I. PENDAHULUAN
berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme ber-sel tunggal maupun
ber-sel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua
2016).
Darah adalah suatu fluida yang disebut juga sebagai plasma tempat beberapa
bahan terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan lain
tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung (yang merupkan pusat
menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju ke
jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sitem peredaran darah tunggal
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,
dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
Didalam darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah dan
plasma darah. Sel-sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah atau buir-butir darah (trombosit).
2
Sedangkan plasma darah disebut juga sebagai cairan darah (Pulungan et al.,
2010).
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui bentuk darah secara
pecahnya sel darah merah hingga isinya menyebar keseluruh larutan) dan juga
Manfaat dari pratikum ini adalah dapat membedakan kombinasi darah setelah
diberi suatu larutan baik dari aquades maupun larutan NaCL yang diambil dari
tubuh ikan dengan bantuan jarum suntik yang telah diisi larutan asam sitrat dan
mengetahui lapisan apa yang ada dibagian atas suatu darah apakah lapisan merah
mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel – sel organisma. Fisiologi
Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak
bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-
kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang
pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan
mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang
sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap.
Ikan lele ( clarias sp ) merupakan salah satu jenis ikan yang di komsumsi
air tawar. Ikan lele termasuk jenis ikan catfish atau kata lain ikan yang memiliki
kumis.bentuk ikan lele yaitu tubuh memanjang agak bulat, pada sirip dada
terdapat duri yang keras dan runcing ,tidak memiliki sisik. Kemudian ikan ini
arborescent. Habitat ikan lele adalah disungai dengan arus air yang tenang seperti
bergerak mencari makanan pada malam hari sedangkan siang hari hanya berdiam
Aktifitas sel, jaringan, maupun organ tubuh ikan lele membutuhkan nutrisi
dan oksigen. Bahan-bahan ini dapat disuplai jika peredaran darah berjalan normal.
4
Sistem peredaran darah pada ikan, khususnya ikan lele bersifat tunggal. Sistem ini
hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah, yakni darah dari jantung
haemoglobinpada darah sel merah. Tetapi pada sebagian ikan tidak memerlukan
pada respirasi ikan. Ketika darah mencapai jaringan, dimana CO2 tinggi, afinitas
Sistem peredaran darah memiliki banyak fungsi, tetapi umumnya sebagai alat
jantung, darah, saluran darah, dan limpa. Saluran pembuluh darah utama pada
ikan adalah arteri dan vena yang terdapat di sepanjang tubuh. Arteri yang disebut
Sementara itu, vena atau pembuluh balik berfungsi membawa darah kembali ke
kapiler yang menuju ke kulit, otot, otak, tulang belakang dan organ visceral.
5
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa 6 Maret 2020, jam 13.00 sampai
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah darah ikan Lele, larutan
EDTA 10% atau heparin, aquades dan NaCl 3%, larutan etanol murni, larutan
giemsa, minyak cengkeh, larutan NaCl (0,3%, 0,5%, 0,6%, 0,7%, 0,8%, 0,9%, 1%
dan 3%).
mikroskop, objek glass, tabung reaksi yang ditata dalam rak, pipet tetes, toples,
pengamatan terhadap objek yang telah ditentukan. Dimana data dan informasi
yang ada.
6
Siapkan wadah yang berisi air dan diberi minyak cengkeh secukupnya,
lalu masukkan ikan ke dalam wadah, setelah itu tunggu sampai ikannya pingsan.
Letakkan ikan di atas nampan dengan menutup bagian kepala ikan menggunakan
serbet basah. Sebelum mengambil darah ikan terlebih dahulu basahi jarum suntik
dan spuit dengan EDTA 10% atau heparin guna mencegah pembekuan darah ikan.
caudalis adalah dengan berpatokan pada posisi anus ikan. Dari anus, tarik garis
bayangan ke arah dorsal dan tepat di bawah linea lateralis (sekitar 2 atau 3 sisik di
terasa keras atau menyentuh tulang dan vena caudalis sudah tertusuk. Tunggu
sebentar sampai darah mengalir ke dalam spuit. Tarik spuit perlahan sampai
Siapkan 3 tabung yang telah diberi label A,B, dan C. Setiap tabung
Setelah itu, buatlah preparat ulas dari darah yang sudah diperlakukan
tersebut. Dari setiap tabung diambil 1 tetes darah, kemudian teteskan pada bagian
ujung objek glass. Kemudian ambil objek glass lain dan sentuhkan hingga darah
merata dan didorong pada posisi sudut 45o terhadap objek glass. Kemudian,
angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan diterawang pada cahaya
7
Dengan demikian, perbandingan volume darah, air dan larutan NaCl 3 % pada
jenis darah
Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah
dicelup pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit. Selanjutnya, preparat
dicelup dalam larutan Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit. Terakhir, preparat
dicuci dengan air bersih dengan cara dicelup-celupkan ke dalam air sampai
mikroskop dan gambarlah bentuk-bentuk sel darah merah dan putih serta amati
suntik yang telah dibasahi oleh EDTA. Kemudian, sediakan 9 buah tabung reaksi
dan beri label 1-9. Isilah tiap-tiap tabung dengan larutan NaCl dengan konsentrasi
yang berurutan, yaitu 0,3%, 0,5%, 0,6%, 0,7%, 0,8%, 0,9%, 1% dan 3%. Teteskan
10 tetes darah ikan yang tersedia ke dalam tiap-tiap tabung, biarkanlah lebih
kurang 30 menit. Setelah 30 menit amati kondisi lapisan merah di permukaan air.
