BAB II
DASAR TEORI
Perkerasan jalan adalah lapisan diatas jalan yang menggunakan bahan khusus
yang secara konstruktif lebih baik dari badan jalan agar bisa memberikan
pelayanan secara baik, maka perkerasan harus memenuhi beberapa syarat :
a. Kenyamanan – keamanan
Rata, tidak licin, tidak menyilaukan
b. Konstruktif
Kuat dan awet
c. Ekonomis
Material mudah didapat, murah dan mudah dalam pemeliharaan.
Perkerasan yang terdiri dari beberapa lapis material berbutir dimana aspal
(pada lapis atas) di gunakan sebagai bahan pengikat sehingga mempunyai
sifat yang lentur/flexibel.
Jenis perkerasan ini dipergunakan baik untuk jalan kelas rendah maupun
jalan kelas tinggi, jadi bisa merupakan low type, medium type maupun
higtypbof pavement.
Mutu dari perkerasan lentur ini tergantung dari jenis dan tebal tiap-tiap
lapisan pada susunan perkerasan, serta kekuatan tanah dasar.
Biasanya mutu/kelas perkerasan lentur mudah dilihat dari mutu atau jenis
lapisan atas perkerasan yang bersangkutan. Bilamana lapisan atas (surface)
dari jenis kelas rendah maka berarti perkerasan tersebut secara keseluruhan
merupakan perkerasan kelas rendah, demikian pula sebaliknya.
II-1
PERKERASAN D4 JALAN TOL
Tanah saja biasanya tidak cukup kuat dan tahan, tanpa adanya deformasi
yang berarti, terhadap beban roda berulang. Untuk itu perlu lapisan tambahan
yang terletak antara tanah dan roda, atau lapis paling atas dari bahan jalan.
Lapis tambah ini bisa dibuat dari bahan khusus yang dipilih (yang lebih
baik), yang selanjutnya disebut lapis keras/perkerasan /pavement.
Mengingat volume pekerjaan jalan, pada umumnya diinginkan perkerasan
yang murah, baik yang berkaitan dengan bahan maupun biaya pelaksanaan,
namun masih dapat memenuhi tuntutan lalu lintas.
Wearing Course
Asphalt Binder Corse
Base Course
Asphalt Treated Base
Subbase Course
Subgrade
II-2
PERKERASAN D4 JALAN TOL
II-3
PERKERASAN D4 JALAN TOL
II-4
PERKERASAN D4 JALAN TOL
2.3.6 Shoulder
Bahu jalan sering dibuat dengan material dan ditutup dengan aspal
atau stabilisasi base dengan penutup aspal. Kombinasi perbedaan
antara jalur lalu-lintas dengan bahu menahan beban kendaraan berat
kadang-kadang dapat menyebabkan masalah pada sambungan antara
jalur lalu-lintas dan bahu.
2.3.7 Lingkungan
Dua faktor yang perlu dipertimbangakan dari lingkungan pada
perkerasan adalah temperatur dan curah hujan. Temperatur akan
berpengaruh antara lain :
a) Sifat-sifat creep pada aspal
b) Thermal induced stress pada aspal
c) Kontraksi dan pengembangan pada perkerasam kaku
d) Freezing dan thowing tanah dasar
Curah hujan, apabila telah mencapai masuk pada struktur perkerasan
atau tanah dasar, akan berpengaruh pada sifat-sifat dari material
tersebut. Pengaruh musiman pada subgrade dan material berbutir,
dimana temperatur dapat juga berpengaruh terhadap karakteristik
II-5
PERKERASAN D4 JALAN TOL
2.4.1 Agregat
Persyaratan Agregat
a. Bidang belah : Seluruh agregat kasar harus berbidang belah lebih
dari dua
b. Kepipihan : Maksimum 10%
c. Angularity : Agregat halus harus memenuhi syarat minimum
45% air void in loosely compacted
d. Sand Equivalent (kadar pasir) : Minimum 45 %
e. Los Angeles Tes (keausan) : Maksimum 25 %
2.4.2 Proses Pengolahan Agregat
a. River quarry : batuan harus diayak, sehingga batuan yang akan
dipecah untuk aggregat Campuran aspal hanya yang berdiameter
> 2 kali diameter maksimum
b. Rock quarry : Untuk penggunaan sumber batu gunung sebagai
umpan crusher, maka Crushing plant harus dilengkapi dengan
washing plant
II-6
PERKERASAN D4 JALAN TOL
2.6 SPESIFIKASI
II-7
PERKERASAN D4 JALAN TOL
II-8
PERKERASAN D4 JALAN TOL
II-9
PERKERASAN D4 JALAN TOL
dengan aspal , karena karakteristik dan sifat aspal yang kaku dan
regas pada temperature rendah dan sebaliknya akan lunak dan
visko elastis suhu tinggi.
