Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

VALIDITAS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Evaluasi Pembelajaran”

Dosen Pengampu:

Ika Setiawati, M.Pd.I

Oleh:

Alvi Dewi Anjani

M. Zahrul Ibad

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-MUSLIHUUN

TLOGO KANIGORO BLITAR

2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini disusun berdasarkan pengumpulan dari berbagai
sumber. Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk mengetahui validitas.

Penulis ingin ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam penyelesaian tugas  ini. Semoga tugas yang penulis buat dapat
bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pihak yang membaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, masih
banyak kelemahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas dan
menyempurnakan makalah ini.

Blitar, 15 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian Validitas 2

B. Macam-Macam Validitass Evaluasi 3

C. Faktor Yang Memengaruhi Validitas Evaluasi 8


BAB III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan oleh seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi adalah
untuk menilai ketercapaian tujuan pendidikan oleh anak didik, sarana
untuk mengetahui apa yang telah anak didik ketahui dalam kegiatan
belajar mengajar, dan memotivasi anak didik. Untuk mengevaluasi hasil
belajar dan proses belajar siswa, seorang guru menggunakan berbagai
macam alat atau instrumen evaluasi seperti tes tertulis, tes lisan, ceklis-
observasi, angket-wawancara, dan dokumentasi.

Tes sebagai salah satu alat pengukur hasil belajar peserta didik
diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat
dipertangungjawabkan kebenaranya. Artinya , alat tes dapat memberikan
informasi tentang peserta didik sesuai dengan keadaan yang mendekati
sesungguhnya. Hal tersebut penting karena informasi tersebut akan
dipergunakan untuk mempertimbangkan dan kemudian memutuskan
berbagai kebijakan baik yang berkenaan dengan peserta didik maupun
kegiatan pembelajaran secara umum.

Keberhasilan mengungkap hasil dan proses belajar ini sebagaimana


adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat
penilainya, di samping itu juga yang tidak kalah pentingnya tergantung
pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai
kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal,
yaitu validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes
terjamin kualitasnya. Alat tes yang bagaimana dan seperti apa yang
dikatakan memiliki validitas dan reliabilias ini, selanjutnya akan kita bahas
dalam makalah ini berjudul “Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil
Belajar” ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian validitas?
2. Apasajakah macam-macam validitass evaluasi?
3. Apakah faktor yang memengaruhi validitas evaluasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian validitas.
2. Untuk mengetahui macam-macam validitass evaluasi.
3. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi validitas evaluasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Validitas
Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur
disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya lanyak
mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria
tertentu (Thoha, 1990). Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan
fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.

Menurut Grondlund (Ibrahim & Wahyuni, 2012) validitas


mengarah kepada ketepatan interpretasi hasil penggunan suatu prosedur
evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya. Validitas merupakan
suatu keadaan apabila suatu instrument evaluasi dapat mengukur apa
yang sebenarnya harus diukur secara tepat. Suatu alat ukur hasil belajar
matematika dikatakan valid apabila alat ukur tersebut benar-benar
mengukur hasil belajar matematika.Validitas alat ukur tidak semata-
mata berkaitan dengan kedudukan alat ukur sebagai alat, tetapi terutama
pada kesesuaian hasilny, sesuai dengan tujuan penyelanggaraan alat
ukur .

Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam


kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur. Nunnaly
(Surapranata, 2004) menyatakan bahwa pengertian validitas senantiasa
dikaitkan dengan penelitian empiris dan pembuktian-pembuktiannya
bergantung kepada macam validitas yang digunakannya. Anastasi
(Surapranata, 2004) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu
tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan
apa yang diukur. Para pengembang tes memiliki tanggung jawab dalam
memuat tes yang benar-benar valid dan reliabel. Oleh karena itu
validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung seberapa
jauh suatu alat telah berfungsi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa validitas adalah suatu tingkatan


yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang

3
diukur. Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes
dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur.

B. Macam Validitas
Gronlund (1955) dan popham (1985) membedakan jenis validitas
berdasarkan  ketiga pendekatan yaitu jenis pendekatan Bukti
berdasarkan isi , Bukti berdasarkan kriteria, dan bukti berdasarkan
konstruk. Berdasarkan ketiga pendekatan validitas tersebut yaitu dengan
berdasarkan bukti-bukti empiris skor hasil tes.
Jenis-jenis validitas yang dimaksudkan di bawah ini akan
dibicarakan satu per satu secara singkat.
1. Validitas isi
Validitas isi (Content Validity) ini oleh Gronluch (1985)
dan poham (1985) disebut valiiditas yang pembuktianya
berdasarkan isi. Oleh karena itu validitas isi dimaknai sebagai
proses penentuan seberapa jauh suatu alat tes menunjukan
kerelevasian dan keterwakilan terhadap ranah tugas yang diukur.
Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat
ukur ditinjau dari isi alat ukur tersebut. Suatu alat ukur dikatakan
memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan alat ukur
tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif  terhadap
bahan pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur
diperkirakan sesuai dengan apa yang telah diajarkan berdasarkan
kurikulum.
Dalam pelaksanan pembelajaran di kelas semua kegiatan
mesti bermuara pada capaian kompetensi dasar dan indikator dan
bahan ajar yang diajarkan. Agar bermakna, pengukuran hasil
belajar peseta didik mesti sesuai dengan dua hal tersebut. Oleh
karena itu, harus sesuai dengan kompetensi dan indikkator yang
telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu bahan ajar yang dipilih
juga harus mewakili dan menjamin ketercapainya kompetensi yang
menjadi target capaian. Jika butir-butir tes secara jelas
dimaksudkan mengukur kompetensi dasar dan indikator tertentu

4
dan juga mewakili bahan ajar yang dibelajarkan, tes tersebut
dikatkan memiliki derajat validitas isi yang tinggi. Tujuan dan
pembelajaran biasanya dikembalikan dan didasarkan pada
kurikulum, maka jenis validitas ini disebut juga validitas kurikuler.

