Alur Penyusunan RKA-K/L Menurut PP No.90/2010
Presiden menetapkan: Kemen Keu menyusun Kementerian Perencanaan
a. prioritas pembangunan Kapasitas Fiskal Pembangunan Nasional :
b. arah kebijakan (pertengahan Februari) prioritas pembangunan
Berdasarkan hasil evaluasi kebijakan nasional
berjalan (bulan Januari)
Menteri/Pimpinan Lembaga
menyusun Renja-K/L
KemenKeu dan Kemen PPN mengevaluasi
program yang sedang berjalan dan inisiatif
baru dari Kementerian Negara/Lembaga Pertemuan 3 pihak untuk proses
penyusunan Renja K/L :
Kementerian/Lembaga, Kemen PPN,
Kemen Keu
handaka@pknstan.ac.id
Alur Penyusunan RKA-K/L Menurut PP No.90/2010
Kapasitas fiskal Besaran pagu indikatif Renja-K/L Hasil evaluasi Kinerja K/L
handaka@pknstan.ac.id
➢ Pagu Anggaran K/L adalah pagu anggaran yang ditetapkan
berdasarkan penilaian dan penelitian kembali terhadap pagu
indikatif K/L yang mempertimbangkan perubahan-perubahan yang
terjadi karena adanya kebijakan-kebijakan prioritas atau inisiatif
baru yang belum diakomodir.
handaka@pknstan.ac.id
6b. Penyusunan RKA-KL
handaka@pknstan.ac.id
Bagan Arsitektur Program dan Kegiatan
STRUKTUR ORGANISASI STRUKTUR ANGGARAN STRUKTUR PERENCANAAN STRUKTUR MANAJEMEN
KEBIJAKAN KINERJA
SASARAN POKOK
FUNGSI PRIORITAS
(IMPACT)
INDIKATOR KINERJA
SUB-FUNGSI FOKUS PRIORITAS FOKUS PRIORITAS
(OUTCOME)
MISI/SASARAN K/L
ORGANISASI
(IMPACT)
INDIKATOR KINERJA
ESELON 1A PROGRAM PROGRAM PROGRAM
(OUTCOME)
INDIKATOR KINERJA
ESELON 2 KEGIATAN KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN
(OUTPUT)
JENIS BELANJA
handaka@pknstan.ac.id
68
UPAYA SINERGI NASIONAL DAN DAERAH
DALAM PENCAPAIAN SURPLUS BERAS 10 JT TON
Cetak sawah,
LUAS TANAM
optimasi lahan,
PRODUKSI
Manajemen: Alsin pasca
Penyuluhan; SUSUT SURPLUS
panen
Alsintan; BERAS
Pengendalian Revitalisasi 10 JUTA TON
RENDEMEN PER TAHUN
HPT penggilingan
MULAI
TAHUN 2014
Diversifikasi KONSUMSI
(P2KP), olahan BERAS PER KONSUMSI
pangan lokal KAPITA
handaka@pknstan.ac.id
7-10. NOTA KEUANGAN DAN RAPBN
handaka@pknstan.ac.id
NOTA KEUANGAN DAN RAPBN
handaka@pknstan.ac.id
ALUR PENYUSUNAN NOTA KEUANGAN DAN RAPBN (1)
Berdasarkan Renja K/L Pemerintah melalui Keppres menetapkan RKP
dan K/L menyusun RKA-K/L untuk ber-sama2 disampaikan kepada
DPR untuk dibahas dalam Forum Pembicaraan Pendahuluan RAPBN.
Pokok-pokok pembicaraan pendahuluan RAPBN antara Pemerintah
dgn DPR adalah tentang :
• Kebijakan Fiskal (KF) dan Kerangka Ekonomi Makro (KEM).
• Kebijakan umum dan prioritas anggaran.
• Rincian unit organisasi, fungsi, dan kegiatan K/L.
handaka@pknstan.ac.id
ALUR PENYUSUNAN NOTA KEUANGAN DAN RAPBN (2)
handaka@pknstan.ac.id
9-10. Penetapan APBN & Rincian Anggaran
handaka@pknstan.ac.id
ALUR PENETAPAN APBN DAN RINCIAN APBN
PEMANDANGAN
UMUM FRAKSI-
FRAKSI DPR
PERTIMBANGAN
DPD
Menkeu
PEMBAHASAN NK DAN UU APBN dgn K/L
RUU APBN OLEH PANJA DPR RUU APBN Alokasi Penelaahan
DGN MK (DJA, DJPU, DJPK Alokasi APBN RKA-K/L
DAN BKF) NOTA KEUANGAN (Pagu
Definitif)
PEMBAHASAN ANGGARAN
Perpres
K/L OLEH PANJA DPR Himpunan
DGN BA K/L DAN BA BUN Rincian
RKA-K/L &
APBN
RK BUN
PEMBAHASAN RKA-K/L
OLEH KOMISI2 DPR
DGN SEKJEN K/L
handaka@pknstan.ac.id
ALUR PENETAPAN APBN DAN RINCIAN APBN (1)
Nota Keuangan, RAPBN dan RUU APBN yg disusun berdasarkan hasil kesepakatan
Pemerintah dgn DPR dan himpunan RKA-K/L seluruh K/L untuk selanjutnya disampaikan
Presiden dengan pidato pengantar pada Sidang Paripurna DPR kepada DPR untuk dibahas
dan disepakati untuk ditetapkan menjadi APBN.
DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN beserta Nota Keuangan
tersebut dan Fraksi-fraksi di DPR selanjutnya memberikan pemandangan umum atas RUU
APBN beserta Nota Keuangan tersebut.
Pembahasan RKA-K/L dilakukan oleh Komisi2 terkait dgn Sekjen K/L.
Panja DPR dgn para pemangku kepentingan bagian anggaran (BA) K/L dan BA BUN.
Panja DPR dgn Pemangku Kepentingan (penyusun Nota Keuangan dan RUU APBN
Kementerian Keuangan → DJA, BKF, DJPU dan DJPK).
handaka@pknstan.ac.id
ALUR PENETAPAN APBN DAN RINCIAN APBN (2)
Pembahasan Komisi2 DPR dgn Sekjen K/L, Panja DPR dgn para pemangku
kepentingan bagian anggaran (BA) K/L dan BA BUN, menghasilkan kesepakatan
RKA-K/L dan Panja DPR dgn Pemangku Kepentingan (penyusun Nota Keuangan dan
RUU APBN Kementerian Keuangan → DJA, BKF, DJPU dan DJPK) menghasilkan
kesepakatan UU APBN.
Setelah UU APBN dan RKA-K/L ditetapkan, sesuai kesepakatan pembahasan RAPBN
antara Pemerintah dgn DPR, Menkeu menetapkan Alokasi Anggaran kpd K/L dan
BUN sbg batas tertinggi anggaran pengeluaran K/L dan BUN.
Selanjutnya dilakukan forum penelahaan RKA-K/L (khusus yg mengalami perubahan)
untuk memastikan kesesuaian antara RKA-K/L dgn alokasi anggaran hasil
kesepakatan dgn DPR.
Forum penelahaan RKA-K/L antara K/L dengan Kementerian Keuangan untuk
menyesuaikan dgn hasil kesepakatan dgn DPR.
Hasil penelahaan RKA-K/L tersebut menjadi bahan penyusunan Peraturan Presiden
tentang Rincian APBN dan DIPA K/L DIPA BUN.
handaka@pknstan.ac.id
handaka@pknstan.ac.id