Pada perkerasan dengan boton, temperature yang tinggi juga akan
berpengaruh besar, terutama pada sat pelaksanaan konstruksi.
c. Evaluasi lapisan tanah dasar (subgrade)
Daya dukung lapisan tanah dasar adalah hal yang sangat penting
dalam merencanakan tebal lapis perkerasan, jadi tujuan evaluasi
tanah dasar ini untuk mengestimasikan nilai daya dukung subgrade
yang akan digunakan dalam perencanaan.
Metoda untuk menangani air pada perkerasan antara lain dengan cara
1) Mencegah masuknya air pada perkerasan
2) Menyediakan drainase, untuk membuang kelebihan air secara cepat
3) Membuat perkerasan cukup kuat untuk menahan efek kombinasi dari
beban dan air
Untuk mendapatkan drainase, perkerasan yang memadai, perencana harus
mempertimbangkan penyediaan tiga macam sistem drainase yaitu:
1) Drainase. permukuan
2) Drainase air tanah
3) Drainase struktural
Sistem-sistem ini hanya efektif untuk 'free water". Air yang tertahan pada
gaya kapiler tanah dan agregat harus dapat dikeluarkan.
Pengaruh Ikatan kadar air ini harus dipertimbangkan pada perencanaan
struktur perkerasan melalui pengaruhnya pada sifat-sifat material
perkerasan.
II-10
PERKERASAN D4 JALAN TOL
2.7.2 Reliability
Realibility adalah probibilitas bahwa setiap jenis distress tertentu atau
gabungan dari manifestasi kerusakan akan tetap dibawah atau pada
tingkat yang diizinkan selama masa layan. Dengan descripsi lain
bahwa realibility dari proses pavement design performace adalah
probibilitas bahwa suatu perkerasan yang direncanakan menggunakan
proses tersebut akan tetap memuaskan pada latu lintas dan kondisi
lingkungan selama masa layannya.
II-11
PERKERASAN D4 JALAN TOL
II-12
PERKERASAN D4 JALAN TOL
W18 = DD x DL x W18”
Dimana
II-13
PERKERASAN D4 JALAN TOL
2.7.5 Realibility
Faktor desain realibility adalah menghitung kemungkinan variasi pada
perkiraan lalu lintas (W18) dan perkiraan performance, oleh sebab itu
menyangkut tingkat kepercayaan (R) bahwa perkerasan akan tahan
sesuai dengan periode yang direncanakan.
Penetapan konsep realibility memerlukan tahapan sebagai berikut:
2.7.6 Serviceability.
Serviceability dari perkerasan ditetapkan sebagai kemampuan untuk
bertahan terhadap lalu lintas yang menggunakan fasilitas tersebut.
II-14
PERKERASAN D4 JALAN TOL
∆ PSI = Po – Pt
II-15
PERKERASAN D4 JALAN TOL
Layer koefisien yang telah dikenal selama ini, dalam hal ini tidak
penting ditetapkan nilai elastis modulusnya.
Elastis modulus merupakan sifat teknis yang fundamental pada setiap
perkerasan atau material tanah dasar. Untuk jenis material dimana
berakibat deformasi' permanen secara nyata dibawah beban tertentu,
sifat-sifat initidak mencerminkan perilaku material dibawah beban.
Maka resilent modulusyang menyankut perilaku tegangan-regangan
material dibawah kombinasibeban perkerasan.
II-16
PERKERASAN D4 JALAN TOL
SN = ∑ai*Di
II-17