Setelah itu, ambillah dari tiap-tiap tabung satu tetes campuran darah dan larutan
NaCl, teteskan diatas objek glass dan tutup dengan cover glass. Kemudian
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
10
di bawah mikroskop diperoleh suatu hasil yaitu darah pada preparat A setelah
membesar karena aquades masuk kedalam sel dan jarak antar sel darah berjauhan
dan warnanya merah muda terdapat bintik-bintik kecil pada darah dan tembus
sel-sel darahnya mengkerut, ini terjadi akibat sifat dari NaCl yang dapat menyerap
air sehingga cairan sel di dalam sel tertarik keluar sehingga sel darah menjadi
mengkerut dan jarak antar sel menjadi rapat,setelah diamati darah berwarna merah
pekat dari preparat A dan tidak tembus cahaya. Pada preparat C yaitu darah
control 1 ml (tidak ada tambahan larutan lainya) terlihat warna larutannya merah.
pada darah, sedangkan darah pada preparat B yang diberi aquades membuat
tidak terlalu pekat dan memiliki sedikit endapan. Hal ini disebabkan karna
konsentrasi garam cairan didalam sel lebih tinggi daripada konsentrasi cairan di
luar sel. Sehingga cairan di luar akan tertarik ke dalam larutan dan larutan yang
didalam akan mengembang dan pecah. Pada larutan NaCl 0,5% larutan darah
tembus, memiliki warna yang pekat. Pada larutan NaCl 0,6% ditambah 1 ml darah
larutanya tembus cahaya, tidak pekat dan tidak ada endapan. Hal ini disebabkan
karna konsentrasi garam cairan di dalam sel sama dengan konsentrasi cairan di
luar sel. Sehingga cairanya seimbang. Pada larutan NaCl 0,7% larutan darah tidak
tembus cahaya, serta memiliki gumpalan dibagian tengah. Pada larutan NaCl
11
0,8% larutan darah juga tidak tembus oleh cahaya serta memiliki endapan di
bagian bawah. Pada larutan NaCl 0,9% ditambah 1 ml darah larutanya tembus
oleh cahaya terdapat endapan dan berwarna tidak pekat. Hal ini disebabkan karna
konsentrasi garam cairan di dalam sel lebih rendah daripada konsentrasi cairan di
luar sel. Sehingga cairan/sel-sel akan kehilangan air dan mengkerut. Akan terlihat
Butir-butir darah merah adalah suatu bola gepeng (seperti cakram) yang
berisi cairan intraseluler. Bila sel-sel darah dimasukkan kedalam suatu cairan
yang hypertonis atau hypotonis terhadap cairan interaseluler, maka terjadi proses
osmasa dan difusi. Adanya proses osmosa memungkinkan adanya cairan mengalir
dari larutan di luar sel masuk ke dalam sel, sehingga sel tersebut pecah. Bila
tekanan osmosa cairan diluar sel sama dengan didalam sel, maka sel darah tidak
mengalami perubahan. Jika cairan didalam sel hypertonis terhadap cairan didalam
sel maka sel-sel akan kehilangan cairan dan mengakibatkan sel mengkerut.
5.1. Kesimpulan
darah ikan yang tidak diberi larutan (darah kontrol) masih dalam keadaan ukuran
sel yang normal. Sedangkan pada darah yang dicampur aquades, akan mengalami
hemolisis sehingga hemoglobin keluar bebas dari eritrosit, tetapi tetap berada di
sekitar membrane. Sedangkan Darah yang diberi larutan hipertonis yaitu NaCl 3
mengalami hemolisis akan tembus cahaya (tulisan terlihat jelas ). Pada darah yang
telah mengalami hemolisis atau pecah tidak dapat kembali seperti semula karena
membran maupun inti selnya telah pecah, sehingga apabila diberikan larutan
5.2. Saran
melaksanakan tugasnya dengan tertib dan serius serta dapat menjaga kebersihan
dari ruangan yang dipergunakan sebagai tempat praktikum yang mana nantinya
akan dapat menambah semangat dari praktikan itu sendiri untuk melaksanakan
tugasnya dan praktikum pun dapat berjalan dengan lancar dan efesien.
13
DAFTAR PUSTAKA
Pulungan, et all. 2005. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Faperika UR.
Pekanbaru.
LAMPIRAN
15
A C D
E B