COLLABORATIVE LEARNING
Paraf Dosen
Keterangan: ………………………
1. Borang ini diparaf oleh dosen kemudian borang dikembalikan kepada setiap HG.
2. Pada waktu pengumpulan tugas mandiri, borang ini dilampirkan.
3. Semua materi bahasan Home Group dipelajari oleh setiap anggota
Hasil Diskusi HG
5
• Performa dan karakteristik material berpori bergantung pada porositas, sebaran ukuran
pori, dan luas permukaan spesifik, sedangkan sifat fisik material ini bergantung pada
bentuk, konektivitas, dan struktur pori.
• Berdasarkan ukuran diameter porosnya, IUPAC mengklasifikasikan material berpori
menjadi 3 jenis, yaitu Mikropori (kurang dari 2 nm), Mesopori (antara 2-50 nm), dan
Makropori (lebih dari 50 nm):Terdapat beberapa teknik preparasi partikel polimer
berpori, diantaranya adalah
- Polimerisasi Suspensi (Suspension Polymerization). Polimerisasi suspensi adalah reaksi
polimerisasi radikal heterogen, dimana monomer awalnya mengandung radikal inisiator
tersebar sebagai tetesan (fase terputus-putus) dalam reaksi medium (fase kontinu),
diikuti dengan polimerisasi monomer dan akhirnya mengarah pada pembentukan
partikel bola.
- Polimerisasi Emulsi (Emulsion Polymerization). Emulsi adalah sistem terdispersi yang
diperoleh dengan mencampurkan dua atau lebih fasa tak bercampur (fasa air dan fasa
minyak) yang distabilkan dengan adanya pengemulsi (surfaktan).
- Polimerisasi Presipitasi (Precipitation Polymerization) dan Polimerisasi Dispersi
(Dispersion Polymerization). Polimerisasi presipitasi adalah versi modifikasi dari
polimerisasi larutan, yang berarti bahwa polimerisasi terjadi dalam media di mana
polimer yang terbentuk mengendap. Dalam polimerisasi pengendapan, monomer dan
inisiator dapat larut dalam media dispersi aqueous atau nonaqueous (fase kontinyu) dan
proses dimulai dalam fase cair. Proses polimerisasi disebut polimerisasi dispersi jika
penggabungan partikel dicegah dengan menggunakan stabilisator atau surfaktan.
- Seed Swelling Polymerization (SSP). SSP adalah metode yang digunakan untuk
mendapatkan mikropartikel polimer berpori-pori dispersi. Teknik SSP dimodifikasi untuk
mengurangi waktu pembuatan mikropartikel berpori dispersi mono.
- Spray Drying Technique. Pengeringan semprot adalah teknik terkenal untuk persiapan
partikel padat dengan atomisasi / penyemprotan suspensi tetes, diikuti dengan proses
pengeringan. Teknik pengeringan semprot memungkinkan pembuatan mikropartikel
dengan ukuran yang relatif kecil (biasanya puluhan nanometer hingga beberapa
mikrometer) dan luas permukaan yang sangat besar.
- Teknik lainnya. Selain teknik yang telah disebutkan di atas, ada metode lain yang telah
dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir seperti metode sinter, metode mikrofluida.
metode emulsifikasi membran (microchannel), electrospraying, dan sebagainya.
• Porous materials sering diaplikasikan pada biomedical dalam bentuk biopolimer.
Biopolimer berpori dapat diaplikasikan sebagai carries bio makromolekul dan zat-zat lain,
rekayasa dan regenerasi pada jaringan, drug delivery, terapi sel, serta aplikasi implan tulang
dan gigi.
6
7. Poin penting hasil diskusi HG:
Presentasi 4 – Smart coating for material protection:
Smart Coating merupakan pelapis yang merespon stimulus dari lingkungan yang
dapat dipicu dengan uap, air, pH, konsentrasi ion klorida, kerusakan mekanis,
temperatur, dan reduksi dan oksidasi yang digunakan untuk melindungi material dari
korosi dan kerusakan lainnya.
Pengunaan pelapis inhibitor yang menghambat korosi dan melindungi permukaan
merupakaan langkah terakhir dalam mengontrol korosi. Banyak jenis pelapis dan cara
aplikasinya yang tersedia untuk mencegah korosi pada jenis pelapis ini terditi dari pelapis
organik, metalik, dan anorganik
Terdapat tiga mekanisme dasar dari pelapis yaitu barrier, inhibisi kimia dan perlindungan
galvanik. Pelindungan barrier hanya dapat terjadi apabila pelapis benar-benar menutupi
seluruh substrat dari lingkungan
Zat coating yang digunakan harus tidak mempunyai zat yang membahayakan lingkungan dan
fix terhadap infrastruktur dengan pembangkit listrik dll
Prinsip dasar smart coating dan thin film dan menyoroti metode yang paling umum untuk
pengendapan lapisan konvesional dan cerdas dan film tipis dalam pengaturan industri dalam
pengaturan industri seperti contoh thin film sekarang diserap ke area subjek luas surface
engineering. Hampir semua jrnis bahan termasuk logam, keramik poliner, dan komposit
dapat disambungkan ke bahan serupa atau berbeda
Aplikasi dari smart coating ini adalah untuk biomedis untuk bahan film tipis dalam dekade
terakhir, yang melibatkan lapisan rendah gesekan dan tahan aus untuk implan dan prosteseis
medis lapisan Ta pada stents lapisan fotokalitik di paru-paru buatan dan lapisan DLC pada
jarum hipodermij, lapisan ophtalmic, dan lapisan tribologis
Self cleaning coating merupakan penerobosan dalam aplikasi nanoteknologi yang
menggunakan nanomaterial sebagai bahan pelapis. Nanomaterial ini dapat mengatur
kemampubasahnya sesuai dengan stimulus ejsternal yang akan menyingkirkan air
Salah satu contoh smart antibacterial coating adalah smart coating berbasis polimer kationik.
Polimer ini sendiri akan merespon stimuli dari mikroba sehingga akan terbentuk lapisan
biomaterial pada permukaan. Coating kationik ini akan mencegah terbentuk lapisan
biomaterial pada permukaan
Bakteri memiliki konsekuensi pemting terhadap bideang kesehatan dan segala hal yang
berhubungan dengan bakteri dapat menyebabkan infeksi,kerusakan suplai makanan, hingga
cacat pada peralatan rumah sakit. Dengan smart coating sendiri akan membantu
menghambat terjadinya kerusakan pada bagian-bagian tersenut
Pelapis konduktif secara listrik merupakan salah satu metode efektif untuk melindungi suatu
material atau pun produk dari muatan elektrostatik atau menghilangkan muatan yang
terakumulasi pada permikaan suatu produk atau material secara cepat. Pelapis konduktif
digunakan untuk melindungi produk atau material dari gangguan elektromagnetik, sebagai
proteksi anti statis (pada pesawat), membantu disipasi termal