Disusun Oleh :
NIM : 191450009
Kelas : PDN IB
Kelompok 2
13 Maret 2020
DAFTAR ISI
ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.1 Spektrofotometer................................................................................................3
2.2 Spektrofotometer FTIR......................................................................................3
2.3 Prinsip Kerja Spektrofotometer FTIR.................................................................7
2.4 Bagian-bagian dan Fungsi Spektrofotometer FTIR............................................8
2.5 Cara kerja Spektrofotometer FTIR.............................................................................9
2.6 Gasoline.............................................................................................................9
2.7 Solar.................................................................................................................10
BAB III METODOLOGI....................................................................................12
iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................22
5.1 Kesimpulan......................................................................................................22
5.2 Saran................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
vii
digabungkan ketika mereka bertemu kembali di beamsplitter. Karena jalan yang
satu berkas perjalanan adalah panjang tetap dan yang lainnya terus-menerus
berubah sebagai cermin bergerak nya, sinyal yang keluar
Interferometer adalah hasil dari dua berkas tersebut " mengganggu " satu
sama lain. Sinyal yang dihasilkandisebut interferogram yang memiliki sifat unik
yang setiap titik data ( fungsi dariposisi cermin bergerak ) yang membentuk sinyal
memiliki informasi tentang setiap frekuensi inframerah yang berasal dari sumber.
Ini berarti bahwa sebagai interferogram diukur, semua frekuensi sedang diukur
secara bersamaan. Dengan demikian, penggunaan interferometer menghasilkan
pengukuran yang sangat cepat. Karena analis memerlukan spektrum frekuensi
( plot intensitas pada masing-masing individu frekuensi ) untuk membuat
identifikasi , sinyal interferogram diukur tidak dapat diartikan langsung . Sebuah
cara " decoding " frekuensi individu diperlukan. Hal ini dapat dicapai melalui
teknik matematika terkenal yang disebut transformasi Fourier. Transformasi ini
adalah dilakukan oleh komputer yang kemudian menyajikan pengguna dengan
informasi spektral yang diinginkan untuk analisis.
viii
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Spektrofotometer
ix
Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0.75 - 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1
Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan
olehkarena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
x
Mull KBr
2850-2960 C-H alkana 2922,16 2951,09 2920,23
1350-1470 2856,58 2924,09 2858,51
1458,18 2854,65 1440,83
1375,25 1462,04 1382,96
1448,54
1379,10
3020-3080 C-H alkena 727,16 854,47 3059,10
675-870 781,17 860,25
759,95 783,10
696,30 758,02
696,30
3000-3100 C-H aromatik 727,16 854,47 3059,10
675-870 781,17 3007,02
759,95 860,25
696,30 783,10
758,02
696,30
3300 C-H alkuna - - -
1640-1680 C=C alkena - 1662,64 1658,78
1500-1600 C=C aromatik - 1577,77 1575,84
(cincin)
1080-1300 C-O Alkohol - 1294,24 1296,16
Eter 1246,02 1246,02
asam 1209,37 1207,44
karboksilat 1190,08 1151,50
ester 1153,43 1089,78
1087,85
1690-1760 C=O Aldehida 1712,79 - -
Keton
asam
karboksilat
ester
3610-3640 O-H alkohol - - -
fenol
(monomer)
2000-3600 O-H Alkohol 2922,16 3232,70 3236,55
fenol (ikatan 2856,58 3192,19 3059,10
Hidrogen) 3379,29 3169,04 3007,02
2723,49 2951,09 2920,23
2924,09 2858,51
2854,65 2719,63
2723,49 2594,26
2677,20 2534,46
2592,33 2380,16
2534,46 2171,85
2088,91
3000-3600 O-H asam 3379,29 3232,70 3236,55
karboksilat 3192,19 3059,10
3169,04 3007,02
3310-3500 N-H amina 3379,29 - -
1180-1360 C-N amina 1305,81 1325,10 1296,16
xi
1294,24 1246,02
1246,02 1207,44
1209,37 1151,50
1190,08
1515-1560 -NO2 nitro 1375,25 1379,10 1382,96
1345-1385
Analisis kualitatif
A= ε b c
xii
FTIR merupakan salah satu alat instrumentasi yang memungkinkan untuk
dikembangkan terutama karena sangat efisien, cepat dan prosesnya yang
sederhana. Metode analisa ini juga tidak memerlukan preparasi sampel yang rumit
dimana baik sampel padatan maupun cairan bisa langsung dianalisa untuk
menghasilkan spektrum serta dapat mengukur intensitas pada berbagai panjang
gelombang secara serempak. Namun demikian, metode FTIR juga memiliki
keterbatasan atau kelemahan terutama karena metode ini tidak dapat
mengidentifikasi jenis dan kandungan masing-masing komponen asam lemak dari
suatu sampel secara pasti. Oleh karena itu, hasil analisa FTIR juga perlu ditunjang
oleh hasil analisa GC-MS terutama untuk menentukan komposisi asam lemak
manakah yang paling dominan dari suatu sampel.
xiii
2.4 Bagian-bagian dan Fungsi Spektrofotometer FTIR
1. Sumber sinar, terbuat dari filament nernst atau globar yang dipanaskan
menggunakan listrik hingga temperatur 1000-1800°C. Pemijar globar
merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi hingga 1200oC dan
merupakan sumber radiasi yang sangat stabil . Pijar Nernst merupakan
bidang cekung dari sirkonium dan yutrium oksida yang dipanasi hingga
sekitar 1500oC dengan arus listrik serta kurang stabil dibandingkan dengan
pemijar globar dan memerlukan pendingin air.
xiv
5. Elektronik, detektor inframerah menghasilkan tegangan yang merespon
interferogram yang masuk melalui sampel, tegangan ini akan membentuk
analog sebelum spektrofotometer dapat mengirim interferogram ke sistem
data, maka sinyal harus dikonversikan dari bentuk analog ke bentuk
digital.
Cara kerja FTIR adalah interaksi antara energi dan materi. Infrared yang
melewati celah ke sampel, dimana celah tersebut berfungsi mengontrol jumlah
energi ysng disampaikan kepada sampel. Kemudian beberapa infrared diserap
oleh sampel dan yang lainnya di transmisikan melalui permukaan sampel
sehingga sinar infrared lolos ke detektor dan sinyal yang terukur kemudian
dikirim ke komputer dan direkam dalam bentuk puncak-puncak.
2.6 Gasoline
1. Premium,(RON88)
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan
yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan
(dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar
kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor
tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau
petrol.
2. Pertalite,(RON90)
xv
Pertalite diluncurkan pada tanggal 24 Juli 2015, merupakan bahan bakar
gasoline yang memiliki angka oktan 90 serta berwarna hijau terang dan jernih
ini sangat tepat digunakan oleh kendaraan dengan kompresi 9:1 hingga10:1.
3. Pertamax,(RON92)
Ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan
bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga
direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990
terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel
injection,dan,catalytic,converters.
5. Pertamax,Plus,(RON95)
Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance International World
Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi
mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi
dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan
teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent
(VVTI),.(VTI),,Turbochargers,dan,catalytic,converters.
2.7 Solar
1. High,Speed.Diesel(HSD)
Merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka performa cetane
number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin trasportasi
mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik
(injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk
jenis kendaraan bermotor.trasportasi.dan.mesin.industri.
2. Minyak,Diesel(MDF)
Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam
yang berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan
sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di
xvi
sektor industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel
Oil (IDO),atau,Marine.Diesel.Fuel(MDF).
3. Biodiesel
Jenis Bahan Bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel
berdasar-petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nebati
atau hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari
campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis Produk
yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95
persen diesel petrolium dan mengandung 5 persen CPO (Crude Palm Il) yang
telah dibentuk,menjadi,Fatty,Acid,Methyl,Ester,(FAME)
4. Pertamina,Dex
Pertamina DEX Adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah
memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka
performa tinggi dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi
dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, jenis BBM ini
direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel
Common Rail System), sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan
ekonomis serta menghasilkan,tenaga,yang,lebih,besar.
xvii
BAB III
METODOLOGI
xviii
3. Klik kiri opsi “Measure” kemudian pilih “Measurement” lalu
“initialize”. Tunggu hingga muncul tiga icon status berwarna hijau pada
sebelah kanan layar.
2. Pilih opsi untuk menyimpan data pada komputer. Masukan nama file
dan simpan dalam folder. Dengan demikian, hasilnya akan tersimpan
secara otomatis setelah dilakukan pengukuran.
4. Masukan sampel yang berupa film / kaca preparat, lalu pasangkan pada
holder.
xix
3. Ukur BKG terlebih dahulu.
5. Jika diperoleh peak yang sangat lebar, berarti larutan yang dibuat terlalu
pekat sehingga perlu dilakukan pengenceran terlebih dahulu
menggunakan pelarut organik sampai peak yang dihasilkan menjadi
normal.
xx
BAB IV
4.1.1 Premium
xxi
4.1.2 Pertalite
xxii
4.1.3 Pertamax
xxiii
4.1.4 Avgas
xxiv
4.1.5 Solar
xxv
pada 4000-3500cm-1 ada O-H, pada 3000-2500cm-1 alkana, 2000-1500cm-1 yaitu
aromatik, dan 1500-1000cm-1 adalah alkana, eter dan ester.
4.1.6 Avtur
xxvi
4.2 Identifikasi Sampel C
xxvii
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pada saat praktikum kendala yang kami dapatkan adalah menunggu yang
sangat lam di karenakan ketersediaan alat praktikum sendiri, dan siringe yang
kami gunakan terjadi kerusakan sehingg harus membeli keluar siringe tersebut
xxviii
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
xxix