2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk (Construk validity) merupakan jenis
validitas yang oleh Gronluch (1985) dan poham (1985) pembuktian
berdasarkan konstruk. Validitas konstruk berkaitan dengan
konstruk atau konsep bidng ilmu yang akan diuji validitas
tesnya. Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitan dengan
konstruksi atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas alat
ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara hasil
alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur.

Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi


dan memasangkan butir-butir soal dengan tujuan-tujuan tertentu
yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif
tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan
tingkatan validitas konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan
dengan mendasarkan dari pada kisi-kisi alat ukur.

Validitas konstruk (Sumarna Supranata, 2009:53)


mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid apabila
telah cocok dengan kontruksi teoritik di mana tes itu di buat.
Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas
konstruksi apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir
seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi
dasar, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum.
Konstruksi yang dimaksud pada validitas ini bukanlah merupakan
konstruksi seperti bangunan atau susunan, tetapi berupa rekaan
psikologis yang berkaitan dengan aspek-aspek ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

5
3. Validitas sejalan
Berdasarkan dengan validitas prediktif, validitas sejalan
oleh Gronluch (1985) dan poham (1985) dikelompokan kedalam 
validitas yang pembuktianya berdasarkan kriteria. Validitas ini
dimaknai sebagai proses penentuan sejauh mana skor sebuah tes
berkaitan dengan skor tes yang lain. Skor pengukuran hasil tes lain
itulah yang disebut sebagai kriteria atau pembanding. Jika waktu
waktu pengukuran keduanya bersamaan aatau hamper bersamaan
ia membuktikan validitas sejalan, sedangkan jika waktu
pengukuran berbeda. Skor tes yang sebagai criteria diperoleh atau
diteskan pada waktu yang akan dating, ia membuktikan validitas
prediktif.

Dengan demikian, validitas sejalan dapat dimaknai sebagai


pembuktian apakah skor hasil tes pada suatu bidang mencerminkan
atau sesuai dengan bidang-bidang yang lain yang waktu
pengukuranya bersamaan. Dipihak lain, menurut Tuckman
(1975:232). Dalam validitas sejalan bidang yang diteskan itu
dengan kriterianya harus mempunyai persamaan karakteristik.

Untuk membuktikn kadar validitasnya, biasanya dilakukan


dengan mengkorelasikan skor hasil tes (alat tes yang diuji) dengan
hasil tes bidang yang lain yang sekarakteristik tersebut (alat tes
sebagai pembanding).

4. Validitas Prediktif
Ada kesamaan  antara validitas prediktif dan validitas
sejalan yaitu sama-sama menafsirkan kadar validitasnya dengan
membuktikanya dengan kriteria yang lain. Validitas prediktif
menunjuk pada pengertian pembuktian apakah skor alat tes yang
diujikan kini mempunyai kaitan (kemampuan mendeskripsikan)
dengan skor tes atau prestasi yang disesuaikan atau dicapai
kemudian.

6
Suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi jika hasil
korelasi tes itu dapat meramalkan dengan tepat keberhasilan
seseorang pada masa mendatang di dalam lapangan tertentu. Tepat-
tidaknya ramalan tersebut dapat dilihat dari korelasi koefisien
antara hasil tes itu dengan hasil alat ukur lain pada masa
mendatang.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau
validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk
meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
C. Faktor yang memengaruhi Validitas
Ada sejumlah faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya kadar
validitas suatu alat tes. Beberapa faktor itu antara lain adalah faktor tes
itu sendiri, pelaksanaan dan penyekoran tes, dan jawaban peserta
didik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak
valid. Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan
menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes,
dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.

1. Faktor Alat Tes

a. Adanya ketidak jelasan perintah tentang apa dan bagaimana yang


mesti dilakukan peserta tes.
b. Kosakata dan struktur kalimat pada teks atau soal terlalu sulit
untuk ukuran peserta didik.
c. Ketidaklayakan tingkat kesulitan soal tes, mungkin terlalu sulit
atau terlalu mudah.
d. Bahasa yang dipakai bermaakna ambigu.
e. Ketidak tepatan penyusunan butir-butir, misalnya soal yang sulit
ditempatkan di awal dan yang mudah dibelakang. Kondisi seperti
ini berpengaruh pada faktor psikologi, dan memengaruhi kadar
validitasnya.
f. Jawaban soal tes objektif yang terpola, misalnya AA BB CC DD,
dan seterusnya.

7
2. Faktor Pelaksanaan Pengukuran dan Penyekoran
a. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan
jawaban dalam situasi tergesa-gesa.
b. Pelaksanaan tes yang tidak diawasi dengan baik sehinga pelaku tes 
dapat berlaku tidak jujur.
c. Adanya kecrangan dalam tes sehingga tidak membedakan antara
siswa yang belajar dengan melakukan kecurangan.
d. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.
3. Faktor Jawaban Peserta Tes

a. Peserta tes tidak cermat membaca perintah


b. Tidak cermat membaca soal
c. Menjawab terburu-buru
d. Peserta tes hanya asal menjawab.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat
ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Validitas tes perlu ditentukan
untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang
seharusnya diukur.
Macam-macam  validitas  antara lain : validitas isi, validitas
konstruk, validitas  sejalan, dan validitas prediktif
Ada sejumlah faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya kadar
validitas suatu alat tes antara lain faktor alat tes, faktor pelaksanaan, dan
faktor peserta tes.

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai