sebagai ilmu
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata pertama yang terlihat dibenak kita jika menyebut kata “sejarah” adalah masa lalu,
manusia purba, zaman kuno, dinosaurus, ataupun hal lainnya yang berbau purba. Ya , sejarah
memang menggambarkan tentang masa lalu. Sejarah sendiri berasal dari tiga bahasa yaitu bahasa
arab, bahasa jerman, dan bahasa inggris. Menurut Frederick dan Soeroto (1984:1)
mengungkapkan asal mula kata sejarah sebagai berikut.
Dalam bahasa arab, sejarah diambil dari kata “Syajarotun” yang berarti pohon. Maksud
dari kata ini yaitu pohon jalannya kehidupan. Dalam bahasa Jerman diambil dari kata
“Geschichte” atau kejadian / peristiwa yang dibuat oleh manusia. Sedangkan, dalam bahasa
Inggris diambil dari kata “History” yang diserap dari bahasa Yunani “Istory” yang artinya
orang-orang pandai.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian sejarah sebagai ilmu.
1.3.2 Mengetahui alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of Knowledge) tentang
peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara
sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang
diakui oleh para pakar sejarah.
Jadi, definisi sejarah sebagai ilmu sesuai pernyataan dari Shuderman adalah pengetahuan
tentang suatu kejadian masa lalu yang disusun secara berurutan dan metode berdasarkan
asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui oleh para sejarawan.
Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu
Suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu apabila hal tersebut memenuhi syarat umum yaitu
objek, tujuan, metodelogi dan sistematika. Sesuatu dikatakan memiliki objek, jika ilmu itu
memiliki sasaran atau tujuan penelitian. Ilmu yang memiliki tujuan adalah ilmu yang
mengantarkan kepada tujuan tertentu seperti biologi, biologi adalah ilmu yang memepelajari
tentang mahluk hidup. Itu berarti biologi bertujuan mengajarkan tentang mahluk hidup dan
segala aspek-aspeknya .Ilmu yang memiliki metodelogi adalah ilmu yang memiliki cara dalam
mengembangkan materi-materi yang dibahas seperti pengalaman dan sebagainya. Sedangkan
ilmu yang sistematika adalah ilmu yang secara berurutan atau kronologinya jelas sedang
membahas atau mempelajari suatu hal.
Sedangkan sejarah dikatakan sebagai ilmu, jika memiliki syarat yaitu empiris, memiliki
objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode. Berikut ini penjabaran dari aspek
tersebut :
Sejarah itu empiris mempunyai arti pengalaman, ini sesuai dengan ungkapan Kuntowijoyo
(2013:46), “empiris berasal dari kata “Empeiria” Yunani yaitu pengalaman”. Mengapa sejarah
itu empiris? Sejarah berasal dari pengalaman yang masih tercatat oleh memori kita. Pengalaman
yang tadi telah diamati dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang diteliti
keabsahannya oleh sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itu ditafsirkan secara berbeda-beda.
Jika suatu ilmu alam memiliki objek yang pasti. Sedangkan sejarah menjadikan bukti sebagai
objeknya. Letak perbedaan ilmu alam dan sejarah dilihat dari bagaimana mereka mangamati
objeknya bukan dari cara kerjanya.
Jika dalam ilmu alam mereka bisa mengulang-ulang percobaan tentang suatu hal, akan
tetapi dalam sejarah, hal itu tidak bisa dilakukan, karena sejarah itu hanya terjadi satu kali karena
bersifat pengalaman, seperti pada saat proklamasi. Kejadian ini tidak bisa terjadi kembali dan
diulang-ulang untuk diteliti. Hal ini yang menjadi sebab muncul pebedaan pendapat dari para
sejarawan dalam mendiskripsikan suatu peristiwa tersebut. Karena kebenaran dalam sejarah
hanya ada pada peristiwa itu semdiri.
Berbeda dari sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Sejarah mempelajari manusia
yang dikejar oleh waktu. Jika lebih dikhususkan, objek penelitian sejarah memang manusia.
Akan tetapi waktu sangat berperan penting dalam proses pembelajaran sejarah. Kebanyakan
sejarawan bingung bagaimana menentukan waktu pas terjadinya sejarah tersebut. Kebanyakan
ilmuwan hanya mengira-ngira waktu terdekat sejarah itu terjadi. Karena informasi yang mereka
dapatkan sangat minim dan peristiwa tersebut tidak bisa terulang kembali.
Seiring dengan munculnya banyak filsafat sejarah di muka bumi. Tentu saja, hal ini juga
memicu munculnya teori-teori tentang sejarah.teori yang terdapat dalam sejarah ini berbeda-beda
antara negara yang satu dengan yang lain, contohnya saja di Amerika yang beroriantasi
pragmatis sedangkan di Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif. Ini
semua sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kuntowijoyo (2013:48) “di universitas-universitas
Amerika yang berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat filosof.
Sebaliknya, di negara Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif, teori
sejarah yang bersifat filosof yang diajarkan”.
Sejarah Mempunyai Generalisasi
Generalisasi sejarah memiliki arti seperti yang diungkapkan Kuntowijoyo dalam bukunya
pengantar ilmu sejarah. Kuntowijoyo (2013:48)
Generalisasi, dari bahasa latin “generalis” yang berarti umum. Sama dengan ilmu lain
sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu diingat kalau ilmu-ilmu
lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat ideografis. Kalau sosiologi
membicarakan masyarakat di pojok jalan atau antropologi membicarakan pluralisme amerika,
mereka dituntut untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku dimana-mana dan
dapat dianggap sebagai kebenaran umum.
Generalisasi dalam hal sejarah disini mempunyai arti koreksi dari kesimpulan ilmu
pengetahuan lain yang kurang akurat. Banyak kejadian atau ilmu yang belum mempunyai
jawaban pasti, akan tetapi setelah menyangkut pautkan dengan sejarah akhirnya ditemukan
jawaban yang pasti.
Menurut Ismaun mengatakan bahwa fungsi sejarah sebagai ilmu pada umumnya dapat
dibedakan:
a. Fungsi Ilmiah (teoretis), ialah sama dengan fungsi ilmu pada umumnya. Menurut Betrand
Russel
ada dua fungsi, yaitu:
Untuk memungkinkan kita mengetahui atau mengerti sesuatu.
Memungkinkan kita untuk melakukan sesuatu.
b. Fungsi Praktis, yakni dari ilmu sejarah diperoleh kegunaan praktis (practical value). Fungsi
praktis
pengajaran sejarah dapat diartikan secara positif, tetapi juga dapat diartikan secara negatif.
Fungsi
sejarah pada hakikatnya untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman yang mendalam dan
lebih baik tentang masa lampau, untuk dapat memahami masa sekarang serta dalam
prospektif
masa yang akan datang.
Dalam pembelajaran di sekolah, fungsi sejarah adalah untuk memperkenalkan peserta didik
kepada pengalaman kolektif dan masa lalu bangsanya. Tanpa sejarah kita tidak mempunyai
pengetahuan mengenai siapa kita ini dan bagaimana kita menjadi seperti sekarang ini. Adalah
peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam sejarah yang membuat kita tahu apa yang telah
dipikirkan, dirasakan, atau diperbuat oleh manusia. Pada gilirannya, orang-orang sesudah kita
tidak akan mengetahui keberadaan kita sekarang ini, jika kita tidak meninggalkan catatan-
catatan mengenai kehadiran diri kita.
Kajian sejarah itu penting bukan hanya karena sejarah menceritakan kepada kita tentang diri
kita sebagai manusia di dunia, tetapi juga nilainya (value) dalam mengembangkan
kemampuan kita berpikir dan melakukan inkuiri. Berdasarkan hal tersebut, mempelajari
sejarah mampu mengabadikan pengalaman masyarakat masa lampau yang dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
A. Pengertian Sejarah
Dalam masyarakat awam sejarah sering di identikkan dengan nama tokoh ,candi , tanggal , tahun
dan tempat terjadinya peristiwa . kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajaratun , artinya
pohon . sebuah pohon terdiri dari akar, dahan, ranting dan daun sehingga sejarah diartikan sebagai
asal usul , riwayat dan silsilah yang menyerupai sebuah pohon dalam bahasa arab ilmu yang
mempelajari kisah masa lalu di kenal dengan istilah Tarikh. Di Eropa , sejarah dikenal dengan istilah
history (Inggris) , histoire (Perancis) , storia (Italia) , semuanyan berasal dari bahasa yunani yaitu
historia yang artinya orang pandai sementara dalam bahasa belanda sejarah disebut dengan
geschiedenis (terjadi), dalam bahasa jerman disebut geschichate (sesuatu yang terjadi) dengan
demikian sejarah dapat di artikan sebagai kejadian masa lampau dari kehidupan manusia. Akan
tetapi tidak semua kejadian masa lampau dapat masuk kedalam ruang lingkup sejarah, hanya
kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh besar pada masanya dan masa-masa berikutnya.
• Abadi,
karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah. Sebuah peristiwa yang sudah terjadi dan tidak akan
berubah ataupun diubah. Oleh karena itulah maka peristiwa tersebut atas tetap dikenang sepanjang
masa.
• Unik,
karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang jika ingin diulang
tidak akan sama persis.
• Penting,
karena peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti bagi seseorang bahkan dapat pula
menentukan kehidupan orang banyak.
Tidak semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat diketahui
melalui bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang telah terjadi. Agar
sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah maka harus memenuhi ciri-ciri berikut ini.
a. Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia baik sebagai individu maupun
kelompok.
b. Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana)
c. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain
d. Adanya hubungan sebab-akibat dari peristiwa tersebut.
Adanya hubungan sebab akibat baik karena faktor dari dalam maupun dari luar peristiwa tersebut.
Penyebab adalah hal yang menyebabkan peristiwa tersebut terjadi.
e. Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan.
Hal ini disebabkan karena sejarah pada hakekatnya adalah sebuah perubahan dalam kehidupan
manusia. Selain itu, sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. Perubahan
tersebut dapat meliputi berbagai aspek kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Peristiwa adalah kenyataan yang bersifat absolut atau mutlak dan objektif. Sejarah sebagai peristiwa
merupakan suatu kenyataan yang objektif artinya kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi
dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini dapat dilihat dari fakta-fakta sejarahnya.
Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan manusia seperti
peristiwa politik, ekonomi, dan sosial.
1. empiris : diperoleh melalui penemuan dan pengamatan yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta
sejarah yang ada
2. mempunyai obyek : sama seperti disiplin ilmu lain , sejarah mempunyai obyek ,
3. obyek material : manusia
4. obyek formal : aktivitas manusia yang pernah terjadi dalam suatu rentang waktu di masa lampau
5. teori : kaidah-kaidah pokok sebagai suatu ilmu , seperti teori challenge and respons, teori
masuknya hindu .
6. metode : sejarah mempunyai cara tersendiri dalam penelitiannya maupun penulisanya. Sejarah
sebagai seni , yang dimaksud diantaranya ketika seorang sejarawan menuliskan kembali peristiwa
masa lampau itu . dalam penulisan sejarah (historiografi ) seorng sejarawan memerlukan beberapa
pemahaman seperti, layaknya seorang seniman , sebagai seni adalah sejarah yang disajikan secara
naratif dan imajinatif dengan menonjolkan unsur-unsur cerita , kisah atau peran tetapi tetap berpijak
pada fakta –fakta yang ada .
C. Karakteristik Sejarah
a. Geografi : terkait erat dengan latar geografis , dimana peristiwa sejarah itu terjadi dengan kata lain
geografi merupakan panggung sejarah.
b. Politik : membantu menyelaraskan data politik dan kejadian yang mempengaruhi
pengalamansejarah manusia.
c. Sosiologi : membantu menjelaskan aktivitas kolektif manusia di masa lampau , peristiwa sejarah
yang merupakan hasil dari interaksi antar manusia sangat membutuhkan konsep-konsep sosiologi.
d. Antropologi : dapat membantu sejarah dalam mengkaji pola-pola perilaku , keyakinan ,
kebudayaan dalam suatu masyarakat.
e. Arkeologi : membantu sejarah dalam menemukan dan menganalisis sumber-sumber sejarah .
f. Ekonomi : usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dimasa lampau dapat dijelaskan
lebih rinci dengan meminjam konsep dari ilmu ekonomi.
g. Psikologi : banyak membantu sejarah dalam menjelaskan perilaku para tokoh actor pelaku sejarah.
2. Karakter sejarah
Unsur terpenting dari sejarah adalah kejadian masa lalu, maka yang menjadi konsep dasar sejarah
adalah waktu (time), ruang (space), kegiatan manusia (human activities), perubahan (change) dan
kesinambungan (continuity). Adapun karakteristik dari mata pelajaran sejarah diantaranya adalah:
a. Sejarah terkait dengan peristiwa masa lampau : materi pokok pembelajaran sejarah adalah produk
masa kini dalam bentuk rekontruksi peristiwa peristiwa masa lampau berdasarkan sumber-sumber
yang ada .
b. Bersifat kronologi : dalam mengorganisasikan materi pembelajaran harus berdasarkan urutan
waktu kejadian .
Dalam sejarah terdapat 3 unsur pokok yaitu : manusia, ruang dan waktu . untuk itu sejarah erat
hubungannya dengan jawaban dari pertanyan-pertanyan what (apa), who (siapa) , when (kapan) ,
where (dimana) , why (mengapa), dan how (bagaimana) .Roeslan Abdul Ghani mengatakan bahwa
ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu pertama, penglihatan ke masa silam,
kedua ke masa sekarang dan ketiga ke masa depan (to study history is to study the past to built the
future). Presfektif waktu dalam sejarah adalah waktu lampau yang terus berkesinambungan, dimana
waktu dilihat sebagai sebuah garis linier (lurus) . dengan demikian sejarah di lihat sebagai sebuah
sebuah proses yang terus berjalan dari masa lampau – masa kini - masa yang akan datang. Sejarah
merupakan prinsip sebab akibat antara fakta yang satu dengan yang lainnya, antara peristiwa yang
satu dengan lainnya merupakan sebuah rangkaian yang tidak terpisah-pisah, peristiwa sejarah yang
satu di akibatkan atau disebabkan oleh peristiwa sejarah yang lain.
1. Periodisasi sejarah
Sejarah merupakan sebuah proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang areanya . dalam
rentang waktu itulah sejarah melewati ratusan bahkan ribuan tahun dengan melibatkan perubahan
dalam kehidupan manusia yang sangat banyak . mengkaji semua peristiwa sejarah yang luas dan
panjang secara rinci sangatlah susah, untuk itulah maka digunakan pemisahan yang biasanya
didasarkan pada momentum tertentu. Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya
karakteristik dari suatu kurun waktu yang satu berbeda dengan kurun waktu lainnya . hal itulah yang
dinamakan dengan periodisasi sejarah. Contoh periodisasi sejarah dalam masyarakat tradisional
biasanya di dasarkan pada kurun waktu kekuasaan raja
Secara umum periodisasi sejarah Indonesia dikelompokan menjadi beberapa zaman yaitu:
Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan peristiwa yang satu dengan yang lainnya ,
karena dalam sejarah aspek kesinambungan dan kontinuitas merupakan suatu hal yang pokok
2. Kronologi sejarah
Karena kompleksnya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap kurun
waktu , maka peristiwa –peristiawa tersebut terlebih dahulu harus dikelompokan berdasarkan
bentuk atau jenis tertentu (periodisasi) . setelah itu barulah disusun secara kronologis (berdasarkan
urutan waktu kejadian). Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai
peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya.
Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut,
sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat. Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan
urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat).
Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan
kronik , bukan sebagai sejarah.
E. Jenis-jenis Sejarah
Berdasarkan subyeknya yaitu :
a) sejarah konvensional (sejarah lama/old history)
b) sejarah baru (new history)
Dalam sejarah konvensional subyek yang menjadi kajian adalah kisah perkembangan kerajaan,
negara, pemimpin, raja (kaisar), para tokoh penting, dan aspek politik yang disajikan secara
kronologis. Dengan demikian sejarah konvensional lebih mengutamakan unsure kejadian , peristiwa,
kisah serta urutan kejadian. Dalam sejarah baru, subyek yang menjadi kajian lebih luas meliputi
berbagai golongan masyarakat (di luar istana dan birokrasi pemerintahan ). Dalam penulisannya
sering menggunakan berbegai teori dari disiplin ilmu social yang lain. Sejarah baru lebih berorientasi
kepada masalah , bukan pada peristiwa dan urutan kejadian. Dengan demikian sejarah baru lebih
bersifat tematis seperti sejarah kebudayaan , sejarah social, sejarah local, sejarah politik dll.
F. Fungsi Sejarah
Sejarah tidak dapat dipisahkan dari fakta, sejarah tanpa fakta hanya akan menjadi sebuah dongeng.
Fakta adalah sumber sejarah yang telah terseleksi melalui proses kritik . fakta kemudian di
rekontruksi dan dijadikan dasar untuk mengisahkan sejarah. Fakta sejarah mempunyai beberapa
bentuk yaitu :
a. Artifact (fakta yang berupa benda konkrit ) :fosil , patung , candi dll
b. Manifact (fakta yang bersifat abstrak ) : keyakinan dan kepercayaan.
c. Sosio-fact :fakta yang berdimensi social seperti jaringan interaksi antar manusia.
Fakta sejarah ada yang bersifat lunak artinya masih potensial untuk diperdebatkan, misalnya
mengenai letak ibukota kerajaan sriwijaya, ibukota kerajaan tarumanegara, kerajaan hindu di jawa
barat, dll yang sampai sekarang masih banyak yang beda pendapat. Sedangkan fakta sejarah yang
bersifat keras adalah fakta yang telah menjuadi consensus (kesepakatan) umum, misalnya mengenai
Soekarno-Hatta sebagai tokoh proklamator, semua berpendapat sama .
1. Peninggalan sejarah.
Peninggalan sejarah merupakan wujud benda-benda peninggalan kebudayaan manusia pada masa
lampau. Peninggalan sejarah tersebut diantaranya bangunan seperti : keraton, punden/berundak,
candi, masjid, makam, nisan, prasasti dll.peninggalan lainnya dalam bentuk perhiasan baik yang
terbuat dari batu, perak, emas, ataupun lainnya. Peninggalan dalam bentuk peralatan hidup dan
perhiasan , pada saat sekarang dapat kita lihat di beberapa museum.
2.Monumen peringatan peristiwa sejarah.
Monumen peringatan biasanya dalam bentuk biasanya dalam bentuk sebuah bangunan tugu,
tujuanya untuk menganang suatu peristiwa sejarah yang terjadi di daerah tersebut, selain itu
pembangunan monumen tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan dan nilai moral dari
suatu peristiwa sejarah kepada generasi berikutnya contoh dari monumen antara lain monument
pancasila sakti , monumen nasional , monumen yogja kembali.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 definisi sejarah sebagai ilmu adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu yang
disusun secara berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik ilmiah yang
diakui oleh para sejarawan.
3.1.2 Alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu karena sejarah memiliki syarat sebagai ilmu, yaitu
empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode.
DAFTAR RUJUKAN
Hamid, A.R dan Madjid, M.S. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Kuntowijoyo. 2013. Pengangtar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Frederick, W.H dan Soeroto, S. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Windscale, H. 2012. Pengertian dan Definisi Sejarah Menurut Para Ahli. (Online). http://kaiser-of-
history.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-definisi-sejarah-menurut.html. Diakses tanggal
18 September 2013.
Shuderman, Y. S. 2012. Sejarah sebagai ilmu. (Online ).
http://akrabsenada.blogspot.com/2012/02/sejarah-sebagai-ilmu.html. Diakses tanggal 18
september 2013.